Search This Blog

SKRIPSI MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(KODE : PG-PAUD-0079) : SKRIPSI MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

contoh skripsi paud

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia, pada dasarnya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi manusia sehingga bisa hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan mendewasakan anak, kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral tidak semata-mata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan adalah proses sosialisasi untuk mencapai kompetensi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.
Anak diciptakan Allah dengan dibekali kekuatan pendorong alamiah yang dapat diarahkan ke arah baik atau ke arah yang buruk. Menurut Sayid Sabiq kewajiban orang tualah agar memanfaatkan kekuatan-kekuatan alamiah itu dengan menyalurkannya ke saluran yang baik, yaitu dengan mendidik anak -anak asuhannya sejak usia dini, dengan membiasakan diri dengan kelakuan dan adat istiadat yang baik. Agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia-manusia yang berguna bagi dirinya dan bagi pergaulan hidup sekelilingnya. Begitu juga mengenai agama yang dianut oleh anak, orang tua sangat mempengaruhi agama apa yang akan dianut oleh anak kelak.
Sebagaimana diterangkan dalam al-Quran surat Ar-Rum ayat 30 yang berbunyi : 
Artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. Tetaplah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah tersebut. tidak ada perubahan bagi fitrah Allah; itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Disamping ayat tersebut, juga disebutkan dalam hadits Nabi yang berbunyi : 
Artinya : “Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah saw. bersabda tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah). Maka kedua orang tuanya lah yang menjadikan anak tersebut beragama yahudi, nasrani, ataupun majusi” (HR. Muslim)
Jelas bahwa pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah beragama dan kemudian tergantung pada pendidikan yang diberikan selanjutnya. Kalau mereka mendapatkan pendidikan agama dengan baik, maka mereka akan menjadi orang yang taat beragama pula. Tetapi sebaliknya, jika tidak dipupuk dan dibina, anak akan menjadi orang yang tidak beragama ataupun jauh dari agama.
Menurut M. Arifin yang mengutip pendapatnya Crow & Crow mengatakan bahwa, pendidikan pertama anak diterima dalam lingkungan rumah. Keadaan ekonomi serta tingkat kehidupan rumah, kestabilan emosi orang tua dan keluarga serta cita-cita dan ambisi yang tampak dari tingkah laku anggota keluarga yang lebih tua umurnya, kesemuanya itu mempengaruhi tingkah laku serta sikap anak secara langsung ataupun tidak langsung. Anak yang terlalu dimanjakan, terlalu dilindungi atau diterlantarkan atau orang tuanya bersikap keras yang mengganggu perasaan, dapat menjadikan anaknya perusak, penakut, dan sakit saraf.
Anak merupakan makhluk Allah yang sedang menempuh perkembangan ke arah abdi Allah yang shaleh. Dalam hal ini, sebagai mana menurut Allport yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata, bahwa manusia merupakan organisme yang pada waktu lahir adalah makhluk biologis, lalu berubah atau berkembang menjadi individu yang egonya selalu berkembang, struktur sifat-sifatnya meluas dan merupakan inti dari pada tujuan-tujuan dan aspirasi masa depan.
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan segera setelah anak dilahirkan mulai terjadi proses belajar pada diri anak dan hasil yang diperoleh adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan. Pendidikan membantu agar proses itu berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Maka dari itu anak sebagai harta yang perlu dibina dan dipupuk sejak dini, ia membutuhkan pendidikan untuk menyiapkan diri menatap masa depan sehingga menjadi manusia dewasa yang berkualitas. Kini dunia juga bergantung kepada sistem dan dasar pendidikannya. Apabila pendidikannya benar maka wajah dunia akan menjadi indah berseri dan sebalikya apabila pendidikannya salah dunia akan dibelenggu oleh kegarangan hidup yang bisa mengubah watak manusia menjadi hewan yang buas yang selalu ingin menerkam kawan dan lawan.
Sekolah juga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dipercaya masyarakat dan negara untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Karena itu, sekolah dituntut harus mampu menghasilkan out put yang berkualitas yaitu SDM yang pandai, trampil dan berbudi pekerti luhur.
Pakar pendidikan mengingatkan, mendidik anak agar cerdas, kreatif, dan terampil harus dimulai sejak usia dini. Mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara, anak yang cerdas perlu diawali di taman anak (sekarang Taman Kanak-kanak atau Masa Wiraga), dimana diberikan pendidikan yang berkaitan dengan pengembangan daya cipta dan pikir, bahasa, perilaku, dan ketrampilan, jasmani serta moral, emosi, sosial, dan disiplin.
Menurut Dr. Soemarti Patmonodewo dalam Pendidikan Anak Prasekolah halaman 56 mengatakan bahwa pendidikan TK memperhatikan beberapa prinsip pendidikan, antara lain : (1) TK merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah, untuk itu TK perlu menciptakan situasi pendidikan yang dapat memberikan rasa aman dan menyenangkan; (2) Masing-masing anak perlu mendapat perhatian yang bersifat individual, sesuai dengan kebutuhan anak TK; (3) Perkembangannya adalah hasil proses kematangan dan proses belajar : (4) Kegiatan belajar di TK adalah pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari; (5) sifat kegiatan di TK merupakan pengembangan kemampuan yang telah diperoleh di rumah; (6) Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik.
Sebagaimana disebutkan dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini : 
a. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
b. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
c. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudlatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
d. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
e. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Bab I Pasal I disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal atau informal. Dalam hal ini, TK (Taman Kanak-kanak) merupakan salah satu jalur pendidikan formal yang diselenggarakan untuk anak usia dini yang di mulai pada umur 4 sampai 6 tahun dalam rangka mengembangkan potensi mereka dengan sistem bermain sambil belajar.
Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang pendidikan anak usia dini, maka manajemen kurikulum yang jelas dan sistematis tentunya harus sangat diperhatikan dalam pendidikan usia dini, karena harus selalu memperhatikan tingkat perkembangan dan psikologi anak didik. Karena setiap anak adalah unik, dalam arti pola dan saat pertumbuhan dan perkembangan, baik kepribadian, gay a pembelajaran dan latar belakang keluarga. Kurikulum dan interaksi orang dewasa anak seharusnya disesuaikan dengan masing-masing individu.
Pembelajaran pada anak usia dini adalah hasil dari interaksi antara pemikiran anak dan pengalamannya dengan materi-materi, ide-ide dan orang di sekitarnya. Pendidikan dapat menggunakan pengetahuan tentang perkembangan anak guna mengidentifikasi tentang kecapaian tingkah laku, aktivitas dan materi-materi yang diperlukan untuk suatu kelompok usia, yang sekaligus dapat dipergunakan untuk memahami pola perkembangan anak, kekuatan, minat, dan pengalaman serta guna merancang lingkungan pembelajaran yang sesuai. Walaupun gaya pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor antara lain tradisi, nilai sosial-budaya, harapan orang tua dan strategi guna mencapai perkembangan yang optimal yang harus disesuaikan dengan usia dari masing-masing individu.
Di kalangan para pendidik sudah ada kesepahaman bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja dalam praktik pendidikan sehari-hari tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa peran orang tua dan masyarakat pada umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Walaupun dalam peraturan pemerintah terlihat perbedaan yang jelas antara TK dan SD, dalam kenyataan di lapangan kedua jenjang pendidikan tersebut tidak banyak membedakan materi maupun metodologi pembelajarannya. Di banyak tempat, sistem pembelajaran di Taman Kanak-Kanak tidak banyak berbeda dengan di Sekolah Dasar. Jika praktik pendidikan seperti ini di teruskan, di khawatirkan akan terjadi dampak-dampak negative pada perkembangan anak kemudian hari. Oleh karena itu, dalam pendidikan usia dini harus selalu memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak, yakni : kurikulum yang digunakan.
Salah satu tugas sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah melaksanakan semua kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku, karena kurikulum di sini merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi, berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sebagian besar ditentukan dari manajemen kurikulum suatu lembaga pendidikan.
Adanya manajemen kurikulum, dalam hal ini khususnya muatan lokal, yang diselenggarakan secara efektif dan efisien, diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan suatu daerah. Untuk itu diperlukan sebuah manajemen yang baik dari suatu lembaga pendidikan. “Studi tentang manajemen kurikulum adalah bagian integral dari kurikulum. Karena sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak didik untuk kehidupan di masyarakat, maka sekolah sangat dipengaruhi lingkungan masyarakat di mana sekolah tersebut berada.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita tarik simpulan bahwasannya pembelajaran di Taman Kanak-Kanak sangat besar pengaruhnya dalam meneruskan di jenjang pendidikan. Karena pembelajaran di Taman Kanak-Kanak itu seperti menanam pohon di waktu masa kecil. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »