(KODE : PTK-0576) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN KERTAS (PGPAUD)
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Aspek Perkembangan Motorik Anak
1. Pengertian Perkembangan Keterampilan Motorik Halus
Sukadiyanto (1997 : 70) menyatakan bahwa keterampilan motorik adalah keterampilan seseorang dalam menampilkan gerak sampai lebih kompleks. Keterampilan tersebut merupakan suatu keterampilan umum seseorang yang berkaitan dengan berbagai keterampilan atau tugas gerak. Dengan demikian keterampilan motorik adalah keterampilan gerak seseorang dalam melakukan segala kegiatan.
Senada dengan hal di atas, gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakan di dalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta teliti (Depdiknas, 2007 : 1).
Motorik halus menurut Bambang Sujiono (2005 : 1.14) adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Soegeng Santoso dan Anne Lie Ranti (1995 : 44) bahwa kemampuan gerak halus adalah kemampuan melakukan gerakan halus yang memerlukan kecermatan dan koordinasi gerakan otot kecil dan tidak membutuhkan tenaga. Sedangkan menurut Astati (1995 : 4) motorik halus adalah gerak yang hanya menggunakan otot-otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik.
Sedangkan menurut Sumantri (2005 : 143), keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Menurut Jurgen Hofsab dalam Tasnila (2012 : 9) menyatakan bahwa koordinasi gerak mata dan tangan merupakan suatu gerakan yang sangat berkaitan satu dengan yang lainnya agar suatu pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan lancar, berurutan serta sesuai dengan keinginan. Sedangkan menurut Hikmad Hakim dalam Yunita Dewanti Munica (2013 : 17) koordinasi mata tangan merupakan kemampuan biometrik kompleks yang mempunyai hubungan erat dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan. Kelentukan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 291) adalah kemampuan anak menggerakkan jari-jemarinya dengan tidak kaku dan mudah dilekukkan. Koordinasi antara tangan dan mata dapat dikembangkan salah satunya melalui kegiatan menganyam. Pengembangan keterampilan motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis (pengembangan bahasa). Menurut Sumantri (2005 : 145) kemampuan daya lihat juga merupakan kegiatan keterampilan motorik halus lainnya yaitu melatih kemampuan anak melihat ke arah kiri dan kanan, atas-bawah yang penting untuk persiapan membaca awal. Menurut Magil dalam Sumantri (2005 : 143) keterampilan ini melibatkan koordinasi neumusculer (syaraf otot) yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 558) ketepatan merupakan kemampuan anak dalam mengontrol gerakan tangan dengan mata sesuai arah, urutan dan tujuan gerakan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka untuk meningkatkan motorik halus bisa dengan latihan-latihan jari jemari tangan dan koordinasi mata dan tangan. Stimulasi sangat diperlukan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus tersebut. Menstimulasi anak dan membuat anak nyaman dengan lingkungannya serta pembiasaan segala sesuatu sejak dini yang konsisten akan mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak. Menstimulasi dimaksudkan bahwa orang dewasa mendorong anak untuk melakukan latihan-latihan dasar secara berulang-ulang dan terus menerus sehingga akan menjadi pembiasaan. Sedangkan konsisten dimaksudkan ialah sungguh-sungguh dalam melakukannya dengan segala daya dan upaya yang dimiliki untuk menjadikan anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Berpijak pada konsep tersebut maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan kegiatan menganyam dengan kertas karena dalam kegiatan menganyam ini melibatkan aktivitas jari jemari, konsentrasi, ketelitian, ketepatan dan koordinasi mata dan tangan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan motorik halus adalah keterampilan untuk mengontrol otot-otot kecil yang melibatkan koordinasi mata dan tangan yang membutuhkan kecermatan, ketepatan dan kelentukan.
2. Karakteristik Perkembangan Motorik Halus
Karakteristik perkembangan motorik halus anak dapat dijelaskan dalam Depdiknas (2007 : 10) sebagai berikut :
a. Pada saat anak berusia tiga tahun, anak sudah mampu menjumput benda dengan menggunakan jari jempol dan jari telunjuknya tetapi gerakan itu sendiri masih kikuk.
b. Pada usia empat tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna.
c. Pada usia lima tahun, koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna. Gerakan tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata. Anak juga telah mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti kegiatan proyek, dan kegiatan menganyam.
d. Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun, anak telah belajar bagaimana menggunakan jari-jemarinya dan pergelangan tangannya untuk menggerakkan ujung pensilnya.