(KODE : PASCSARJ-0290) : TESIS MANAJEMEN KURIKULUM PEMBELAJARAN PESANTREN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN DAKWAH (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, ketika kehidupan semakin kompleks karena terjadinya berbagai diferensiasi dalam bidang kehidupan, maka keinginan untuk menghadirkan ajaran agama yang lebih kontributif dan kontekstual menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting yang tidak bisa ditunda-tunda lagi (point of no return). Karena sebagaimana dapat diketahui betapapun istimewanya ajaran suatu agama yang terekam melalui ayat-ayat Al-Quran dan Al-Hadits, ajaran-ajaran tersebut tidak akan mempunyai makna ketika tidak mampu dijabarkan menjadi panduan operasional-fungsional yang dapat dirasakan bagi kebutuhan umat manusia. untuk itu dibutuhkan alat penyampaian ajaran agama yang baik dan mengena pada umat, alat tersebut adalah berupa dakwah dengan berbagai komponennya.
Dakwah yang merupakan kegiatan dengan tujuan mengajak kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan, juga merupakan tanggung jawab umat Islam khususnya dalam menyebarkan ajaran agama, begitu pentingnya keberadaan dakwah, sehingga Allah SWT mengisyaratkan agar ada sebagian di antara umat manusia ini yang senantiasa mengajak dalam berbuat baik dan meninggalkan segala keburukan, dalam Firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 104 dijelaskan :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung".
Dakwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai tantangan dan problematika yang semakin kompleks. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya perubahan dan perkembangan dinamika masyarakat yang semakin maju dan modern.
Perkembangan era teknologi dan transportasi yang begitu canggih secara tidak sadar telah menggiring umat manusia pada berbagai pilihan. Satu sisi, pilihan tersebut membawa hikmah dan manfaat bagi kehidupan manusia akan tetapi di sisi yang lain perkembangan tersebut juga membawa dampak yang kurang baik.
Mengingat aktifitas dakwah tidak terlepas dari masyarakat, maka perkembangannya pun seharusnya juga mengimbangi atau berbanding lurus dengan perkembangan masyarakat, artinya aktifitas dakwah hendaknya dapat mengikuti perkembangan dan perubahan masyarakat, sehingga aktifitas dakwah tidak hanya menjadi pelengkap hidup semata akan tetapi, lebih dari itu yaitu sebagai roda dalam mengiringi perkembangan masyarakat modern sekarang ini.
Tantangan dakwah yang sebegitu kompleks pada masa sekarang ini menuntut para Da’i (juru dakwah) untuk tidak sekedar menguasai materi dakwah saja, akan tetapi lebih dari pada itu, pandai juga harus dapat mengetahui perubahan dan kebutuhan masyarakat, artinya Da’i juga harus mampu membawa masyarakat pada garis nilai-nilai ajaran agama tanpa mengesampingkan kebutuhan masyarakat pada teknologi kemajuan zaman. Untuk itu penting kiranya para Da’i atau calon Da’i memiliki pendidikan yang cukup dan mumpuni, dalam berdakwah nantinya.
Pendidikan yang dibutuhkan oleh para calon Da’i adalah bukan sekedar pendidikan keagamaan atau keislaman semata, akan tetapi lebih dari pada itu, yaitu pendidikan yang fokus dalam dakwah beserta ilmunya, atau dapat dikatakan sebagai pendidikan dakwah, yaitu pendidikan yang difokuskan pada bidang dakwah baik mengenai materi dan metodenya.
Pendidikan dakwah menjadi bekal para calon Da’i untuk berdakwah dalam masyarakat. Kebutuhan para Da’i akan penguasaan materi-materi dalam berdakwah, metode-metode dalam berdakwah, sampai pendekatan-pendekatan di dalam berdakwah hanya akan didapatkan melalui pendidikan dakwah yang baik, di samping pengetahuan dasar tentang agama, yaitu tentang landasan syariat, akidah, akhlaq, fiqih dan balaghah serta mantiq.
Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam dengan kurikulum Agama Islam salaf selama ini dipercaya sebagai tempat pendidikan agama, terbukti mampu menjadi salah satu tempat pendidikan dakwah yang masih eksis.
Pesantren mendidik santri untuk dapat memahami kitab-kitab klasik, seperti Tafsir Qur'an, kitab Hadits, kitab Akhlaq, sampai kitab fiqih, di samping itu santri juga dididik untuk dapat berinteraksi sosial dengan masyarakat, baik masyarakat di dalam pesantren maupun di lingkungan pesantren.
Pesantren juga mendidik santri untuk selalu berhitmah (mengabdi) baik kepada guru, kyai, santri senior, pada sesama santri lainnya, adanya ta'dhim dan tawadhu' di dalam pesantren juga sebagai bagian dari pendidikan di pesantren, di mana hal tersebut mengajarkan santri agar memiliki sifat rendah hati dan sopan santun dalam bermasyarakat.
Pendidikan dakwah tidak hanya sekedar sebagai kegiatan mentransfer pengetahuan agama semata, namun lebih dari itu semua, yaitu melatih seorang santri menjadi seorang Da’i yang mampu mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama Islam pada masyarakat dengan baik dan santun.
Keberadaan pesantren sebagai bagian dari peran serta masyarakat dalam pendidikan juga mendapat penguatan dari UU Sisdiknas 2003. Pasal 54 menjelaskan : (1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. (2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
Pesantren Pengembangan dan Dakwah X merupakan pesantren yang memfokuskan pendidikannya pada pendidikan dakwah, hal ini bukan berarti pendidikan yang diterapkan tidak sama dengan pesantren lainnya, akan tetapi memfokuskan di sini difahami sebagai komitmen pesantren untuk mencetak kader-kader Da’i yang memang betul-betul siap untuk terjun ke masyarakat dan mendampingi masyarakat dalam menghadapi perkembangan zaman sekarang ini.
Penekanan pendidikan dakwah di pesantren ini dapat dilihat dari kegiatan yang diterapkan pada santri, di mana santri tidak hanya diajarkan memahami materi-materi agama saja, akan tetapi santri juga diarahkan pada kegiatan yang bersifat pembahasan terhadap permasalahan-permasalahan yang saat ini mungkin terjadi, dengan mencari solusi atas permasalahan tersebut, hal tersebut sering disebut sebagai Masail Fiqhiyyah.
Satu program yang paling menonjol dalam bidang pendidikan dakwah di Pesantren Pengembangan dan Dakwah X adalah adanya pendidikan dakwah secara nyata, yaitu dakwah keliling yang diprogramkan pesantren untuk santri di lingkungan luar pesantren. dalam program ini santri sengaja dikirim dan ditempatkan pada daerah yang membutuhkan pengajaran agama. kegiatan ini sering disebut dengan Khorij, dan kegiatan ini dilaksanakan tiga hari dalam tiap minggunya, selain itu juga ada dakwah bulanan dan juga dakwah tahunan.
Pengelolaan pendidikan dakwah dengan baik menjadi syarat utama dalam mencetak Da’i yang handal, di samping kurikulum dan pembelajaran dengan manajemen yang baik pula. Terpenting lagi adalah pembinaan pribadi santri yang baik dan berkesinambungan akan menjadikan santri sebagai Da’i yang mumpuni dan solid.
Penelitian ini didasari oleh : Pertama, manajemen kurikulum dan pembelajaran pesantren terlebih manajemen kurikulum dan pembelajaran pesantren merupakan masalah menarik untuk diteliti, karena manajemen pendidikan pesantren terlebih manajemen kurikulum dan pembelajaran pesantren merupakan motor penggerak dalam pendidikan islam dan pendidikan dakwah. Kedua, rata-rata kurikulum dan pembelajaran di pesantren mengarah pada pemahaman materi, sedangkan tujuan dakwah secara nyata tidak tersentuh sama sekali, sehingga hal tersebut menarik untuk diteliti. Ketiga, dari pengamatan peneliti manajemen kurikulum dan pembelajaran, serta pembinaan santri di pesantren X termasuk baik, hal ini terlihat dari kebanyakan alumni pesantren yang berhasil mendirikan pesantren cabang, dengan tetap solid terhadap jamaah pesantren X.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu adanya tulisan yang mengupas masalah manajemen pesantren dalam meningkatkan pendidikan dakwah, untuk itu penulis menulis tulisan yang berjudul "MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN PESANTREN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN DAKWAH (STUDI KASUS DI PESANTREN PENGEMBANGAN DAN DAKWAH X)".
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka fokus penelitian secara umum dari penelitian ini adalah "Bagaimana manajemen pendidikan di Pesantren Pengembangan dan Dakwah X". Adapun secara khusus penelitian ini difokuskan pada beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagaimana Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran yang dipakai di Pesantren Pengembangan dan Dakwah X dalam meningkatkan pendidikan dakwah santri ?
2. Bagaimana Manajemen santri di Pesantren Pengembangan dan Dakwah X dalam meningkatkan kualitas pendidikan dakwah santri ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan Manajemen Pendidikan di Pesantren Pengembangan dan Dakwah X Dalam Meningkatkan Pendidikan Dakwah. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan :
1. Mendeskripsikan Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran yang dipakai di Pesantren Pengembangan dan Dakwah X dalam meningkatkan pendidikan dakwah santri.
2. Mendeskripsikan Manajemen pembinaan santri di Pesantren Pengembangan dan Dakwah X dalam meningkatkan pendidikan dakwah santri.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang berjudul "Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Pesantren Dalam Meningkatkan Pendidikan Dakwah (Studi Kasus di Pesantren Pengembangan Dan Dakwah X)" ini selain sebagai persyaratan menempuh gelar magister, juga diharapkan akan bermanfaat menambah kazanah keilmuan dalam bidang manajemen pendidikan, selain itu juga dapat menambah referensi tentang manajemen kurikulum dan pembelajaran pesantren secara umum. Selain dari pada itu, yang paling utama adalah penelitian ini dapat menambah sumbangsih terhadap dunia pendidikan Islam terlebih pada pendidikan di pesantren. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah kazanah keilmuan dalam bidang penelitian dan manajemen terlebih lagi dalam bidang manajemen pendidikan Islam, sekaligus dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan acuan bagi semua pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan manajemen pendidikan di pesantren.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi lembaga pendidikan Islam, terlebih pendidikan pesantren dalam mengembangkan pesantrennya, terlebih bagi pesantren yang memfokuskan pendidikan pada pendidikan dakwah.
3. Manfaat Bagi Lembaga Pesantren
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu referensi dan rujukan bagi dunia pesantren dalam mengembangkan pesantren. Terlebih pada Pesantren Pengembangan dan Dakwah X dalam meningkatkan pendidikan dakwah di pesantren terkait.