Search This Blog

SKRIPSI PTK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KATA UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

(KODE : PTK-0575) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KATA UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN (PLB KELAS II SLB)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 

A. Kajian Teori
1 .Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita Ringan 
a. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan
Anak tunagrahita ringan disebut juga anak tuna grahita mampu didik, anak debil, moron, semi dependent atau bisa disebut dengan marginally retarded. Istilah tersebut pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama, hanya saja dalam penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan sudut pandang dari ahli yang bersangkutan. Dalam dunia pendidikan istilah yang sering digunakan adalah tunagrahita ringan. Di bawah ini akan dikemukakan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian anak tunagrahita ringan, menurut Munzayanah (2000 : 22), anak tunagrahita ringan adalah : 
Mereka yang masih mampu mempunyai kemungkinan untuk memperoleh pendidikan dalam bidang membaca, menulis dan menghitung pada suatu tingkat tertentu di sekolah khusus. Biasanya untuk kelompok ini dapat mencapai tingkat tertentu, setingkat dengan kelas IV Sekolah Dasar, serta dapat mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang sederhana.
Menurut Astati dan Euis Nani, (2001 : 36) anak tunagrahita ringan adalah : 
Anak tunagrahita ringan miskin dalam menyelesaikan tugas-tugasnya bila dibandingkan dengan usianya. Mereka mengalami kesulitan secara menyeluruh, dan berpengaruh dalam penampilannya di sekolah, rumah, tetangga, dan di masyarakat. Walaupun demikian mereka masih mampu belajar sampai dengan kelas V dan dapat menggunakan kemampuan itu bila mereka dewasa .
Dari pernyataan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita ringan adalah anak yang tergolong inteligensinya rendah, yang setingkat lebih rendah dibandingkan anak lambat belajar, tetapi masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan dalam bidang akademis yang sederhana seperti membaca, menulis dan menghitung. Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik mampu belajar sampai dengan kelas IV atau V, anak tunagrahita ringan pada saatnya akan dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri.
b. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan
Di bawah ini adalah beberapa karakteristik anak tunagrahita ringan sebagai mana dikemukakan Moh. Amin (1995 : 25) : 
1) Karakteristik Mental
Mereka menunjukkan kecenderungan menjawab dengan ulang respon terhadap pertanyaan yang berbeda, tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit dalam jiwanya atau dalam ingatannya, kecenderungan memiliki kemampuan berfikir konkrit daripada abstrak. Mereka tidak mampu mendeteksi kesalahan-kesalahan dalam pertanyaannya, terbatas kemampuan dalam penalarannya dan visualisasi serta mengalami kesulitan dalam konsentrasi.
2) Karakteristik Fisik
Bagi mereka yang memiliki keterbelakangan mental ringan sebagian besar tidak mengalami kelainan fisik.
3) Karakteristik Emosional
Minat permainan mereka lebih cocok dengan anak yang sama usia mentalnya dari pada usia kronologisnya. Memiliki problem dalam tingkah laku dan lebih banyak yang nakal daripada anak yang normal inteligensinya.
4) Karakteristik Akademik
Kemampuan mereka rendah dan lambat, bagi mereka yang tergolong ringan masih dapat diberikan pelajaran akademis seperti membaca, menulis dan berhitung sederhana.
5) Karakteristik Pekerjaan
Yang dapat dituntut hanya mereka yang tergolong ringan dan usia remaja dapat belajar pekerjaan yang sifatnya "Skill" dan "Semi Skill".
Karakteristik anak tunagrahita ringan menurut Astati, (2001 : 5-7) adalah sebagai berikut : 
1) Ciri fisik dan motorik
Ketrampilan motorik anak tunagrahita ringan lebih rendah dari anak normal, sedangkan tinggi dan berat badan adalah sama
2) Bahasa dan penggunaannya
Anak tunagrahita ringan banyak yang lancar berbahasa tetapi kurang dalam perbendaharaan kata serta kurang mampu menarik kesimpulan mengenai apa yang dibicarakan
3) Kecerdasan
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak, tetapi masih mampu mempelajari hal-hal yang bersifat akademik walaupun terbatas. Sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan yang sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia dewasa.
4) Sosial
Anak tunagrahita cenderung menarik diri, acuh tak acuh, mudah bingung. Mereka cenderung bergaul dengan anak normal yang lebih muda dari usianya.
5) Kepribadian
Ciri-ciri pribadi anak tunagrahita ringan antara lain kurang percaya diri, merasa rendah diri dan mudah frustasi
6) Pekerjaan
Anak tuna grahita ringan dapat melakukan pekerjaan yang sifatnya semi-skilled dan pekerjaan itu sifatnya sederhana.
Berdasarkan dua pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum anak tunagrahita ringan mempunyai karakteristik sebagai berikut : 
1) Kondisi fisik anak tunagrahita ringan cenderung sama dengan anak normal namun dalam ketrampilan motorik sedikit lebih rendah di bawah anak normal.
2) Kondisi psikis anak tunagrahita ringan meliputi : kemampuan berpikir rendah, kecenderungan memiliki kemampuan berpikir abstrak, sehingga mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan fungsi mental dan intelektualnya serta masih dapat diberikan pelajaran yang bersifat akademis seperti membaca, menulis dan berhitung sederhana.
3) Kondisi sosial dan kepribadian anak tunagrahita ringan cenderung menarik diri, acuh tak acuh, mudah bingung, bergaul dengan normal yang lebih muda usianya serta mempunyai kepribadian kurang percaya diri, rendah diri dan mudah frustasi
4) Pekerjaan yang dapat dilakukan anak tunagrahita ringan biasanya pekerjaan yang sifatnya semi skilled dan sederhana
c. Masalah-Masalah Anak Tunagrahita Ringan
Masalah-masalah yang dihadapi anak tunagrahita ringan, menurut Astati, (2001 : 10-11), diantaranya adalah sebagai berikut : 
1) Masalah penyesuaian diri
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam mengartikan norma-norma lingkungan sehingga mereka tidak dapat melakukan fungsinya sebagai anggota masyarakat. Akhirnya tidak jarang dari mereka diisolasi dan dianggap hanya beban orang lain.
2) Masalah pemeliharaan diri.
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam membina dirinya, misalnya dalam mengadakan orientasi, pemeliharaan dan penggunaan fasilitas di lingkungannya serta bagaimana kepantasan penampilannya.
3) Masalah kesulitan belajar.
Kesulitan belajar umumnya tampak dalam bidang pelajaran yang sifatnya akademis dan mengandung hal-hal yang sifatnya abstrak
4) Masalah pekerjaan
Kenyataan menunjukkan banyaknya populasi penyandang tunagrahita ringan pasca sekolah yang tidak memperoleh kesempatan bekerja karena dinilai kemampuan kerja mereka sangat rendah. Hal ini diperkirakan penyebabnya antara lain kurangnya kesesuaian antara ketrampilan yang dimiliki dan perilaku vokasional (daya tahan, minat, kegembiraan, komunikasi, penampilan dan lain-lain) dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa permasalahan yang dihadapi anak tunagrahita ringan meliputi dari masalah penyesuaian diri, pemeliharaan diri, kesulitan belajar serta masalah pekerjaan. Namun masalah yang sangat serius adalah anggapan masyarakat bahwa penyandang tunagrahita ringan harus mampu berkompetisi dengan anak normal karena melihat usia maupun keadaan fisiknya (keadaan fisik anak tunagrahita ringan tidak berbeda dengan anak normal). Bila hal ini tidak segera ditanggulangi dan dicarikan jalan keluarnya maka anak tunagrahita ringan cenderung menggantungkan diri kepada orang lain.

2. Tinjauan Tentang Membaca Permulaan 
a. Pengertian Membaca
Menurut Hudgson dalam Supraptiningsih (2005 : 3) memberikan batasan "membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis".

Artikel Terkait

Previous
Next Post »