Search This Blog

SKRIPSI PTK PEMANFAATAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG INDEKS HARGA DAN INFLASI

(KODE : PTK-0146) : SKRIPSI PTK PEMANFAATAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG INDEKS HARGA DAN INFLASI (EKONOMI KELAS XII)



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat komunikasi seperti televisi, radio maupun internet semakin mempermudah masuknya informasi dari luar. Jika kondisi semacam ini tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam mengelola informasi tersebut, maka yang terjadi adalah kerugian bagi masyarakat sendiri. Mereka hanya mampu menerima informasi itu secara utuh tanpa mampu menentukan mana yang berdampak positif dan mana yang berdampak negatif
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terbesar di dunia harus cepat tanggap dengan hal semacam ini. Besarnya jumlah penduduk di Indonesia tidak cukup menjadi modal untuk memajukan bangsa jika tidak disertai dengan kualitas yang memadai. Salah satu cara untuk mempersiapkan dan mencetak SDM yang berkualitas tinggi adalah melalui proses pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting karena dalam proses pendidikan masyarakat dipersiapkan mejadi manusia yang bermoral, berilmu pengetahuan serta beriman dan bertaqwa. Hal tersebut adalah modal utama dalam menghadapi segala tantangan perkembangan zaman.
Dunia pendidikan sekarang dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam pembelajaran, pada berbagai aspeknya, mulai dari visi, misi, tujuan, program, layanan, metode, teknologi, proses, sampai evaluasi. Bagi seorang guru pemilihan model pembelajaran hendaknya dilakukan secara cermat, agar pilihan itu tepat atau relevan dengan berbagai aspek pembelajaran yang lain, efisien dan menarik. Lebih dari itu, banyak pakar yang menyatakan bahwa sebaik apapun materi pelajaran yang dipersiapkan tanpa diiringi dengan model pembelajaran yang tepat pembelajaran tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal. Kecermatan pilihan itu semakin penting jika kondisi yang dihadapi kurang kondusif.
Pengembangan pendidikan memang sangat diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu serta kualitas sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana suatu proses pembelajaran yang berlangsung, penanganan suatu proses pembelajaran yaitu bagaimana upaya mengaktifkan siswa dalam belajar. Perlunya suatu alternatif dalam pembelajaran agar tercapai efektifitas dan berguna dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu mengusai strategi pembelajaran.
Guru dalam Undang-undang RI no 14 tahun 2005 pasal 1 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa "Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah." Guru yang professional pun hendaknya memiliki strategi-strategi yang baik dalam pembelajaran.
Menurut Tabrani Yusran dalam Syaiful dan Zain, terdapat masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasi sebagai berikut : konsep dasar strategi belajar mengajar, sasaran kegiatan belajar, belajar mengajar sebagai suatu sistem, hakikat proses belajar mengajar, entering behavior siswa, pola-pola belajar siswa, pengorganisasian kelompok belajar, pengolahan atau implementasi proses belajar mengajar.
Strategi-strategi belajar mengacu kepada prilaku dan proses berpikir yang digunakan oleh siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari. Michel Pressley dalam Nur, strategi belajar ialah "operator-operator yang berkaitan dengan kognitif meliputi proses-proses belajar secara langsung yang terlibat dalam menyelesaikan tugas atau belajar". Strategi belajar tidak hanya dibutuhkan oleh siswa. Bagi seorang pengajar maupun pendidik diharapkan untuk melaksanakan tugas pembelajaran yang sehat, kreatif, dan bermutu, mempercepat proses pembelajaran dan efektif membutuhkan strategi pembelajaran.
Joni berpendapat "bahwa yang dimaksud strategi adalah prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang kondusif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran".
Strategi belajar mengajar yang dikemukakan oleh Ausebel dalam Dahar yaitu "belajar bermakna akan menjadi pengetahuan baru (konsep-konsep baru) yang dikaitkan dengan konsep yang ada yang dimaksud dengan peta konsep".
Banyaknya konsep-konsep ekonomi yang bersifat abstrak yang harus di serap oleh siswa dalam waktu yang relatif singkat dan terbatas menjadikan ilmu ekonomi merupakan suatu materi yang cukup sukar untuk dipahami, oleh karena itu, haruslah di perlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar.
Menurut Amien konsep merupakan "suatu gagasan atau ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan dan yang dapat digeneralisasikan". Hewindati dan Suryanto menyatakan bahwa "konsep tentang suatu objek diperoleh dari hasil persepsi terhadap gejala-gejala alam, karena dari persepsi tersebut diperoleh pemahaman konseptual tentang objek tersebut". Semakin luas pengetahuan dan pengalaman yang relevan terhadap suatu objek, semakin berkembanglah konsep yang diperoleh tentang objek tersebut.
Indeks harga dan inflasi merupakan suatu bagian dari konsep pembelajaran ekonomi di SMA/MA yang relatif luas untuk di pahami. Konsep bahasan ini diajarkan di kelas X, XI, dan XII. Konsep ekonomi ini biasanya disampaikan menggunakan metode hafalan dan ceramah, hal ini akan menimbulkan beberapa masalah; seperti sukar dipahami, jenuh, dan tidak menarik untuk dipelajari materi tersebut. Dengan demikian, diperlukan strategi yang mampu mengubah paradigma suatu pembelajaran yang menyenangkan dan tidak cenderung menjenuhkan.
Peta konsep dalam proses belajar mengajar pada materi indeks harga dan inflasi berusaha menghubungkan konsep-konsep tersebut agar menjadi dan menghasilkan pengetahuan yang utuh (meaning full learning) sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan, dan proses pembentukan pemahaman akan lebih baik.
Tinggi rendahnya pemahaman siswa dapat dilihat dad proses belajar yang sedang berlangsung atau hasil belajar para siswa, karena pemahaman merupakan suatu upaya untuk mengungkapkan kembali suatu hubungan antara berbagai pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Indikator dari pemahaman yang dapat dipahami secara langsung seperti; kemampuan memberi contoh dan kemampuan memberikan definisi berdasarkan konsep atau simbol yang dibedakan dan kemampuan menggunakan konsep. Oleh karena itu, pemahaman yang baik akan membuat proses pembelajaran yang menarik.
Masalah di atas merupakan akibat dari strategi pembelajaran yang hanya berorientasi penyelesaian sebuah materi dan konsep-konsep, tanpa mengetahui kesinambungan antara konsep-konsep tersebut dan tidak adanya pemahaman pembelajaran untuk meningkatkan suatu pembelajaran yang menekankan pada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini dengan judul PEMANFAATAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG INDEKS HARGA DAN INFLASI DI MAN X.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Peta konsep dapat berjalan efektif dalam pembelajaran ekonomi pada konsep Indeks harga dan Inflasi
2. Penerapan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang indeks harga dan inflasi 
3. Peta konsep tepat penerapannya pada mata pelajaran ekonomi konsep indeks harga dan inflasi
4. Peta konsep dapat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran ekonomi
5. Peta konsep dapat mengubah paradigma terhadap proses pembelajaran ekonomi Indeks harga dan inflasi yang kurang baik

C. Pembatasan Masalah
Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman siswa, khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang tepat akan memberikan dan membuat pemahaman siswa menjadi baik. Agar masalah di atas dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka masalah ini harus dibatasi :
1. Peta konsep dapat berjalan efektif dalam pembelajaran ekonomi pada konsep indeks harga dan inflasi
2. Penerapan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang indeks harga dan inflasi

D. Perumusan Masalah
Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi indeks harga dan inflasi dapat mencerminkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Masalah pemahaman siswa merupakan kewajiban dan tuntutan tenaga pendidik, khususnya para guru ekonomi. Dalam kaitannya dengan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang Indeks harga dan inflasi di MAN X ?
2. Apakah penerapan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang indeks harga dan inflasi di MAN X ?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep Indeks harga dan inflasi setelah diterapkan peta konsep.
2. Untuk memperdalam penerapan peta konsep dalam meningkatkan penguasaan peningkatan pemahaman siswa pada konsep Indeks harga dan inflasi.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi para pendidik untuk memanfaatkan peta konsep untuk memanfaatkan peta konsep menjadi alternatif penggunaan media yang efektif.
1. Bagi siswa untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah apabila mengalami kesulitan dalam pemahaman materi, peta konsep dapat menunjukan pemahaman siswa, dan dapat mempermudah pemahaman siswa dalam memahami konsep Indeks harga dan inflasi 
2. Bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan dapat menjadi sumbangan yang berguna bagi para pendidik dengan menggunakan peta konsep sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap ekonomi, maka akan memberikan sumbangan yang bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
3. Dan bagi peneliti bermanfaat untuk mengenalkan dan menerapkan pemanfaatan peta konsep kepada siswa sebagai alternatif penggunaan media yang efektif. Serta bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi penelitian selanjutnya, dan menjadi khazanah pengetahuan dalam bidang yang dikaji.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »