Search This Blog

SKRIPSI PENDIDIKAN PKN KEEFEKTIFAN METODE RESITASI BERBANTUAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

(KODE : PEND-PKN-0008) : SKRIPSI PENDIDIKAN PKN KEEFEKTIFAN METODE RESITASI BERBANTUAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 2 yang berisi pendidikan nasional berfungsi menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggungjawab (UU SISDIKNAS, 2009 : 111). Menjadi tugas guru dan orang tua untuk bertindak sebagai pengajar sekaligus menjadi pembimbing agar para siswa kelak menjadi manusia yang dapat diandalkan. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, diberlakukannya Wajar (Wajib Belajar) oleh pemerintah yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 8 yang berbunyi setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Wajib belajar menjadi tanggung jawab Negara yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Untuk menjamin mutu pendidikan dalam rangka mewujudkan wajib belajar, pemerintah menyusun kurikulum untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Struktur kurikulum di SD yang meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 tahun mulai kelas I sampai kelas VI. Kurikulum SD memuat delapan mata pelajaran yang di dalamnya terdapat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, muatan lokal dan pengembangan diri.
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Pendidikan kewarganegaraan dalam (Standar Isi dan SKL, 2006 : 105) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pembelajaran hendaknya memberikan teladan sikap terbaik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sikap yang baik akan menghasilkan manusia yang berguna dalam memajukan bangsa dan negara dengan moral yang telah didapat dari pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam Permendiknas 22 Tahun 2006 tentang standar isi Pendidikan Kewarganegaraan termasuk dalam kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A. Mata pelajaran kelompok ini dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. (UU SISDIKNAS, 2009 : 115). Oleh sebab itu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diberikan dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dengan tujuan agar siswa dapat menjadi warga negara yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, sehat, berilmu, dan warga yang demokratis dan bertanggung jawab. Pada perkembangan zaman yang semakin seringnya masalah yang terjadi berkaitan dengan moral manusia, tidaklah mudah untuk membentuk siswa yang berkarakter sesuai harapan yang terdapat pada Pancasila dan UUD 1945. Sebab dengan hal tersebut perlu usaha dari orangtua dan guru untuk menerapkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal yang sederhana sampai hal yang komplek. misalnya kegiatan di dalam keluarga yang berkaitan dengan ibadah terus dilakukan, menanamkan nilai-nilai yang baik pada anak di setiap waktu. memberikan contoh-contoh yang baik kepada anak jadi orang tua tidak hanya bisa memberikan nasehat tetapi juga memberikan tindakan nyata yang bisa diteladani oleh anak.
Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri X diperoleh nilai rata-rata mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menunjukkan hasil belajar siswanya rendah. Hal ini dapat terlihat dari perolehan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan nilai rata-rata yang belum mencapai KKM, padahal KKM mata pelajaran di SD Negeri X adalah 62.
Faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah sebagai berikut. (1) Siswa kurang antusias setiap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya pada materi globalisasi. Penyebab utama hal tersebut adalah guru sebagai seorang motivator dan fasilitator untuk siswa di sekolah kurang memberikan perhatian pada siswa saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa menjadi tidak berminat dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu pada waktu pembelajaran guru masih mendominasi dan belum melibatkan siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran. (2) Dalam menjelaskan materi, guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran. (3) Penggunaan metode yang kurang variatif. Diharapkan guru tidak hanya menggunakan metode ceramah saja tetapi juga menerapkan metode yang lain juga. 
Dilihat dari perkembangan pendidikan yang semakin canggih, banyak diciptakan metode pembelajaran yang baru, sehingga pembelajaran tidak hanya menggunakan metode ceramah, diskusi, atau tanya jawab tetapi juga diciptakan metode-metode yang lain. Ada metode karyawisata, metode proyek, metode eksperimen, metode resitasi, metode demonstrasi dan metode-metode lainnya. Guru yang akan memberikan pelajaran hendaknya memilih metode yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Menggunakan metode yang tepat akan memberikan manfaat untuk siswa agar lebih mudah memahami materi. Setelah selesai memberikan materi, guru dapat memberikan tugas kepada siswa. Supaya materi yang disampaikan tidak lupa.
Guru harus memilih metode dengan sebaik-baiknya untuk diulang-ulang demi kemajuan siswanya. Penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Tujuan memberikan tugas agar siswa, mampu bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, mampu mengerjakan tugas secara mandiri, siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan belajarnya, siswa mampu menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk belajar, dan siswa dapat memperoleh pengetahuan secara luas dan keterampilan yang dimiliki siswa lebih berkembang. Metode resitasi dikatakan sebagai metode pemberian tugas artinya suatu pekerjaan yang harus siswa selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
Pelaksanaan metode resitasi ada tiga fase yaitu fase pemberian tugas, fase belajar, dan fase resitasi (Djamarah, 2010 : 236). Fase pemberian tugas, siswa diberikan tugas dengan arahan dan petunjuk dari guru supaya tugas yang akan dilaksanakan tidak membuat siswa bingung. Petunjuk tugas yang jelas akan membuat siswa lebih cepat menyelesaikannya. Tujuan diberikannya tugas untuk siswa diantaranya adalah agar belajar untuk menyelesaikan tugas secara mandiri, belajar untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, dan agar siswa lebih memahami materi yang telah disampaikan. Fase belajar dilakukan siswa dengan sungguh-sungguh untuk mendapat hasil yang memuaskan. Siswa melaksanakan tugas yang telah diberikan guru dengan mencari informasi di buku atau sumber tugas yang telah diberikan.
Selain metode yang dipilih, ada hal lain yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yaitu penggunaan alat bantu pembelajaran. Alat bantu yang digunakan guru dengan metode resitasi adalah LKS (lembar kerja siswa) merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran. LKS berisi kumpulan materi dan soal untuk siswa sebagai penunjang pembelajaran dan untuk mengembangkan kemampuan siswa (Hamdani, 2011 : 74). Dengan menggunakan LKS diharapkan siswa dapat mengembangkan pemahamannya. Adapun fungsi LKS di SD adalah antara lain : (a) untuk mengaktifkan siswa dengan kegiatan yang bermanfaat, (b) untuk merangsang siswa dalam memahami suatu materi, dan (c) untuk memberikan pendalaman materi pada siswa. Diupayakan agar para guru membuat sendiri LKS yang akan digunakan siswa, karena guru lebih mengerti karakteristik siswanya.
Dari permasalahan tersebut peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui keefektifan metode resitasi berbantuan LKS terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan materi globalisasi kelas IV SD Negeri X. Oleh karena itu penelitian skripsi ini mengambil judul "KEEFEKTIFAN METODE RESITASI BERBANTUAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD NEGERI X".

Artikel Terkait

Previous
Next Post »