(KODE : PTK-0094) : SKRIPSI PTK PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR (AKUNTANSI KELAS X)
A. Latar Belakang Masalah
Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan di Indonesia akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggung jawab. Pendidikan Nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang masih rendah pula.
Paradigma lama dalam kegiatan belajar mengajar menyatakan bahwa guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak berubah karena tuntutan perkembangan jaman (globalisasi). Saat ini paradigma yang baru mulai mengembangkan strategi belajar mengajar siswa aktif. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan seharusnya mampu berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik). Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi aktivitas siswa, yaitu siswa mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa yang dipahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu berinteraksi dengan orang lain secara positif, misalnya antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang terkait dengan materi pelajaran.
Cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi proses pembelajaran dan motivasi siswa terhadap suatu materi pelajaran, sehingga proses pembelajaran menuntut guru untuk menekankan pada penguasaan siswa akan konsep materi pelajaran yang diajarkan. Hal tersebut disebabkan penguasaan konsep yang optimal oleh siswa juga akan berdampak pada hasil belajar yang dicapai siswa. Dilain pihak perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan yang dilaksanakan di kelas yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertujuan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan membentuk manusia yang berkepribadian. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 18 mengenai Pendidikan Menengah (2003 : 2) menyatakan bahwa pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Dewasa ini, sekolah kejuruan (SMK) mulai menjadi prioritas bagi pemerintah sebagai salah satu lembaga formal pendidikan yang diharapkan dan dikembangkan sebagai lembaga pencetak lulusan yang siap kerja. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang memberikan bekal keterampilan kepada lulusannya untuk terjun langsung ke dunia kerja, namun tidak mengesampingkan memberikan pengetahuan kepada lulusan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, pembelajaran di SMK X tidak hanya menekankan pada keterampilan kognitif semata tetapi juga memperhatikan keterampilan afektif dan psikomotorik. Hal ini dimaksudkan agar lulusan yang nantinya akan melanjutkan ke perguruan tinggi ataupun langsung terjun ke dunia kerja memiliki kualitas keterampilan serta pengetahuan yang memadai.Salah satu mata pelajaran yang diberikan sesuai dengan kurikulum pendidikan adalah akuntansi. Butuh ketelitian dan keuletan yang lebih tinggi untuk mempelajari akuntansi, jadi tidak jarang siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran akuntansi karena jika tidak konsentrasi dan memahami dari awal maka akan ketinggalan. Dalam hal ini, guru haruslah pandai dan kreatif dalam membelajarkan konsep dasar, sedangkan peserta didik sendiri dituntut kritis dan kreatif sehingga bisa memahami dengan baik ketika menerima pengetahuan baru dari guru. Tugas guru dalam hal ini adalah menciptakan suasana yang hidup atau proses belajar yang efektif untuk memotivasi siswa selama proses belajar mengajar.
Untuk siswa kelas X, akuntansi mempakan mata pelajaran baru maka dimungkinkan mereka akan mengalami kesulitan dalam belajar akuntansi, di mana mereka harus benar-benar memahami konsep yang ada secara bertahap dan proses tersebut harus berjalan sedikit demi sedikit. Sedangkan akuntansi sendiri mempakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang sangat mendalam dan prosesnya secara bertahap dari materi ke materi berikutnya. Siswa akan dihadapkan pada soal-soal yang memerlukan pemahaman tentang prosedur/langkah-langkah penyelesaian yang panjang, perhitungan yang mmit dan kompleks dan semua itu tidak cukup dipahami hanya dengan metode menghapal. Oleh karena itu perlu diletakkan dasar-dasar atau konsep yang kuat mengenai materi akuntansi, misalnya pada pokok bahasan siklus akuntansi pemsahaan dagang.
Ilmu akuntansi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Social (IPS) yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Akuntansi mempakan bahasa bisnis yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi financial suatu organisasi atau pemsahaan pada periode tertentu. Definisi akuntansi oleh A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), "bahwa akuntansi mempakan proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternative dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya". (Sofyan Safri Harahap, 2002 : 8).
Memahami dasar ilmu akuntansi berarti memahami serangkaian konsep yang berkaitan dimana penguasaan awal mempakan pendukung bagi penguasaan tahap selanjutnya. Proses akuntansi adalah konsep yang utuh sehingga untuk menguasainya dibutuhkan pemahaman secara menyelumh dari tahap awal hingga pelaporan. Pemahaman yang salah pada salah satu tahap akan mengakibatkan kesalahan pada tahap selanjutnya.
Salah satu upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran akuntansi serta untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, yakni dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif yang bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa, dan membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Metode yang dapat digunakan adalah metode tutor sebaya. Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab. Tutor sebaya yang pada dasarnya sama dengan program bimbingan, bertujuan memberikan bantuan kepada siswa, untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Kelebihan metode tutor sebaya dibanding dengan metode yang lain, yaitu tutor sebaya dalam menyampaikan informasi lebih mudah dipahami oleh tutee (siswa yang di ajar)sebab bahasanya sama dengan teman sebayanya, siswa dalam mengemukakan kesulitan kepada tutor lebih terbuka karena temanya sendiri, suasana pembelajaran yang rileks bisa menghilangkan rasa takut, mempererat persahabatan, ada perhatian terhadap perbedaan karakteristik, konsep mudah dipahami, siswa tertarik untuk bertanggung jawab yaitu melatih belajar mandiri.
Penelitian tindakan kelas dengan metode tutor sebaya, akan peneliti aplikasikan dalam menyusun laporan keuangan sebuah perusahaan yang terlebih dahulu siswa harus mengerti proses penyusunan dan pengkonstruksian data transaksi yang ada serta disiplin diri dalam pengerjaan tugas sehingga apabila hanya dikaji oleh siswa secara individu terasa sulit selain itu menuntut siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Hal tersebut, menjadi dasar guru untuk menyampaikan bahan ajar tersebut, dalam bentuk diskusi antar siswa. Karena akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila dilakukan dalam suatu kelompok belajar dengan dipimpin oleh tutor sebaya yaitu teman sebayanya yang lebih pandai dalam menerima dan memahami pembelajaran akuntansi, disertai oleh pengarahan dari guru mata pelajaran akuntansi di kelas tersebut. Dengan menggunakan metode tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.
Pembelajaran akuntansi di SMK X saat ini masih belum menunjukkan proses pembelajaran yang kondusif. Dalam pembelajaran yang biasa dilakukan, terdapat berbagai permasalahan yang mengakibatkan tujuan dari pembelajaran tidak berjalan seperti apa yang diharapkan. Dalam pembelajaran akuntansi di SMK X ini hanya didukung dengan modul 3A keuangan (Akuntansi) semacam LKS (lembar kerja siswa) sebagai buku pegangan yang menampilkan rangkuman materi pokok dengan sajian kompetensi, ditampilkan tugas kepada siswa dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pokok-pokok materi yang telah dipelajari. Selain itu kondisi kelas yang kurang nyaman, pengaturan jadwal yang alokasi waktu pertemuan terlalu lama (dalam sehari di jumpai sampai 4 jam yang menyebabkan siswa merasa jenuh, cepat bosan dalam pembelajaran)juga jadwal yang kurang mendukung (sebagian ada jadwal siang untuk mata pelajaran akuntansi), dan media pembelajaran yang masih kurang menyebabkan siswa kurang semangat terhadap mata pelajaran akuntansi. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dengan memotivasi dan menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa.
Sebagian besar siswa menerima materi pelajaran dengan cukup baik tetapi pemahaman tentang konsep materi yang telah diberikan masih kurang. Hal ini bisa dilihat dari proses evaluasi secara lisan. Siswa membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menjelaskan konsep dasar tentang materi yang telah diberikan oleh guru. Diperlukan perhatian khusus/ekstra dari guru dalam memancing pengetahuan dasar siswa agar bisa menjelaskan kembali materi yang telah dibahas. Pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru masih menerapkan metode pembelajaran konvensional yang monoton, yaitu metode ceramah dan demonstrasi. Hal ini mengakibatkan siswa mudah merasa jenuh, sehingga motivasi siswa mengikuti pembelajaran akuntansi rendah. Selama proses belajar mengajarpun masih terlihat beberapa anak yang kurang antusias, masih rendahnya partisipasi siswa selama proses pembelajaran juga kurangnya pemahaman terhadap materi yang telah diberikan. Hal ini dilihat dari sikap siswa yang cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham masih merasa kesulitan tentang materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu,enggan untuk maju ke depan jika diminta guru secara suka rela untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan guru. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membujuk siswa agar mau mempresentasikan hasil pekerjaannya. Faktor psikologi siswa terhadap guru di duga melatar belakangi perilaku siswa saat pembelajaran akuntansi. Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa kelas X Ak 1 bahwa sebagian besar siswa memiliki persepsi yang kurang positif kepada guru, siswa takut pada reaksi guru. Kondisi ini membuat siswa sulit menyerap materi pelajaran karena siswa belajar disertai rasa takut,sungkan kondisi atau suasana belajar terkesan tegang tidak adanya kedekatan emosional antara siswa dengan gurunya, sehingga tercipta adanya suatu jarak.
Menurut survey awal yang dilakukan peneliti, nilai rata-rata kelas 65,58. Angka ini belum memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi, yaitu 70 masih ada beberapa siswa yang belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi, yaitu 70. Dari hasil ulangan (untuk materi jurnal khusus), nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40, sedangkan nilai tertinggi 90. Siswa yang mendapat nilai 70 ke atas sebanyak 62% dari keseluruhannya, 38% sisanya masih di bawah standar ketuntasan minimal. Dari hasil tersebut bisa dilihat prestasi belajar siswa yang tidak merata dan terjadi ketimpangan, sedangkan untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru, sebagian siswa masih mengerjakan di kelas sebelum pelajaran akuntansi dimulai. Beberapa siswa masih mengandalkan kemampuan siswa yang kemampuannya di atas rata-rata dalam mengerjakan ulangan atau latihan soal (mencontek). Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi.
Berdasarkan pandangan di atas, permasalahan yang muncul adalah bagaimana guru bisa menciptakan proses pembelajaran yang mampu menanamkan konsep materi dengan baik dan menggugah minat siswa serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode yang tepat pada saat siswa sudah mulai jenuh mengikuti jalannya pelajaran. Dengan metode tutor sebaya, siswa yang ditunjuk sebagai tutor dapat memberikan bimbingan belajar bagi temannya yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini, guru ditekankan bisa mengatur waktu secara optimal dengan cara yang menyenangkan untuk menyiasati kejenuhan siswa selama proses belajar mengajar. Melihat hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk menemukan sebuah alternative pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu metode yang membuat siswa lebih berminat dan termotivasi untuk belajar.
"Metode tutor sebaya yaitu sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya" (Akrom, 2007, http : //smkswadayatmgwordpress.com/2007/09/). Melalui metode tutor sebaya, siswa bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali materi sehingga menjadi lebih memahaminya. Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya, dan mengeluarkan pendapat secara bebas sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Jadi, sistem pengajaran dengan metode tutor sebaya akan membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman, yang sebenarnya merupakan kebutuhan siswa itu sendiri. Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman dengan mengajar temannya, sedang yang ditutori akan mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi , terjadi apabila seorang siswa dapat menjelaskan pengetahuan yang mereka dapat kepada siswa yang lain. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan potensi-potensi yang ada, pada diri pribadi siswa yang memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dari siswa lain dalam mata pelajaran akuntansi, maka dapat dilakukan dengan penggunaan Metode Tutor Sebaya. Tutor sebaya dapat membantu teman sebayanya yang berprestasi rendah, dalam kegiatan belajar. Serta membantu kinerja guru dalam memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Melalui penerapan metode ini dalam pembalajaran akuntansi, diharapkan minat belajar akuntansi siswa akan lebih tinggi dan pemahaman mereka akan meningkat serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu metode ini juga dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan membuat siswa menjadi lebih aktif. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : "Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas X AK 1 SMK X".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah penyebab siswa kurang berminat memperhatikan pelajaran ?
2. Bagaimana keaktifan partisipasi siswa dalam proses pembalajaran mata pelajaran akuntansi ?
3. Apakah sarana dan prasarana dalam pembelajaran akuntansi di sekolah sudah memadai ?
4. Apakah prestasi belajar akuntansi siswa yang rendah disebabkan karena pembelajaran yang konvensional ?
5. Bagaimana antusias siswa terhadap pelajaran akuntansi ?
6. Apakah penerapan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa ?
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang teridentifikasi dapat dikaji secara mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan metode tutor sebaya pada mata pelajaran akuntansi. Beberapa hal yang terkait dengan peningkatan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah :
1. Prestasi belajar adalah tingkat pencapaian hasil belajar yang meliputi beberapa indikator, antara lain : (1) keaktifan siswa selama apersepsi, (2) keaktifan siswa dalam kelompok saat mengikuti pembelajaran, (3) ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal, (4) ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 70).
2. Metode tutor sebaya merupakan metode pembelajaran bahwa siswa bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya.
3. Mata pelajaran akuntansi yang dijadikan sebagai objek penelitian dikhususkan pada pokok bahasan "Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang" di SMK X kelas X Ak 1.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar Akuntansi di Kelas X AK 1 SMK X ?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas X AK 1 SMK X.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermafaat mengenai penerapan metode tutor sebaya terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru
Sebagai alternatif pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran baru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.
b. Bagi Siswa
Memotivasi siswa belajar akuntansi dengan cara yang menyenangkan dan bervariasi serta dapat memperoleh pengalaman belajar.