Search This Blog

SKRIPSI PTK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BILANGAN KERETA ANGKA KELOMPOK B TK

(KODE : PTK-0585) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BILANGAN KERETA ANGKA KELOMPOK B TK


BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa : Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD, adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Selanjutnya dalam Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan anak seharusnya sudah dimulai pada usia dini. Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada masa berikutnya para ahli psikologi perkembangan menyebutkan bahwa masa usia dini adalah merupakan masa emas atau golden age. Anak usia dini atau prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak.
Upaya pengembangan ini dapat dilakukan berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.
Menurut Hurlock (Depdiknas, 2010 : 303) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Di Taman kanak-kanak seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika yaitu : (1) penguasaan konsep, (2) masa transisi, (3) lambang bilangan. Menurut Santi (2009 : 68) perkembangan permainan anak dimaksudkan sebagai peningkatan permainan yang mengarah dan sejalan dengan perkembangan mental, sosial, dan kemungkinan fisik atau motorik (dari motorik kasar ke motorik halus, kegiatan sederhana ke tingkat yang makin kompleks dan sulit.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di TK X terdapat beberapa permasalahan yang muncul di TK. Hal ini terlihat banyaknya peserta didik yang selama ini merasa tidak mampu atau menganggap pembelajaran matematika dalam berhitung sangat sulit. Terutama tentang kemampuan membilang atau menyebut urutan bilangan dari 1-10, misalnya mampu mengenal angka 1-10, menyebutkan urutan bilangan 1-10, memahami bunyi serta arti angka 1-10, kemampuan menyusun angka dan bilangan, menyebutkan lambang bilangan, membilang dengan gambar benda 1-10, mengenal berbagai macam lambang huruf, kemampuan berhitung angka 1-10, kemampuan ketepatan mengambil angka sesuai bendanya, mampu memasangkan lambang bilangan dengan benda sampai 10.
Peneliti dengan guru kelas TK B diketahui minat anak terhadap matematika terutama kemampuan berhitung masih rendah. Anak didik kurang tertarik terhadap pembelajaran berhitung. Aspek pengembangan yang akan diteliti adalah aspek pengembangan kognitif. Dalam hal ini anak merasa kegiatan berhitung dalam mengenal angka dan lambang bilangan sangat sulit, perlunya memberikan kreasi mengenai permainan bilangan, dengan permainan dengan warna dan bentuk yang menarik serta melakukan permainan yang menyenangkan. Selain itu media yang digunakan dalam pembelajaran masih menggunakan LKS dalam mengembangkan kemampuan berhitung anak. Untuk itu diperlukan alat permainan di dalam kelas maupun di luar kelas yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, dan tidak membahayakan. Penyebab lain, ruangan kelas yang sempit kurang efektif untuk belajar, sehingga terlihat kemampuan anak dalam membilang atau menyebut urutan bilangan dari 1-10 masih kurang.
Adanya kecenderungan guru di TK X belum mengembangkan kemampuan berhitung anak secara menyeluruh dan terprogram. Dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berhitung diberikan secara bertahap sesuai tahap penguasaannya yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkrit ke abstrak. Maka penyusunan program pembelajaran harus sesuai tema dan kebutuhan anak. Rencana program tahunan, bulanan, mingguan dan harian harus dibuat dengan teratur dan terprogram sesuai dengan indikator tingkat pencapaian perkembangan anak. Metode dan model yang digunakan dalam kegiatan belajar di kelas belum efektif. TK X masih menggunakan metode ceramah dan model pembelajaran klasikal, pembelajaran kurang sesuai dengan kebutuhan anak, kurang menarik. Kurangnya kreasi permainan dalam peningkatan kemampuan berhitung anak, selain itu kurangnya memodifikasi permainan yang bervariasi terlihat dari anak kurang dapat berpikir logis dan sistematis.
Oleh karena itu, peranan seorang guru dan orang tua dalam mengembangkan minat anak pada matematika terutama dalam berhitung anak harus ditekankan pada anak. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh guru-guru TK X supaya anak tidak takut lagi dengan pembelajaran matematika serta untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak. Hal ini perlu dilakukan karena dalam kehidupan anak sehari-hari sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang berkaitan dengan matematika demi kelangsungan anak kelak. Namun, upaya tersebut belum mampu mencapai hasil yang optimal. Salah satu alternatif yang penulis lakukan adalah dengan menerapkan permainan bilangan kereta angka.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diperlukan sebuah penelitian untuk melihat sejauh mana permainan bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BILANGAN KERETA ANGKA".

Artikel Terkait

Previous
Next Post »