Search This Blog

makalah ringkasan biologi biogeografi

makalah ringkasan biologi biogeografi

Judul : makalah ringkasan biologi biogeografi

Daftar Isi :
HALAMAN JUDUL, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, PENDAHULUAN, BAB I : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN ORGANISME, BAB II : PERSEBARAN HEWAN, A. Zoografi, B. Daerah Zoografi, BAB III : PERSEBARAN HEWAN DI INDONESIA, BAB IV : RADIASI ADAPTIF, BAB V : PERSEBARAN TUMBUHAN, A. Iklim, B. Ketinggian, C. Bioma, BAB VI : FLORA MALESIANA, DAFTAR PUSTAKA.


Sekilas Isi :
PENDAHULUAN

Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi. Biogeografi terbagi atas :
1. Zoografi (Biogeografi Hewan)
2. Fitografi (Biogeografi Tumbuhan)
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace.
Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.
Setiap wilayah geografis tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam sebagai hasil dari penyatuan atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya rintangan tersebut, makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan penyebaran ke daerah di seberangnya.

A. Zoografi

Wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh Salater (1858) dan diperluas oleh Wallace (1876), Newbigin (1950), Beaufort (1951), dan Darlington (1957) yang menyusun dan menjelaskannya dengan cara yang lebih modern.
Persebaran hewan terbatas pada daerah-daerah tertentu karena adanya berbagai barrier atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Satuan tersbesar distribusi hewan disebut wilayah persebaran hewan. Wilayah persebaran hewan yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh laut, gunung, padang pasir, dan iklim. Alfred Russel Wallace dalam ekspedisinya pada abad 18 menyimpulkan bahwa pada masa silam telah terbentuk pola penyebaran hewan dalam 6 kelompok daerah yang disebut zoografi dunia.

B. Daerah Zoografi

Secara garis besar penyebaran hewan-hewan di 6 daerah zoografi adalah sebagai berikut :
Makalah Biologi Sistem Reproduksi Vegetatif dan Generatif Tumbuhan

Makalah Biologi Sistem Reproduksi Vegetatif dan Generatif Tumbuhan

Judul : Makalah Biologi Sistem Reproduksi Vegetatif dan Generatif Tumbuhan

Daftar Isi :
A. Reproduksi Aseksual / Vegetatif, 1. Reproduksi aseksual alami, 2. Reproduksi aseksual buatan, B. Reproduksi Seksual / Generatif, 1. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae), 2. Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae), C. Penyerbukan, Macam-macam penyerbukan, D. Pemencaran Tumbuhan, 1. Pemencaran tumbuhan tanpa bantuan faktor luar, 2. Pemencaran tumbuhan dengan bantuan faktor luar, a. Anemokori, b. Hidrokori, c. Zookori, d. Antropokori, Daftar Pustaka.


Sekilas Isi :
A. Reproduksi Aseksual / Vegetatif

Dibagi menjadi 2 :
1. Reproduksi aseksual alami seperti :
a) Pembentukan spora, dimulai dari pembelahan sel pada bagian tertentu dari tumbuhan.
Contoh : lumut dan tumbuhan paku.
b) Fragmentasi
Reproduksi dengan fragmentasi berarti melepaskan sebagian dari tubuhnya untuk tumbuh menjadi individu baru.
c) Pembentukan tunas, pada dasarnya juga dimulai dari pembelahan sel pada bagian jaringan embrional atau meristematis, dll.
2. Reproduksi aseksual buatan seperti :
Menyetek, mencangkok dan merunduk yang merupakan cara pembiakan yang melibatkan satu individu tumbuhan. Sedangkan menyambung dan menempel melibatkan 2 individu tumbuhan.

B. Reproduksi Seksual / Generatif
Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan.
1. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) adalah menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi pembuahan tunggal.
Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina.
Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain :
Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas.
• Manfaat gymnospermae
a. Bahan makanan, misalnya : biji melinjo
b. Bahan industri kertas, misalnya : batang pinus dan batang melinjo
c. Bahan obat-obatan, misalnya juniper dan pinus
d. Bahan terpentin dan plister, misalnya : tusam/pinus
e. Bahan damar, misalnya : pohon damar

2. Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)
Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda.
Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.
a. Perhiasan bunga meliputi kelopak dan mahkota bunga.
b. Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan)
Bagian sebelah dalam dari lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat kelamin bunga terdiri dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat pembiakan betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.

Berdasarkan kelengkapan bagian bunga :
a. Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, benang sari dan putik.
Misal : bunga sepatu, cabai, kecubung, mawar, melati, dan jeruk.
b. Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak mempunyai salah satu atau beberapa bagian bunga baik perhiasan maupun alat kelamin.
Berdasarkan kelengkapan alat kelamin :
a. Bunga sempurna
b. Bunga tidak sempurna

Makalah Biologi Animalia Echinodermata

Makalah Biologi Animalia Echinodermata

Judul : Makalah Biologi Animalia Echinodermata

Daftar Isi :
ECHINODERMATA, Ciri-ciri Umum Echinodermata, Cara Berkembang Biak, 1. Asteroidea, 2. Ophiuroidea, 3. Echinoidea, 4. Crinoidea, 5. Holothuroidea, PERANAN ECHINODERMATA, a. Peranan Echinodermata yang Menguntungkan, b. Echinodermata yang Merugikan.


Sekilas Isi :
ECHINODERMATA

Ciri-ciri Umum Echinodermata
Echinodermata memiliki lempeng-lempeng dari zat kapur dengan duri-duri kecil sehingga hewan ini disebut hewan berkulit duri.
Ciri khas dari Echinodermata ialah sistem pembuluh air, yaitu suatu jaringan saluran hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran dan disebut kaki tabung (kaki ambulakral). Kaki tabung atau kaki ambulakral berfungsi untuk lokomosi, makan, dan pertukaran gas.

Cara Berkembang Biak
Reproduksi seksual pada anggota filum ini umumnya melibatkan hewan jantan dan betina yang terpisah (dioecious) dan pembebasan gamet dilakukan di air. Hewan dewasa yang radial berkembang dari larva bilateral melalui proses metamorfosis.
Filum Echinodermata umumnya terbagi menjadi 5 kelas, antara lain asteroidea (bintang laut), ophiuroidea (bintang mengular), echinoidea (bulu babi dan dolar pasir), crinoidea (lili laut dan bintang berbulu), serta holothuroidea (timun laut atau teripang).

1. Asteroidea
Bintang laut umumnya memiliki lima lengan, tetapi kadang-kadang lebih yang memanjang dari suatu cakram pusat. Permukaan bagian bawah lengan itu memiliki kaki tabung yang dapat bertindak seperti cakram untuk menyedot. Bintang laut mengkoordinasi kaki tabung tersebut untuk melekat di batuan dan merangkak secara perlahan-lahan sementara kaki tabung tersebut memanjang, mencengkeram, berkontraksi, melemas, memajang, kemudian mencengkeram lagi. Bintang laut menggunakan kaki tabungnya untuk menjerat mangsanya seperti remis dan tiram.

2. Ophiuroidea
Bintang mengular memiliki cakram tengah yang jelas terlihat dari tangannya panjang sehingga memudahkannya bergerak. Kaki tabung (kaki ambulakral) tidak memiliki alat isap dan bintang mengular bergerak dengan mencambukkan lengannya. Beberapa spesies ophiuroidea merupakan hewan pemakan suspensi, dan yang lain adalah predator atau pemakan bangkai.

3. Echinoidea
Bulu babi (sea urchin) dan dolar pasir (sand dollar) tidak memiliki lengan, tetapi hewan dari kelas ini memiliki lima baris kaki ambulakral yang berfungsi untuk bergerak walaupun lambat. Bulu babi juga memiliki otot untuk memutar durinya yang panjang sehingga bulu babi dapat bergerak. Secara kasar, bulu babi berbentuk agak bulat, dan dolar pasir berbentuk seperti cakram dan pipih.

4. Crinoidea
Lili laut menempel ke substratum melalui sebuah batang. Lili laut merangkak dengan menggunakan lengannya yang panjang dan fleksibel. Sebagai suatu kelompok, anggota kelas crinoidea umumnya menggunakan lengannya yang berbulu untuk membantu proses memakan suspensi. Lengan itu terdapat di sekeliling mulut, tetapi mengarah ke atas sehingga menjauhi substratum. Crinoidea merupakan suatu kelas purba dari filum Echinodermata yang tidak berubah selama evolusinya.

Makalah Kerjasama Ekonomi Internasional

Makalah Kerjasama Ekonomi Internasional

Judul : Makalah Kerjasama Ekonomi Internasional

Daftar Isi :
KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, PENDAHULUAN, Kerjasama Ekonomi Internasional, 1. Bentuk Kerjasama Internasional, 2. Badan Kerjasama Ekonomi Internasional, 3. Pengertian Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas, 4. Dampak Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas, 5. Integrasi Ekonomi, DAFTAR PUSTAKA.

Sekilas Isi :
1. Bentuk Kerjasama Internasional
a. Bilateral
Kerjasama bilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh dua negara. Misalnya kerjasama ekonomi Indonesia dengan Malaysia. Kerjasama bilateral yang diputuskan secara sepihak, pemutusannya disebut secara unilateral.
b. Multilateral
Kerjasama multilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi antara beberapa negara, dimana yang tergabung dalam kerjasama itu saling membantu di bidang ekonomi, misalnya ASEAN.
c. Regional
Kerjasama regional adalah bentuk kerjasama ekonomi dari negara-negara kawasan/daerah tertentu, yang bertujuan menjamin kepentingan ekonomi negara-negara satu kawasan.
d. Antar Regional
Kerjasama antar regional adalah bentuk kerjasama ekonomi antar regional yang satu dengan regional lainnya. Bertujuan menjamin kepentingan ekonomi antara dua kawasan, misalnya ASEAN dengan MEE.
e. Internasional
Kerjasama internasional adalah bentuk kerjasama ekonomi yang mencakup banyak negara dan bernaung di bawah satu bendera PBB. Kerjasama ini bertujuan saling membantu di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Misalnya IMF, WTO, dan lain-lain.

2. Badan Kerjasama Ekonomi Internasional
a. ASEAN (Association of South East Asian Nations)
1) Sejarah ASEAN
ASEAN adalah organisasi regional dari negara-negara Asia Tenggara. Organisasi ini didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 pada saat ditanda-tanganinya “Deklarasi Bangkok” oleh empat menteri luar negeri dan seorang wakil perdana menteri yaitu :
1. Adam Malik : Menteri Luar Negeri Indonesia
2. S. Rajaratnam : Menteri Luar Negeri Singapura
3. Tun Abdul Razak : Wakil Perdana Menteri Malaysia
4. Narsisco Ramos : Menteri Luar Negeri Filipina
5. Thanat Khoman : Menteri Luar Negeri Thailand
Dengan persetujuan kelima negara anggota ASEAN maka Brunei Darussalam diterima menjadi anggota ASEAN yakni pada tanggal 7 Januari 1984. Setelah itu, Vietnam secara resmi diterima sebagai anggota ke-7 pada tanggal 28 Juli 1995 dan menyusul Laos serta Myanmar yang masuk menjadi anggota tahun 1997. Hal yang mendorong didirikannya ASEAN adalah untuk menghadapi perluasan pengaruh negara-negara besar terutama negara adi kuasa. Untuk itu perlu diciptakan stabilitas dan ketahanan nasional tiap-tiap negara di kawasan Asia Tenggara melalui kerjasama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
2) Tujuan ASEAN
1. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, perkembangan kebudayaan melalui usaha bersama masyarakat Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
2. Mendorong perkembangan perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu di bidang sosial, ekonomi, kebudayaan, teknologi, dan administrasi.
4. Menciptakan usaha-usaha yang efektif guna meningkatkan pemanfaatan dalam bidang pertanian, industri, perdagangan, termasuk perdagangan internasional, perbaikan sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi.
5. Mempertinggi taraf hidup masyarakat di wilayah Asia Tenggara.

Makalah Pancasila Potensi Disintegrasi Nasional

Makalah Pancasila Potensi Disintegrasi Nasional

Judul : Makalah Pancasila Potensi Disintegrasi Nasional

Daftar Isi :
Latar belakang, permasalahan, rumusan masalah, pembahasan, Orde Baru dan “Bom Waktu” Disintegrasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Integrasi, Kesimpulan, Saran.

Sekilas Isi :
A. Integrasi : Perspektif Teoritis
Konsep integrasi biasanya menunjuk pada upaya penyatuan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda-beda secara sosial, budaya, maupun politik ke dalam satu kesatuan wilayah untuk membangun kesetiaan yang lebih besar dan bersifat nasional. Dalam hal ini integrasi dipandang sebagai usaha meniadakan kesetiaan-kesetiaan picik dan ikatan-ikatan sempit dalam rangka membangun kesetiaan dan ikatan yang lebih luas ke arah pembentukan identitas sosio-kultural dan politik yang bersifat nasional. Selain itu, istilah integrasi sering juga dipergunakan untuk menunjuk pada upaya membangun suatu otoritas atau kewenangan nasional; penyatuan pemerintah dengan yang diperintah; konsensus tentang nilai-nilai kolektif; dan soal kesadaran setiap anggota masyarakat untuk memperkokoh ikatan di antara mereka.
Menurut James J. Coleman dan Carl G. Rosberg, ada dua dimensi utama konsep integrasi, yaitu integrasi vertikal dan integrasi horizontal. Integrasi vertikal sering disebut sebagai integrasi politik yang mencakup masalah yang timbul dalam hubungan negara dengan masyarakat. Sedangkan integrasi horizontal lebih bersifat kultural dan karena itu mencakup persoalan ketegangan hubungan diantara berbagai kelompok kultural di dalam masyarakat itu sendiri.
Namun demikian, Myron Weiner tidak sepenuhnya setuju pada pembedaan secara tajam antara integrasi vertikal di satu pihak dan integrasi horizontal di lain pihak. Ia justru memandang penting semua aspek integrasi yang mencakup 5 (lima) persoalan sekaligus, yaitu integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi elite massa, integrasi nilai, dan perilaku integratif.
Kelima aspek integrasi inilah yang disebut oleh Weiner sebagai integrasi politik. Dengan pemahaman demikian, Weiner tampaknya memandang bahwa integrasi politik tidak akan pernah bisa dicapai apabila salah satu dari kelima aspek integrasi tersebut diabaikan.
Sementara itu menurut Howard Wriggins, terdapat sekurang-kurangnya lima faktor yang menentukan berhasilnya integrasi bangsa. Faktor-faktor itu adalah: (1) upaya penciptaan musuh bersama dari luar; (2) gaya politik para pemimpin yang memperkecil perbedaan, dan pemberian penghargaan serta rasa hormat terhadap semua suku bangsa yang berbeda-beda; (3) lembaga-lembaga politik, partai politik, dan birokrasi nasional, termasuk militer, yang aspiratif, luwes dan akomodatif terhadap perbedaan dan keanekaragaman daerah; (4) ideologi nasional yang menentukan tujuan dan cara-cara pencapaiannya; dan (5) pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada perluasan kesempatan bagi semua orang secara adil.

Makalah Pedosfer

Makalah Pedosfer

Judul : Makalah Pedosfer

Daftar Isi :
PEDOSFER, A. Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia, B. Erosi Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan, C. Menjaga Kesuburan Tanah dan Usaha Mengurangi Erosi Tanah, D. Kelas Kemampuan Lahan, E. Lahan Kritis dan Lahan Potensial, 1. Lahan Kritis, 2. Lahan Potensial, DAFTAR PUSTAKA.

Sekilas Isi :
A. Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia
Pada dasarnya, tanah berasal dari batuan atau zat organik lainnya yang mengalami pelapukan. Berubahnya batuan atau zat organik menjadi butir-butir tanah dikarenakan oleh beberapa faktor :
1. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari.
2. Batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air.
3. Akar tumbuh-tumbuhan dapat menerobos dan memecah batu-batuan sehingga hancur.
4. Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat menghancurkan batuan.
5. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik akan mempercepat terbentuknya tanah.

Berdasarkan bahan induk dan proses perubahan yang disebabkan oleh tenaga oksigen, tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut :
1. Tanah podzolik merah kuning, adalah tanah yang terjadi ari pelapukan batuan yang mengandung kwarsa pada iklim basah dengan curah hujan 2.500 – 3.500 mm/tahun. Jika terkena air mudah basah, tanah ini banyak terdapat di pegunungan.
2. Tanah organosol adalah tanah y terjadi dari bahan induk organik seperti gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun.
3. Tanah oluvial adalah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai-sungai. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian dan bahan-bahan makanan.
4. Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur yang umumnya terdapat di daerah pegunungan kapur berumur tua. Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati.
5. Tanah vulkanis adalah yang berasal dari pelapukan batuan-batuan vulkanis baik dari lava atau batuan yang telah membeku (effusif) maupun dari abu vulkanis yang telah membeku (efflata).
6. Tanah pasir adalah tanah yang berasal dari batuan pasir yang telah melapuk. Tanah ini sangat miskin dan kadar air di dalamnya sangat sedikit.
7. Tanah humus (bunga tanah) adalah tanah yang terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Tanah ini mengandung humus bersifat sangat subur dan umumnya berwarna hitam.
8. Tanah laterit adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium, karena tua sekali, maka tanah ini sudah tidak subur lagi. Tanah ini berwarna merah muda sehingga disebut tanah merah.

Makalah Farmakologi Antibiotik Makrolida

Makalah Farmakologi Antibiotik Makrolida

Judul : Makalah Farmakologi Antibiotik Makrolida

Daftar Isi :
KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang, B. Tujuan, C. Perumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN, A. Farmakokinetik, B. Farmakodinamik, C. Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan, D. Mekanisme Kerja, E. Farmakologi Klinis, F. Indikasi Penggunaan, G. Toksisitas dan Efek Samping, BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan, B. Saran, DAFTAR PUSTAKA.

Sekilas Isi :
A. Farmakokinetik
Preparat eritromisin oral diabsorbsi dengan baik melalui saluran gastrointestinal. Obat ini tersedia untuk pemberian intravena, tetapi harus diencerkan dalam 100 ml salin atau dextrosa 5% dalam larutan air untuk mencegah plebitis atau rasa terbakar pada tempat suntikan. Obat ini mempunyai waktu paruh yang singkat dan efek pengikatnya pada proteinnya sedang. Obat ini diekstresikan ke dalam empedu, feses dan sebagian kecil dalam urine. Karenanya jumlah yang diekskresikan ke dalam urine sedikit, maka insufisiensi ginjal bahkan merupakan kontra indikasi bagi pemakaian eritromisin.

B. Farmakodinamik
Eritromisin menekan sintesis protein bakteri. Mulai terjadi preparat oral adalah 1 jam. Waktu untuk mencapai puncak adalah 4 jam dan lama kerjanya adalah 6 jam.

C. Efek Samping dan Reaksi Yang Merugikan
Efek samping dan reaksi yang merugikan dari eritromisin adalah gangguan gastrointestinal, seperti mual dan muntah, diare dan kejang abdomen. Reaksi alergi terhadap eritromisin jarang terjadi. Heptotoksisitas (toksisitas hati) dapat terjadi jika obat dipakai bersama obat-obatan hepatotoksik lainnya seperti asetaminofen (dosis tinggi), fonotiazin dan sulfonamid. Eritromisin estolat (ilosone), nampaknya lebih mempunyai efek toksik pada liver dibandingkan dengan eritromisin lainnya. Kerusakan hati biasanya bersifat reversible jika obat dihentikan. Eritromisin tidak boleh dipakai bersama klindomisin atau linkomisin karena mereka bersaing untuk mendapatkan reseptor.
D. Mekanisme Kerja
Eritromisin menghambat sintesis protein yang tergantung RNA. Pada sub unit ribosom 50 S menyekat reaksi-reaksi transpeptidasi dan translokasi. Terdapat bukti yang menggambarkan bahwa eritromisin dapat paling sedikit sebagian menempati suatu tempat pengikatan bersama-sama dengan klindamisin.
1. Spektrum aktivitas utama eritromisin melawan organisme-organisme gram positif meskipun beberapa jenis bakteri gram negatif mungkin rentan juga. Treponema, mycoplasma, chlamydia dan ricketsia dapat rentan.
2. Obat ini terutama bersifat bacteriostatik tetapi pada konsentrasi lebih tinggi dan terutama terhadap bakteri gram positif dapat bersifat bakteriosid.
3. Ia basa lemah dan secara bermakna lebih aktif pada pH alkali daripada pada pH netral atau asam.
4. Resistensi terhadap eritromisin dapat terjadi oleh mekanisme berikut ini :
a. Ketidakmampuan antibiotika untuk menembus mikroba.
b. Perubahan tempat reseptor pada ribosom 50 S.
c. Metilasi adenin.

Makalah Elektro–Komponen Elektronika

Makalah Elektro–Komponen Elektronika

Judul : Makalah Elektro–Komponen Elektronika

Daftar Isi :
Resistor, Potensiometer/Trimpot, Foto Resistor atau LDR (Light Distance Resistor), Termistor atau NTC dan PTC, VDR atau Voltage Dependent Resistor, Cara membaca kode warna pada badan resistor, Kondensator, Kondensator Tetap, Kondensator Variabel, Kode angka pada kondensator.

Sekilas Isi :
1. Resistor
Fungsi resistor dapat diumpamakan dengan sekeping papan yang dipergunakan untuk menahan aliran air yang deras di selokan/parit kecil.
Makin besar nilai tahanan, makin kecil arus dan tegangan listrik yang melaluinya. Adapun fungsi lain resistor dalam rangkaian elektronika, yaitu :
a. Menahan arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
b. Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
c. Membagi tegangan, dll.
Resistor mempunyai banyak jenis, diantaranya :
A. Resistor tetap, yaitu resistor yang mempunyai nilai tahanan tetap dan nilai tahanannya dicantumkan dengan kode warna yang melingkar pada badan resistor.
B. Resistor variabel (VR), yaitu resistor yang mempunyai nilai tahanan tidak tetap, bisa berubah dengan nilai yang diperlukan.

Potensiometer / Trimpot
Potensiometer / trimpot ialah resistor yang nilai tahanannya dapat diubah-ubah dengan jalan memutar/menggeser.
Fungsi potensiometer biasanya digunakan untuk volume, bass, treble, dsb. dan nilainya tercantum pada badan potensiometer itu sendiri.
Sedangkan fungsi trimpot digunakan pada rangkaian yang menginginkan nilai tahanan yang dapat diubah dan tidak dapat dengan mudah digeser atau diubah lagi.

Foto Resistor atau LDR (Light Distance Resistor)
Foto resistor / LDR ialah jenis resistor yang berubah nilai tahannya apabila ia terkena cahaya. Komponen ini terbuat dari bahan yang dinamakan film kadmium sulfida. Foto resistor ini biasanya digunakan dalam suatu rangkaian pembagi potensial. Foto resistor ini banyak digunakan dalam suatu rangkaian alat penjebak pencuri, atau biasa digunakan dalam suatu rangkaian sebagai alat penghitung secara otomatis bagi pengunjung suatu pertunjukan pada malam hari dan alat ini biasanya dipasang pada pintu masuk.

Termistor atau NTC dan PTC
Termistor ini adalah jenis resistor atau tahanan apabila terjadi perubahan temperatur nilainya akan berubah.
Jenis komponen ini biasanya banyak dipergunakan dalam berbagai fungsi diantaranya :
a. Pengukur temperatur mobil.
b. Alarm tanda kebakaran.
c. Pengontrol pemanas ruang.
Untuk termistor jenis PTC yang mempunyai bentuk hampir sama dengan NTC, dan fungsi PTC merupakan kebalikan dari NTC. Termistor PTC juga dapat dipergunakan dalam sistem perlindungan terhadap panas yang berlebihan.

VDR atau Voltage Dependent Resistor
VDR ini biasanya disebut juga resistor yang bergantung kepada tegangan. VDR ialah jenis resistor apabila tegangan yang melaluinya dinaikkan nilai tahanannya akan berkurang menjadi kecil.
VDR ini digunakan untuk menahan tegangan yang naik secara cepat dan tiba-tiba guna melindungi komponen-komponen yang lain di dalam suatu rangkaian, biasanya VDR berbentuk piringan yang ditandai dengan warna oleh pabrik untuk menunjukkan ukuran tegangan yang cocok dengan VDR tersebut.

Makalah Jenis Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia

Makalah Jenis Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia

Judul : Makalah Jenis Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia

Daftar Isi :
PENDAHULUAN, MODEL, STRUKTUR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, A. Model-Model Manajemen Sumber Daya Manusia, 1. Model Klerikal, 2. Model Legal, 3. Model Finansial, 4. Model Manajerial, 5. Model Humanistik, 6. Model Ilmu Perilaku, B. Struktur Manajemen Sumber Daya Manusia, C. Struktur Organisasi, Jenis-Jenis Struktur Organisasi, 1. Organisasi Fungsional (Functional Organization), 2. Organisasi Produk / Pasar (Product or Market Organization), D. Kelemahan dan Kelebihan Struktur Organisasi, DAFTAR PUSTAKA.


Sekilas Isi :
Setiap organisasi tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan-tujuan ini diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang ada. Organisasi yang berhasil adalah yang secara efektif dan efisien mengkombinasikan sumber-sumber dayanya guna menerapkan strategi-strateginya. Sungguhpun begitu, yang menjadi pusat bagi setiap strategi, untuk setiap penggunaan sumber daya, adalah karyawan-karyawan yang merencanakan dan melaksanakan strategi-strategi sebuah organisasi. Seberapa baik sebuah organisasi memperoleh, memelihara, dan mempertahankan sumber-sumber daya manusianya merupakan determinan utama dari keberhasilan dan kegagalannya.
Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas yang perlu di dalam semua organisasi. Titik fokusnya adalah orang-orang. Orang-orang merupakan darah organisasi. Tanpa mereka, tidak akan ada kebutuhan akan sistem manajemen sumber daya manusia, program-program ataupun prosedur-prosedur.
Dalam model manajemen sumber daya manusia terdapat enam model yang dapat digunakan untuk menyusun berbagai aktivitas manajemen sumber daya manusia. Tujuan manajemen sumber daya manusia dan tipe aktivitas yang ditekankan dalam setiap model tersebut memberikan berbagai kemungkinan arah manajemen sumber daya manusia di masa mendatang. Betapapun terdapat kemungkinan bahwa semua model tersebut bakal berkembang baik di masa yang akan datang, bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa beberapa diantara model tersebut menderita kemunduran, sedangkan model yang lainnya mengalami kemajuan.
Struktur organisasi merupakan kerangka dalam mana organisasi itu beroperasi. Walaupun terdapat beribu-ribu struktur organisasi yang berbeda-beda, semuanya itu merupakan variasi-variasi atau kombinasi-kombinasi saja dari tiga jenis dasar : organisasi garis, organisasi garis dan staf, dan organisasi matriks.
Untuk lebih jelasnya baik mengenai model dan struktur sumber daya manusia akan dijelaskan pada bab berikutnya.

MODEL, STRUKTUR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
A. Model-Model Manajemen Sumber Daya Manusia

Terdapat enam model yang dapat digunakan untuk menyusun berbagai aktivitas manajemen sumber daya manusia, diantaranya adalah :
- Model klerikal
- Model legal
- Model finansial
- Model manajerial
- Model humanistik
- Model ilmu perilaku
1. Model Klerikal
Dalam model klerikal ini, fungsi departemen sumber daya manusia yang terutama adalah membuat dan menyimpan laporan, data, catatan-catatan dan melaksanakan tugas-tugas rutin.
* Fungsi departemen sumber daya manusia :
- Menangani kertas kerja yang dibutuhkan
- Mematuhi berbagai peraturan, dan
- Melaksanakan tugas-tugas kepegawaian rutin
* Peran departemen sumber daya manusia cenderung pasif dan lemah dalam model ini. Apabila ada permasalahan sumber daya manusia yang kompleks dan mendesak, maka masalah tersebut akan diserahkan kepada manajer senior dan bawahan mereka atau bahkan diabaikan.
* Implikasi model ini terhadap sumber daya manusia adalah bahwa model ini tidak mendorong adanya peran departemen sumber daya manusia dalam proses perencanaan strategik. Model ini juga menyebabkan departemen sumber daya manusia tidak disertakan dalam pembentukan kultur organisasi.

Makalah Asas dan Tujuan Bimbingan Konseling

Makalah Asas dan Tujuan Bimbingan Konseling

Judul : Makalah Asas dan Tujuan Bimbingan Konseling

Daftar Isi :
Kata Pengantar, Daftar Isi, BAB I : PENDAHULUAN, 1.1. Latar Belakang, 1.2. Tujuan Pembahasan, BAB II : PEMBAHASAN, 2.1. Fungsi Bimbingan dan Konseling, 2.2. Tujuan Bimbingan dan Konseling, 2.3. Asas-asas Bimbingan dan Konseling, BAB III : PENUTUP, Kesimpulan, Daftar Pustaka.

Sekilas Isi :
2.1. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai :
a. Fungsi Pencegahan (preventif)
Layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi pencegahan artinya : merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan sebagainya.
b. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa pemahaman ini mencakup :
1) Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.
2) Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalam lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.
3) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (terutama di dalamnya informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan dan/atau karier dan informasi budaya/nilai-nilai terutama oleh siswa.
c. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

2.2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5).

b. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.