A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap orang dalam mengarungi kehidupan terutama pada jaman yang penuh dengan informasi dan teknologi seperti sekarang ini, agar tidak gagap teknologi. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Di belahan bumi manapun terdapat masyarakat dan di sana pula terdapat pendidikan. Manusia diwajibkan belajar untuk selalu menerima dan menyerap informasi yang selalu up to date dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang seiring dengan perubahan jaman.
Fenomena pendidikan di Indonesia sekarang cenderung hanya menuntaskan materi kurikulum. Siswa juga cenderung hanya mengejar nilai dan ijazah saja. Sekolah kurang mementingkan kuantitas, sehingga mutu dan pendidikan menjauh dari apa yang diharapkan. Sudah saatnya sekarang memikirkan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar tujuan pendidikan semakin cepat teraih.
Di lain pihak kurikulum yang terus berganti yang tidak sertai sarana prasana yang memadai membawa dampak psikologis guru dan siswa. Sebagai pendidik yang bertanggung jawab transfer of value pada mata diklat yang diajarkan supaya anak didik dapat merasakan begitu pentingnya ilmu yang telah didapatkan. Kitapun harus menyadari bahwa keberhasilan belajar tidak lepas dari potensi kecerdasan siswa, kemampuan guru dalam mendidik dan lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa siswa secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam proses belajar mengajar yang berlangsung sekian lama bergulir paradigma lama yang menganggap pikiran anak seperti kertas putih kosong bersih. Dia siap menerima coretan-coretan guru layaknya bejana kosong yang siap diisi ilmu pengetahuan. Dari sinilah muncul kegiatan belajar mengajar yang memosisikan siswa secara pasif. Siswa siap menerima ilmu pengetahuandari guru yang menggunakan metode ceramah dengan program siswa 3DCH (Duduk, Dengar, Diam, Catat dan Hafal). Proses belajar mengajar sistem itu sekedar memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa.
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiap-kan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. SMKN X adalah salah satu sekolah kejuruan yang juga mengalami kendala mengenai prestasi siswa.
Dari data dokumentasi pada nilai semester 1 tahun pelajaran XXXX/XXXX pada kelas XI TAV-B dimana peneliti mengampu kelas tersebut pada mata diklat Kompetensi Kejuruan 3 bahwa nilai rata-rata siswa kurang dari 75%, kemungkinan prestasi belajar tidak optimal, karena kurangnya inovasi guru dalam mata diklat Kompetensi Kejuruan 3. Pada umumnya mata diklat Kompetensi Kejuruan 3 masih menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan metode pembelajaran secara optimal. Model pembelajaran kooperatif merupakan contoh model pembelajaran yang dapat membantu peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang ada. Hal ini dikarenakan adanya interaksi siswa di dalam kelompoknya dan juga interaksi serta keaktifan dengan guru. Dalam pembelajaran kooperatif ini, siswa saling membantu pembelajaran agar setiap anggota kelompok dapat mencapai tujuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Di dalam kelompok, siswa yang berkemampuan lebih tinggi akan membantu proses pemahaman bagi siswa yang berkemampuan sedang atau rendah. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dikelompokkan secara variatif (beraneka ragam) berdasarkan prestasi mereka sebelumnya, kesukaan, kebiasaan. Adanya kelompok dengan berbagai kemampuan heterogen inilah yang membuat interaksi aktif dalam setiap kelompok dapat berjalan baik.
Pembelajaran kooperatif tepat digunakan dalam pembelajaran kelas XI TAV-B, karena kelas tersebut mempunyai kemampuan yang heterogen pada mata diklat Kompetensi Kejuruan 3 khususnya pada kompetensi menguasai elektronika digital dan komputer, materi ini disajikan secara bersama dalam kelompok yang kecil dimana dalam satu kelompok dibentuk seorang team ahli, dalam kelompok kecil ini siswa akan mencoba memecahkan masalah yang diberikan oleh seorang guru dalam kelompok tersebut apabila dalam kelompok tersebut tidak bisa memecahkan masalah tersebut dapat berdiskusi dengan kelompok lain. Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa benar-benar dituntut untuk mampu memecahkan masalah yang diberikan oleh seorang guru. Dengan pemilihan pembelajaran kooperatif model Jigsaw diharapakan siswa akan mudah memahami pelajaran yang diberikan oleh seorang guru, sehingga implikasinya prestasi belajar dan aktivitas belajar akan meningkat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka berbagai permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pendidikan di Indonesia sekarang cenderung hanya menuntaskan materi kurikulum.
2. Kurikulum yang terus berganti membawa dampak psikologis guru dan siswa.
3. Metode pembelajaran lama 3DCH (Duduk, Dengar, Diam, Catat dan Hafal), merupakan metode yang kurang efektif.
4. SMKN X adalah salah satu sekolah kejuruan yang juga mengalami kendala mengenai prestasi siswa.
5. Keaktifan siswa dalam mata diklat Kompetensi Kejuruan 3 di kelas XI TAV-B perlu ditingkatkan melalui metode pembelajaran kooperatif model jigsaw.
6. Pembelajaran kooperatif model jigsaw diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata diklat Kompetensi Kejuruan 3 di kelas XI TAV-B.
C. Pembatasan Masalah
Agar dalam penelitian dapat mencapai hasil yang optimal perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Permasalahan dibatasi pada bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw.
2. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas XI TAV-B Semester 2 Tahun Pelajaran XXXX/XXXX
3. Tindakan kelas dilaksanakan pada tahun pelaj aran XXXX/XXXX
a. Pra tindakan dilaksanakan bulan Desember XXXX
b. Siklus 1 dilaksanakan pada bulan Februari XXXX
c. Siklus 2 dilaksanakan pada bulan Maret XXXX.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah melalui metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa bagi kelas XI TAV-B mata diklat Kompetensi Kejuruan 3 pada kompetensi menguasai teknik digital dan komputer Semester 2 SMKN X pada tahun pelajaran XXXX/XXXX?
2. Apakah melalui metode pembelajaran Kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa bagi kelas XI TAV-B mata diklat Kompetensi Kejuruan 3 pada kompetensi penerapan teknik digital dan komputer semester 2 SMKN X pada tahun pelajaran XXXX/XXXX?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar pada mata diklat Kompetensi Kejuruan 3 pada kompetensi menguasai elektronika digital dan komputer dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar pada mata diklat Kompetensi Kejuruan 3 pada kompetensi menguasai elektronika Digital dan komputer melalui metode pembelajaran kooperatif model jigsaw pada siswa kelas XI TAV-B semester 2 SMKN X pada tahun pelajaran XXXX/XXXX.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan tentang peningkatan aktivitas belajar dan pestasi balajar dengan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Siswa lebih mudah memahami kompetensi menguasai elektronika digital dan komputer sebagai implikasi aktivitas belajar dan prestasi belajar meningkat.
b. Bagi guru
Dapat meningkatkan kualitas mengajar melalui inovasi pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw pada mata diklat Kompetensi Kejuruan 3.
c. Bagi SMKN X
Hasil penelitian dapat di pakai oleh Guru di SMKN X sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa.