A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.
Guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.
Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil. Peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya.
Guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi professional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik.
Kepuasan kerja bagi guru sebagai pendidik diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru berdampak pada prestasi kerja, disiplin, kualitas kerjanya. Pada guru yang puas terhadap pekerjaannya maka kinerjanya akan meningkat kemungkinan akan berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2007 : 94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku manager adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu sendiri.
B. Masalah Penelitian
Temuan sementara yang penulis dapat kemukakan pada kesempatan ini adalah bahwa secara kedinasan, dalam arti sesuai dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, para kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten X telah atau selalu melaksanakan tugasnya melakukan supervisi kepada para guru. Tetapi menurut para guru, kegiatan supervisi tersebut bam sampai pada tataran pelaksanaan tugas saja, belum mencapai apa yang diharapkan dari fungsi supervisi itu sendiri yakni membantu para guru memecahkan berbagai masalah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran.
Guru dalam melaksanakan tugasnya dituntut memiliki motivasi kerja yang tinggi supaya tugas dan tanggungjawabnya dapat dilaksanakan dengan penuh kesadaran sehingga akan melahirkan kinerja yang baik. Guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi selalu bemsaha untuk meningkatkan kemampuan dirinya dengan jalan mencari celah terobosan yang bam dalam mewujudkan strategi pembelajaran dan mempunyai komitmen yang tinggi untuk memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya.
Kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten X tampaknya dari segi kedinasan, dalam arti sebagai PNS bila ditinjau dari tingkat kehadiran mengajar cukup baik. Tapi pada sisi lain, penulis juga menemukan bahwa hampir di setiap sekolah para guru tidak mempersiapkan perangkat pengajaran dengan lengkap.
Jadi dengan demikian masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah :
1. Pelaksanaan supervisi yang harus dibenahi
2. Motivasi berprestasi guru harus terns ditingkatkan
3. Kinerja guru yang harus ditingkatkan
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian di atas tadi, penulis dapat mengemukakan pertanyaan penelitian :
1. Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten X Propinsi X.
2. Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajarnya.
3. Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten X Propinsi X
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Motivasi Berprestasi guru terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten X Propinsi X.
3. Untuk mendapatkan besarnya pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten X Propinsi X.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memperluas kajian disiplin ilmu administrasi pendidikan dan mengembangkan pengetahuan serta wawasan mengenai peran guru sebagai tenaga pendidik dalam melakukan pembelajaran di sekolah, sehingga tenaga pendidik dapat melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
a. Guru umumnya dan khususnya guru SMA Negeri Kabupaten X Propinsi X untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam memmuskan pola pengembangan kinerja guru yang akan datang, dan memberi dorongan bagi para guru untuk meningkatkan kinerjanya dengan melalui motivasi kerja dan supervisi kepala sekolah yang nantinya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
b. Kepala sekolah SMA Negeri Kabupaten X Propinsi X sebagai masukan untuk lebih meningkatkan perhatiannya terhadap kualitas pendidikan dan kinerja guru melalui kegiatan supervisi sehingga memberikan dorongan kepada guru untuk lebih giat bersama-sama dalam meningkatkan kinerja guru.
c. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten X Propinsi X sebagai masukan dan bahan pemikiran mengenai mated motivasi kerja pada guru dan supervisi kepala sekolah dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan kinerja bagi para guru.
d. Peneliti, hasil penelitian dapat sabagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya di bidang yang sama.
F. Definisi Operasional
Variabel bebas (independent variables) dalam penelitian ini adalah : Supervisi Kepala sekolah (X1), dan Motivasi berprestasi guru (X2), sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah kinerja guru (Y).
1. Supervisi
Yang dimaksud dengan pelaksanaan supervisi dalam penelitian ini adalah kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah mencakup (1) Materi supervisi, terdiri dari (a) sikap guru, (b) Kerapian tempat belajar, (c) Pengelolaan kelas dan Pelaksanaan kurikulum.
2. Motivasi Berprestasi Guru
Motivasi kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakkan, untuk melakukan pekerjaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan yang ditampilkan dalam bentuk skor. Indikator dari motivasi berprestasi ini adalah : 1) Berhubungan dengan diri sendiri, 2) Berhubungan dengan orang lain
3. Kinerja Guru
Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses kerja guru yang didukung oleh kemauan dan kemampuan untuk mencapai hasil atau prestasi kerja yang diinginkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, tugas-tugas rutin sebagai seorang guru adalah mengadakan perencanaan, pengelolaan, dan pengadministrasian atas tugas-tugas pembelajaran, serta melaksanakan pengajaran.
Dimensi dan indikator dari kinerja guru ini adalah : 1) perencanaan, 2) pelaksanaan pembelajaran, dan 3) pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran.