Search This Blog

Showing posts with label penguasaan konsep guru. Show all posts
Showing posts with label penguasaan konsep guru. Show all posts
TESIS MANFAAT SHARING PENGALAMAN MENGAJAR DALAM FORUM KKG BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN SERTA PENGUASAAN KONSEP GURU

TESIS MANFAAT SHARING PENGALAMAN MENGAJAR DALAM FORUM KKG BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN SERTA PENGUASAAN KONSEP GURU

(KODE : PASCSARJ-0175) : TESIS MANFAAT SHARING PENGALAMAN MENGAJAR DALAM FORUM KKG BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN SERTA PENGUASAAN KONSEP GURU (PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN DASAR)


BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu reformasi bidang pendidikan adalah meningkatkan mutu pengajar atau pendidik agar menghasilkan output yang bermutu dan mampu bersaing dengan negara-negara maju. Dalam rangka meningkatkan kompetensi mengajar guru SD agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, maka perlu dilakukan peningkatan kompetensi guru. Peningkatan kompetensi dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan mengajar. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, baik yang diupayakan oleh guru-guru sendiri maupun yang diupayakan oleh pimpinannya (kepala sekolah dan pengawas).
Proses belajar-mengajar yang berkualitas adalah guru yang memiliki kompetensi mengajar yang memadai dalam hal merencanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, serta menilai hasil belajar siswa. guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan keterampilan mengajar.
Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru saat ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan kompetensi-kompetensi tersebut. guru dapat dinilai profesional ketika dia melakukan pengembangan wawasan dan ilmu, mampu menelaah secara kritis, serta kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi.
Para pengamat pendidikan menilai bahwa kualitas kemampuan profesionalisme guru SD belum memadai. Karena itu perlu terus ditingkatkan. Berbagai studi tentang kualitas guru, menyimpulkan bahwa kemampuan profesionalisme guru menguasai bahan pelajaran memberikan efek yang positif terhadap prestasi belajar. Menurut Saud (2009 : 54) penelitian dalam bidang pendidikan kependidikan di Indonesia menunjukkan bahwa 26,17% dari hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penguasaan guru dalam hal materi pelajaran. Berkaitan hal itu Purwanto (Kotten, 2005 : 77) mengemukakan kekurangmampuan guru SD menguasai bidang studi antara lain disebabkan oleh standar kualitas kelulusan guru yang menurun, sikap dan cara mengajar guru yang tidak berubah-ubah selama bertahun-tahun mengajar. Banyak guru yang tidak pernah berupaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya sehingga sulit menyesuaikan did dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Menurut Widodo (2007 : 17) kenyataan banyak ditemukan di banyak sekolah guru belum mampu melaksanakan salah satu keterampilan dasar mengajar yaitu membuka dan menutup pelajaran, karena hakikat dari membuka pelajaran adalah kemampuan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan yang bersifat memberikan umpan balik bagi siswa segera setelah pembelajaran usai serta memberikan penguatan maupun revisi terhadap segala sesuatu yang menjadi pengalaman belajar saat itu. Membuka dan menutup pelajaran merupakan salah satu dari beberapa keterampilan pembelajaran yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvensional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centre) dari pada bagaimana siswa belajar (student-centre), dan secara keseluruhan hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan.
Keadaan kualitas pendidikan seperti ini, menimbulkan keluhan dan kritikan dari berbagai kalangan masyarakat yang dialamatkan kepada guru. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa guru merupakan komponen yang layak mendapat perhatian, karena baik ditinjau dari posisi yang ditempati dalam struktur organisasi pendidikan maupun dilihat dari tugas yang diemban, guru merupakan pelaksana operasional terdepan yang menentukan dan mewarnai proses belajar-mengajar. Guru merupakan pusat dari produktivitas sekolah. Guru merupakan kunci bagi seluruh upaya pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan. Guru merupakan satu-satunya komponen yang dapat merubah komponen-komponen lainnya menjadi bervariasi (Arikunto, 1990).
Upaya meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yakni pendekatan internal dengan memanfaatkan guru yang lebih berpengalaman sebagai pelatih, pendekatan eksternal dengan mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan ataupun studi lanjut, dan dengan pendekatan kemitraan melalui kerjasama antara perguruan tinggi dan sekolah. Karakteristik program kemitraan adalah dikembangkannya prinsip kolaborasi yang memberikan keuntungan pihak-pihak yang terlibat. Prinsip kolaborasi juga dapat dilakukan antar sesama guru dalam suatu sekolah juga dapat menjadi ajang yang efektif untuk meningkatkan mutu guru.
Melalui sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG, antara guru-guru dalam sekolah, bertujuan agar para guru bergabung dalam satu kelompok saling tukar menukar pikiran dan pengalaman mengajar, saling membantu sesama guru, mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pengelolaan kegiatan belajar-mengajar (Satori, 1989 : 317). Jadi KKG merupakan suatu wadah tempat berhimpunnya guru-guru untuk membahas berbagai hal yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar. Melalui forum KKG ini juga bisa diselenggarakan belajar bersama dalam pengajaran, dalam hal ini bukan hanya guru yang melaksanakan pembelajaran saja yang dapat memetik manfaat, namun terlebih lagi rekan sejawat yang hadir pada saat pembelajaran. Dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru, pengamat didorong untuk merefleksikan pembelajaran yang dilaksanakannya dan serta memikirkan bagaimana meningkatkan kualitasnya. Oleh karena itu forum KKG ini sesungguhnya merupakan forum belajar bersama untuk saling belajar dari pengalaman mengajar guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berpijak dari adanya kesadaran dan keinginan untuk meningkatkan SDM maka peranan guru khususnya di SD perlu diperkuat dan didukung oleh tersedianya tenaga kependidikan yang berkualitas yaitu guru yang sehingga dapat melaksanakan tugasnya, baik dalam merencanakan, melaksanakan, maupun mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, serta terus berupaya mengembangkan diri sesuai kebutuhan perkembangan zaman.
Untuk merubah kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpusat kepada siswa memang tidak mudah, terutama di kalangan guru yang tergolong pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam hal ini, melalui sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif. Hal ini sesuai pendapat Oliva (1984) bahwa upaya pengembangan tingkat pengetahuan dan keterampilan mengajar dapat dilakukan melalui in-service training.
Dari kenyataan diatas maka diperlukan sebuah alternatif untuk peningkatan kemampuan kompetensi mengajar guru dalam peningkatan kompetensi selain dalam bentuk pelatihan, salah satunya adalah dengan forum KKG sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran menuju ke arah yang jauh lebih efektif, juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru (Mulyasa, 2007).
Refleksi guru terhadap rekaman pembelajarannya dapat menemukan kelebihan dan kekurangannya sehingga memungkinkan ada perubahan cara mengajar guru setelah melakukan refleksi atas pembelajaran mereka yang direkam melalui video (Widodo, 2007 : 19). Tentunya semakin banyak refleksi itu dilakukan diharapkan akan mampu lebih memperbaiki profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran. Ini berarti metode ini dapat menjadi alternatif bagi peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan IPA seyogianya diarahkan untuk mengembangkan individu-individu yang melek sains (scientific literacy) yang meliputi pengetahuan tentang usaha ilmiah dan aspek-aspek fundamental tentang konsep, prinsip serta keterampilan ilmiah untuk memecahkan masalah sehari-hari dan dalam pengambilan keputusan (Amin, 1997). Dalam hal ini Buchori (2007 : 184) menyatakan bahwa menciptakan masyarakat yang menguasai teknologi inovatif baik dibidang produksi maupun konsumsi, hanya dapat diwujudkan apabila kepada mereka diberikan dasar kemampuan IPA yang mencukupi meliputi kemampuan : kognitif, keterampilan, sikap, atau nilai-nilai. Berkaitan dengan hal tersebut Abruscato (1982 : 19) menyatakan bahwa tujuan khusus pendidikan Sains harus mencakup tiga domain yang meliputi : kognitif, afektif, dan psikomotor.
Ada beberapa pihak yang beranggapan bahwa pembelajaran IPA harus lebih ditekankan dalam mengembangkan potensi manusia, karena IPA dianggap mampu melatih orang berpikir secara logis dan sistematis. Pada hakikatnya pembelajaran Sains harus ditekankan pada tiga hal yaitu produk, proses, dan sikap.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian dalam latar belakang menunjukkan bahwa guru sebagai pendidik harus berusaha meningkatkan terus kompetensinya, baik melalui pelatihan maupun melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) di Sekolah Dasar. Pembinaan kompetensi guru adalah usaha memberikan bantuan kepada guru agar bertambah luas pengetahuannya, meningkatkan keterampilan mengajarnya serta menumbuhkan sikap profesional sehingga guru menjadi lebih ahli dalam mengelola proses belajar mengajar untuk membelajarkan anak didik (Depdikbud, 1994).
Kompetensi untuk guru SD yang mengajarkan IPA menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru mencakup : 1) Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara langsung maupun tidak langsung. 2) Memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari. 3) Memahami struktur ilmu pengetahuan alam, termasuk hubungan fungsional antar konsep, yang berhubungan dengan mata pelajaran IPA.
Pernyataan diatas mempunyai arti bahwa tugas guru SD tidaklah mudah, apalagi peranan SD sebagai jenjang pendidikan formal yang pertama dan merupakan peletak dasar usaha pendidikan yaitu pembentukan sumber daya manusia. Perlu disadari pula bahwa seorang guru terikat oleh ruang, tempat dan waktu. Oleh karena itu perlu diusahakan suatu pembinaan secara berkala, simultan dan komprehensif melalui gugus sekolah agar setiap pribadi guru tumbuh subur rasa pengabdian dan tanggung jawab, karena profesi guru adalah jabatan kunci dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Disamping itu harus tetap komitmen terhadap upaya pengembangan kualitas profesinya.
Fokus penelitian ini adalah mencoba menggali tentang manfaat sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG bagi peningkatan membuka dan menutup pelajaran serta penguasaan konsep guru dalam mata pelajaran IPA SD pada materi energi dan perubahannya.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah yang telah dipaparkan, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : "Sejauhmanakah manfaat sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG dapat meningkatkan keterampilan membuka dan menutup pelajaran serta penguasaan konsep guru pada mata pelajaran IPA SD ?".
Untuk lebih rincinya masalah yang akan diteliti dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 
1. Apakah manfaat sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG dapat meningkatkan keterampilan membuka dan menutup pelajaran ?
2. Apakah manfaat sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG dapat meningkatkan guru terhadap penguasaan konsep ?

D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sampai sejauhmanakah manfaat sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG bagi peningkatan membuka dan menutup pelajaran serta penguasaan konsep guru pada mata pelajaran IPA SD. Dalam meningkatkan kompetensi guru agar dapat menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih berkualitas. Sedangkan tujuan khusus yang lebih operasional, penulis merumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut : 
1. Untuk mengetahui manfaat sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG bagi peningkatan kemampuan membuka dan menutup pelajaran.
2. Untuk mengetahui manfaat sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG bagi peningkatan guru terhadap penguasaan konsep.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil belajar IPA di SD. Manfaat yang akan dipetik dari penelitian ini adalah dapat dijadikan pedoman upaya peningkatan keterampilan membuka dan menutup pelajaran serta penguasaan konsep guru pada materi energi dan perubahannya melalui sharing pengalaman mengajar dalam forum KKG, dengan peningkatan kompetensi guru dalam hal keterampilan membuka dan menutup pelajaran serta penguasaan konsep yang nantinya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.