(KODE : PTK-0093) : SKRIPSI PTK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP (AKUNTANSI KELAS XI)
A. Latar Belakang Masalah
Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan di Indonesia akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggung jawab. Pendidikan Nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang masih rendah pula.
Paradigma lama dalam kegiatan belajar mengajar menyatakan bahwa guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak berubah karena tuntutan perkembangan jaman (globalisasi). Saat ini paradigma yang baru mulai mengembangkan strategi belajar mengajar siswa aktif. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan seharusnya mampu berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik). Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi aktivitas siswa, yaitu siswa mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa yang dipahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu berinteraksi dengan orang lain secara positif, misalnya antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang terkait dengan materi pelajaran.
Cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi proses pembelajaran dan motivasi siswa terhadap suatu materi pelajaran, sehingga proses pembelajaran menuntut guru untuk menekankan pada penguasaan siswa akan konsep materi pelajaran yang diajarkan. Hal tersebut disebabkan penguasaan konsep yang optimal oleh siswa juga akan berdampak pada hasil belajar yang dicapai siswa. Dilain pihak perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan yang dilaksanakan di kelas yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah.
SMA X merupakan salah satu sekolah negeri yang mempunyai input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi sehingga penguasaan materi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga beraneka ragam. Salah satunya pada mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI IS yaitu Akuntansi. Akuntansi berkaitan erat dengan kemampuan berpikir dan nalar seseorang. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran Akuntansi di kelas, terdapat berbagai permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut : siswa kurang aktif di kelas cenderung tidak pernah mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat di dalam kegiatan pembelajaran, siswa kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran (seperti gaduh,berbicara dengan teman sebangku, dan bermain HP). Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya.
Tingkat penguasaan konsep yang masih rendah terhadap mata pelajaran akuntansi di SMA X ditunjukkan dengan adanya nilai ulangan harian akuntansi sebagian besar siswa yang berada di bawah batas ketuntasan yaitu 65. Berdasar pengamatan awal peneliti rendahnya penguasaan konsep siswa terhadap mata pelajaran akuntansi tersebut berasal dari minat yang kurang untuk belajar akuntansi, kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran akuntansi karena para siswa cenderung lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran seperti yang telah diungkapkan di atas, serta rasa bosan dari siswa itu sendiri karena model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Di SMA ini, selama proses pembelajaran akuntansi masih menggunakan metode ceramah sehingga minat siswa untuk belajar akuntansi masih kurang, akibatnya penguasaan konsep siswa akan materi pelajaran akuntansi masih rendah pula. Penguasaan konsep yang masih rendah akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang belum maksimal. Aktivitas umum yang terjadi saat dimulainya proses pembelajaran yaitu siswa masih sebatas menyiapkan buku dan pena untuk mencatat. Selanjutnya siswa mendengarkan penjelasan teoritis dari guru, memahami kemudian menjawab pertanyaan dari guru jika ada. Guru memberikan ceramah secara teoritis kepada siswa, memberikan tugas kemudian memberikan tes akhir, begitulah aktivitas ini berjalan terus-menerus. Rutinitas model pembelajaran seperti itu yang kemudian menimbulkan rasa bosan dan sungkan untuk memperhatikan guru yang sedang mengajar, akibatnya ada beberapa siswa yang meninggalkan kelas pada jam pelajaran akuntansi.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, perlu adanya peningkatan mutu proses pembelajaran melalui sistem belajar siswa aktif. Menurut Anita Lie (2008 : 12), banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Seperti lebih dari 2400 tahun silam Konfusius dalam Melvin L. Siberman (2006 : 23) menyatakan : “Yang saya dengar, saya lupa; Yang saya lihat, saya ingat; Yang saya kerjakan, saya pahami”.
Tiga pernyataan sederhana tersebut berbicara tentang perlunya cara belajar aktif. Tetapi kemudian Melvin L. Siberman (2006 : 23) telah memodifikasi dan memperluas kata-kata bijak Konfusius tersebut menjadi apa yang disebut paham belajar aktif yaitu :Pernyataan tersebut muncul karena belajar tidaklah cukup hanya dengan mendengarkan atau melihat saja melainkan membutuhkan gaya atau sistem pembelajaran yang baru.
- Yang saya dengar, saya lupa
- Yang saya dengar dan saya lihat, saya sedikit ingat
- Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami
- Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan ketrampilan
- Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai
Sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sistem "pembelajaran gotong royong" atau cooperative learning. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Kegiatan belajar bersama seperti ini dapat memacu belajar aktif. Diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat terjadi aktivitas dari siswa yaitu siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami. Selain itu diharapkan pula mampu berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar dengan demikian penggunaan ketrampilan-ketrampilan kooperatif menjadi semakin penting.
Pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dikembangkan agar dapat membangun kelas sebagai komunitas belajar yang menghargai semua kemampuan siswa. Dalam metode ini siswa secara individual berkembang dan berbagi kemampuan dalam berbagai aspek kerja yang berbeda. Selama pelaksanaan metode jigsaw, siswa dituntut untuk menjadi aktif sedangkan guru tidak banyak menjelaskan materi kepada siswa sebagaimana yang terjadi dalam proses belajar mengajar metode konvensional. Metode jigsaw dapat membuat siswa untuk berusaha memahami materi yang menjadi tanggung jawabnya dalam kelompok ahli karena mau tidak mau setiap siswa harus menjelaskan materi tersebut kepada teman dalam kelompok asalnya. Metode jigsaw juga mampu membuat siswa untuk berusaha memahami materi dari kelompok ahli lain karena dalam metode ini setiap siswa diberi kuis mengenai materi dari semua kelompok ahli. Hasil dari kuis akan menentukan skor kelompok sehingga dalam kelompok asal siswa akan saling menyemangati dan membantu temannya untuk memahami semua materi. Dengan demikian, pengalaman belajar siswa akan semakin banyak dan bervariasi yang akhirnya dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada diri siswa sehingga penguasaan konsep materi akuntansi akan meningkat. Dalam metode jigsaw peranan guru sangat kompleks,di samping sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai manajer dan konsultan dalam memberdayakan kelompok siswa.
Konsep merupakan suatu kelas atau kategori stimuli/objek yang memiliki ciri-ciri umum. Menurut Gagne dalam Winkel (2005 : 362) menyatakan bahwa "Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual". Hal tersebut dikarenakan pengajaran konsep menyajikan usaha-usaha manusia untuk mengklasifikasikan pengalaman belajar manusia. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan sesuatu yang sangat luas. Pengajaran konsep mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam memahami materi pelajaran yang dihadapinya, karena dengan konsep-konsep dapat mengurangi kerumitan suatu materi atau objek yang dipelajari. Oleh karena itu metode pembelajaran jigsaw sangat sesuai diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi.
Dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul : "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5 SMA X"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah model dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran akuntansi selama ini mampu mengaktifkan siswa di dalam kelas ?
2. Apakah model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran akuntansi selama ini telah mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa jurusan Ilmu Sosial (IS) di SMA X ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada :
1. Subjek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 5 SMA X.
2. Objek penelitian
Obyek penelitian meliputi :
a. Penguasaan konsep dibatasi pada konsep mengenai pokok bahasan Buku Besar yang meliputi konsep bentuk, jenis dan cara pengisiannya. Yang dinilai dari : 1) kemampuan menyebutkan nama contoh buku besar, 2) kemampuan menyebutkan ciri-ciri buku besar, 3) kemampuan membedakan contoh buku besar serta 4) kemampuan menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan buku besar.
b. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran akuntansi pokok bahasan Buku Besar.
c. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : "Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 5 semester genap SMA X ?"
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dalam meningkatkan penguasaan konsep pada pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 5 semester genap SMA X.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai alternatif teknik pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
b. Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.
2. Bagi Siswa
a. Mengaktifkan daya pikir siswa dalam penguasaan konsep mata pelajaran akuntansi.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran akuntansi sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar akuntansi.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan untuk pengembangan kurikulum di tingkat sekolah terutama di dalam kelas.
b. Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk perbaikan pada proses pembelajaran.