A. Latar Belakang Masalah
Dengan memperhatikan arah dan prioritas pendidikan nasional dinyatakan bahwa penguasaan kemampuan membaca dikenal sebagai kunci pembuka untuk memasuki dunia yang lebih luas dan penguasaan kemampuan membaca sejak dini dipandang sebagai salah satu upaya peningkatan kemampuan membaca. Melalui pembelajaran membaca yang baik akan dapat memacu penguasaan kemampuan membaca dan perkembangan dimensi afektif anak dapat dioptimalkan.
Kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan Bahasa dan Sastra Indonesia yang harus dicapai pada semua jenjang, termasuk di jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (MI). Melalui kemampuan membaca tersebut diharapkan siswa mampu membaca dan memahami teks bacaan dengan kecepatan yang memadai (Depdiknas, 2003). Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Dengan terbatasnya kemampuan membaca siswa sangat mengganggu aktifitas belajar mengajar, tidak hanya pada guru sendiri melainkan juga pada siswa. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran lain (Depdikbud, 1991/1992).
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan membaca sebagai salah satu kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan pengajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran membaca di SD menjadi sangat penting.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif sedangkan keterampilan produktif dapat turut tertingkatkan pada tahap-tahap selanjutnya. Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan bahasa tulis yang reseptif. Dengan membaca, seorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan seseorang mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya dan memperluas wawasannya.
Kemampuan membaca harus segera dikuasai oleh para siswa di SD karena kemampuan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan belajar juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang lancar dalam membaca.
Ketidakmampuan membaca lancar ini juga dialami dan terjadi di kelas II SDN X terutama pada awal semester II. Ini tercermin dari hasil tes kemampuan membaca secara individual yang dilakukan guru. Dari 18 siswa, ada sebanyak 6 anak yang belum lancar membaca sehingga materi bacaan yang dibaca harus dieja. Materi yang seharusnya terselesaikan tidak dapat terselesaikan karena harus diulang-ulang.
Selain harus mengeja kata demi kata pengucapan lafal dan intonasi kalimat belum benar. Selain itu siswa belum bisa memahami isi bacaan. Tuntutan dalam kurikulum KTSP kelas II siswa harus dapat membaca teks atau kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat dan dapat menceritakan isi bacaan. Standar kemampuan yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dalam standar isi pelajaran Bahasa Indonesia kelas II, khususnya aspek membaca disebutkan bahwa siswa mampu membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat dan menyebutkan teks agak panjang (20-25 kalimat) yang dibaca dalam hati.
Sebagai bagian dari standar kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kemampuan membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas hidup seseorang. Melalui kemampuan membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan keterampilan kerja dan pengusaan berbagai bidang akademik, tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial-budaya, politik dan memenuhi kebutuhan emosional. (Mulyono Abdurrahman, 2003: 200).
Pengajaran membaca pada dasarnya memberi bekal pengetahuan kepada siswa untuk menguasai teknik-teknik membaca yang baik dan benar. Betapa besar manfaat membaca dalam rangka menambah pengetahuan siswa. Membaca juga bermanfaat untuk rekreasi atau untuk memperoleh kesenangan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca yang baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan.
Kebiasaan membaca dapat dibiasakan sejak anak berada pada Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Pembelajaran membaca pada siswa sekolah dasar dimulai dari hal yang paling dasar yaitu kelancaran membaca. Salah satu tujuan pengajaran membaca di sekolah dasar adalah agar siswa dapat menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.
Walaupun pengajaran membaca banyak dilatihkan tetapi kenyataan menunjukkan kemampuan membaca siswa masih memprihatinkan. Masalah kesulitan membaca lancar ini merupakan masalah yang perlu dicari penyebab dan cara pemecahannya.
Faktor-faktor penyebab dari permasalahan rendahnya kemampuan membaca siswa antara lain sebagai berikut: (1) Penguasaan gramatika Bahasa Indonesia yang kurang (2) Sikap siswa terhadap Bahasa Indonesia masih kurang (3) Rendahnya kemampuan kebahasaan para siswa (4) Kemandirian belajar siswa (5) Status sosial siswa (6) Ketidakmampuan guru dalam memilih dan menerapkan pendekatan yang kurang tepat (7) Penekanan bahan pengajaran yang teortis (8) Kurangnya kegiatan praktis dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa (9)Sistem penilaian yang kurang tepat (10) Ketersediaan waktu yang kurang memadai dan sebagainya.
Siswa berkesulitan membaca lancar harus memperoleh perhatian yang cukup dari para guru dan secepatnya harus segera ditangani. Kenyataan tersebut tidaklah mustahil apabila ada siswa yang belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum tuntas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Mengacu kenyataan di atas, maka untuk meningkatkan kemampuan membaca lancar perlu kiranya guru memberikan program pengajaran yang tepat, yaitu memberikan remedial teaching. Proses remedial teaching merupakan salah satu bentuk pelayanan khusus karena disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Proses bantuan lebih ditekankan pada usaha perbaikan cara belajar, cara mengajar, menyesuaikan materi pelajaran, penyembuhan hambatan-hambatan yang dihadapi. Jadi dalam remedial teaching yang diperbaiki adalah keseluruhan proses belajar.
Dari uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul "Penerapan Remidial Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Lancar Siswa Kelas II SDN X Kabupaten X Tahun Pelajaran XXXX/XXXX ".
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti rumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penerapan model remedial teaching dapat meningkatkan kemampuan membaca lancar siswa kelas II SDN X Kabupaten X ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca lancar siswa kelas II SDN X Kabupaten X dengan menerapkan remedial teaching.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat :
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada guru dalam meningkatkan kemampuan membaca lancar.
b. Dapat memberikan arah para guru dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan perbedaan siswa.
c. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membaca lancar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Penerapan remedial teaching dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan membaca lancar memungkinkan siswa melakukan aktivitas pembelajaran melalui proses yang tepat dan memudahkan siswa memahami dan mengikuti pelajaran berikutnya serta dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru khususnya peneliti yang terlibat dalam memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan metode yang lebih inovasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan menjadi acuan dalam penerapan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia yang tepat dan sesuai dalam mengatasi masalah pembelajaran.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan remidial teaching dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta dapat menumbuhkan pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan. Selain itu sebagai masukan untuk program sekolah agar dapat membimbing dan mendidik siswa yang berkesulitan belajar, disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.