A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti dinyatakan pada alinea keempat pembukaan UUD 1945. Ol eh sebab itu, upaya meningkatan kualitas pembelajaran di kelas merupakan amalan mulia karena memberikan kontribusi dalam mengisi kemerdekaan yang telah direbut melalui pengorbanan yang tidak sedikit. Hal tersebut didukung dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengalami kemajuan sangat pesat. Teknologi komunikasi antara lain internet, telepon, radio, televisi, video dan komputer yang memberikan arti penting bagi proses komunikasi. Tuntutan masyarakat yang sangat besar terhadap pendidikan didukung kemajuan IPTEK sehingga pendidikan tidak mungkin lagi dikelola dengan pembelajaran yang konvensional tetapi perlu dilakukan pembelajaran yang lebih inovatif. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menuntut penggunaan IPTEK sebagai media pembelajaran.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Suasana pembelajaran yang didominasi guru dan keterampilan berbahasa siswa rendah. Siti Mariyah (2005:160) berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru di sekolah dasar, ternyata dalam penyajiannya guru belum menggunakan metode yang bervariasi, proses pembelajaran didominasi oleh guru, kurang memanfaatkan atau menggunakan media pembelajaran, yang pada akhirnya pembelajaran kurang menarik, dan siswa menjadi pasif. Dengan kondisi pembelajaran bahasa Indonesia yang memprihatinkan, mengharuskan kita untuk melakukan pembenahan. Misalnya dengan pembelajaran yang lebih inovatif, penggunaan metode, serta media pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan siswa.
Pembelajaran yang inovatif menuntut penggunaan media pembelajaran untuk menumbuhkan minat dan keterampilan siswa. Arief S. Sadiman (2008:7) mengungkapkan media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa terjadinya proses belajar. Media pembelajaran yang digunakan guru masih terbatas pada buku. Sedangkan metode yang digunakan guru masih cenderung ceramah dan penugasan. Apabila pembelajaran tersebut dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan minat dan keterampilan yang dimiliki siswa berkurang. Dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai, diharapkan minat dan keterampilan siswa akan meningkat. Suasana belajar dikelas akan menjadi lebih menarik. Contoh media yang dapat digunakan dalam pembelajaran misalnya gambar, foto, papan flannel, poster, radio, tape recorder, televisi, video dan sebagainya.
Ketepatan penggunaan media sangat menunjang keberhasilan pembelajaran. Sehingga pemilihan dan penggunaan media dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki siswa. Demikian pula halnya dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN X, penggunaan media yang terbatas pada buku. Padahal dalam meteri pembelajaran bahasa Indonesia kelas V banyak dibutuhkan penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk menggali dan meningkatkan keterampilan yang dimiliki siswa.
Adapun materi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V salah satunya adalah bermain drama. Drama adalah sebuah lakon atau cerita berupa kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan tokoh berisi konflik manusia (http://skripsi. dagdigdug. com). Ozdemir (2008:14) drama activities provide lots of opportunities for revealing, supporting and developing creativity. Dengan bermain drama sikap yang dapat menumbuhkan kreativitas, sikap budi pekerti, percaya diri, keberanian menghadapi banyak orang, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa seni. Sedangkan keterampilan yang dapat dikembangkan, antara lain memahami, menghayati, menghafal, berkomunikasi, berperan, kemampuan mengaktualisasikan diri kedalam situasi sosial yang dihadapi.
Drama dapat digunakan sebagai sarana dalam menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan dalam berbahasa. Dalam kehidupan sehari - hari siswa sekolah dasar sudah mengaktualisasikan diri dengan teman sebaya. Hal yang sering terlihat pada siswa sekolah dasar, misalnya bermain dengan teman sebaya, bekerjasama, bercakap-cakap dan menirukan adegan di televisi. Dengan demikian pembelajaran drama merupakan wadah mengekspresikan dan menanamkan rasa sosial di diri siswa. Melalui pembelajaran drama diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan komunikasi, kepekaan sosial yang tinggi dan dapat memerankan tokoh drama sesui dengan perwatakannya. Keterampilan bermain drama siswa dapat dikuasai setelah mendapatkan bimbingan. Adanya latihan yang terarah, berencana, berkesinambungan siswa serta pengalaman yang nyata, maka keterampilan bermain drama siswa akan lebih baik. Tetapi guru tidak mengajarkan pengalaman yang nyata pada siswa, sehingga keterampilan bermain drama siswa sangat rendah.
Melalui penggunakan media dapat merangsang ide dan ekspresi siswa bermain drama sesuai dengan karakter yang dimainkan siswa. Melalui pemahaman intonasi, pelafalan, ekspresi, blocking, maupun teknik-teknik lain yang harus diterapkan saat memerankan tokoh yang ada dalam drama. Sehingga media yang dianggap tepat untuk pembelajaran drama adalah media video drama. Ketepatan pemilihan dan penggunaan media video drama dapat meningkatkan kemampuan bermain drama. Hal ini ditegaskan oleh Wibawa Basuki (2001:73) menyatakan pendapatnya bahwa media ini dapat menyampaikan pesan audio-visual-gerak. Kegiatan bermain drama siswa akan lebih terarah dan sesuai dengan karakter siswa. Media audio visual berupa video drama yang berisi contoh memerankan tokoh drama yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Diharapkan dengan adanya video drama, mampu memberikan inspirasi serta gambaran yang nyata bagi siswa untuk memerankan watak dan tokoh drama secara baik, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan kata lain upaya untuk meningkatkan keterampilan bermain drama siswa melalui penggunakan media video drama sebagai media pembelajaran.
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Kurang tepatnya media yang digunakan guru dalam menyampaikan materi bermain drama sehingga kemungkinan akan dapat mempengaruhi keterampilan beramin drama siswa.
2. Terbatasnya Kompetensi yang dimiliki guru menyebabkan proses penyampaian materi bermain drama terhadap siswa tidak tepat sasaran.
3. Kurang keprofesionalan Guru Kelas V SDN X belum menggunakan media video drama sehingga membawa dampak rendahnya keterampilan drama siswa.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan suatu permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan bermain drama yang dimaksud meliputi: lafal, intonasi, ekspresi, pantomimic, dan blocking.
2. Media video drama yang dimaksud adalah media berbentuk audio visual yang memberi gambaran nyata anak untuk memerankan dialog drama.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaan media video drama dapat meningkatkan keterampilan bermain drama pada siswa kelas V SDN X ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatan keterampilan bermain drama dengan menggunakan media video drama pada siswa kelas V SDN X.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat praktis maupun teoretis.
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan kajian untuk meningkatnya keterampilan bermain drama siswa.
b. Sebagai solusi alternatif bagi guru untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam mengajar terkait dengan media pembelajaran.
c. Sebagai acuan penelitian yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa adalah dapat meningkatnya keterampilan bermain drama.
b. Manfaat bagi guru adalah dapat meningkatnya wawasan pengajaran drama.
c. Bagi sekolah adalah penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah dan instansi terkait dalam menyusun dan melaksanakan program pembinaan kepada guru.