A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan dan telah melakukan pembaharuan sistem pendidikan. Usaha tersebut antara lain adalah penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar.
Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif, dan kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, bahasa yang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia(Permendiknas No 22 Tahun 2006).
Untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia, pengajarannya dilakukan sejak dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih lanjut. Pembelajaran bahasa Indonesia ini diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dapat diketahui dari standar kompetensi yang meliputi, membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan (menyimak).
Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan, terus menerus dan sungguh-sungguh (St.Y.Slamet, 2009:98). Pembelajaran keterampilan menulis pada jenjang Sekolah Dasar merupakan landasan untuk jenjang yang lebih tinggi nantinya. Siswa Sekolah Dasar diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan menulis guna menjadi bekal ke jenjang lebih tinggi. Pembelajaran ketrampilan menulis di Sekolah Dasar berfungsi sebagai landasan untuk latihan keterampilan menulis ke jenjang pembelajaran sekolah sesudahnya nanti. Dengan banyaknya latihan pembelajaran menulis, diharapkan dapat membangun keterampilan menulis siswa lebih meningkat lagi. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu pembelajaran keterampilan menulis yang perlu dipelajari siswa adalah ketrampilan menulis narasi. Dalam pembelajaran menulis, diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat karangan namun juga diperlukan kecermatan untuk membuat argumen, memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat karangan yang menarik untuk dibaca. Di antaranya mereka harus dapat menyusun dan menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sehingga menjadi karangan yang utuh.
Beberapa keprihatinan akan ketidakmampuan siswa akan keterampilan menulis tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri X. Nilai yang diperoleh siswa pada kompetensi dasar menulis sebagian besar masih jauh dari nilai kriteria ketuntasan minimal(KKM) yang ditargetkan yaitu 65. Dari tes pratindakan yang dilakukan guru mengenai keterampilan menulis narasi baru 27 % siswa yang memenuhi KKM, sedangkan 73% siswa belum memenuhi KKM. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara (Hasil wawancara prapenelitian dengan guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri X, 10 Februari 2009) yang telah dilakukan, masih banyak siswa yang masih belum bisa menulis narasi dengan baik. Ada yang masih bingung bagaimana memulai untuk menulis, tata bahasa yang campur, tidak sistematis, dan tidak ada kesesuaian antara ide pokok dan kalimat utama atau pendukungnya.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab dari kesulitan siswa dalam menulis adalah dari siswa sendiri di mana mereka jarang menulis, kurangnya motivasi pada siswa, dan guru kurang memfasilitasi siswa dengan model pembelajarannya. Bagaimanapun, guru sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar, memberi motivasi dan membangkitkan motivasi siswa dalam pencapaian keterampilan menulis.
Dengan mempertimbangkan masalah di atas maka penelitian ini menggunakan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri X Kecamatan X Kabupaten X. Hal ini sesuai dengan pendapat Arif Sadiman (1996:31) yang menyatakan bahwa media gambar sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah jika dibandingkan dengan bahasa verbal, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, memperjelas masalah bidang apa saja, harganya murah dan mudah didapat serta digunakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan dirumuskan dalam perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan motivasi untuk menulis narasi siswa Kelas IV SDN X?
2. Apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa Kelas IV SDN X?
C. Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan:
1. motivasi menulis narasi dengan media gambar berseri siswa Kelas IV SDN X.
2. keterampilan menulis narasi dengan media gambar berseri siswa Kelas IV SDN X .
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Secara Teoretis
Dapat dijadikan acuan bagi guru dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa yang berkaitan dengan penulisan narasi.
2. Secara Praktis
a. Penulisan ini diharapkan dapat dijadikan model pembelajaran guna meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya yang berkaitan dengan penulisan narasi.
b. Penulisan ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan oleh pengajar keterampilan berbahasa dalam menentukan model pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengajaran di kelas, khususnya penulisan narasi.
c. Diharapkan dapat menggugah siswa dalam menulis narasi.