Search This Blog

Showing posts with label biologi kelas VIII. Show all posts
Showing posts with label biologi kelas VIII. Show all posts
SKRIPSI PTK PENERAPAN PEMBELAJARAN SEMI INDIVIDUAL UNTUK MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN MANUSIA

SKRIPSI PTK PENERAPAN PEMBELAJARAN SEMI INDIVIDUAL UNTUK MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN MANUSIA

(KODE : PTK-0165) : SKRIPSI PTK PENERAPAN PEMBELAJARAN SEMI INDIVIDUAL UNTUK MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN MANUSIA (BIOLOGI KELAS VIII)



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peserta didik SMP X sangat beragam mulai dari perbedaan tingkat sosial, ekonomi, maupun kemampuan. Mereka memiliki aspirasi, bakat, dan kemampuan yang berbeda-beda antara satu dengan peserta didik lainnya. Khususnya kelas VIII memiliki heterogenitas kemampuan yang menonjol.
Hasil observasi peneliti saat proses belajar mengajar di kelas VIII, menunjukkan bahwa heterogenitas kemampuan peserta didik terlihat jelas. Hal ini terbukti saat pembelajaran berlangsung hanya beberapa siswa saja yang aktif dan siswa yang tercatat aktif tersebut adalah siswa yang sama, peneliti mendapatkan data awal tentang hasil belajar siswa saat UHT dengan rentang nilai yang terlampau jauh yaitu antara 94-28. Selain hal tersebut pembentukan kelompok heterogen yang sering dilakukan guru justru membuat perbedaan mereka semakin menonjol sehingga hasil belajar siswa rendah karena saat dilakukan evaluasi nilai rata-rata hanya mencapai 6,2. Hasil belajar untuk Mata Pelajaran Biologi dari sebagian besar peserta didik masih menunjukkan tingkat rata-rata di bawah Ketentuan Kelulusan Minimal (KKM), yaitu 6,5. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang cocok dengan paradigma di atas yaitu pembelajaran individual.
Pembelajaran individual memiliki beberapa keunggulan. Dengan dilaksanakannya pembelajaran individual maka akan tercipta suatu ketuntasan belajar yang baik. Karena dalam hal ini, siswa yang dalam kategori berkemampuan rendah, akan dapat mencapai ketuntasan, mengikuti siswa yang berkemampuan sedang dan tinggi yang secara praktis memang lebih cepat menyerap pelajaran dibanding siswa berkemampuan rendah.
Melalui pendekatan individual memungkinkan seorang guru untuk dapat memperhatikan siswa secara individual. Sehingga guru akan mengetahui secara persis potensi, kemampuan dan aspirasi siswa. Karena dalam pendekatan pembelajaran individual ini, guru melakukan pembelajaran atau bimbingan secara "face to face" dengan siswa. Seorang guru menangani beberapa orang siswa saja. Seorang guru harus memperhatikan siswa secara orang per orang. Tentu saja hal ini membutuhkan rasio Guru dan siswa yang ideal. Dengan kata lain, jumlah guru setiap mata pelajaran, harus memadai untuk mengawal sejumlah siswa yang ada. Hal ini pada sistem klasikal, dimana seorang guru mengajar untuk 30 sampai 40 siswa. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu bentuk interaksi sosial. Interaksi antara guru dengan siswa guna mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana telah ditetapkan. Oleh karena merupakan interaksi, maka harus terjadi komunikasi dua arah. Harus terjadi hubungan yang bersifat timbal balik. Agar terjadi komunikasi timbal balik, maka seorang guru harus memperhatikan keunikan masing-masing siswa. Seorang guru harus memperhatikan heterogenitas peserta didik agar dicapai hasil yang optimal (Slameto : 1995). 
Lebih lanjut, Slameto mengemukakan, ada 2 cara untuk membantu siswa agar belajar sesuai dengan keadaan individual tiap siswa, yaitu : a). Siswa dikelompokkan sesuai dengan tujuan yang mau dicapai dan berdasar sifat-sifat tersebut. Cara ini banyak dilakukan dalam kegiatan di bidang musik dan atletik. b). Materi, perlengkapan, ruang diatur secara fleksibel untuk memungkinkan belajar secara independen agar siswa dapat belajar sesuai dengan tempo dan caranya sendiri.
Namun, Pembelajaran individual juga memiliki beberapa kendala. Kendala yang dihadapi adalah rasio guru siswa yang terlampau tinggi. Jumlah guru yang tak sebanding dengan jumlah siswa merupakan kendala utama pelaksanaan pembelajaran individual.
Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah-sekolah formal masih lebih memilih pembelajaran model klasikal, pembentukan kelompok masih bersifat heterogen, serta perhatian terhadap siswa yang berkemampuan rendah masih sangat kurang. Di sisi lain Julyan dan Ducworth dalam Prayitno (2004) menyatakan bahwa guru perlu memperhatikan secara sungguh-sungguh interpretasi siswa terhadap data yang ditemukan sambil menaruh perhatian khusus pada keraguan, kesulitan, dan kebingungan setiap siswa, memperhatikan perbedaan pendapat dalam kelas, dan memberikan penghargaan terhadap setiap siswa. Ketidaktahuan siswa bukanlah hal yang jelek dalam belajar melainkan merupakan langkah awal untuk mulai belajar.
Atas dasar semua itu, maka diperlukan model pembelajaran yang merupakan alternatif solusi atas permasalahan ini. Yakni model pembelajaran Klasikal yang menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran individual, yang tidak lain adalah Pembelajaran Semi Individual. Dengan pembelajaran semi individual ini akan dapat mengatasi keberagaman kemampuan siswa yang tinggi, dengan cara mengajarkan fakta dan konsep secara klasikal, kemudian mengaplikasikan prinsip dan skill secara kelompok menggunakan media Lembar Kerja, dan membagi kelas dalam tiga kelompok : kelompok pandai, sedang dan kurang. Dengan demikian heterogenitas peserta didik bisa diaktualisasikan lebih optimal.
Berdasarkan pemikiran di atas dilakukan penelitian tentang pembelajaran semi individual yang penulis angkat dalam skripsi berjudul "PENERAPAN PEMBELAJARAN SEMI INDIVIDUAL UNTUK MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA PADA KELAS VIII DI SMP X".

B. Rumusan Masalah
Apakah pembelajaran semi individual dapat diterapkan pada siswa kelas VIII dalam materi Sistem pencernaan makanan pada manusia ?

C. Tujuan Penelitian
Untuk menguji apakah pembelajaran semi individual dapat diterapkan pada siswa kelas VIII dalam materi Sistem Pencernaan Pada Manusia.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah.
1. Bagi guru
Dapat memperkaya variasi penyampaian pengetahuan pada materi sistem pencernaan makanan manusia dalam kehidupan.
2. Bagi peserta didik
a. Dapat meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan pendekatan yang diberikan oleh guru.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh, sehingga kualitas pembelajaran akan lebih meningkat.

SKRIPSI PTK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MELALUI STRATEGI TANDUR

SKRIPSI PTK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MELALUI STRATEGI TANDUR

(KODE : PTK-0158) : SKRIPSI PTK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MELALUI STRATEGI TANDUR (BIOLOGI KELAS VIII)



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar. Keberhasilan komunikasi dua arah antara subyek tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, antara lain kondisi pengajaran, fasilitas, kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh guru, motivasi belajar siswa, dan lingkungan masyarakat di sekitar tempat belajar. Kegiatan pembelajaran diarahkan kepada kegiatan yang mendorong siswa untuk belajar secara aktif baik secara fisik, sosial maupun psikis untuk memahami konsep. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran Biologi hendaknya guru menggunakan suatu strategi pengajaran yang memberikan kesempatan siswa banyak beraktivitas.
Dari observasi awal yang dilakukan di SMPN X, melalui diskusi dengan guru mata pelajaran Biologi, didapatkan fakta bahwa pembelajaran Biologi pada materi pertumbuhan dan perkembangan di kelas VIII belum optimal, terutama di kelas VIII C. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru karena guru masih menjadi sumber utama pembelajaran, partisipasi siswa masih perlu ditingkatkan karena semestinya siswa tidak hanya mencatat dan mendengarkan melainkan harus responsif dalam pembelajaran. Motivasi siswa juga masih perlu ditingkatkan karena perhatian siswa dalam pembelajaran masih kurang. Guru juga masih kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang menarik, inovatif, dan lebih mengaktifkan siswa juga variasi metode, media, model pembelajaran yang kurang optimal dalam pelaksanaannya. Dari hal tersebut di atas, menyebabkan pemahaman siswa menjadi rendah sehingga berdampak pada hasil belajar siswa juga rendah. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata hasil ulangan harian materi pertumbuhan dan perkembangan kelas VIII C yaitu 49,5. Juga dilihat dari nilai akhir mata pelajaran Biologi yang hanya 43,18% siswa kelas VIII C yang mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65.
Masalah-masalah pembelajaran tersebut, menjelaskan kualitas pembelajaran khususnya materi pertumbuhan dan perkembangan belum optimal sehingga diperlukan suatu upaya untuk dapat memecahkan masalah tersebut, antara lain dengan mengembangkan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang saat ini diperlukan adalah metode pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menuntut keaktifan siswa. 
Salah satu metode pembelajaran yang dipilih yaitu menerapkan strategi TANDUR yang terdapat dalam pembelajaran quantum teaching. Quantum teaching adalah suatu metode pembelajaran yang menyenangkan, dengan interaksi antara siswa dan guru terjalin dengan baik. Metode quantum teaching membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan cara memanfaatkan unsur-unsur yang ada pada siswa misalnya rasa ingin tahu siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi-interaksi yang terjadi di dalam kelas. 
Menurut Rudiono (2006) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa secara keseluruhan mutu proses belajar mengajar pada kajian sistem ekskresi pada manusia dengan penerapan strategi TANDUR adalah baik dengan nilai 78,9.
Strategi TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dirancang untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan pemberian pengalaman belajar melalui pengamatan, penyelidikan, maupun diskusi atas permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman belajar tersebut dikemas dalam skenario pembelajaran yang menyenangkan.
Beberapa alasan mengapa penelitian ini menerapkan strategi TANDUR pada materi pertumbuhan dan perkembangan yaitu;
1. Sebagai variasi dalam belajar sehingga siswa tidak merasa jenuh dan termotivasi untuk belajar,
2. Metode pembelajaran yang menguraikan tentang cara-cara baru yang mempermudah proses pembelajaran dan menekankan pada terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran (De Porter, 2000). Berdasarkan uraian di atas akan dilakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa terhadap materi pertumbuhan dan perkembangan dengan menerapkan strategi TANDUR.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : "Apakah dengan menerapkan strategi TANDUR dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi pertumbuhan dan perkembangan pada siswa kelas VIII SMPN X?"

C. Penegasan Istilah
Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian. Istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut.
1. Kualitas pembelajaran
Pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar serta menguasai kompetensi yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar (Mulyasa 2002). Partisipasi aktif siswa dalam penelitian ini yaitu, aktif mendiskusikan LDS, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat.
2. Strategi TANDUR
TANDUR adalah kependekan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Ulangi, Demonstrasikan, dan Rayakan. Strategi TANDUR yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan rencana dan cara-cara membawakan pengajaran yang tersusun dalam suatu rangkaian dengan tahapan sebagai berikut.
a. Tumbuhkan, yaitu penumbuhan motivasi dengan menghadirkan permasalahan atau fakta dalam kehidupan sehari-hari siswa yang terkait dengan materi pertumbuhan dan perkembangan,
b. Alami, yaitu pemberian pengalaman belajar dengan eksperimen, penyelidikan maupun kajian pustaka,
c. Namai, yaitu penamaan konsep atas permasalahan atau fakta yang dialami oleh siswa dengan bimbingan guru,
d. Demonstrasikan, yaitu pengetahuan yang telah dikuasai siswa dengan mempresentasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan di depan kelas,
e. Ulangi, yaitu tahap pelurusan dan penegasan konsep yang telah diperoleh siswa olah guru,
f. Rayakan, yaitu perayaan atau penghargaan atas pengetahuan yang telah diperoleh,
3. Materi pertumbuhan dan perkembangan
Materi pertumbuhan dan perkembangan dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) termasuk dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII semester gasal. Standar kompetensinya adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.
Materi pertumbuhan dan perkembangan terdiri dari beberapa pokok bahasan yaitu
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbunga
c. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
d. Metamorfosis dan metagenesis

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada siswa kelas VIII SMPN X melalui strategi TANDUR.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah sebagai suatu sistem pendidikan yang mendukung peningkatan kualitas pembelajaran siswa.
1. Manfaat bagi siswa
a. Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran
b. Mendorong minat siswa untuk belajar Biologi
c. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa
2. Manfaat bagi guru
a. Mendapatkan alternatif model pembelajaran Biologi yang menarik dalam upaya meningkatkan proses belajar dan mengaktifkan siswa dalam belajar
b. Guru memiliki pengalaman untuk lebih meningkatkan kinerja dalam menjalankan tugasnya
3. Manfaat bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan akan memperbaiki, meningkatkan, dan memberi masukan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan proses belajar mata pelajaran Biologi.

SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

(KODE : PTK-0115) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (BIOLOGI KELAS VIII) 



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan sebuah proses yang sangat penting dan diperlukan dalam sepanjang perjalanan kehidupan manusia. Menurut Gange, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Dahar 1989). Dikatakan pula oleh Uno (2010), belajar adalah perubahan tingkah laku secara permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan tertentu. Penelitian Frederick Herzberg menunjukkan bahwa motivasi dapat menimbulkan rasa senang, dimana rasa senang ini berkaitan erat dengan prestasi atau hasil belajar (Davies, 1991 : 216). Dengan demikian, suatu proses belajar sebaiknya merupakan pengalaman yang menyenangkan yang dapat diingat, sehingga mampu mendorong individu tersebut untuk merubah perilakunya menjadi lebih baik.
Berdasarkan observasi di kelas VIII SMPN X, analisis hasil belajar menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi menunjukkan angka 66,73 dengan hanya sebanyak 6,67% siswa yang berhasil mencapai atau melampaui nilai 80. Angka 80 merupakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran biologi di kelas VIII sekolah tersebut. Kelulusan kelas dapat dicapai ketika jumlah siswa yang mencapai atau melampaui KKM sebanyak 75%.
Selain itu, dilakukan pula observasi terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran biologi. Observasi ini dilakukan dengan model ARCS yang mengandung empat komponen, yaitu : atensi siswa, relevansi pembelajaran, kepercayaan diri siswa, dan kepuasan siswa terhadap hasil yang dicapai. Berdasarkan observasi awal hasil pengukuran motivasi menunjukkan sebanyak 50% siswa termotivasi dengan baik untuk mengikuti pembelajaran biologi. Sebuah kelas dinyatakan berhasil apabila 75% siswanya mencapai ketuntasan minimal (BSNP, 2006). Oleh karena itu, kriteria kelulusan motivasi kelas dicapai minimal ketika siswa termotivasi dengan baik, dan persentase minimal jumlahnya sebanyak 75%.
Hasil observasi lain melalui kuesioner dan wawancara informal di SMP tersebut pada siswa kelas VIII, hampir seluruh siswa menyukai pelajaran biologi. Namun, dalam pembelajaran seringkali siswa mengalami kesulitan karena beberapa alasan, diantaranya menurut siswa : 
1. Biologi mengandung banyak teks hafalan, terutama jika itu merupakan deskripsi sebuah proses.
2. Biologi juga seringkali menggunakan istilah ilmiah dan serangkaian bahasa yang rumit.
Kesulitan-kesulitan tersebut mengarah pada hakikat biologi yang seringkali abstrak bagi siswa. Hal tersebut dapat menjadi alasan mereka tidak termotivasi untuk mempelajari biologi. Selain itu, kadang pembelajaran yang berlangsung hanya berupa latihan soal saja. Meskipun kadang digunakan pula media Microsoft Power Point, namun proses pembelajaran banyak dikendalikan guru. Karena itu, siswa seringkali menjadi terfokus pada kegiatan mereka berinteraksi dengan personal notebook tanpa terkendali oleh guru.
Fasilitas yang tersedia di sekolah tersebut sangat memadai. Selain ruang multimedia, laboratorium biologi, sekolah ini juga telah memiliki LCD Proyektor di setiap kelasnya. Meskipun demikian, sebagian besar siswa merasakan pengalaman pembelajaran biologi dengan media yang ada di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal, padahal fasilitas yang tersedia sudah sangat baik. Berdasarkan observasi juga diketahui bahwa seluruh siswa di kelas tersebut telah terampil menggunakan komputer. Bahkan, seluruh siswa telah terbiasa menggunakan personal notebook (laptop) pada setiap pembelajaran yang berlangsung di kelas.
Berdasarkan analisis hasil observasi tersebut, diketahui bahwa proses pembelajaran masih memerlukan perbaikan dan pengembangan agar lebih memberikan pengalaman yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa dalam belajar biologi. Selain itu, pembelajaran tersebut juga perlu diupayakan agar dapat membuat siswa mengalami proses belajar yang bermakna dan dekat dengan keseharian mereka. Sehingga, siswa diharapkan mendapatkan motivasi diri yang lebih baik untuk mengikuti pelajaran dengan antusias. Dengan adanya motivasi diri yang tinggi, hasil belajar siswa juga dapat dengan mudah ditingkatkan. Selain itu, pengetahuan yang didapatkan dari proses belajar tersebut dapat dengan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, serta membentuk perilaku siswa menjadi pribadi yang lebih baik.
Biologi merupakan disiplin ilmu yang meliputi banyak konsep dan proses peristiwa yang abstrak. Dalam hal ini tentu dibutuhkan upaya yang lebih untuk menjelaskan proses tersebut sehingga dapat dipahami oleh siswa. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi salah satunya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar (Abimanyu, 1985). Alat bantu mengajar atau media pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Pelajaran biologi membutuhkan media visualisasi yang dapat memperjelas suatu konsep yang abstrak. Lebih dari itu, media visualisasi dapat membantu siswa memahami suatu mekanisme proses yang tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep biologi yang abstrak membutuhkan media visualisasi, dan pembelajaran di sekolah tersebut kurang memberikan pengalaman yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, terdapat pemanfaatan fasilitas kelas dan sekolah yang belum optimal pada proses pembelajaran biologi di kelas tersebut. Karena itu, perlu dilakukan pengembangan media sebagai alat bantu meningkatkan motivasi belajar siswa yang kemudian menjadi upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Perkembangan zaman telah membawa kehidupan manusia pada kemudahan dan kepraktisan dengan bantuan teknologi. Tentu saja, untuk dapat bertahan di tengah kompetisi kehidupan, adalah penting mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi dalam dunia pendidikan sekarang ini seringkali memanfaatkan multimedia sebagai alat bantu pembelajaran. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafts, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Ariasdi, 2008).
Salah satu multimedia yang mungkin dapat digunakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah multimedia interaktif. Menurut Ariasdi (2008), multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Selain itu, multimedia interaktif juga dapat membantu pengguna untuk mengukur sendiri kemampuan dirinya. Sehingga, pengguna dapat mengetahui bagian-bagian yang perlu dipelajari lebih dalam sesuai dengan kebutuhan dirinya. Contoh multimedia interaktif adalah : multimedia pembelajaran interaktif berbagai model dan aplikasi game.
Berdasarkan hal diatas, maka perlu dilakukan upaya untuk memecahkan permasalahan yang ada, yaitu meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa terhadap pembelajaran biologi di kelas. Khususnya pada materi yang sedang ditempuh kelas tersebut pada semester genap, sistem dalam kehidupan tumbuhan. Konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan merupakan sebuah konsep yang seringkali berupa proses peristiwa dan fenomena alam yang terjadi dalam skala mikro yang sulit untuk diamati secara langsung oleh indra. Dengan menggunakan multimedia interaktif diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar pada konsep dan proses yang abstrak, serta pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ketika melalui proses pembelajaran biologi.
Dengan demikian, perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS VIII PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF. Melalui penelitian ini diupayakan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran dapat diatasi, sehingga pembelajaran dapat diperbaiki dan kualitasnya juga dapat ditingkatkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang dijadikan fokus masalah penelitian adalah : 
"Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan di kelas VIII dengan menggunakan multimedia interaktif ?"

C. Pertanyaan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, berikut merupakan pertanyaan penelitian dari rumusan masalah tersebut : 
1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif ?
2. Bagaimanakah peningkatan motivasi siswa pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif ?
3. Bagaimanakah respon siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif ?

D. Batasan Masalah
Agar permasalahan di dalam penelitian tidak meluas, permasalahan dibatasi sebagai berikut : 
1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif yang dijaring melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan uraian.
Sesuai dengan standar kompetensi yang digunakan, kemampuan kognitif ini dibatasi pada C2 taksonomi bloom revisi, yaitu memahami.
2. Motivasi yang dimaksud adalah dorongan bagi siswa dalam belajar yang dijaring melalui angket motivasi. Angket motivasi yang digunakan adalah angket ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), yaitu angket motivasi yang sesuai untuk pembelajaran computer-based training (Baker, 2007). Angket motivasi ini mengandung empat komponen : atensi siswa, relevansi pembelajaran, kepercayaan diri siswa, dan kepuasan siswa terhadap hasil yang dicapai.
3. Multimedia interaktif yang digunakan pada penelitian ini adalah media pembelajaran berupa software yang dirancang menggunakan macromedia flash dengan memadukan beberapa unsur media didalamnya mengenai pokok materi yang sesuai, yaitu sistem dalam kehidupan tumbuhan.
4. Materi sistem dalam kehidupan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada kompetensi dasar : mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau, dan mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif.
2. Untuk mengetahui motivasi siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif.
3. Untuk mengetahui respon siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Salah satunya membantu sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran biologi. Selain itu, sesuai visi sekolah juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran tuntutan zaman akan adaptasi teknologi yang tinggi dalam proses pembelajaran serta mengaplikasikannya, seperti meningkatkan pemanfaatan sarana teknologi yang disediakan di sekolah.
Melalui penelitian ini juga diharapkan siswa dapat memperoleh keuntungan, seperti : memperoleh pengalaman belajar biologi yang menyenangkan dengan menggunakan multimedia interaktif, meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran biologi, meningkatkan motivasi dalam pembelajaran biologi.
Sedangkan bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan dalam kelas pada pembelajaran biologi, seperti pada konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan memotivasi guru untuk lebih menguasai fasilitas teknologi dan menerapkannya dalam pembelajaran biologi di kelas.

SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMP PADA KONSEP BIOLOGI YANG ABSTRAK MELALUI PENERAPAN PERTANYAAN PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF

SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMP PADA KONSEP BIOLOGI YANG ABSTRAK MELALUI PENERAPAN PERTANYAAN PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF

(KODE : PTK-0112) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMP PADA KONSEP BIOLOGI YANG ABSTRAK MELALUI PENERAPAN PERTANYAAN PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF (BIOLOGI KELAS VIII)



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Konsep Biologi terdiri dari kumpulan konsep-konsep konkret dan abstrak. Konsep konkret mudah dipelajari karena merupakan konsep-konsep yang sering diobservasi, seperti ciri-ciri makhluk hidup dan lingkungan biotik. Sebaliknya dengan konsep yang abstrak, biologi sulit dipahami karena siswa tidak dapat melihat prosesnya seperti fotosintesis, sistem pencernaan, si stem pernapasan, sistem transpor, sistem ekskresi, sistem reproduksi, dan lain-lain.
Analisis hasil belajar siswa oleh beberapa guru Biologi pada umumnya menunjukkan bahwa materi Biologi yang dirasakan sulit oleh siswa SMP adalah materi kelas VIII. Konsep-konsep Biologi yang dipelajari terkesan abstrak atau prosesnya tidak terlihat. Hasil belajar siswa yang kurang memuaskan menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep tersebut rendah.
Berdasarkan fakta di lapangan, rendahnya pemahaman siswa pada konsep yang abstrak terjadi karena metode pembelajaran sering kali tidak dilakukan dengan baik. Sering pula dijumpai siswa kurang memahami materi karena dalam proses pembelajarannya penerapan pertanyaan produktif kurang optimal dan pembelajaran secara berkelompok belum dikelola dengan baik.
Metode pembelajaran yang digunakan di lapangan selama ini adalah metode ceramah, tanya jawab dan diskusi secara berkelompok, akan tetapi sering ditemukan dalam diskusi tersebut siswa yang aktif tidak merata, kegiatan belajar mengajar lebih didominasi oleh siswa yang pandai. Hal ini terjadi karena pengelompokan, pemberian tugas dan penilaiannya tidak dikelola dengan baik. Walaupun nyatanya dalam suatu proses pembelajaran sebenarnya tidak ada satu metode yang paling cocok atau tepat, namun penggunaan multimedia dan multi metode sangatlah disarankan untuk meningkatkan pemahaman siswa (Dahar, 1992).
Dari hasil analisis guru SMPN X terhadap hasil belajar siswa, muncul satu masalah yaitu rendahnya nilai IPA siswa terutama dalam konsep yang abstrak. Hal tersebut diakibatkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat, kurang terlibatnya siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan kurang digunakannya pertanyaan produktif yang dapat mengarahkan siswa untuk berfikir.
Pertanyaan produktif adalah pertanyaan yang dapat merangsang siswa untuk melakukan kegiatan produktif atau kegiatan ilmiah. Sedangkan pertanyaan nonproduktif memerlukan jawaban yang terpikir dan diucapkan, yang tidak selalu mudah dilakukan oleh siswa. Pertanyaan disampaikan pada saat pembelajaran dan tercantum dalam lembar kerja siswa (LKS) Jelly (Widodo, 2006). Adapun peranan pertanyaan produktif dalam pembelajaran IPA menurut Dahar (1992), diantaranya merangsang siswa berfikir, mengetahui penguasaan konsep, mengarahkan pada konsep, memeriksa ketercapaian konsep, menimbulkan keberanian menjawab atau mengemukakan pendapat, meningkatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan memfokuskan perhatian siswa.
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap dalam bekerja atau membantu sesama secara teratur.
Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Dalam pembelajaran ini, siswa merupakan bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar. Melalui pembelajaran kooperatif, guru tertantang untuk lebih mengenali siswanya. Siswa akan merasa lebih dihargai bila diberikan kesempatan menjawab dan bertanya.
Selama ini beberapa peneliti sudah melakukan beberapa penelitian terhadap pembelajaran kooperatif pada siswa Sekolah Menengah Umum dengan materi pelajaran yang berbeda-beda. Ditemukan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tersebut, hasil belajar siswa meningkat (Rosilawati, 1999). Redjeki (2000), menyimpulkan bahwa pertanyaan produktif yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep Biologi abstrak. Selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ternyata pemberian pertanyaan produktif dalam pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa untuk membaca dan belajar sebelum proses pembelajaran berlangsung, juga mereka dapat belajar bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain. Dari hasil penelitian Yuniarti (2005), pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan pada konsep gerak tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa. Yuniarti (2005) menyarankan guru mengembangkan LKS yang dapat merangsang aktivitas kelompok belajar siswa.
Berangkat dari hal-hal tersebut diatas, telah dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul : "UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP ABSTRAK MELALUI PENERAPAN PERTANYAAN PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 
"Bagaimanakah upaya meningkatkan pemahaman siswa pada konsep yang abstrak melalui penerapan pertanyaan produktif dalam pembelajaran kooperatif ?"
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut : 
1. Bagaimanakah menerapkan pertanyaan produktif dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada konsep sistem pernapasan ?
2. Bagaimanakah melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada konsep Sistem Pernapasan ?
3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa pada konsep Sistem Pernapasan Manusia setelah penerapan pertanyaan produktif dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ?

C. Batasan Masalah
Untuk menjaga agar masalah tidak terlalu meluas dan menyimpang, maka beberapa hal perlu dibatasi, yaitu pada : 
1. Konsep abstrak yang diteliti hanya terbatas pada Sistem Pernapasan Manusia
2. Pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah tipe STAD.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran peningkatan pemahaman siswa SMP pada konsep Biologi yang abstrak pada Sistem Pernapasan Manusia dengan menerapkan pertanyaan produktif dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam upaya perbaikan pembelajaran di kelas yaitu : 
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi keberhasilan penerapan pertanyaan produktif dalam pembelajaran kooperatif sehingga termotivasi untuk melakukan penelitian serupa pada konsep lainnya.
2. Bagi siswa, menambah pengalaman belajar dengan model pembelajaran yang berbeda sehingga pemahamannya terhadap konsep abstrak meningkat. 
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.