BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dituntut pula peningkatan kualitas pendidikan untuk mengimbanginya, sehingga akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap bersaing dengan bangsa-bangsa lain untuk menguasai teknologi itu. Akan tetapi kenyataan yang dapat kita jumpai saat ini pendidikan di Indonesia masih ketinggalan untuk mengimbanginya. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain rendahnya kualitas pendidikan saat ini. Sebenarnya pihak pemerintah telah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi peningkatan kualitas edukatif, sistem, kurikulum maupun sarana. Dalam peningkatan kualitas edukatif telah dilakukan berbagai upaya, seperti: workshop, penataran, pelatihan, temu karya, bahkan pemerintah telah memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi yang dibeayai oleh pemerintah dalam bentuk beasiswa. Demikian juga dalam hal kurikulum juga telah dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan, misalnya KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi) yang disempurnakan menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) bahkan meningkatkan sekolah-sekolah unggul dengan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), Kelas Percepatan (mewadahi anak-anak berbakat istimewa), Kelas Khusus Olimpiade termasuk berbagai sarana yang diperlukan. Namun mengingat adanya keterbatasan kemampuan Pemerintah khususnya dalam hal sarana pendidikan, maka perlu adanya langkah guru yang kreatif dan inovatif untuk menyiasatinya dengan melaksanakan proses pembelajaran yang variatif sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan masing-masing, sehingga terjadi proses belajar mengajar secara optimal pada diri peserta belajar. Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalan UU RI N0.14 Tahun XXXX tentang Guru dan Dosen dituliskan bahwa: "Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak (e) memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan". Misalnya, dalam melaksanakan kompetensi pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya penguasaan dan penggunaan media pembelajaran. Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran diharapkan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga bisa memotivasi siswa untuk belajar dengan senang yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa.
Tujuan dalam proses pembelajaran merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pembelajaran, sekaligus berfungsi sebagai indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dipilih atas dasar bahan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menetapkan apakah tujuan telah tercapai atau tidak, maka penilaian yang harus memainkan fungsi dan perannya. Akan tetapi pelaksanaan proses pembelajaran di lapangan sering berhadapan dengan banyak kendala ketika guru akan menggunakan metode eksperimen/kegiatan praktikum, khususnya untuk mata pelajaran fisika. Karena ketika guru akan melaksanakan pembelajaran dengan praktikum, sering menyita waktu yang cukup lama/banyak menggunakan waktu dalam proses belajar mengajar, dan diperlukan tambahan pekerjaan untuk mempersiapkan, proses pelaksanaan dan merapikan kembali peralatan yang telah digunakan. Metode eksperimen ini akan menjadi lebih berat bebannya bagi guru yang mengajar lebih dari 20 jam perminggu dengan tiga tingkatan/program, beban itu akan semakin berat bila sekolah tempat dia mengajar belum memiliki tenaga laboran atau ada laboran tetapi merangkap sebagai tenaga tata usaha.
Apalagi kalau alat yang digunakan untuk kegiatan praktek tidak ada atau materi bahan ajar tidak bisa dipraktekkan karena terlalu besar, terlalu kecil, proses sulit diamati atau sangat berbahaya kalau dipraktekkan, misalnya reaktor. Sehingga proses pembelajaran kembali menggunakan metode tradisional, yang akibatnya dapat mengurangi motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa dapat diperoleh dengan proses belajar mengajar yang optimal dengan metode yang variatif. Fisika merupakan salah satu pelajaran yang pada umumnya kurang diminati siswa, karena fisika banyak konsep yang bersifat abstrak sehingga siswa sukar membayangkannya dan rumus-rumus yang sebagian besar siswa menganggapnya rumit tentu sangat membosankan. Bila konsep-konsep yang bersifat abstrak itu dapat dibuat animasi yang dapat memperlihatkan seolah-olah nyata dapat memotivasi dan siswa dapat merasa senang untuk belajar fisika. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga penguasaan konsep fisika lebih optimal dan siswa juga selalu merasa senang belajar fisika, tetapi pelaksanaan pembelajaran menggunakan waktu yang efisien. Salah satu metode yang dapat menarik adalah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran OHP dan Komputer. OHP adalah alat untuk memproyeksikan visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar. Media berbasis Komputer, yaitu media yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima yang dituangkan ke dalam audio, visual, audiovisual. Komputer dapat menampilkan konsep-konsep fisika yang abstrak menjadi nyata dengan visualisasi statis maupun visualisasi dinamis. Guru dapat membuat animasi dengan komputer tanpa menguasai bahasa pemrograman, guru cukup menggunakan program aplikasi yang sering disebut sistem authoring tool. Misalnya: program Power point, Tool Box, Neo Book, Authorware dan Director.
Dengan memerhatikan keadaan di atas maka penulis perlu melakukan penelitian apakah pemanfaatan media pembelajaran OHP dan komputer menggunakan program power point pada mata pelajaran fisika dapat meningkatkan prestasi belajar fisika ditinjau dari motivasi belajar fisika di SMA Negeri Kecamatan X Kabupaten X.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maslah yang telah diungkapkan di atas, maka masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran dengan memanfaatan media komputer dapat memberikan hasil prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan OHP ?.
2. Apakah pembelajaran dengan memanfaatkan media komputer dapat mengoptimalkan proses pembelajaran fisika ?.
3. Apakah pembelajaran dengan memanfaatkan media komputer dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?.
4. Apakah pembelajaran dengan memanfaatkan media OHP dapat meningkatn motivasi belajar siswa ?.
5. Apakah pembelajaran dengan memanfaatkan media komputer dapat memberikan motivasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan OHP ?.
C. Pembatasan masalah
Penelitian ini akan dibatasi hanya pada aspek media OHP dan komputer yang berkenaan dengan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika di SMA Negeri Kecamatan X Kabupaten X pada tahun pelajaran XXXX/XXXX.
OHP adalah salah satu media pembelajaran yang berupa alat untuk memproyeksikan visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar.
Media pembelajaran komputer program power point adalah, salah satu media pembelajaran yang menggunakan perangkat komputer, sedangkan untuk menjalankan visualisasi medianya menggunakan program power point.
Motivasi dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.
Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil atau kecakapan yang dicapai oleh seseorang dalam waktu tertentu setelah melakukan belajar.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media OHP dan komputer (menggunakan program power point) terhadap prestasi belajar fisika?
2. Apakah terdapat perbedaaan pengaruh antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi rendah terhadap prestasi fisika?
3. Apakah terdapat interaksi pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi belajar fisika ?.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:
1. Apakah terdapat perbedaaan pengaruh antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi rendah terhadap prestasi fisika?.
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran OHP dengan pemanfaatan media pembelajaran komputer menggunakan program power point terhadap prestasi belajar fisika ?.
3. Apakah terdapat pengaruh interaksi media pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi belajar fisika ?.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait terutama bagi pelaksanan pendidikan di lapangan maupun penentu kebijakan:
1. Bagi Siswa.
Siswa akan merasa senang dalam mengikuti pelajaran fisika, sehingga diharapkan motivasi siswa meningkat. Sehingga prestasi siswa yang selama ini belum optimal bisa naik atau optimal.
2. Bagi Guru.
Bagi para Guru terutama Guru Fisika SMA Negeri di kecamatan X untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas yang diampu. Bagi Guru-guru yang tergabung dalam MGMP Fisika SMA di Kabupaten X, sehingga dapat mengembangkan proses pembelajaran di sekolah masing-masing.
3. Bagi Sekolah.
Dengan dilaksanakannya proses pembelajaran dengan media yang menarik, maka sekolah hendaknya selalu terpacu untuk memfasilitasi sarana-sarana yang dibutuhklan guru dalam rangka untuk peningkatkan kualitas proses pembelajaran.
4. Bagi Dinas Pendidikan.
Sebagai masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten X, Kepala SMA di Kabupaten X sehingga dapat dikembangkan pada sekolah yang ada di Kabupaten X.
5. Bagi Calon Peneliti/Peneliti
Penelitian ini dapat dikembangkan atau ditindaklanjuti bagi calon peneliti/peneliti lainnya untuk media pembelajaran komputer. Misalnya mengembangkan berbagai jenis software komputer yang diperlukan dalam proses pembelajaran.