Search This Blog

Showing posts with label tipe NHT. Show all posts
Showing posts with label tipe NHT. Show all posts

SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR PKN KELAS IV

(KODE : PEND-PKN-0014) : SKRIPSI PENDIDIKAN PKN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR PKN KELAS IV

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan zaman yang semakin modern menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kwalitas sumber daya manusia merupakan pra syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari kwalitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui pengajaran.
Undang -Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sejalan dengan hal tersebut, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. 
Di Sekolah Dasar mata pelajaran PKn memiliki tujuan agar siswa dapat berpikir secara kritis dan kreatif, serta berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab. Pada masa ini, proses pembelajaran, salah satunya pembelajaran PKn, masih banyak ditemui seorang guru dalam mengajar hanya mengandalkan metode konvensional. Dengan guru hanya mengandalkan model konvensional, siswa menjadi tidak aktif dalam pembelajaran. 
Hal tersebut berpengaruh pada hasil belajar siswa. Maka dari itu, pada kegiatan pembelajaran guru perlu menerapkan strategi pengajaran yang tepat. Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik yang menjamin siswa mencapai tujuan. Dengan strategi yang tepat, hasil belajar siswa akan dapat meningkat.
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV hasil belajar siswa kelas IV di SDN X pada mata pelajaran PKn rendah, setelah diadakan ulangan diketahui bahwa dari 32 siswa yang nilai ulangannya memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya 5 siswa saja. Guru kelas IV menetapkan KKM untuk mata pelajaran PKn yaitu 65. Selain itu guru kelas juga menyampaikan jadwal mata pelajaran PKn pada jam terakhir. Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan diatas, maka harus segera dilakukan tindakan agar permasalahan pembelajaran dapat terselesaikan. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat yaitu yang mampu melibatkan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran, mampu menjalin kerjasama yang baik antar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh guru di SDN X guna untuk melihat pengaruh model atau metode pembelajaran terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran PKn yaitu menggunakan metode pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Heads Together).

SKRIPSI PENDIDIKAN PKN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKN

(KODE : PEND-PKN-0009) : SKRIPSI PENDIDIKAN PKN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKN

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia bagi kehidupan di masa mendatang. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara dalam rangka mengatasi persoalan-persoalan dan tantangan kehidupan di masa kini dan masa yang akan datang.
UUD RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Melalui proses belajar mengajar diharapkan dapat mencapai tujuan dari pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan dapat dicapai jika siswa melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik, mental maupun emosional. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan utamanya ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas diperlukan interaksi yang positif antara guru dengan siswa. Guru yang bertindak sebagai subjek pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Guru tidak hanya memberikan bimbingan, pengetahuan, pesan, nilai-nilai yang baik kepada siswa tetapi juga harus bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, yaitu dengan cara menyampaikan materi pembelajaran dengan metode/strategi yang bervariasi, dan tentunya melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan program pendidikan yang memuat bahasan tentang masalah kebangsaan, kewarganegaraan dalam hubungannya dengan negara, demokrasi, HAM, dan masyarakat madani yang dalam implementasinya menerapkan prinsip-prinsip pendidikan demokratis dan humanis (Rosyada, 2005 : 9). Melalui mata pelajaran PKn di sekolah dasar diharapkan siswa dapat terbina menjadi warga negara Indonesia yang baik, demokratis, bertanggung jawab, serta cinta tanah air.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu guru kelas V SD Negeri X, ketika guru menerangkan materi keputusan bersama hanya beberapa siswa yang dapat menyerap materi tersebut, karena sebagian besar siswa belajar hanya di sekolah saja, kadang-kadang ada beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru menerangkan, siswa tidak aktif, dan kurangnya motivasi belajar dari orangtua. Faktor-faktor inilah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Kenyataannya dapat dilihat dari 25 siswa dalam satu kelas yang sudah memenuhi ketuntasan belajar hanya 40% dan 60% siswa lainnya belum memenuhi ketuntasan belajar, sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SD Negeri X untuk mata pelajaran PKn adalah 75.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan kurang tepatnya pemilihan model pembelajaran dalam menyampaikan materi. Pembelajaran yang biasa dilakukan masih konvensional, yakni ceramah, pembelajaran masih didominasi guru, tidak ada interaksi antara guru dengan siswa. Keadaan seperti itu menciptakan interaksi belajar yang sifatnya masih satu arah sehingga kurang bermakna. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran yang diterapkan cenderung bersifat monoton tanpa adanya inovasi penggunaan strategi/metode pembelajaran dalam proses pembelajaran PKn di kelas, dan akibatnya siswa merasa bosan dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga dampaknya adalah hasil belajar PKn siswa kurang memuaskan dan tujuan pembelajaran kurang tercapai secara maksimal.
Masalah seperti tersebut di atas, perlu diberikan solusi agar tidak terjadi secara berkelanjutan. Guru harus menciptakan inovasi pembelajaran, memberikan variasi model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar. Banyak alternatif yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran PKn. Salah satunya ialah dengan menerapkan model pembelajaran NHT.
Model pembelajaran NHT merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang cocok untuk menumbuhkan sikap kebersamaan siswa atau semangat kerjasama diantara siswa, sehingga mampu meningkatkan kemampuan siswa. Suprijono (2012 : 92) menyatakan bahwa model NHT diawali dengan numbering, yaitu guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Tiap-tiap orang dalam kelompok diberi nomor. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok, kemudian memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menyatukan kepalanya "heads together" berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah terakhir adalah guru memanggil siswa yang memiliki nomor sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua siswa dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih dalam, sehingga siswa dapat menemukan jawaban pengetahuan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
Penerapan model NHT dalam pembelajaran diharapkan dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan semangat siswa, meningkatkan kemampuan hubungan sosial, dan memberikan kesempatan siswa untuk menuangkan ide yang ia pikirkan sehingga hasil belajar siswa meningkat serta dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
SKRIPSI PTK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NHT BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN LKS MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

SKRIPSI PTK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NHT BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN LKS MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

(KODE : PTK-0582) : SKRIPSI PTK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NHT BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN LKS MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN (MATEMATIKA KELAS IX)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang di inginkan.
Berbicara tentang pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan Nasional. Dalam usaha peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan strategi belajar mengajar yang diharapkan mampu memperbaiki sistem pendidikan yang telah berlangsung. Hal ini memiliki makna bahwa proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian lebih karena pada proses belajar mengajar diharapkan terjadi interaksi langsung antara Guru dengan siswa dan interaksi siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan metode yang cocok agar siswa dapat berfikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif dan inovatif. Dalam pembelajaran dikenal berbagai model pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagian guru berfikir bahwa mereka sudah menerapkan pembelajaran kooperatif setiap kali meminta siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil. Tetapi, guru belum memperhatikan adanya aktifitas kelas yang terstruktur sehingga peran serta tiap-tiap anggota kelompok belum terlihat.
Dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai tipe, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) berbasis masalah. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen pada tahun 1993 untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2007 : 62). 
Sedangkan pembelajaran berbasis masalah telah dikenal sejak zaman John Dewey yang sekarang ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. (Trianto, 2007 : 67).
Oleh karena itu, model pembelajaran NHT Berbasis Masalah dapat diterapkan dalam pelajaran sehari-hari pada materi manapun terutama pada siswa SMP yang merupakan pemula dalam pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan informasi guru mata pelajaran matematika kelas IXA mengatakan bahwa sebagian besar siswanya mempunyai minat untuk belajar yang kurang khususnya dalam belajar matematika dikarenakan merasa kesulitan dalam mempelajari konsep dan soal-soal pelajaran matematika. Selain itu, rendahnya motivasi siswa dalam belajar matematika terutama di kelas IX. Begitu pula dengan kondisi kelas IX-A seperti yang dijelaskan oleh guru tersebut bahwa pencapaian nilai rata-rata di kelas tersebut sedang yaitu 58,08 dari 39 siswa pada materi Statistika dan Peluang.
Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tipe NHT berbasis masalah dengan bantuan LKS dalam pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, memahami konsep matematika, menambah keaktifan, kerja sama dan sikap siswa karena model pembelajaran NHT berbasis masalah dengan bantuan LKS ini terfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, pembelajaran ini menciptakan interaksi yang saling mencerdaskan, siswa tidak hanya belajar dari guru tapi juga dari siswa lain.
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN BAGI SISWA KELAS IX".