BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai suatu usaha yang bersifat sadar tujuan dengan sistematis dan terarah pada perubahan tingkah laku anak, berfungsi membimbing perkembangan yang harus dijalani. Adapun ciri dari perubahan tingkah laku hasil pendidikan antara lain; adanya perubahan yang disadari, bersifat kontinyu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bersifat temporer dan bukan karena proses kematangan pertumbuhan, dengan kata lain perkembangan tersebut bertujuan dan terarah.
Menurut Syaodih, (1999 : 67) dalam Muslihudin, Mubiar A. (2008 : 5) bahwa pendidikan anak usia dini adalah salah satu pendidikan awal bagi anak untuk mengembangkan berbagai potensi kecerdasan yang juga merupakan pendidikan kedua yang cukup penting bagi perkembangan anak setelah keluarga. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu anak meletakan dasar ke arah pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (PP No. 27/1990 pasal 3).
Pendidikan anak usia dini atau TK pada hakekatnya adalah pendidikan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh dimensi perkembangan anak yang meliputi kognitif, sosial, emosi, fisik dan motorik. Secara psikologis anak berkembang secara holistik atau menyeluruh, artinya terdapat kaitan yang sangat erat antara aspek perkembangan yang satu dengan yang lainnya, aspek perkembangan yang satu mempengaruhi oleh aspek perkembangan lainnya. (Kurikulum 2004 : 2)
Isi program anak usia dini difokuskan untuk mendorong pengembangan seluruh potensi anak yang meliputi aspek perkembangan moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian. Kemampuan bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni. (Depdiknas, 2004 : 5 ). Dalam kaitannya dan karakteristik perkembangan anak maka kurikulum TK harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan anak.
Tujuan diatas mengandung arti bahwa pendidikan Taman Kanak-kanak memfokuskan pada upaya mengembangkan seluruh dimensi kecerdasan anak. Adapun yang menjadi penekanannya adalah pada pengembangan aspek-aspek perkembangan pribadi yang diperlukan untuk proses perkembangan anak pada saat ini dan selanjutnya. (Solehuddin, 1997 : 36)
Untuk tercapainya suatu pembelajaran yang baik, maka pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus terlaksana dengan baik pula. Dengan demikian, prinsip pembelajaran di Taman kanak-kanak sejatinya bersifat kolaboratif yang tidak hanya menitikberatkan pengembangan pada satu aspek, akan tetapi berorientasi pada pengembangan seluruh aspek perkembangan anak {holistic). Konsekwensinya dalam proses pembelajaran, guru seyogyanya memberikan kebebasan kepada anak dalam melakukan aktivitas belajar dan menstimulasi anak untuk mengembangkan salah satu atau beberapa kecerdasan tertentu (kecerdasan jamak) supaya lebih cakap dan terampil.
Berbagai potensi kecerdasan tersebut sering dikenal dengan multiple intelligences atau kecerdasan jamak. Menurut tokoh Howard Gardner kecerdasan jamak adalah kemampuan menyelesaikan masalah atau menghasilkan produk yang dibuat dalam satu atau beberapa budaya. (Musfiroh, 2004 : 24). Kecerdasan ini menjelaskan bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk melihat pikiran manusia mengoperasikan lingkungannya, baik yang berhubungan dengan benda-benda konkret maupun abstrak. Lebih lanjut lagi, bagi Gardner ada anak bodoh, ada anak yang menonjol pada satu atau beberapa jenis kecerdasan. (Rachmani, 2003 : 18)
Penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan yang terjadi dengan kecerdasan naturalis di TK X karena masih kurang bervariasinya pembelajaran atau metode yang diterapkan di TK tersebut. Pada umumnya, guru di TK tersebut masih menggunakan metode yang berpusat pada guru atau ekspositori (exposition) yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti-bukti yang mendukung. Anak hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pengajaran telah diolah oleh guru sehingga siap disampaikan kepada anak dan anak diharapkan belajar dari informasi yang diterimanya itu. Pembelajaran seperti ini hampir tidak ada unsur discovery (penemuan) pada anak usia TK, sehingga pembelajaran akan menjadi sesuatu yang menjenuhkan dan membosankan.
Upaya guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi kecerdasan jamak tersebut dapat dilakukan dengan membuat suatu program layanan bimbingan. Penerapan layanan bimbingan yang tepat di Taman Kanak-kanak akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas anak. Kondisi ini dipandang wajar karena anak pada usia dini sedang berada pada masa yang ideal untuk mempelajari sikap, keterampilan, dan kecerdasan tertentu, baik itu kecerdasan berbahasa, motorik, sosial, emosi, dan moral. (Syaodih, 1999 : 68)
Dalam pemilihan suatu model pengajaran adalah guru harus benar-benar mengetahui kelemahan dan kelebihan dari model pengajaran yang dipergunakan. Terdapat lima prinsip dalam memilih metode pengajaran, seperti yang diungkapkan oleh Engkoswasa yang dikutip dari Bachtiar Rivai (1988 : 46) mengemukakan bahwa :
"Asas maju berkelanjutan yang artinya memberi kemungkinan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu sesuai dengan kemampuannya, penekanan kepada belajar mandiri, bekerja secara tim, multidisipliner, dan fleksibel".
Kecerdasan naturalis merupakan kecerdasan dalam memahami alam, yang meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan perbedaan maupun persamaan ciri-ciri diantara spesies baik flora maupun fauna. Disadari bahwa tiap anak memiliki potensi kecerdasan yang tidak sama.
Mereka mempunyai kemampuan, talenta, dan kebutuhan yang berbeda sesuai dengan perkembangan usianya. Namun jelas potensi kecerdasan anak dipengaruhi oleh faktor genetika dan lingkungan, oleh karenanya perlu dan penting memberi kesempatan pada anak didik untuk bersentuhan dengan alam mengingat alam dapat merangsang kecerdasan naturalisnya.
Pengembangan kecerdasan naturalis tidak berbeda dengan pengembangan potensi kecerdasan di bidang lainnya. Untuk itu akan kian terasah jika anak-anak diberi rangsangan yang tepat serta dipadukan dengan pola dan arah pelaksanaan yang tepat pula. Kecerdasan naturalis berkaitan dengan seluruh yang terdapat di alam dunia ini maka sangat sensitif untuk disimulasikan dengan semua aspek alam, mencakup bertanam, binatang, cuaca, dan gambaran fisik dan bumi, keterampilan mengenali berbagai kategori dan varietas dari binatang, serangga, tanaman dan bunga, serta mencakup kemampuan menanam sesuatu, memelihara dan melihat binatang. Kecerdasan naturalis juga mencakup kepekaan untuk dan mencintai bumi, sebagaimana keinginan untuk memeliharanya dan melindungi sumber-sumber alam yang ada.
Untuk memenuhi dorongan ingin memahami lingkungannya anak TK seringkali berbicara sendiri, bertanya kepada teman atau orang yang ditemuinya. Anak ingin berbagi informasi, ingin bertukar pendapat, ingin menanyakan sesuatu. Pembicaraan anak biasanya berpusat pada kejadian-kejadian keluarga, hewan peliharaan, kakak adik, alat permainan (Hildebrand, 1986 : 291). Karena itu, kita dapat memanfaatkan topik-topik tersebut dapat dimanfaatkan bagi guru sebagai daya tarik dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Disamping itu, kita juga dapat mencari topik-topik lain yang bisa dijadikan bahan pemecahan masalah yang menarik bagi anak.
Bagi anak TK karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi, atau mengkaji segala sesuatu secara langsung (Hildebrand, 1986 : 149). Karyawisata juga berarti membawa anak TK ke objek-objek tertentu sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas (Welton & Mallon, 1981 : 414) , dan juga memberi kesempatan anak untuk mengobservasi dan mengalami sendiri dari dekat (Foster & Headley's, 1959 : 149).
Penulis memilih suatu metode pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata. Karena metode karyawisata merupakan contoh teknik penyampaian materi pelajaran dengan membawa peserta didik ke lapangan. Seperti halnya model pengajaran yang lain, metode karyawisata memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Metode pengajaran dengan mempergunakan model karyawisata berperan untuk melatih proses belajar yang mandiri, proses berpikir kognitif, proses afektif (pengembangan sikap dan nilai) dan mengembangkan proses psikomotor (pengembangan keterampilan). Pemilihan model karyawisata memerlukan keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan mempersiapkan alat dan bahan yang akan mendukung proses pembelajaran di lapangan.
Sehubungan dengan paparan di atas maka peneliti ini memfokuskan pada judul "
MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE KARYAWISATA".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : "Meningkatkan kecerdasan naturalis anak Taman Kanak-kanak melalui metode karyawisata"
Identifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi objektif kecerdasan naturalis anak sebelum diterapkan metode karyawisata di TK X ?
2. Bagaimana penerapan kegiatan metode karyawisata untuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak di TK X ?
3. Bagaimana kecerdasan naturalis anak sesudah diterapkannya metode karyawisata di TK X ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian terdiri atas dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran objektif kecerdasan naturalis anak melalui metode karyawisata di TK X.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan gambaran objektif tentang :
a. Untuk memperoleh gambaran objektif tentang kecerdasan naturalis anak sebelum diterapkan metode karyawisata di TK X.
b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode karyawisata untuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak di TK X.
c. Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan naturalis anak sesudah diterapkannya metode karyawisata di TK X.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang dapat mempertajam dan memperkaya khazanah pemikiran dalam rangka meningkatkan kecerdasan naturalis anak melalui penerapan metode karyawisata.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis, khususnya dapat mengetahui lebih jauh mengenai manfaat dan penerapan metode karyawisata pada anak Taman Kanak-kanak.
b. Bagi Guru, hasil penelitian diharapkan dapat mendorong dan memotivasi untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam meningkatkan kecerdasan naturalis anak Taman Kanak-kanak melalui metode karyawisata. Kegiatan ini akan menambah wawasan guru dalam membantu proses pembelajaran anak Taman Kanak-kanak. Dalam meningkatkan kecerdasan naturalis anak melalui metode karyawisata.
c. Bagi Lembaga Pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan untuk dijadikan bahan acuan dalam meningkatkan wawasan mahasiswa. Khususnya mampu menjadi bahan pembinaan pada guru dalam meningkatkan kecerdasan naturalis anak melalui metode karyawisata anak Taman Kanak-kanak.