Search This Blog

SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PERANAN PANTI ASUHAN TERHADAP PERKEMBANGAN MENTAL, SPIRITUAL, DAN SOSIAL ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN

(KODE : PEND-PKN-0007) : SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PERANAN PANTI ASUHAN TERHADAP PERKEMBANGAN MENTAL, SPIRITUAL, DAN SOSIAL ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan tempat yang penting dimana anak memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang yang berhasil di masyarakat. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan saudara kandung menjadi tempat utama bagi individu mendapatkan pengalaman bersosialisasi pertama kalinya, agar dapat tumbuh utuh secara mental, spiritual dan sosial. Orang tua mempunyai peran penting untuk menumbuhkan faktor psikologis anak yang terdiri atas rasa aman, kasih sayang dan harga diri.
Terpenuhinya kebutuhan psikologis anak akan membantu perkembangan psikologis secara baik dan sehat. Beberapa anak dihadapkan pada pilihan yang sulit bahwa anak harus terpisah dari keluarga karena alasan tertentu, seperti menjadi yatim piatu, tidak mampu dan terlantar, sehingga kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi secara wajar. Permasalahan tersebut membuat anak menjadi lemah dan tidak berdaya. Hal tersebut diperparah dengan kondisi tidak adanya orang yang dapat diajak berbagi cerita atau dijadikan panutan dalam menyelesaikan masalah.
Masalah yang terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan anak tersebut terganggu dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak terlantar inilah yang dipelihara oleh pemerintah maupun swasta dalam suatu lembaga yang disebut panti asuhan. Tempat itulah yang selanjutnya dianggap sebagai pengganti keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak dalam proses perkembangannya. Pada saat anak melewati masa remaja, pemenuhan kebutuhan fisik, psikis dan sosial juga sangat dibutuhkan bagi perkembangan kepribadiannya karena pada masa remaja dianggap sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa transisi tersebut, remaja mengalami berbagai masalah yang ada karena adanya perubahan fisik, psikis dan sosial.
Anak adalah pewaris dari generasi tua yang menjadi tumpuan keluarga, bangsa dan agama. Dalam keluarga anak akan terbentuk kepribadiannya, anak-anak kelak akan hidup sesuai dengan norma-norma yang telah diperoleh. Masa kecil anak adalah masa yang sangat menentukan, karena itu masa kecil yang tidak bahagia akan dibawa sampai dewasa, kebahagiaan masa kecil anak ini biasanya ditemukan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan baik dalam arti keluarga yang utuh dan ada bapak dan ibu.
Anak-anak yang tidak memiliki keluarga inilah nantinya yang akan menjadi tanggungan negara sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) Undang-undang 1945 yang berbunyi "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara" dan Undang-undang Nomor : 4 Tahun 1979 tentang "Kesejahteraan Anak". Penyelesaian masalah sosial yang terkait dengan masalah anak, dalam hal ini pemerintah dalam menangani masalah-masalah sosial memerlukan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat berbentuk uluran tangan untuk membantu anak-anak yang membutuhkan kasih sayang, dapat juga berupa kesediaan menjadi orang tua asuh dari anak-anak terlantar/tidak mampu.
Menurut Muzamil (2000 : 5) panti asuhan adalah suatu lembaga usaha Kesejahteraan Sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan serta pelayanan pengganti orang tua/wali dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental serta sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, cepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya.
Panti Asuhan berupaya untuk mendidik dan mengurusi anak agar perkembangan mental, spiritual dan sosial anak dapat berkembang dengan baik. Mental adalah suatu kemampuan menyesuaikan diri yang serius sifatnya yang mengakibatkan kemampuan tertentu dan pencapaian tertentu (Kamus Psikologi I), upaya yang dilakukan panti asuhan untuk meningkatkan perkembangan mental anak adalah dengan memberikan pendidikan agama, sehingga meningkatkan Keimanan anak asuh terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau material (Hasan, 288). Hal yang bersifat kerohanian yang dimaksud adalah Tuhan Yang Maha Esa, jadi yang dilakukan panti untuk meningkatkan perkembangan spiritual adalah sama dengan perkembangan mental yaitu dengan memberikan pendidikan agama sesuai dengan agama dari anak asuh.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagi aspek kehidupan sosial, norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Yusuf 2012 : 122). Untuk itu bimbingan yang diberikan panti asuhan terhadap anak asuh dalam perkembangan sosial anak adalah dengan memberikan suri tauladan yang baik bagaimana cara bersosialisasi dengan lingkungan, baik lingkungan panti asuhan maupun masyarakat sekitar. Misalnya dengan tegur sapa apabila bertemu dengan orang lain, bersikap sopan dimana saja dan lain sebagainya.
Berdasarkan data yang ada di Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga, baik swasta maupun dari pemerintah terdapat 92 Panti Asuhan yatim piatu di Kota X. Dari sekian panti asuhan tersebut ada yang berbasis agama islam maupun non islam. Salah satu panti asuhan yang islam yaitu Panti Asuhan Z.
Panti Asuhan Z adalah tempat untuk menampung, mengasuh dan membimbing anak yatim, piatu, yatim piatu dan anak terlantar agar mampu hidup mandiri dan religius agar dapat berfungsi sosial secara wajar setelah dikembalikan lagi ke masyarakat. Saat ini panti asuhan Z dihuni sekitar 79 anak asuh dengan jenjang pendidikan TK : 5 anak, SD : 21 anak, SMP/MTS : 8 anak, SMA 32 Anak, Pasca SMA 8 anak dan yang berada di Pondok Pesantren 8 anak. Panti asuhan ini berusaha agar anak yang di asuh sehat jasmani dan rohani serta dapat melaksanakan peran sosial secara wajar dan memiliki kesanggupan untuk berpartisipasi dalam keluarga, masyarakat dan dalam pembangunan nasional.
Panti asuhan Z mendidik anak asuhnya selayaknya seperti orang tua dari anak-anak asuhnya agar anak asuh dapat berkembang secara baik, baik perkembangan mental, spiritual maupun sosialnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi judul penelitian adalah "PERANAN PANTI ASUHAN TERHADAP PERKEMBANGAN MENTAL, SPIRITUAL DAN SOSIAL ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN (STUDI KASUS)".

SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA DI SMP MELALUI PENDEKATAN KETELADANAN GURU

(KODE : PEND-PKN-0006) : SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA DI SMP MELALUI PENDEKATAN KETELADANAN GURU

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan komponen yang sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa. Karena di sekolah siswa diajarkan tentang tata tertib dan kedisiplinan. Di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan dalam pasal 1 ayat 3 bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Artinya bahwa Negara kita memiliki aturan atau tata tertib yang mengatur kehidupan di masyarakat, begitu pula di lingkungan sekolah ada aturan yang mengatur siswa/peserta didik. Aturan atau tata tertib tersebut berfungsi agar seseorang menjadi disiplin. Secara sederhana disiplin dapat diartikan sebagai sikap patuh, tata dan tertib terhadap peraturan yang berlaku. 
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan yang mengatakan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Komponen penting selain sekolah yaitu guru, dimana guru mempunyai peranan besar dalam membentuk karakter disiplin siswa. PKn merupakan program pendidikan yang memiliki misi untuk mengembangkan nilai luhur dari moral yang berakar pada budaya dan keyakinan bangsa Indonesia yang memungkinkan dapat diwujudkan dalam perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Bagi guru SMP maupun pendidik di jenjang lainnya PKn memiliki dua sisi kegunaan, Pertama untuk dirinya sendiri sebagai warga negara diharapkan menjadi sarana pemahaman, penghayatan, dan perwujudan nilai dan moral Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, sebagai guru/pendidik diharapkan menjadi media pendidikan yang memungkinkan peserta didik secara sadar dan sistematis berupaya untuk mengerti, menghayati dan menerapkan nilai dan moral Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan perkembangan pribadi dan lingkungannya. 
Peranan guru PKn sangat penting, selain memberi materi pelajaran guru PKn pun berperan dalam membina kedisiplinan yang ada dalam diri siswanya seperti disiplin waktu, disiplin berpakaian dan berperilaku disiplin yang berbasiskan nilai moral. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan tujuan PKn di atas peran guru PKn yaitu harus mampu membawa anak didiknya menjadi manusia Indonesia yang memiliki rasa kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang baik. Proses pendidikan dapat berhasil, apabila adanya upaya penciptaan suasana belajar mengajar yang kondusif, dimana didalamnya harus tertanam perilaku disiplin yang baik, untuk itu diperlukan peran dan figur seorang guru yang bias bertanggung jawab dalam mengajar di sekolah dengan membina dan menjadi teladan bagi siswanya khususnya dalam hal kedisiplinan. Seperti yang di kemukakan oleh Rusyan (1990 : 13) bahwa : Tenaga kependidikan sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konservasi nilai dan terciptanya nilai-nilai yang baru.
Dapat dikatakan bahwa tenaga kependidikan yang tidak lain yaitu guru yang harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk mewariskan nilai dan norma kepada siswanya melalui proses pendidikan karena dengan proses pendidikan dapat menciptakan nilai-nilai yang baru sehingga mampu merubah sikap siswa ke arah yang lebih baik. Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kompetensi dan setiap kompetensi dapat diartikan lagi ke dalam kompetensi yang lebih khusus seperti : tanggung jawab moral, tanggungjawab tenaga kependidikan dalam bidang kemasyarakatan, dan tanggung jawab kependidikan dalam bidang keilmuan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Soemantri (1976 : 35) Bahwa Guru PKn harus banyak berusaha agar siswa-siswinya mempunyai sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat, oleh karena itu guru PKn harus dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral, sikap, serta memberi dorongan ke arah yang lebih baik melalui pendekatan keteladanan guru.
Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman (Soegeng P., 1994 : 23).
Disiplin merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diri seseorang. Bahkan, disiplin itu sesuatu yang menjadi bagian dalam hidup seseorang, yang muncul dalam pola tingkah lakunya sehari-hari. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan dampak proses pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari dalam keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah. Keluarga dan sekolah menjadi tempat penting bagi pengembangan disiplin seseorang.
Disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.(Maman R. 1999 : 168).
Pendapat Soegeng Prijodarminto (1994 : 15) tentang pembentukan disiplin, terjadi karena disiplin akan tumbuh dan dapat dibina, melalui latihan, pendidikan, penanaman kebiasaan dan keteladanan. Pembinaan itu dimulai dari lingkungan keluarga sejak kanak-kanak. Disiplin juga diproses melalui pembinaan sejak dini, sajak usia muda, dimulai dari keluarga dan pendidikan.
Jadi pembentukan disiplin ternyata harus melalui proses panjang, dimulai sejak dini dalam keluarga dilanjutkan sekolah. Hal-hal penting dalam pembentukan itu terdiri dari kesadaran diri, kepatuhan, tekanan , sanksi teladan, lingkungan disiplin dan latihan-latihan. (Tulus, 2004 : 50-51).
Pembinaan disiplin di SMP Negeri X sangat penting. Guru bisa memberikan pembinaan disiplin siswanya melalui keteladanan. Guru sendiri harus menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik kepada siswanya. Keteladanan bisa dilakukan melalui ekstrakulikuler. Apabila ada siswa yang terlambat mereka harus diberi sanksi, atau peringatan agar tidak di ulangi lagi, dan siswa bisa mengetahui apa arti dari kedisiplinan dan keteladanan.
Maka penulis menganggap perlu adanya penelitian tentang "PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI X".

SKRIPSI PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CASES-BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS VIII

(KODE : PEND-PKN-0005) : SKRIPSI PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CASES-BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS VIII

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipandang sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hal-hal dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006). Oleh karena itu, tidak tepat bila dalam pembelajaran guru hanya menitik beratkan pada pengukuran pengetahuan saja, tetapi harus mengarahkan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang.
Arends (2008 : 243) menjelaskan, bahwa guru dalam mengajar harus selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tetapi jarang guru mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah. Terkait dengan hal itu model pembelajaran cases based learning atau pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi suatu acuan dalam mentransformasikan nilai-nilai yang ada di masyarakat, bangsa dan negara melalui Pendidikan Kewarganegaraan yang didalamnya terdapat nilai-nilai Pancasila sehingga dapat tertanam pada diri siswa. Diharapkan setiap diri anak atau peserta didik dapat memiliki konsep dan pandangan hidup kuat untuk menghindar dari perbuatan amoral.
Melihat kondisi demikian, maka perlu adanya alternatif pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana siswa belajar menemukan sendiri informasi atau topik yang sudah dipelajari atau yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari serta dapat berinteraksi dengan baik bersama guru maupun sesama siswa dalam suasana yang menyenangkan. Sehingga guru perlu memberikan respon yang positif secara konkret dan obyektif yaitu berupa upaya membangkitkan partisipasi siswa baik dalam bentuk kontributif dan inisiatif. Bentuk kontributif dan inisiatif ini akan mampu membentuk siswa untuk selalu aktif dan kreatif agar siswa sadar bahwa ilmu pengetahuan hanya bisa diperoleh melalui kerja keras sekaligus menyadari dan mengerti makna dan arti pentingnya belajar.
Dari tujuan di atas siswa sebagai peserta didik sedini mungkin harus dibekali nilai-nilai Pancasila agar mereka mempunyai sikap dan kepribadian bermoral. Kenyataan di lapangan, khususnya dalam mata pelajaran PKn kelas VIII di MTs X, kegiatan pembelajaran masih dilakukan dengan cara klasikal meskipun kadang diselingi dengan diskusi. Pembelajaran lebih ditekankan pada model yang banyak diwarnai dengan ceramah. Hal ini mengakibatkan siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa hanya diam, duduk, mendengarkan, mencatat dan hafal. Sehingga mengakibatkan siswa kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan mereka cepat bosan dan malas untuk belajar.
Melihat kondisi demikian, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang "PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CASES BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS VIII DI MTS X".

SKRIPSI PEMANFAATAN BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS XI

(KODE : PEND-PKN-0004) : SKRIPSI PEMANFAATAN BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS XI

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan/memperkirakan mengenai apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran.
Pengajaran di ruang kelas merupakan salah satu usaha pendidikan kepada siswa, konsep, dan ketrampilan membaca, menulis, menghitung, dan sikap yang tepat sebagai alat untuk belajar lebih lanjut yang harus dibangun pada awal pendidikan siswa yang secara luas disebut ketrampilan pendidikan dasar. "Menyampaikan informasi-informasi yang terkandung pada pengetahuan dalam kegiatan pendidikan sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Guru harus menyiapkan pengalaman yang siap pakai, mengerjakan tugas-tugas administrasi, mengadakan pendekatan kepada siswa dan sebagainya".
Agar tercapai tujuan tersebut, maka guru harus betul-betul memahami konsep, petunjuk, serta nilai-nilai yang perlu diperhatikan pada penyusun silabus dan persiapan pengajaran. Sehingga guru dapat menjadikan bentuk pengalaman belajar yang diberikan menjadi bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, kurikulum nasional yang diwujudkan dalam kelas merupakan pengejawantahan dari kemampuan dan keahlian guru (Madjid, 2005 : 251-252).
Program studi "pendidikan seni" tentunya perlu dirancang sesuai dengan sasarannya, yaitu berupa kemampuan apa yang dimiliki oleh lulusannya. Akankah setelah lulus itu sesuai dengan kaidah bekerja sebagai guru di SD, ataukah SLTP, atau SMU, ataukah harus bisa dimana saja. Kalau demikian halnya, bahan-bahan ajar yang dikuasainya adalah khasanah teknik seni untuk dipraktikkan dan dihayati, teknik-teknik perangsangan untuk menimbulkan kepercayaan dan mengekspresikan ide seni. Serta teknik-teknik perangsangan untuk menghidupkan daya imajinasi dan kreasi (Sedyawati, 2006 : 307-308).
Menurut (Widaghdo, 2003 : 27) menyatakan bahwa budaya atau kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia dengan budinya berupa segenap sumber jiwa, yakni cipta, rasa, dan karsa. Adapun kultur berasal dari kata latin colere, yang dapat berarti mengolah tanah, menggarap sesuatu, menanam, memelihara, menghuni, menghormati, dan menyucikan. Alam digarap menjadi berbagai alat kerja manusia dan ini merupakan budaya yang bertujuan serta bermanfaat. Tetapi alam dapat juga dapat ditelaah oleh budi manusia dan digali dasar-dasarnya yang dalam di sini budaya yang tujuannya memperoleh pengetahuan. Di samping dua faktor itu yang berupa manfaat dan pengetahuan, budaya dapat diusahakan demi keindahan dan permainan, juga demi nilai-nilai dari realitas yang dikandung olehnya. Dengan demikian, seni, permainan, sport, magi, dan agama masuk ke dalam budaya. Di situlah nampak kerja spiritual manusia di dalam memberi bentuk kehidupannya. Itulah semua aspek etika dari daya menciptakan budaya.
Dalam bentangan Indonesia bam dewasa ini, maka yang dimaksud dengan kebudayaan "lokal" mestinya lebih tepat disebut kebudayaan "sub bangsa" atau “suku bangsa". Memang pada umumnya suatu suku bangsa (golongan etnik) itu mempunyai sesuatu "tanah asal" tertentu di Indonesia ini, yang bisa meliputi wilayah yang kecil sampai ke yang lebih luas atau yang bercabang-cabang. Namun kenyataan pun menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu terdapat mobilitas penduduk yang menyebabkan perluasan jelajah suatu suku bangsa keluar dari cara asalnya, dan menyelip diantara kawasan hunian suku-suku bangsa lain, munculnya kolonial Bugis di berbagai penjuru Indonesia adalah contoh yang paling tipikal. Fakta itulah yang menyebabkan istilah "lokal" untuk menjelaskan kebudayaan tidaklah tepat. Lebih tidak tepat lagi jika kesatuan kebudayaan itu dikaitkan sebagai penentu dalam penataan administrasi kewilayahan. Suatu suku bangsa dapat menghuni lebih dari satu kabupaten atau propinsi, dan sebaliknya di dalam satu propinsi, kabupaten, ataupun bahkan satu kecamatan bisa terdapat lebih dari satu suku bangsa yang sama-sama, asli, yang tinggal di wilayah yang bersangkutan (Sedyawati, 2006 : 381-382).
Budaya lokal sebagai sumber belajar siswa di sekolahan terkait belum melakukan pembelajaran dengan optimal. Padahal di daerah X sendiri terdapat budaya lokal sebagai sumber belajar yang berkaitan langsung dengan mata pelajaran seperti PKn, sejarah dan antropologi budaya. 
Sehubungan dengan hal tersebut permasalahan yang ingin peneliti ungkapkan bagaimanakah pemanfaatan budaya lokal di atas, penulis menulis sebuah judul "PEMANFAATAN BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS XI DI MA X".

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK

(KODE : PEND-PKN-0003) : SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kita telah hidup dalam era globalisasi. Dalam era globalisasi kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Metodologi pembelajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada mereka sehingga siswa menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Media tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka dari guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru, penulis buku, produser, dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa/pelajar) (Arif S. 2009 : 10). Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan ajar yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan melalui media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian anak didik lebih muda mencerna bahan ajar daripada tanpa bantuan media. 
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan-pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi (Arif S, 2009 : 11). Pesan yang akan dikomunikasikan isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. (Onong Uchjana Efendy, 2006 : 11). Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media kedua. Agar komunikasi efektif , proses penyandian oleh komunikator harus bertautan dengan proses pengawasandian. Komunikator akan dapat menyandi dan komunikan akan dapat mengawasandi hanya dalam istilah-istilah pengalaman yang dimiliki masing-masing. Meskipun antara komunikator dan komunikan terdapat perbedaan, jika komunikator bersikap empatik, komunikasi tidak akan gagal.
Agar kegiatan proses belajar dan mengajar berlangsung lancar dan baik maka perlu kesatuan dan dukungan bagi komponen dalam kegiatan belajar mengajar seperti komponen tujuan, murid, guru, bahan pelajaran, metode belajar mengajar, media pengajaran, dan alat peraga.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada SMK X khususnya kelas X AK menunjukkan sebagian besar peserta didik kurang berminat, kurang bergairah, dan cenderung tidak aktif. Beberapa asumsi kurangnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah guru kurangnya media yang menarik dalam proses pembelajaran. Proses pengajaran mata pelajaran ilmu sosial khususnya Pendidikan Kewarganegaraan secara umum lebih didominasi melalui metode ceramah tanpa media yang memadai, sehingga proses belajar mengajar terasa membosankan.
Power point adalah program aplikasi yang banyak digunakan untuk keperluan presentasi, seminar, promo produk, atau kegiatan ilmiah tertentu yang melibatkan banyak peserta. Namun, perkembangan akhir-akhir ini presentasi tidak hanya digunakan pada acara-acara penting yang melibatkan banyak peserta saja, tetapi sudah mulai person to person, misalnya antara mahasiswa dengan dosen, guru dengan murid, antara marketing dengan konsumen, dan lain sebagainya.
Presentasi power point itu sendiri adalah suatu cara yang digunakan untuk memperkenalkan atau menjelaskan tentang segala hal yang dirangkum dan dikemas ke dalam beberapa slide. Sehingga orang yang menyimak (peserta presentasi) dapat mudah memahami penjelasan melalui visualisasi yang terangkum di dalam slide. Baik itu berupa teks, gambar/grafik, suara, film, dan lain sebagainya (Catur, 2008). Hal ini membuktikan bahwa cara presentasi dengan lisan saja tidak cukup, tetapi harus disertai dengan visualisasi salah satunya dapat dibuat menggunakan power point.
Berdasarkan kenyataan di atas guru dapat menggunakan media power point dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar lebih menarik dan menyenangkan serta pada gilirannya apa yang kita harapkan pada tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Menarik untuk diteliti, penggunaan media power point terhadap prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan.

SKRIPSI PERANAN GURU PKN DALAM MENGEMBANGKAN POKOK BAHASAN NORMA DAN HUKUM DI SMK

(KODE : PEND-PKN-0002) : SKRIPSI PERANAN GURU PKN DALAM MENGEMBANGKAN POKOK BAHASAN NORMA DAN HUKUM DI SMK

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bahasa Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari- hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Pembukaan UUD 1945 ditegaskan bahwasanya tujuan bangsa Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menandaskan bahwa tujuan pendidikan kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, sebagai manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, serta memiliki ketrampilan dan kemampuan, kesehatan jasmani dan rohani yang seimbang dan yang paling penting mempunyai semangat kebangsaan.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pengembangan dalam bidang pendidikan adalah agar pendidik dapat melaksanakan peran utamanya, yaitu menyiapkan manusia-manusia yang cerdas, utuh, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani serta cinta tanah air dan bangsa. Dengan demikian diharapkan kelak mereka dapat menjadi generasi penerus bangsa.
Untuk mencapai tujuan itu semua maka pemerintah yang bertanggung jawab mengenai pendidikan di negara kita, memberikan satu mata pelajaran yang diberikan mulai sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, dan mata pelajaran itu adalah mata pelajaran PKn, mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban yang menjadi warga negara Indonesia yang terampil, cerdas dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 
Adapun selain pemerintah, yang bertanggung jawab dalam pendidikan adalah keluarga, masyarakat dan guru. Guru merupakan sosok yang paling bertanggung jawab pada pendidikan, karena guru merupakan orang yang terjun secara langsung dalam dunia pendidikan dan bertanggung jawab secara langsung dalam mensukseskan jalannya pendidikan yang berlangsung.
Di dalam perkembangan dunia pendidikan, pemerintah telah melakukan penyempurnaan kurikulum. Terdapat banyak perbedaan dari kurikulum-kurikulum ini antara lain dari segi pokok bahasan, jumlah jam pelajaran, dan lain-lain. Mengingat adanya perbedaan antara kurikulum maka guru dan peserta didik dimungkinkan banyak menemui permasalahan, karena keterbatasan waktu dalam mengembangkan pokok bahasan norma dan hukum yang ada di SMKN X. Dan kurikulum baru yang diterapkan oleh SMKN X menyebabkan guru PKn tidak dapat memberikan penjelasan tentang pokok bahasan norma dan hukum secara jelas, sehingga peserta didik tidak mendapatkan pokok bahasan norma dan hukum secara optimal dan berakibat dapat mengurangi pengetahuan peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan pokok bahasan "PERANAN GURU PKN DALAM MENGEMBANGKAN POKOK BAHASAN NORMA DAN HUKUM PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMKN X”.

SKRIPSI POLA PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH

(KODE : PEND-PKN-0001) : SKRIPSI POLA PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Keluarga dalam konteks sosial budaya tidak bisa dipisahkan dari tradisi budaya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Dalam konteks sosial, anak pasti hidup bermasyarakat dan bergumul dengan budaya yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ni orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar menjadi orang yang pandai hidup bermasyarakat dan hidup dengan budaya yang baik dalam masyarakat (Djamarah, 2004 : 20).
Anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada manusia, keberadaan anak merupakan faktor yang dianggap penting dalam keluarga. Anak juga merupakan penerus kelangsungan suatu keluarga. Oleh sebab itu diperlukan pembinaan yang benar-benar baik bagi anak di dalam menghadapi masa depan dan lingkungan masyarakat. Mengasuh dan membina anak merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua di mana dalam hal ini sangat berperan dalam membentuk dan mengembangkan tingkah laku anak terutama pada masa awal sampai remaja orang tualah yang pertama kali memperkenalkan nilai, norma, pada anak mereka dengan menggunakan pola asuh tertentu.
Berbahagialah bagi anak-anak yang memiliki kedua orang tua mereka karena mereka benar-benar mendapatkan kasih sayang yang sempurna dari kedua orang tua mereka, terutama dalam hal membimbing, pengawasan, pendidikan dan perlindungan, berbeda dengan anak-anak yang kehilangan orang tua mereka, tanpa suatu bimbingan, perhatian, pendidikan dan perlindungan.
Maka berdasarkan pasal 34 ayat (1) undang-undang dasar 1945 yang berbunyi "fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara".
Pemerintah membuat suatu tempat untuk menampung anak-anak yang disebut dengan nama anti asuhan. Panti asuhan adalah lembaga pelayanan kesejahteraan sosial, bagi kesejahteraan sosial bagi anak-anak terlantar (Mahfani, 2009 : 63). Penyebab anak penghuni panti asuhan di antaranya anak dari orang tua fakir miskin, anak yatim piatu dan anak yang diabaikan oleh orang tuanya sendiri.
Di panti asuhan anak-anak akan menemukan keluarga baru, keluarga merupakan inti terkecil yang mempunyai peran yang strategi dalam pemahaman tingkah laku, keluarga dapat dipandang sebagai suatu organisasi budaya yang senantiasa dan sekaligus mengembangkan kebudayaan manusia. Oleh karena itu sebagai suatu organisasi keluarga perlu juga menciptakan yang berbudi pekerti luhur, tingkah laku yang baik untuk membantu anak-anaknya bersikap sesuai yang diharapkan.
Keluarga juga terdiri dari individu-individu yang dapat berfungsi sebagai barometer kehidupan yang berbudi pekerti luhur. Terutama oleh bapak ibu asuh yang ada dalam keluarga panti asuhan sebagai pengganti orang tua mereka. Peran bapak dan ibu asuh sangat besar pengaruh disiplin diri. Tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus ditumbuhkembangkan dan diterapkan sesuai perbuatan para pelakunya. Sejalan dengan hal tersebut perlu adanya suatu pola pembinaan disiplin yang diharapkan maka orang tua asuh memberikan teladan dan dituntut untuk menaati terlebih dulu nilai-nilai yang diupayakan kepada anak. Dengan demikian bantuan mereka ditangkap oleh anak-anak secara utuh, sehingga memudahkan untuk menangkap dan mengikutinya misalnya : orang tua asuh jika mendengar suatu azan dan segera mengambil air wudhu dan langsung mengerjakan sholat atau segera mengerjakan sholat. Teladan menjadi dasar timbulnya kepercayaan dan kewibawaan orang tua asuh dalam diri anak-anaknya.
Pada umumnya pola pembinaan ada 3 macam tipe yaitu : 
1. Pola otoriter
Ciri dari pola asuh ini menekankan segala aturan orang tua harus ditaati oleh anak-anak. Orang tua bertindak semena-mena, tanpa dikontrol oleh anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tua.
2. Pola demokratis
Kedudukan antara orang tua dan anak sejajar, suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus dibawah pengawasan dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Anak diberi kepercayaan dan dilatih untuk mempertanggungjawabkan segala tindakannya.
3. Pola permisif
Segala aturan dan ketetapan keluarga di tangan anak, apa yang dilakukan oleh anak diperbolehkan orang tua, orang tua menuruti segala kemauan anak. Anak cenderung bertindak semena-mena tanpa pengawasan orang tua. la bebas melakukan apa saja yang ia inginkan (Dariyo, 2004 : 97).
Pola pembinaan di panti asuhan berupa pembinaan disiplin, pembinaan moral, tata tertib, pembinaan agama dan pembinaan lain-lainnya. Dengan pembinaan itu diharapkan anak benar-benar telah siap untuk hidup bermasyarakat, bertanggung jawab, mampu hidup layak dan dapat berperilaku dan berperan serta dalam proses pembangunan.
Pembinaan yang dilaksanakan dalam panti Asuhan Muhammadiyah sangat demokratis, bila anak asuh membuat kesalahan maka mereka akan memanggil anak asuh itu dan memberikan peringatan-peringatan, kalau masih membuat kesalahan lagi maka anak tersebut akan mendapatkan sanksi-sanksi yang berupa sanksi fisik tapi bersifat positif dan mendidik.
Anak asuh tersebut mulai masuk panti asuhan dari sekolah dasar, sampai SMA yang kemudian mereka dibekali dengan keterampilan agar mereka setelah keluar dari panti asuhan tersebut sudah dapat bekerja dan hidup mandiri.
Adapun pola pembinaan di Panti Asuhan Muhammadiyah Desa X yaitu kegiatan diikuti anak panti asuhan, kegiatan tersebut dimulai hari senin sampai dengan hari minggu selepas pulang sekolah, kegiatan tersebut meliputi : pulang sekolah mereka melaksanakan sholat dhuhur, habis sholat dhuhur makan siang, sehabis makan siang mereka istirahat siang sampai pukul 15.30 mereka bangun mandi sehabis mandi mereka melaksanakan sholat ashar berjamaah dan setelah sholat ashar bagi mereka yang mendapat giliran piket mereka melaksanakan piket, yaitu menyapu dan mengepel. Pukul 18.00 mereka melaksanakan shalat magrib berjamaah. Sehabis mereka melaksanakan shalat magrib, sehabis sholat magrib mereka makan malam. Pukul 19.00 melaksanakan sholat Isya berjamaah, sehabis sholat berjamaah mereka mengikuti ekstra kurikuler semua mata pelajaran fiqih sampai malam, dari pukul 20.00 sampai 22.00 sehabis itu tidur malam. Kegiatan yang lain juga ada hari minggu khususnya mereka les montir.
Pola pembinaan yang ada di panti asuhan Muhammadiyah yaitu pola pembinaan demokratis. Anak diberi tanggung jawab artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus dibawah pengawasan dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Pembinaan disiplin di panti asuhan Muhammadiyah pembinaan yang menyangkut tata tertib/peraturan pola pembinaan kedisiplinan dan tata tertib anak yang dilakukan oleh orang tua asuh dengan cara menanamkan nilai-nilai moral, memberi nasehat dan dorongan serta memberi hukuman kepada anak yang ada di panti, sehingga memiliki pengaruh yang sangat besar pada panti asuhan dalam mendidik anak khususnya untuk kedisiplinan dan mematuhi tata tertib.
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi judul penelitian ini adalah "POLA PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH DESA X".

JUDUL TESIS PASCASARJANA (14)

JUDUL TESIS PASCASARJANA (14)

contoh judul tesis


  • (KODE : PASCSARJ-1102) : IKLAN LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT-KAJIAN SEMIOTIK (PROGRAM STUDI : LINGUISTIK)
  • (KODE : PASCSARJ-1103) : MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SDN (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1104) : PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SDN (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1105) : ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN BENDUNGAN DI KABUPATEN JEMBRANA (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN)
  • (KODE : PASCSARJ-1106) : PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BANK INDONESIA (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN)
  • (KODE : PASCSARJ-1107) : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PELINDO (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN)
  • (KODE : PASCSARJ-1108) : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KEMENTRIAN PU (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN)
  • (KODE : PASCSARJ-1109) : PENGARUH MOTIVASI DAN PENGAWASAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT X (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN)
  • (KODE : PASCSARJ-1110) : PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGA KARIR PEGAWAI (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN)
  • (KODE : PASCSARJ-1111) : PENGARUH PROMOSI PENJUALAN UNTUK MENINGKATKAN OMZET WARUNG TRADISIONAL (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN)
  • (KODE : PASCSARJ-1112) : PENGARUH SUPERVISI PENGAWAS DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1113) : EFEKTIVITAS MANAJEMEN KURIKULUM TERPADU DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KREATIVITAS GURU (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1114) : IMPLEMENTASI LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM MENGENTASKAN MASALAH DI SMA (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1115) : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER STUDI MULTI KASUS DI MI DAN SDN (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1116) : KORELASI ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SERTIFIKASI GURU DENGAN KINERJA GURU (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1117) : KORELASI KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1118) : MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PROGRAM TAHFIDZUL QURAN DI MI (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1119) : MENTAL ADJUSTMENT DALAM UPAYA PERUBAHAN PERILAKU AGRESIF DAN PENGARUHNYA TERHADAP MORAL SISWA (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1120) : OPTIMALISASI ANTARA PENGAWAS DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1121) : PEMBINAAN AKHLAK PESERTA DIDIK MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1122) : PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN SANTRI DALAM PENINGKATAN KUALITAS HAFALAN AL-QURAN - STUDI MULTIKASUS PONDOK PESANTREN TAHFIDZ (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1123) : PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1124) : PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP RASA PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1125) : PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI MI (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1126) : PERANAN MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1127) : PERANAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGEMBANGAN KAPASITAS PEDAGOGIK GURU PAI DI SMP (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1128) : PERENCANAAN KURIKULUM ASWAJA PADA MTS DAN MAS MUSLIMAT NU (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1129) : STRATEGI PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN DI PONDOK PESANTREN (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1130) : UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DENGAN PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DI MTS (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1131) : ANALISIS PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (PROGRAM STUDI : MSDM)
  • (KODE : PASCSARJ-1132) : PENGARUH REWARD,INSENTIF,PEMBAGIAN TUGAS DAN PENGEMBANGAN KARIER PADA KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RS (PROGRAM STUDI : MSDM)
  • (KODE : PASCSARJ-1133) : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1134) : PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1135) : PENGARUH KOMUNIKASI ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KARAKTER SISWA DI SMA (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
  • (KODE : PASCSARJ-1136) : PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INQUIRI, DAN EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPS)
  • (KODE : PASCSARJ-1137) : PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GROUP INVESTIGATION MELALUI HANDS ON ACTIVITIES DAN E-LEARNING (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI)
  • (KODE : PASCSARJ-1138) : PENGEMBANGAN MODEL INVESTIGATIVE FIELD WORK DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKOSISTEM DAN INTERAKSINYA, MINAT DAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS X (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA)
  • (KODE : PASCSARJ-1139) : EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA)
  • (KODE : PASCSARJ-1140) : EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SNOW BALLING DAN PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA)
  • (KODE : PASCSARJ-1141) : EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR KELAS (KELAS X) (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA)
  • (KODE : PASCSARJ-1142) : MANAJEMEN KELOMPOK MUSIK BUTTER COOKIEZZ BAND (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SENI)
  • (KODE : PASCSARJ-1143) : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR BEBAS SISWA B1 MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PEMBERIAN MOTIVASI DI TK (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SENI)
  • (KODE : PASCSARJ-1144) : STRUKTUR SIMBOLIK TARI TOPENG PATIH PADA PERTUNJUKAN DRAMATARI WAYANG TOPENG MALANG (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SENI)
  • (KODE : PASCSARJ-1145) : PENGARUH TINGKAT MOTIVASI, PENDIDIKAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI (PROGRAM STUDI : PENYULUHAN PEMBANGUNAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1146) : KINERJA PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI (PROGRAM STUDI : PETERNAKAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1147) : PENGARUH KANDUNGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM KAMPUNG UMUR 0-10 MINGGU-ISI (PROGRAM STUDI : PETERNAKAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1148) : KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI PREDIKTOR SERVANT LEADERSHIP PENDETA (PROGRAM STUDI : PSIKOLOGI)
  • (KODE : PASCSARJ-1149) : ANALISIS ALOKASI DANA DESA (ADD) BERDASARKAN KARAKTERISTIK DESA (PROGRAM STUDI : STUDI PEMBANGUNAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1150) : UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH ANORGANIK MELALUI BANK SAMPAH (PROGRAM STUDI : STUDI PEMBANGUNAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1151) : ANALISIS BIAYA DAN PENANGANAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS (PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL)


JUDUL TESIS PASCASARJANA (13)

JUDUL TESIS PASCASARJANA (13)

contoh judul tesis

  • (KODE : PASCSARJ-1051) : ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN STUDI KASUS PUSKESMAS KEC X (PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PUBLIK)
  • (KODE : PASCSARJ-1052) : EVALUASI FORMULA ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN X (PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PUBLIK)
  • (KODE : PASCSARJ-1053) : KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DI KOTA X (PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PUBLIK)
  • (KODE : PASCSARJ-1054) : ANALISIS KEBIJAKAN PENANGANAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI DINAS PERTANIAN (PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PUBLIK)
  • (KODE : PASCSARJ-1055) : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI (PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS)
  • (KODE : PASCSARJ-1056) : PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PENGKACIPAN JAMBU METE (PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS)
  • (KODE : PASCSARJ-1057) : ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEJABAT PEMKOT (PROGRAM STUDI : AKUNTANSI)
  • (KODE : PASCSARJ-1058) : ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA DENGAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (PROGRAM STUDI : AKUNTANSI)
  • (KODE : PASCSARJ-1059) : ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KOMITMEN PIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (PROGRAM STUDI : AKUNTANSI)
  • (KODE : PASCSARJ-1060) : EVALUASI AKTIVITAS DAN PELAPORAN CSR PADA PT. X (PROGRAM STUDI : AKUNTANSI)
  • (KODE : PASCSARJ-1061) : PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN BUKAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK X (PROGRAM STUDI : AKUNTANSI)
  • (KODE : PASCSARJ-1062) : PERBANDINGAN MODEL MCCULLOH CUBIC SPLINE DAN MODEL NELSON SIEGEL DALAM MENGESTIMASI IMBAL HASIL SURAT UTANG NEGARA (SUN) (PROGRAM STUDI : AKUNTANSI)
  • (KODE : PASCSARJ-1063) : SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) UPAYA PENGAMANAN ASET DAERAH (PROGRAM STUDI : AKUNTANSI)
  • (KODE : PASCSARJ-1064) : IJAZ AL-QURAN DITINJAU DARI USLUB ISTIARAH (KAJIAN BALAGHAH PADA SURAT AL-BAQARAH, ALI IMRAN, AN-NISA, DAN SURAT AL-MAIDAH) (PROGRAM STUDI : BAHASA DAN SASTRA ARAB)
  • (KODE : PASCSARJ-1065) : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1066) : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT KONSUMTIF BANK PEMERINTAH (PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1067) : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI DESA WISATA DALAM USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN (PROGRAM STUDI : EKONOMI PUBLIK)
  • (KODE : PASCSARJ-1068) : PENGARUH KEMAJUAN SEKTOR PERBANKAN TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA (PROGRAM STUDI : EKONOMI PUBLIK)
  • (KODE : PASCSARJ-1069) : PELATIHAN LONCAT DI PASIR DENGAN RINTANGAN BOX JUMP DAN SKIPPING DALAM MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN SMASH BELAKANG SEPAK TAKRAW SISWA SMP-ISI (PROGRAM STUDI : FISIOLOGI OLAHRAGA)
  • (KODE : PASCSARJ-1070) : PENGARUH BUDAYA ORAGANISASI, KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA, TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PROGRAM STUDI : FISIP-ADMINISTRASI)
  • (KODE : PASCSARJ-1071) : PENGARUH SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 90012008 TERHADAP KINERJA UNIVERSITAS (PROGRAM STUDI : FISIP-ADMINISTRASI)
  • (KODE : PASCSARJ-1072) : IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA STUDI KASUS DEPNAKER (PROGRAM STUDI : FISIP-ADMINISTRASI)
  • (KODE : PASCSARJ-1073) : ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DI INSTALASI RAWAT JALAN RS (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1074) : DESAIN MUTU PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT HAJI MEDAN DENGAN METODE SERVQUAL-QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1075) : FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DAN SOSIOKULTUR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA REMAJA INDONESIA (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1076) : HUB KENYAMANAN PASIEN DINAS KODAM I-BB DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RS (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1077) : KESIAPAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN KONSEP KESELAMATAN PASIEN DI RS (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1078) : KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RS DARI PERSPEKTIF PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1079) : PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1080) : PENGARUH PERILAKU PENDERITA TERHADAP ANGKA KESAKITAN MALARIA DI KAB X (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1081) : PENGARUH PERSEPSI TENTANG KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN DAN INTENSITAS WARGA BEROBAT KELUAR NEGERI (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1082) : PENGARUH TATA RUANG DAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT TERHADAP KENYAMANAN PASIEN SELAMA MENERIMA PERAWATAN DI RSU (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1083) : STRATEGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN DI RSU (PROGRAM STUDI : FKM)
  • (KODE : PASCSARJ-1084) : ANALISIS YURIDIS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NO.2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM MENDUKUNG IKLIM USAHA DAN INVESTASI (PROGRAM STUDI : HUKUM)
  • (KODE : PASCSARJ-1085) : KEBIJAKAN PEMBARUAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT (CREDIT CARD) (PROGRAM STUDI : HUKUM)
  • (KODE : PASCSARJ-1086) : PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN REHABILITASI TERHADAP NARAPIDANA NARKOTIKA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 (PROGRAM STUDI : HUKUM)
  • (KODE : PASCSARJ-1087) : PENGUATAN MAJELIS RAKYAT PAPUA DALAM UU NO 35 TH 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO 21 TH 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS PAPUA (PROGRAM STUDI : HUKUM)
  • (KODE : PASCSARJ-1088) : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK PEKERJA AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MENGUNDURKAN DIRI (PROGRAM STUDI : HUKUM)
  • (KODE : PASCSARJ-1089) : TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS TANAH TIDAK BERSERTIFIKAT (PROGRAM STUDI : HUKUM)
  • (KODE : PASCSARJ-1090) : ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PROYEK PNPM MANDIRI PERDESAAN DI KECAMATAN (PROGRAM STUDI : ILMU EKONOMI)
  • (KODE : PASCSARJ-1091) : IMPLEMENTASI UU NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT (PROGRAM STUDI : ILMU PEMERINTAHAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1092) : KAJIAN POTENSI DAN EVALUASI PENERAPAN PRINSIP – PRINSIP DAN KRITERIA EKOWISATA DI TAMAN WISATA ALAM (PROGRAM STUDI : KAJIAN PARIWISATA)
  • (KODE : PASCSARJ-1093) : PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN TIPE POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRASEKOLAH DI TK X (PROGRAM STUDI : KEDOKTERAN KELUARGA)
  • (KODE : PASCSARJ-1094) : ANALISIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN LISTRIK (PROGRAM STUDI : KENOTARIATAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1095) : KAJIAN YURIDIS TERHADAP BERALIHNYA KEWENANGAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DARI PEMERINTAH PUSAT KE PEMERINTAH DAERAH (PROGRAM STUDI : KENOTARIATAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1096) : KEDUDUKAN HUKUM BANK SEBAGAI PEMEGANG JAMINAN KEBENDAAN PADA PERJANJIAN KREDIT DLM KEADAAN DEBITUR PAILIT (PROGRAM STUDI : KENOTARIATAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1097) : KEDUDUKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG TERDAFTAR ATAS NAMA SEORANG AHLI WARIS (PUTUSAN MAHKAMAH SYARIYAH) (PROGRAM STUDI : KENOTARIATAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1098) : PENYELESAIAN UTANG DEBITOR TERHADAP KREDITOR MELALUI KEPAILITAN (PROGRAM STUDI : KENOTARIATAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1099) : TANGGUNG JAWAB DAN PERLINDUNGAN HUKUM PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH (PROGRAM STUDI : KENOTARIATAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1100) : TINJAUAN YURIDIS ATAS KESETARAAN DLM PERJANJIAN KREDIT PERBANKAN (PROGRAM STUDI : KENOTARIATAN)
  • (KODE : PASCSARJ-1101) : BAHASA GAUL PADA KALANGAN WARIA DI JALAN X-TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK (PROGRAM STUDI : LINGUISTIK)

SKRIPSI PGSD PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING TOPIK SIFAT-SIFAT CAHAYA UNTUK KELAS V

(KODE : PENDPGSD-0051) : SKRIPSI PGSD PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING TOPIK SIFAT-SIFAT CAHAYA UNTUK KELAS V

contoh skripsi pgsd kelas 5

BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah
Dalam UU 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional terdapat sejumlah pasal yang berkaitan dengan KTSP, pasal 1 ayat (19) menjelaskan definisi operasional kurikulum. Menurut pasal 1 ayat (19), "Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. "Definisi tersebut menegaskan bahwa kurikulum dipakai sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pembelajaran. Bukan buku teks yang sebenarnya lebih berperan sebagai salah satu sumber pembelajaran. 
Perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari adanya perubahan yang ada di dalamnya seperti kualitas guru, kurikulum, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, sumber belajar, metode pembelajaran, metode pembelajaran. Sebagai dampaknya adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran. 
Belajar dan pembelajaran memiliki konsep yang berbeda namun saling berkaitan. Belajar dapat di artikan sebagai proses perubahan tingkah laku manusia. Sebagaimana diungkapkan oleh Bell-Gredle (1986 : 1) dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran hal (15) " Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh kemampuan, ketrampilan, dan sikap tersebut di peroleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat". Belajar merupakan proses tindakan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaan berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya dan juga belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting dalam kehidupan masyarakat tradisional dan modern. 
Belajar dimulai dengan adanya dorongan semangat yang dalam diri seseorang yang akan menimbulkan adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa. Kegiatan belajar yang akan di lakukan menyesuaikan tingkah laku seseorang dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir pada diri seseorang. Dalam hal ini belajar perilaku mengembangkan diri melalui penyesuaian tingkah laku. 
Sedangkan pembelajaran berkaitan dengan komunikasi timbal balik siswa dengan guru. Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terencana melalui desain agar siswa dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan (Dimyati dan Mudjiono). Proses pembelajaran yang baik ialah yang memungkinkan terjadinya relasi antara stimulus dan respon dengan baik. 
Proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran harus dapat menumbuhkan proses belajar yang baik yang dapat memacu peserta didik untuk berfikir kreatif dan aktif. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. 
Keterkaitan antara dua konsep ini yaitu upaya guru merencanakan kegiatan belajar untuk siswa dengan memfasilitasi agar siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri siswa. Perubahan tersebut mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Muhammad Rohman (2013 : 68) perubahan yang terjadi memiliki karakteristik : (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) bersifat positif dan aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan perbuatan. 
Menuju pada karakteristik tersebut, aktivitas belajar siswa merupakan suatu kegiatan yang menjadi ciri berlangsungnya suatu pembelajaran. Aktifitas ini tentunya melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Aktivitas yang mudah teramati dalam pembelajaran adalah aktivitas fisik berupa gerak motorik siswa seperti memperagakan sesuatu atau memperagakan suatu model. Aktivitas lain yang juga perlu mendapat perhatian yaitu aktivitas mental siswa. Aktivitas mental ini juga dikatakan sebagai proses berfikir siswa berupa mengingat, menalar, dan menganalisis suatu materi pembelajaran. Meskipun tidak dapat diamati oleh indera, namun aktivitas mental ini menjadi ciri bagi siswa memahami materi pembelajaran belum. 
Selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk memadukan aktifitas fisik dan mental mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan perlu adanya suatu perangkat pembelajaran yang mendukung terciptanya suasana pembelajaran tersebut. Salah satu perangkat pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa atau disebut dengan LKS. 
Lembar kerja Siswa merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto, 2006 : 8). Secara umum LKS adalah perangkat pembelajaran sebagai perlengkapan sarana pendukung Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
"Lembar Kerja Siswa juga merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang menunjang kepada pencapaian indikator melalui berbuat dan berfikir sehingga siswa memperoleh kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor". 
Sementara itu, menurut (Lestari, 2006 : 16) LKS dirancang oleh guru sendiri sesuai dengan produk bahasan dan tujuan pembelajarannya. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan sebagai tahap pemahaman konsep, karena LKS dirancang untuk membimbing siswa dalam pembelajaran. LKS dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari sebelumnya yaitu penanaman konsep. 
Lembar kerja siswa mempunyai kriteria kualitas, Menurut Hendro Darodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992) penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. LKS juga berperan membantu guru dalam mengarahkan siswa menemukan jawaban melalui aktivitas sendiri. Dengan adanya LKS diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menuangkan ide-ide kreatifnya baik secara perorangan maupun kelompok mampu berfikir kritis dan menjalin kerjasama yang baik dengan anggota kelompok. 
Kondisi ideal yang diharapkan tersebut ternyata masih belum tercapai. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan penelitian di SDN X. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru kelas V di sekolah SDN X ternyata sebagian besar guru di SDN X hanya menggunakan LKS yang sudah disediakan pada buku teks sebagai bahan kerja siswa selama kegiatan pembelajaran. Padahal LKS tersebut sebenarnya bukanlah LKS yang benar-benar secara maksimal membantu siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif menuangkan ide-idenya serta memadukan aktivitas fisik dan mental mereka dalam proses pembelajaran, karena hanya menyajikan soal-soal latihan untuk menjawab oleh siswa secara tertulis saja. Masih sangat minim LKS yang secara kreatif dirancang oleh masing-masing guru dengan tujuan untuk mengkolaborasikan aktivitas fisik dan mental siswa dalam proses pembelajaran. Masih banyak yang mengeluhkan bahwa LKS hanya berisi latihan soal-soal untuk dikerjakan pada jam pembelajaran kosong atau sebagai pengganti jika guru berhalangan hadir dan untuk tugas rumah yang harus di kerjakan di rumah. Namun seharusnya LKS lebih tepatnya untuk soal evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dan seberapa siswa memahami pembelajaran yang ditangkap. Dari permasalahan ini di temukan bahwa siswa jadi kurang aktif selama mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung, proses pembelajaran terkesan membosankan bagi peserta didik dan menjadikan keberhasilan pembelajaran menjadi rendah. 
Lembar Kerja Siswa berupa LKS yang didalamnya berisi rangkaian kegiatan dan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga aktivitas siswa berdasarkan model inkuiri terbimbing sehingga dapat mencapai kompetensi yang di harapkan. Penelitian ini diberi judul "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING TOPIK SIFAT-SIFAT CAHAYA UNTUK KELAS V".