(KODE : PG-PAUD-0092) : SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE KARYA WISATA BAGI SISWA TK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus mencari kurikulum, system pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efisien.
Berbicara tentang pendidikan berarti berbicara tentang manusia dengan segala aspeknya. Nilai suatu bangsa terletak dari kualitas sumber daya manusia yang menjadi warga Negara. Semakin baik kualitas manusianya, bangsa tersebut semakin memiliki peluang besar menuju kemajuan dan kemakmuran.
Dalam rangka pencapaian tujuan nasional, khususnya pada bidang pendidikan, perlu adanya usaha untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yang memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa ini dan masa akan datang. guna mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun rohani, perlu di tumbuhkan motivasi yang kuat untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan, yakni motivasi yang tumbuh baik secara internal maupun eksternal. Dengan motivasi yang kuat diharapkan dapat memacu meningkatkan kualitas dan potensi sumber daya manusia, khususnya prestasi dalam bidang pendidikan sebagaimana ditegaskan dalam pasal 4 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan : Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan tinggi, yang ditunjang oleh adanya sikap dan prilaku yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta budi pekerti yang luhur, sangat diharapkan dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Adapun langkah yang harus ditempuh dalam upaya membantu mewujudkan tujuan di atas adalah dengan menumbuhkan dan membina motivasi kepada para pelaku pendidikan, terutama motivasi para siswa yang merupakan harapan bangsa untuk memacu prestasi dalam segala bidang, agar menjadi generasi-generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa yang akan datang.
Masih banyak siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah dan mengecewakan, hal tersebut diduga karena salah satu faktor penyebabnya adalah motivasi belajar mereka yang lemah dan tidak adanya rasa tanggung jawab terhadap pendidikan yang sedang mereka tempuh. Karena tidak adanya visi ke depan sebagai motivasi belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.
Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal, perlu adanya motivasi yang kuat yang ditumbuhkan oleh pendidik, terutama oleh guru yang sebagai pengajar, agar para siswa selalu terdorong untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka, di sisi lain dalam diri para peserta didik terdapat kepribadian-kepribadian yang unik dan pasti berbeda satu sama lainnya yang semestinya dapat lebih dikembangkan berubah menjadi “robotisasi” ketika peserta didik dijadikan obyek pendidikan dan hanya diharuskan tiga D (duduk, diam, dengar) di dalam kelas, padahal sesungguhnya mereka adalah makhluk unik yang termulia yang Allah ciptakan dengan berbekalkan akal pikiran.
Seyogyanya proses belajar mengajar jadi lebih hidup sebab ketika manusia berpikir maka merupakan cerminan jiwa dan gambaran kehidupan serta eksistensi kehidupan itu sendiri.
Dengan berpikir seperti itu maka sesungguhnya mereka telah memanusiakan manusia, ungkapan ini menggambarkan bahwa sesungguhnya banyak orang yang belum memperlakukan manusia secara manusiawi, maka manusia perlu dimanusiakan lagi agar pendidikan menjadi sebuah kualitas.
Faktor-faktor pendidik itu ada lima macam, di mana faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang erat.
Adapun kelima faktor tersebut yaitu :
1. Anak didik
2. Pendidik
3. Tujuan pendidikan
4. Alat-alat pendidikan
5. Lingkungan.
Dari kelima faktor-faktor tersebut antara yang satu dengan yang lain sangat erat hubungannya, kesemuanya menentukan berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan agama yang dilaksanakan.
Dengan demikian, jika salah satu faktor tersebut tidak saling melengkapi, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara efektif, oleh sebab itu kelima faktor pendidikan tersebut dalam proses belajar harus ada, dan jika merujuk kepada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1, dijelaskan bahwa; “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”. Bila tuntunan yang termaktub dalam Undang-undang Sisdiknas tersebut dapat direalisasikan maka out put yang dihasilkan lebih optimal bila didukung dengan diberikannya ruang untuk berekspresi. Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien tidak akan lepas dari cara atau metode mengajar yang diterapkan oleh seorang guru, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah menguasai materi yang diajarkannya dan mampu mengajarkannya.
Ini berarti selain menguasai materi guru juga harus mampu menyampaikan materi tersebut secara baik sehingga siswa dapat menyerap materi yang akan disampaikan dengan baik pula. Ciri pengajaran yang berhasil dapat dilihat dari kadar kegiatan siswa belajar, makin tinggi kegiatan belajar siswa makin tinggi pula peluang berhasilnya pengajaran.
Keaktifan siswa belajar sangat diperlukan baik di dalam maupun di luar kelas, menurut Alipandie, “Tanpa aktivitas belajar, pengajaran tidak akan memberikan hasil yang baik” Keberhasilan siswa belajar itu tidak hanya sekedar berhasil belajar, tetapi keberhasilan yang ditempuhnya dengan belajar aktif dan dapat menyebabkan ingatan yang kita pelajari lebih lama dan pengetahuan kita menjadi lebih luas dibandingkan dengan belajar pasif.
Guru yang profesional akan mampu memberikan motivasi bagi anak didiknya dalam proses belajar mengajar, peningkatan motivasi belajar tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui metode karya wisata. Metode ini dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memberikan suasana baru bagi anak didik, hal ini diterapkan karena untuk mengaplikasikan pelajaran yang didapat oleh siswa dalam kelas ke alam bebas terbuka, kegiatan belajar siswa melalui metode ini akan mendorong siswa agar lebih mencintai alam semesta serta menemukan konsep-konsep pokok dari suatu materi pembelajaran dan mencoba memikirkan hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.
Keberhasilan metode karya wisata harus didukung adanya kerja sama antara guru dan siswa, maksudnya guru harus mampu memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan metode karya wisata ini, dan bagi siswa harus memiliki sikap yang positif terhadap pemberlakuan kebijaksanaan tersebut.
Sikap adalah cenderung relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. 5 Jadi dengan adanya sikap yang positif dari siswa terhadap pengajaran dengan metode karya wisata diharapkan dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
Dengan melihat uraian di atas, metode karya wisata yang diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa, hal inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji lebih luas lagi sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul : “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE KARYA WISATA BAGI SISWA TK“.