Search This Blog

Showing posts with label bimbingan konseling kelas V. Show all posts
Showing posts with label bimbingan konseling kelas V. Show all posts
SKRIPSI PTK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA SD

SKRIPSI PTK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA SD

(KODE : PTK-0147) : SKRIPSI PTK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA SD (BIMBINGAN KONSELING KELAS V)



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SDN X adalah salah satu SD yang menyelenggarakan pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi adalah pendidikan dengan si stem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah umum yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
Berdasarkan data yang diberikan pihak sekolah, diketahui bahwa ada sejumlah 25 siswa berkebutuhan khusus yang ada di SDN X. Secara rinci mereka tersebar pada kelas-kelas sebagai berikut : pada kelas satu terdapat 1 siswa berkebutuhan khusus yang berada di kelas IA, di kelas dua terdapat 1 siswa yang berada di kelas IIA, di kelas tiga terdapat 4 siswa, yang berada di kelas IIIA sebanyak 3 siswa dan di kelas IIIB sebanyak 1 siswa. Pada kelas empat terdapat 4 siswa yang tergabung pada kelas IVA sebanyak 3 siswa dan sisanya 1 siswa pada kelas IVB. Pada kelas empat terdapat 10 siswa yang tergabung pada kelas 5A sebanyak 7 siswa dan 3 siswa pada kelas IVB. Kelas enam terdapat 5 siswa, pada kelas VIA sebanyak 2 siswa, kelas VIB sebanyak 3 siswa. Di SDN X masing-masing kelas memiliki dua paralel, yaitu kelas A dan B. Keduanya merupakan kelas inklusi, karena anak berkebutuhan khusus di tiap tingkat pendidikannya tidak dijadikan satu kelas, namun disebar secara random di tiap kelasnya. 
Dari staf tata usaha sekolah diketahui bahwa, jenis ketunaan di sini dibagi menjadi delapan macam, yaitu : gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, lamban belajar, gangguan pemusatan perhatian, tuna laras/gangguan emosi, autis, gangguan belajar, dan kecerdasan luar biasa. Namun, mayoritas siswa disini tergolong dalam gangguan belajar. Gangguan belajar yang dimaksudkan di sekolah ini adalah underachiever. (Gustian, 2002 : 30) "Underachiever adalah anak yang berprestasi rendah dibandingkan tingkat kecerdasan yang dimilikinya".
Selama kegiatan belajar mengajar sangat terasa sekali perbedaan motivasi belajar pada siswa yang normal dengan siswa yang tergolong dalam underachiever. Siswa underachiever cenderung pasif dan tidak memiliki ketertarikan mengikuti pelajaran yang berlangsung. Jarang mengerjakan tugas rumah, lamban jika menyelesaikan tugas di sekolah, dan kurang cepat menangkap apa yang dikatakan oleh guru, merupakan beberapa ciri yang ada pada anak-anak underachiever di SDN X.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang rendah yang dimiliki siswa underachiever mengakibatkan rendahnya prestasi belajar mereka. Dan apabila hal ini dibiarkan terus menerus, maka siswa akan semakin kurang bersemangat belajarnya.
Pemberian motivasi telah dilakukan bagi di setiap kelas dengan berbagai cara, ceramah bimbingan, pemberian reward dan punishment sampai pelaksanaan pendampingan khusus bagi anak yang berkebutuhan khusus telah dilakukan guna meningkatkan motivasi belajar siswa underachiever. Akan tetapi, upaya tersebut tidak memberikan perubahan, pasalnya hasil belajar siswa underachiever lebih rendah dari kemampuannya.
Berdasarkan masalah yang terjadi di SDN X ini, penulis memandang perlu menggunakan layanan bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dan dari beberapa layanan bimbingan konseling, bimbingan kelompok lah yang diduga paling tepat digunakan, karena dengan bimbingan kelompok siswa yang tergolong dalam underachiever tidak akan merasa di "bedakan" sebab dalam bimbingan kelompok nanti mereka akan berbaur dengan teman lainnya dalam kelompok kecil yang santai namun tetap serius dan terarah. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SDN X.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah seperti di atas, maka masalah yang muncul adalah "Apakah bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa underachiever SDN X ?"
Dari rumusan di atas, maka selanjutnya dijabarkan pertanyaan penelitian yang lebih spesifik sebagai berikut :
1. Siapa saja yang menjadi anggota bimbingan kelompok ? Apakah hanya siswa under achiever atau campuran ?
2. Siapa yang menjadi pemimpin kelompok ? Apakah guru, praktikan, motivator, atau yang lainnya ?
3. Bagaimana teknis pelaksanaan bimbingan kelompok ? Apakah dengan ceramah, penggunaan alat media, atau berupa apa ?
4. Apa hambatan dalam melaksanakan bimbingan kelompok ? Apakah pesertanya yang hiperaktif atau justru pasif, atau keterbatasan ruang dan waktu atau yang lainnya ?
5. Kapan bimbingan kelompok dilaksanakan ? Sewaktu jam pelajaran, di waktu istirahat, sepulang sekolah, atau di hari libur sekolah ?
6. Dimana bimbingan kelompok dilaksanakan ? Di lingkungan sekolah, seperti ruang kelas, taman sekolah, atau kantor guru ? Atau justru di luar lingkungan sekolah seperti di rumah siswa, taman umum, atau yang lainnya ?
7. Apa peran anggota kelompok ? Ikut aktif berperan serta dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, ataukah hanya duduk mendengarkan pemimpin kelompok ?
8. Apa peran pemimpin kelompok ? Apakah hanya memimpin jalannya bimbingan kelompok atau juga sambil mengamati aktivitas dan perubahan peserta bimbingan kelompok ?
9. Apa peran pihak sekolah dalam pelaksanaan bimbingan kelompok ? Apakah pihak sekolah berperan aktif dalam kegiatan bimbingan kelompok atau hanya sebagai fasilitator saja ? 
10. Adakah pembahan tingkat motivasi belajar siswa underachiever setelah diberikan layanan bimbingan kelompok ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat ditentukan tujuannya adalah "Mengetahui apakah bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa underachiever SDN X".

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok utamanya bagi siswa underachiever.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi konselor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan konselor dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa underachiever di SDN X.
b. Bagi siswa
Bagi siswa yang mengikuti layanan bimbingan kelompok, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajarnya.

E. Sistematika Penulisan Skripsi
Gambaran singkat mengenai seluruh sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :
a. Bagian awal, berisi : judul skripsi, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
b. Bagian isi skripsi, meliputi :
Bab 1 :Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan garis besar sistematika skripsi.
Bab 2 :Landasan Teori, berisi tentang penelitian terdahulu, teori mengenai motivasi belajar, underachiever, bimbingan kelompok, anak sekolah dasar.
Bab 3 Metode dan Prosedur Penelitian, menjelaskan tentang jenis penelitian, rancangan penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, focus penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data, dan analisis data.
Bab 4 :Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Bab 5 :Penutup, yang berisi simpulan dan saran.
Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka, dan lampiran-lampiran yang memuat tentang deskripsi pelaksanaan bimbingan kelompok.