BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri komponen-komponen yang saling interaksi, saling korelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam lingkup yang lebih sempit adalah pendidikan formal di Sekolah dasar. Lebih sempit lagi yaitu proses pembelajaran di dalam kelas. Artinya bahwa proses pembelajaran di dalam kelas juga merupakan suatu sistem. Proses pembelajaran di dalam kelas sebagai suatu sistem mempunyai banyak komponen antara lain : Guru, siswa, tujuan, materi pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi, dan lain-lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berjalan cukup pesat dewasa ini menuntut proses pembelajaran mau tidak mau harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman khususnya proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Sebagai jenjang pendidikan yang terbawah yang harus menyiapkan siswa untuk menuju jenjang pendidikan menengah, pendidikan dasar dituntut untuk menyiapkan siswa-siswanya menjadi siswa yang unggul dalam pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Untuk itu dalam proses pembelajarannya di sekolah harus dapat memberikan bekal kepada semua siswa agar kelak dapat menjadi warga negara yang sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun XXXX tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa :
Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama (SMP dan madrasah tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. X, XXXX : 10).
Pendidikan dasar meliputi jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau yang sederajat dan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat. Rentang usia anak Sekolah Dasar antara 6 sampai dengan 12 tahun, sedangkan sekolah menengah pertama antara 13 sampai dengan 15 tahun. Anak seusia Sekolah Dasar mempunyai karakteristik belajar sambil bermain. Oleh karena itu dalam proses pembelajarannya guru harus dapat menciptakan suasana menyenangkan dengan belajar sambil bermain.
Siswa Sekolah Dasar sebagian besar memiliki mainan di rumah. Mainan yang dimiliki sebagian besar berwujud model atau benda tiruan seperti : mobil-mobilan, beraneka macam boneka, tembak-tembakan, model buah-buahan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu proses pembelajaran dengan menggunakan model atau benda tiruan dapat menjadi pilihan guru bersama siswa. Dengan pembelajaran menggunakan media model ini siswa akan dapat terpenuhi kebutuhannya yaitu belajar sambil bermain. Dengan media model siswa akan belajar dengan senang karena sesuai dengan karakeristik yang dimilikinya.
Dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibutuhkan media yang cocok dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu guru harus pandai-pandai dalam memilih media pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali teknologi yang dapat digunakan sebagai Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku yang terbaru sebagai Pusat Sumber Belajar masih sangat dibutuhkan oleh seluruh warga sekolah dalam proses pembelajaran. Demikian juga pemanfaatan media pembelajaran yang lainnya, yang saat ini sedang digalakkan yaitu berbagai macam media yang sangat cocok dengan kondisi dan situasi saat ini.
Tersedianya media pembelajaran masih dirasakan sangat kurang baik dalam jumlah maupun kualitasnya, sehingga tidak seimbang dengan jumlah kelas dan jumlah siswa di Sekolah Dasar. Ditambah lagi penguasaan guru atas berbagai macam media khususnya media elektronik masih sangat kurang, sehingga belum mampu memanfaatkan media yang tersedia.
Dalam setiap proses pembelajaran masih sangat sedikit guru yang merancang/mendesain Media Pembelajaran pada Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga penggunaan media pembelajaran masih terkesan seadanya. Dengan keadaan seperti itu sudah barang tentu membawa dampak terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu Sosialisasi tentang penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar masih sangat dibutuhkan.
Kondisi saat ini, masih banyak guru yang menggunakan media pembelajaran sederhana yang kurang menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga mengakibatkan prestasi belajar rendah. Banyak guru yang hanya mengandalkan Buku Paket sebagai media pembelajarannya. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, penggunaan media pembelajaran yang baik dan sesuai sangat diharapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penggunaan media pembelajaran Gambar sudah sejak lama dilakukan di Sekolah Dasar. Dengan berbagai kebaikan dan keterbatasannya media gambar sekarang ini sudah perlahan-lahan mulai kurang diminati lagi sebagai media pembelajaran di Sekolah Dasar, sehingga perlu dicarikan media lain yang dapat menarik minat siswa dalam proses pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran Model/benda tiruan saat ini sedang diminati oleh para guru dan siswa. Media pembelajaran Model merupakan media tiga dimensi yang sangat menarik bagi siswa Sekolah Dasar, karena mempunyai banyak kelebihan. Media pembelajaran ini dapat menyajikan berbagai macam bentuk model sesuai dengan benda aslinya/benda sebenarnya.
Minat belajar siswa perlu mendapat perhatian dari guru Sekolah Dasar. Siswa Sekolah Dasar memiliki sifat mudah bosan terhadap suatu obyek, sehingga diperlukan sesuatu yang bervariasi. Belajar sambil bermain dapat menumbuhkan minat siswa pada apa yang dipelajarinya.
Sekolah Dasar Negeri yang tergabung dalam Gugus 02 Kecamatan X sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyiapkan siswa-siswanya menjadi anak yang cerdas dan berkepribadian serta mempunyai ketrampilan yang cukup. Oleh karena itu dalam setiap pembelajarannya dituntut untuk meningkatkan sarana, prasarana dan kualitas para gurunya, sehingga dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran Model dan Gambar menjadi pilihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru bersama siswa sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Dengan berbagai permasalahan dan hambatan yang berkaiatan dengan penggunaan media pembelajaran di Sekolah Dasar, dalam penelitian ini dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
2. Apakah tingkat kemampuan para guru dalam memilih dan mengoperasionalkan media pembelajaran khususnya media model dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa?
3. Apakah penggunaan media pembelajaran model dan gambar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa?
4. Apakah prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran model dan gambar?
5. Apakah minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA dapat meningkat bila menggunakan media pembelajaran model ?
C. Pembatasan Masalah
Dengan luasnya masalah yang timbul dalam sistem pembelajaran di Sekolah Dasar, maka dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah agar tidak terjadi perbedaan dalam penafsiran. Adapun pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan media pembelajaran Model adalah penggunaan media dalam proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang dikomparasikan dengan penggunaan media pembelajaran Gambar di SDN Gugus 02 Kecamatan X.
2. Prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh/dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang diukur dengan Tes.
3. Minat belajar adalah suatu kecenderungan dan kegairahan siswa terhadap kegiatan belajar yang dapat memberikan stimulus dalam kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar. Bila suatu kegiatan sangat disukai oleh siswa akan menyebabkan minat yang tinggi, dan apabila tidak disukai dapat menimbulkan keengganan atau minat yang rendah. Minat merupakan faktor motivasional yang dapat mempengaruhi kemauan seseorang untuk melakukan suatu tugas tertentu misalnya belajar. Dalam hal ini minat belajar dapat dilihat dari adanya : suka tidak suka, semangat, perhatian, kemauan, dan dorongan dari dalam.
D. Rumusan Masalah
Atas dasar Latar belakang masalah, Identifikasi masalah dan Pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran Model dengan Gambar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa SDN Gugus 02 Kecamatan X ?
2. Apakah ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki minat belajar tinggi dengan siswa yang memiliki minat belajar rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa SDN Gugus 02 Kecamatan X?
3. Apakah ada interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran Model dan Minat belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa SDN Gugus 02 Kecamatan X?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran Model dan Gambar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa SDN Gugus 02 Kecamatan X.
2. Mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan Minat belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa SDN Gugus 02 Kecamatan X.
3. Mengetahui interaksi pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran Model dan Minat belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa SDN Gugus 02 Kecamatan X.
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis maupun teoritis.
1. Manfaat Praktis :
a. Bagi Guru, sebagai panduan dalam upaya mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam rangka peningkatan prestasi belajar siswa.
b. Bagi Sekolah/Lembaga, sebagai petunjuk dalam penyediaan fasilitas media pembelajaran yang memadai yang sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
c. Bagi siswa, untuk lebih meningkatkan minat dan prestasi belajarnya agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Manfaat Teoritis
a. Pengujian manfaat berbagai macam media terhadap prestasi belajar khususnya di Sekolah Dasar.
b. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal media pembelajaran.
c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian-penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain.