A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa komponen, dua diantaranya adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus aktif diantaranya dalam hal mendorong siswa untuk aktif belajar dan memberikan pengalaman belajar yang memadai kepada siswa.
Menurut Winkel (1987), pembelajaran berlangsung di dalam kelas, dapat ditemukan beberapa komponen yang bersama-sama mewujudkan proses tersebut. Komponen-komponen tersebut antara lain prosedur didaktif, media pembelajaran, pengelompokan siswa dan materi pelajaran. Peranan dalam membimbing pada dasarnya ikut dalam prosedur didaktif.
Prosedur didaktif menunjuk pada kegiatan-kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, disamping harus memahami sepenuhnya materi yang diajarkan guru juga dituntut untuk mengetahui secara tepat posisi pengetahuan siswa sebelum mengikuti pelajaran tertentu.
Observasi awal yang telah dilakukan diketahui bahwa SMP X ini merupakan SMP swasta yang setaraf dengan SMP lainnya. Dengan beberapa perbedaan dalam hal mata pelajaran tambahan dan alokasi waktunya. Lokasi SMP ini berada di pinggiran kota, terletak disekitar pondok pesantren dan kantor yayasan yang menaunginya. Sekolah ini tergolong masih baru, yaitu masih 5 tahun. Fasilitas di SMP ini tidak jauh beda dengan SMP swasta pada umumnya.
Siswa SMP ini umumnya berasal dari pondok pesantren Yayasan X, anak-anak panti asuhan X dan juga dari masyarakat sekitar sekolah ini.
Mata pelajaran Biologi di sekolah ini diajarkan dengan satu metode yaitu ceramah dengan guru menjelaskan dan siswa cenderung hanya mendengar tanpa ada variasi seperti pemanfaatan media dan sebagainya. Alasan dari kegiatan belajar mengajar yang monoton ini adalah kurangnya peralatan laboratorium dan fasilitas yang lainnya menyebabkan kegiatan seperti praktikum sangat sukar diterapkan.
Siswa yang terdapat di SMP ini pada umumnya mempunyai prestasi belajar rendah, meskipun ada beberapa yang berprestasi sangat menonjol, hal ini mengakibatkan kurang adanya semangat belajar (motivasi) untuk saling bersaing dalam memperoleh nilai.
Berdasarkan informasi dari guru Biologi, nilai rata-rata ulangan harian pada sistem pencernaan adalah 6,3 dengan ketuntasan 56 %. Kondisi ini menggambarkan bahwa pemahaman siswa dalam proses pembelajaran masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah. Begitu pula dari wawancara dengan siswa diperoleh hasil bahwa siswa mengalami kesulitan mempelajari sistem saraf karena banyaknya konsep yang sulit dipahami oleh siswa serta sulit dihafal, dan siswa memerlukan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Hasil analisis penyebab rendahnya kompetensi siswa dalam mempelajari sistem saraf dapat dijabarkan seperti Gambar 1.
* Gambar sengaja tidak ditampilkan *
Analisis pada pohon masalah di atas menunjukkan bahwa kurangnya variasi model pembelajaran. Pembelajaran monoton, serta siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran merupakan akar masalah rendahnya kompetensi siswa dalam materi pokok sistem saraf. Kurangnya variasi dalam pembelajaran disebabkan karena guru kurang dalam memilih media dan alat bantu yang dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran Biologi. Oleh karena itu perlu disusun pohon sasaran seperti pada Gambar 2.
* Gambar sengaja tidak ditampilkan *
Permasalahan di SMP X tampaknya disebabkan oleh kurangnya guru memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran hanya satu arah dan siswa tidak dilibatkan secara aktif. Sarana pembelajaran yang kurang memadai serta materi sistem saraf yang sulit, ketiga faktor tersebut mempengaruhi rendahnya kompetensi siswa.
Permasalahan di atas memerlukan upaya penyelesaian agar siswa menjadi termotivasi untuk mempelajari sistem saraf sehingga meningkatnya kompetensi tercapai. Alternatif untuk memecahkan masalah tersebut di atas adalah dengan menggunakan media yang dapat menarik minat siswa untuk belajar biologi. Media tersebut yaitu komputer dan diharapkan siswa menjadi termotivasi sehingga hasil belajar biologi dapat meningkat yang berdampak pada meningkatnya kompetensi siswa. Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dengan komputer dikembangkan antara lain sebagai variasi dalam pembelajaran, modern dan menarik, dapat menayangkan proses-proses yang sulit, belum banyak digunakan di sekolah-sekolah.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas timbul rumusan masalah sebagai berikut :
1. Adakah peningkatan motivasi siswa pada pembelajaran konsep sistem saraf dengan menggunakan media pembelajaran multimedia komputer bentuk power point di SMP X ?
2. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep sistem saraf dengan mengunakan media pembelajaran multimedia komputer bentuk power point di SMP X?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep sistem saraf
2. Sebagai upaya untuk sosialisasi media pembelajaran kepada guru mata pelajaran di sekolah
b. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan atau institusi di bawah ini :
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memahami konsep sistem saraf pada manusia di kelas II SMP X yang mengalami kesulitan dalam belajar dan motivasi rendah, sehingga diharapkan motivasi dan hasil belajarnya akan lebih optimal.
2. Bagi guru
Guru biologi memperoleh pengalaman langsung dalam merancang model pembelajaran dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah, dalam rangkan perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.