Search This Blog

Showing posts with label skripsi ekonomi manajemen. Show all posts
Showing posts with label skripsi ekonomi manajemen. Show all posts
SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TAS BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING

SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TAS BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING

(KODE : EKONMANJ-0122) : SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TAS BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi perkembangan dunia usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta mampu menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara optimal. Persaingan harga, kualitas, dan sebagainya menjadikan sebagian perusahaan harus membenahi berbagai aspek di dalam perusahaannya agar mampu menghadapi persaingan tersebut. Perusahaan harus memaksimalkan pemakaian sumber daya yang dimiliki agar dapat berproduksi secara optimal, meminimalkan pemborosan, dan melakukan proses produksi yang efisien dan efektif.
Perhitungan harga pokok produksi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh setiap perusahaan. Dalam perhitungan harga pokok produksi yang tepat, maka harga jual suatu produk dapat diketahui dan ditentukan dengan tepat sehingga produk tidak over cost (dibebani biaya lebih dari yang seharusnya) dan juga tidak under cost (dibebani biaya kurang dari yang seharusnya).
Penentuan harga pokok produk menurut Mulyadi (2001 : 49), dapat dihitung dengan dua pendekatan, yaitu dengan menggunakan full costing dan variable costing. Full Costing merupakan salah satu metode penentuan kos produk, yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai kos produk, baik biaya produksi yang berperilaku variabel maupun tetap. Variable costing merupakan salah satu metode penentuan kos produk, di samping full costing, yang membebankan hanya biaya produksi yang berperilaku variabel saja kepada produk. Full costing dan variable costing merupakan metode penentuan kos produk konvensional, yang dirancang berdasarkan kondisi teknologi manufaktur pada masa lalu. Alokasi biaya yang tepat dibutuhkan untuk menentukan harga pokok produksi yang akurat. Biaya langsung dapat ditelusuri dengan mudah namun biaya overhead sulit untuk ditelusuri. Maka dibutuhkan suatu metode yang dapat mengalokasikan biaya overhead secara tepat ke tiap produk. Selama ini perusahaan menggunakan biaya konvensional yang membebankan biaya secara tidak tepat ke tiap produk.
Activity Based Costing (ABC) menurut Slamet (2007 : 103) merupakan sistem pembebanan biaya dengan cara pertama kali menelusuri biaya aktivitas dan kemudian ke produk. Dalam ABC mempergunakan lebih dari satu pemicu biaya (cost driver) untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke masing-masing produk. Sehingga biaya overhead pabrik yang dialokasikan akan menjadi lebih proporsional dan informasi mengenai harga pokok produksinya lebih akurat.
Perusahaan Tas X merupakan salah satu industri yang memproduksi beberapa jenis tas. Perusahaan Tas X memproduksi tiga jenis tas, yaitu tas selempang, ransel, dan tas laptop. Fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa Perusahaan Tas X masih menggunakan sistem biaya konvensional dalam menentukan harga pokok produksinya. Di dalam perhitungan ini, perusahaan memperoleh harga pokok produksi dengan membagi semua pengeluaran biaya dalam berproduksi yang ada dengan jumlah produk yang dihasilkan. Padahal Perusahaan Tas X memproduksi tidak hanya satu jenis tas, sedangkan sistem biaya konvensional hanya digunakan untuk menghitung harga pokok produksi yang produknya homogen atau sejenis.
Berdasarkan teori di atas dan fakta di lapangan menunjukkan terjadinya kesenjangan antara teori dengan fakta yang ada di lapangan yaitu bahwa sistem konvensional seharusnya tidak dapat digunakan untuk menentukan harga produksi secara akurat karena sistem konvensional seharusnya tidak digunakan untuk produk lebih dari satu jenis. Metode activity based costing dipandang sesuai untuk menciptakan efisiensi dalam perusahaan, karena dalam konsep ini memang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi yang menghasilkan lebih dari satu jenis.
Motivasi penulis dalam penelitian ini adalah dapat meneliti suatu sistem penentuan harga pokok produksi yang lebih akurat dengan sistem activity based costing yang selama ini belum pernah diterapkan pada Perusahaan Tas X.
Diharapkan dengan penelitian ini dapat menghasilkan konsep tentang sistem activity based costing kepada Perusahaan Tas X dalam penentuan harga pokok produksi.

B. Rumusan Masalah
Perhitungan harga pokok produksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk diketahui secara akurat oleh perusahaan. Karena harga pokok produksi ini merupakan sebuah landasan bagi para manajer untuk menetapkan harga jual produk yang tepat, sehingga perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Penentuan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan metode konvensional dan activity based costing. Konvensional merupakan perhitungan harga pokok produksi yang hanya menghasilkan produk sejenis. Sedangkan untuk produk yang jumlahnya lebih dari satu jenis kurang akurat menggunakan sistem konvensional dalam perhitungan harga pokok produksi. Sistem activity based costing lebih akurat dan efisien untuk menentukan harga pokok produksi yang jumlah produknya lebih dari satu jenis.
Penentuan harga pokok produksi dengan sistem konvensional yang menggunakan perkiraan saja, seperti yang diterapkan oleh Perusahaan Tas X dianggap kurang akurat memberikan semua informasi biaya yang terkandung dalam masing-masing produksi. Perusahaan Tas X memproduksi tiga jenis tas, yaitu tas selempang, ransel, dan tas laptop. Sehingga menyebabkan semua jenis produk tas mengkonsumsi biaya overhead dengan proporsi yang sama. Apabila perusahaan salah dalam menetapkan harga, maka akan banyak kemungkinan yang akan terjadi pada perusahaan, seperti kerugian.
Sesuai dengan uraian di atas maka akan timbul permasalahan sebagai berikut : 
1. Seberapa besar harga pokok produksi tas selempang dengan menggunakan sistem activity based costing pada Perusahaan Tas X ?
2. Seberapa besar harga pokok produksi ransel dengan menggunakan sistem activity based costing pada Perusahaan Tas X ?
3. Seberapa besar harga pokok produksi tas laptop dengan menggunakan sistem activity based costing pada Perusahaan Tas X ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 
1. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang harga pokok produksi tas selempang berdasarkan sistem activity based costing pada Perusahaan Tas X.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang harga pokok produksi ransel berdasarkan sistem activity based costing pada Perusahaan Tas X.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang harga pokok produksi tas laptop berdasarkan sistem activity based costing pada Perusahaan Tas X.

D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yaitu manfaat akademis, maupun praktisnya. Guna teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan berguna untuk : memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan kajian ilmu manajemen, khususnya mengenai penerapan teori perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem activity based costing.
Sedangkan kepentingan praktis hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna : 
1. Bagi perusahaan sebagai bahan masukan dan referensi tentang perhitungan harga pokok produksi tas yang lebih akurat dengan menggunakan sistem activity based costing.
2. Bagi para akademisi sebagai implikasi lebih lanjut dalam memberikan informasi guna menciptakan peningkatan kemampuan dalam menentukan harga pokok produksi yang mengarah kepada kondisi penelitian sejenis di masa mendatang.

SKRIPSI ANALISIS KEPUASAN NASABAH ATAS LAYANAN PERBANKAN BERBASIS BANKING NETWORK PADA BANK MANDIRI

SKRIPSI ANALISIS KEPUASAN NASABAH ATAS LAYANAN PERBANKAN BERBASIS BANKING NETWORK PADA BANK MANDIRI

(KODE : EKONMANJ-0121) : SKRIPSI ANALISIS KEPUASAN NASABAH ATAS LAYANAN PERBANKAN BERBASIS BANKING NETWORK PADA BANK MANDIRI



BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan perekonomian akan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku dan gaya hidup mereka. Perubahan tersebut pada akhirnya mempengaruhi akan selera kepuasan terhadap suatu produk/jasa. Masyarakat menginginkan produk dan layanan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Bersaing, bertahan hidup, dan berkembang perusahaan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk dan jasa yang tidak memenuhi kualitas pelanggan dengan sangat mudah ditinggalkan dan akhirnya pelanggan beralih ke perusahaan/bank lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut tentunya akan mengutamakan perluasan pelayanan yang berorientasi pada pelayanan yang mengutamakan kepuasan nasabah.
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai salah satu institusi perbankan yang sangat menyadari bahwa pelayanan kepada nasabah harus pula dengan menyesuaikan pada kemajuan teknologi, artinya dengan bersentuhan pada teknologi maka PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk akan tetap dapat bersaing. Oleh karena itu, tepat pada tanggal 17 Maret 2002 PT. Bank Mandiri Tbk meluncurkan layanan banking network.
Jenis pelayanan yang berbasis banking network mandiri diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan nasabah yaitu : m-Banking Info dimana nasabah dapat memperoleh berbagai macam informasi seperti saldo rekening, mutasi rekening dan Iain-lain. M-Banking Transfer dimana nasabah dapat melakukan transfer antar rekening PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk maupun ke bank lainnya. Ad-Banking Payment dimana nasabah dapat melakukan transaksi pembayaran berbagai macam tagihan seperti tagihan televisi kabel, telepon, asuransi dan Iain-lain. M-Banking Commerce dimana nasabah dapat melakukan berbagai macam transaksi pembelian dan pembayaran seperti pulsa isi ulang, saham dan Iain-lain. m-Banking Admin dimana nasabah dapat melakukan berbagai transaksi administrasi seperti ganti PIN dan Iain-lain.
Peluncuran layanan m-Banking Mandiri membuat nasabah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk yang menggunakan layanan tersebut merasa memiliki ATM PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam genggaman tangan dimana berbagai transaksi perbankan dapat dilakukan melalui ponsel, semudah bertransaksi di ATM PT Bank Mandiri Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk masih, terus berusaha mengembangkan pelayanannya dengan sebaik mungkin agar para nasabah puas dan sesuai dengan konsep pemasaran, nasabah tersebut akan terus mempercayai PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk transaksi keuangannya.
Jumlah nasabah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang X, memiliki persentase pengguna layanan m-Banking Mandiri masih sangat minim. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian Analisis Kepuasan Nasabah Atas Layanan Perbankan Berbasis Banking Network Pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang X.

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kepuasan nasabah atas layanan perbankan berbasis banking network Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang X ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan nasabah atas layanan perbankan berbasis banking network Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang X.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah : 
a. Bagi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang X.
Memberikan masukan dan informasi bagi pihak manajemen mengenai kepuasan nasabah atas layanan perbankan berbasis mobile banking network khususnya pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang X. 
b. Bagi Penulis.
Untuk menambah pengetahuan dan sebagai sarana aplikasi terhadap ilmu yang didapat bangku perkuliahan dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan kepuasan nasabah atas layanan perbankan.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa mendatang, khususnya peneliti yang berkaitan dengan kepuasan nasabah atas layanan perbankan berbasis mobile banking network pada dunia perbankan.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN

(KODE : EKONMANJ-0120) : SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN



BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang
Kota X menuju kota metropolitan dengan denyut kesibukan yang tidak kalah dengan Jakarta ataupun Surabaya. Beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Kota X menyiapkan perencanaan dan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan pertumbuhan, pemerataan dan pembangunan yang seutuhnya, Hal ini terlihat dengan dibangunnya beragam sarana dan prasarana pendukung, seperti peningkatan penerangan di pusat kota, menjaga keamanan 24 jam, dan membangun berbagai pusat perbelanjaan modern seperti mal dan plaza.
Selain itu, pemerintah kota X juga tidak lupa membangun pusat makanan dan hiburan. Perkembangan X sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan beberapa perubahan. Perubahan yang paling terasa adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin tajam. Selain timbul persaingan bisnis yang tinggi, pola pikir dan perilaku masyarakat juga mengalami kemajuan.
Persaingan merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan, di mana perusahaan yang tidak mampu bersaing akan segera tersisih dari Lingkungan pasar. Sebaliknya persaingan akan dimenangkan oleh perusahaan yang inovatif dan kreatif dalam mengelola bisnisnya serta perusahaan yang berhasil memuaskan konsumen mereka. Konsumen (pelanggan) Harus dipuaskan sebab bila tidak dipuaskan maka mereka akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pihak pesaing. Hal ini tentu saja akan menyebabkan perusahaan tersebut kesulitan dalam bertahan hidup.
Setiap perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya dengan cara menyediakan produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan produk yang lebih cepat atau pelayanan yang lebih baik daripada para pesaing (Supranto, 2003 : 1). Pelayanan yang baik mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, di samping akan mampu mempertahankan konsumen yang ada maupun yang lama untuk terus membeli produk yang ditawarkan, serta akan mampu pula untuk menarik calon konsumen baru. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya suatu produk dapat dipercaya oleh pelanggan dan sejauh mana produk tersebut memenuhi kebutuhannya. Sementara harga merupakan pengorbanan riel dan material yang diberikan konsumen untuk memperoleh suatu produk. 
Di kota X terdapat banyak restoran maupun rumah makan yang menjalankan usaha pelayanan makanan, salah satunya adalah Restoran X telah menjalankan usahanya selama bertahun-tahun yakni berdiri pada tahun 1977 dan hingga saat ini masih berdiri usahanya banyak dikenal oleh masyarakat X, dan dapat terus mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan bisnis makanan yang tajam pada Kota .
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kepuasan konsumen pada Restoran X dengan judul sebagai berikut : "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN X".

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan permasalahan yang mendasari penelitian ini sebagai berikut : 
Apakah faktor kualitas produk, pelayanan, dan harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Restoran X ?

C. Kerangka Konseptual
Philip Kotler (2001 : 69) menyatakan bahwa ada hubungan erat antara kualitas barang dan jasa dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan perusahaan. Kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Apabila pelanggan merasa puas maka akan loyal terhadap perusahaan sehingga membawa keuntungan bagi perusahaan.
Fandy Tjiptono (2002 : 24) mengemukakan bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada para pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa yang berkualitas dengan harga yang bersaing, Sementara menurut Lupiyoadi (2001 : 158), terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, yakni kualitas produk, pelayanan, emosional, harga, dan biaya.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 
a. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh faktor kualitas produk, pelayanan, dan harga terhadap tingkat kepuasan konsumen Restoran X.
b. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan konsumen Restoran X.
2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 
a. Bagi Restoran
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan ataupun acuan Bagi Restoran X lebih memperhatikan kualitas produk, pelayanan dan penetapan harga yang disediakan restoran sehingga dapat memuaskan konsumennya.
b. Bagi penulis
Penelitian ini dapat memperluas wawasan peneliti dalam bidang manajemen pemasaran khususnya mengenai kepuasan pelanggan dan mem bandingkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di masyarakat maupun lapangan.
c. Bagi Pihak lain
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi atau referensi dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang, terutama penelitian tentang kepuasan pelanggan.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR TINGKAT PENDIDIKAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP BERWIRAUSAHA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR TINGKAT PENDIDIKAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP BERWIRAUSAHA

(KODE : EKONMANJ-0119) : SKRIPSI ANALISIS FAKTOR TINGKAT PENDIDIKAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP BERWIRAUSAHA



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin pesat pada masa sekarang ini, membuat masyarakat harus mampu mengelola dan memanfaatkan peluang yang ada. Berwirausaha bukan hanya semata-mata berperan sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat, namun juga sebagai pendorong perubahan sosial bagi peningkatan kualitas hidup manusia. Banyak wirausahawan yang menghasilkan produk-produk yang membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan nyaman sehingga manusia menjadi lebih produktif, lebih mudah berkomunikasi, serta lebih cepat mengetahui hal-hal yang sedang terjadi di sekelilingnya.
Indonesia kurang wirausahawan. Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Jika dibandingkan dengan beberapa negara maju di dunia, jumlah entrepreneur atau wirausahawan di Indonesia masih rendah. Terbukti, dari 231,83 juta penduduk Indonesia, baru 4,6 juta saja yang berwirausaha. Jumlah itu masih cukup rendah atau jika dipresentasikan baru 2% dari total jumlah penduduk. Drucker mendefinisikan seorang wirausahawan sebagai seseorang yang "selalu mencari perubahan, merespons perubahan tersebut, serta memanfaatkannya secara maksimal sebagai sebuah peluang" (A. B. Susanto : 2009 : 1).
Salah satu masalah dalam berwirausaha adalah sistem pendidikan kita yang kurang mendorong semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda, meskipun saat ini semakin banyak perguruan tinggi yang memperkenalkan prinsip-prinsip serta konsep-konsep kewirausahaan. Tetapi selama ini pendidikan lebih difokuskan pada keterampilan teknis semata, namun kurang berfokus pada pembentukan kepribadian yang dapat menunjang hidup dan berkembangnya jiwa kewirausahaan seseorang seperti kepercayaan diri, kejelian melihat dan memanfaatkan peluang, membangun kharisma, empati, serta semangat untuk bersaing menjadi lebih baik.
Sebagai mana hasil penelitian Charles Screibe menyatakan bahwa keberhasilan kegiatan seorang usahawan ditentukan oleh : pendidikan formal (15%) dan nilai-nilai sikap mental dan kepribadian seseorang (85%). Sumahamijaya menyatakan, keberhasilan ditentukan oleh kesediaan jerih payah (25%), pendidikan sekolah formil (15%) serta pengembangan pribadi (60%) (Asri Laksmi Riani, 2005 : 25). Menurut Klien dan Maher mengatakan makin tinggi tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat kebutuhan individu tersebut. Individu yang pendidikannya rendah dalam hal ini menuntut pemenuhan kebutuhan pokok atau dasar dalam memperjuangkan kehidupannya. Sedangkan individu yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan menuntut perbaikan taraf kehidupan (Asri Laksmi Riani, 2005 : 42).
Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, yaitu mereka yang mempunyai pendidikan tinggi justru kurang berminat wirausaha, tercatat hanya 10% berminat wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannya rendah justru 49% berminat wirausaha (Masrun dalam Sumarseno, 2004). Sementara itu, data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Qomarun, 2000) menyebutkan pada tahun 1996 saja lebih dari 15% lulusan perguruan tinggi menganggur atau sejumlah 6 juta pengangguran intelektual. Beberapa penyebab munculnya fenomena ini adalah keinginan untuk menjadi pegawai negeri, sifat malas (tidak mau bekerja), belum siap pakai, sikap mental yang kurang baik, tidak percaya diri, dan Iain-lain. Sifat-sifat tersebut bersumber pada kehidupan yang penuh keragu-raguan dan tanpa orientasi tegas, yaitu sifat mentalitas yang suka menerabas, sifat tidak percaya pada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin dan mentalitas yang mengabaikan tanggung jawab yang kokoh (Qomarun, 2000).
Untuk ini dibutuhkan kemampuan berwirausaha. Selain harus memiliki keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestasi dan mandiri yang kuat seorang wirausaha harus memiliki minat pada usaha yang ingin ditekuninya. Individu yang mempunyai minat pada suatu kegiatan akan melakukannya dengan giat daripada kegiatan yang tidak diminatinya (Sutjipto, 2002).
Melalui tingkat pendidikan yang memadai seseorang lebih mudah melaksanakan tugasnya, sehingga dapat menjamin tersedianya tenaga kerja yang mempunyai keahlian, karena orang yang berpendidikan dapat menggunakan pikirannya secara kritis. Dengan pendidikan yang lebih tinggi maka seorang wirausaha memiliki pikiran selangkah lebih maju dan mampu berpikir ke depan tentang rencana dan prospek yang baik untuk dilaksanakan. Dengan tingkat pendidikan yang memadai seseorang lebih mudah melaksanakan tugasnya, sehingga dapat menjamin tersedianya wirausahawan yang mempunyai keahlian, karena orang yang berpendidikan dapat menggunakan pikirannya secara kritis.
Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi terhadap berwirausaha adalah lingkungan keluarga. Hal ini karena lingkungan keluarga terutama orang tua berperan sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak di masa yang akan datang, termasuk dalam hal berwirausaha. Kondisi orang tua sebagai keadaan yang ada dalam lingkungan keluarga dapat menjadi figur bagi pemilihan karier anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan.
Kota X merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia, hal ini dapat dijadikan daya tarik dan peluang untuk seseorang yang ingin mencari peruntungan di kota ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya suku atau etnis yang menetap dan mencari mata pencaharian atau bekerja di kota ini. Dengan begitu banyaknya suku perantauan yang berada di kota X, Maka untuk mempermudah dalam mengelompokkannya maka suku perantauan ini membentuk wadah guna mempererat hubungan di antara mereka juga sebagai wadah dalam bersilaturahmi di antara mereka juga dengan lingkungan sekitar. Salah satu di antara begitu banyaknya adalah suku Jawa, suku dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.
Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, baik baru ataupun lama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berwirausaha, baik dalam mengembangkan atau meningkatkan usaha juga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan yang berlangsung sekarang ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "ANALISIS FAKTOR TINGKAT PENDIDIKAN, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP BERWIRAUSAHA".

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : "Apakah tingkat pendidikan, lingkungan keluarga, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap berwirausaha ".

C. Tujuan Penelitian 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor tingkat pendidikan, lingkungan keluarga, dan pengalaman kerja terhadap berwirausaha.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai faktor tingkat pendidikan, lingkungan keluarga, dan pengalaman kerja terhadap berwirausaha pada anggotanya.
b. Bagi Penulis
Menambah khasanah pengetahuan dan memperluas pengetahuan penulis dan sarana aplikasi terhadap ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dalam bidang manajemen usaha kecil, khususnya yang berkaitan dengan tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja terhadap kewirausahaan.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi, yang dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian terhadap objek dan masalah yang sama di masa yang akan datang.

JUDUL SKRIPSI EKONOMI MANAJEMEN 2

JUDUL SKRIPSI EKONOMI MANAJEMEN 2

JUDUL SKRIPSI EKONOMI MANAJEMEN 2


  • (KODE : EKONMANJ-0101) : SKRIPSI PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PD PT X
  • (KODE : EKONMANJ-0102) : SKRIPSI PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIER KARYAWAN PADA PT. X
  • (KODE : EKONMANJ-0103) : SKRIPSI PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG X
  • (KODE : EKONMANJ-0104) : SKRIPSI PENGARUH PROGRAM MARKETING PUBLIC RELATIONS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAJALAH X
  • (KODE : EKONMANJ-0105) : SKRIPSI PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP CUSTOMER LOYALTY PADA PT ASURANSI
  • (KODE : EKONMANJ-0106) : SKRIPSI PENGARUH SIKAP KARYAWAN TENTANG PERUBAHAN ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
  • (KODE : EKONMANJ-0107) : SKRIPSI PENINGKATAN KUALITAS PERSONIL KARYAWAN MELALUI UPAYA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADA PT. X
  • (KODE : EKONMANJ-0108) : SKRIPSI PERANAN MANAJER PERSONALIA DALAM MEMOTIVASI KERJA KARYAWAN (STUDI PADA HOTEL X)
  • (KODE : EKONMANJ-0109) : SKRIPSI PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT X [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0110) : SKRIPSI PENGARUH SERVICE QUALITY TERHADAP CUSTOMER LOYALITY (STUDI PADA RESTORAN X) [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0111) : SKRIPSI PENGARUH PENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA BAGIAN PRODUKSI PT X [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0112) : SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT X [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0113) : SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0114) : SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DI PT. JAMSOSTEK (PERSERO) [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0115) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA USIA, JENIS KELAMIN, DAN MASA KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PELAKSANA PT X [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0116) : SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KOMPONEN PEMBENTUK BRAND EQUITY TERHADAP PURCHASE INTENTIONS [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0117) : SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DALAM MENJALANKAN USAHA KELUARGA [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0118) : SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DALAM MEMUTUSKAN MENABUNG DI BANK SYARIAH [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0119) : SKRIPSI ANALISIS FAKTOR TINGKAT PENDIDIKAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP BERWIRAUSAHA [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0120) : SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0121) : SKRIPSI ANALISIS KEPUASAN NASABAH ATAS LAYANAN PERBANKAN BERBASIS BANKING NETWORK PADA BANK MANDIRI [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0122) : SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TAS BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0123) : SKRIPSI ANALISIS TITIK IMPAS (BEP) UNTUK MENCIPTAKAN EFISIENSI PRODUKSI USAHA TANI APEL [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0124) : SKRIPSI APLIKASI MANAJEMEN KREDIT DALAM MENJAGA EFEKTIFITAS PENYALURAN KREDIT PADA PEGADAIAN SYARIAH [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0125) : SKRIPSI PENGARUH FAKTOR KELUARGA TERHADAP PILIHAN MENJADI SEORANG WIRAUSAHA [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0126) : SKRIPSI PENGARUH KEMAMPUAN INDIVIDU TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0127) : SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KOMITMEN KERJA KARYAWAN PT X [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : EKONMANJ-0128) : SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT [[ LIHAT BAB I ]]
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DALAM MEMUTUSKAN MENABUNG DI BANK SYARIAH

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DALAM MEMUTUSKAN MENABUNG DI BANK SYARIAH

(KODE : EKONMANJ-0118) : SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DALAM MEMUTUSKAN MENABUNG DI BANK SYARIAH



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perbankan adalah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu fungsi pengumpulan dana (funding), fungsi penyaluran dana (lending), dan pelayanan jasa (Muhamad, 2000 : 66). Seperti yang diketahui masyarakat di Indonesia yang sebagian besar muslim dihadapkan pada satu pilihan yaitu menyimpan dananya di bank konvensional. Sedangkan sudah diketahui bersama bank konvensional menganut sistem bunga yang menurut sebagian ulama, sistem bunga adalah termasuk yang diharamkan karena bunga dikategorikan sebagai riba. Maka dari itu perlu didirikan bank syariah.
Bank syariah di Indonesia didirikan karena keinginan masyarakat (terutama masyarakat yang beragama islam) yang berpandangan bunga merupakan hal yang haram, hal ini lebih diperkuat lagi dengan pendapat para ulama yang ada di indonesia yang diwakili oleh fatwa MUI yang intinya mengharamkan bunga bank terdapat unsur-unsur riba jika ada unsur tambahan, dan tambahan itu diisyaratkan dalam akad dan dapat menimbulkan adanya unsur pemerasan. Kemudaratan sistem bunga sehingga dikategorikan sebagai riba adalah, antara lain : 
a) Mengakumulasi dana untuk kepentingannya sendiri.
b) Bunga adalah konsep biaya yang digeserkan kepada pengguna berikutnya.
c) Menyalurkan dana hanya mereka yang mampu.
d) Penanggung terakhir adalah masyarakat.
e) Memandulkan kebijakan stabilitas ekonomi dan investasi.
f) Terjadi kesenjangan yang tidak akan ada habisnya.
Dari kondisi inilah Bank Syariah mulai dikembangkan sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang mengatur bank syariah secara cukup jelas dan kuat dari segi kelembagaan dan operasionalnya.
Seorang nasabah akan merespon bank syariah atau berminat ke bank syariah ketika ada produk atau akad yang dirasakan menguntungkan dirinya (www.tempointeraktif.com). Diantara salah satunya prinsip dalam akad bank syariah yang dirasa familiar di masyarakat yakni prinsip bagi hasil. Prinsip ini merupakan prinsip kerja sama usaha yang dikemas dalam bentuk investasi serta menawarkan tingkat return yang dapat ditentukan sesuai perjanjian. Dalam konstruksi prinsip mudharabah bank syariah memposisikan diri sebagai mitra kerja antara si penabung dan pengusaha untuk mendapatkan keuntungan.
Dari beberapa konsepsi mengenai minat nasabah dalam menabung di bank syariah diharapkan pihak manajemen perbankan dapat memahami perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk minat menabung atau mengambil pendanaan di bank syariah. Menurut Kotler (1999 : 152) dalam memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya. Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Seperti yang diketahui ada dua jenis konsumen/nasabah yaitu pertama, konsumen/nasabah yang bersifat emosional (psikologis), kedua konsumen/nasabah yang bersifat rasional (http://www.bernas.co.id.newsid=413).
Studi ini memilih Bank Syariah Mandiri Cabang X didasarkan pada beberapa kemudahan-kemudahan yang ditawarkan kepada nasabah. Hal ini dikarenakan, Bank syariah mandiri yang sudah dikenal oleh masyarakat luas khususnya daerah X. Beberapa kemudahan-kemudahan ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang X kepada nasabahnya seperti On line Real Time diseluruh cabang/capem Bank mandiri dan Bank Syariah Mandiri, fasilitas phone banking dengan pulsa lokal serta adanya layanan penggunaan kartu ATM, adanya prosentase bagi hasil produk funding dari prinsip mudharabah yang diterapkan Bank Syariah Mandiri Cabang X mencapai 60 : 40 yang merupakan tawaran tingkat bagi hasil yang cukup bersaing dan menguntungkan, membuat keberadaannya Bank Syariah Mandiri Cabang X dapat dinilai memiliki masa depan yang sangat menguntungkan baik bagi intern maupun nasabah. Didasarkan pada semua itu, seharusnya prinsip mudharabah dapat menjadi sebuah daya tarik tersendiri dari produk-produk yang dimiliki oleh perbankan syariah.
Pada survey yang dilakukan oleh Bank Indonesia menghasilkan bahwa kurang mengertinya nasabah mengenai produk perbankan syariah (71%), kurangnya pengertian mengenai perbankan syariah secara umum (8%) (www.vibiznews-syariah.com).
Dengan karakteristik dan keuntungan-keuntungan yang tinggi dari prinsip mudharabah dari Bank Syariah Mandiri, seharusnya dapat menjadi alternatif dan pilihan utama bagi masyarakat mengingat dari beberapa aspek misalnya secara hukum agama Islam, tingkat keuntungan, keamanan, kenyamanan, jaringan yang luas yang ditawarkan lebih menguntungkan dari pada bank konvensional. Akan tetapi, karena kurangnya sosialisasi menjadikan Bank Syariah Mandiri yang menggunakan prinsip bagi hasil sebagian masyarakat menganggap tidak banyak perbedaan dengan sistem Bank Konvensional. Akan tetapi nasabah hanya tahu kalau pada Bank Syariah Mandiri hanya tidak memakai sistem bunga.
Dari beberapa uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dengan judul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DALAM MEMUTUSKAN MENABUNG BANK SYARIAH MANDIRI CABANG X".

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti merumuskan secara spesifik sebagai berikut : 
1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah dalam memutuskan menabung Bank Syariah Mandiri Cabang X ?
2) Faktor-faktor minat manakah yang dominan pengaruhnya dalam memutuskan menabung Bank Syariah Mandiri Cabang X ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 
1) Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor minat nasabah dalam memutuskan memilih sistem bagi hasil produk funding Bank Syariah Mandiri Cabang X.
2) Untuk mengetahui faktor-faktor minat nasabah menabung yang dominan pengaruhnya dalam memutuskan memilih sistem bagi hasil produk funding Bank Syariah Mandiri Cabang X

D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Universitas, sebagai pengembangan keilmuan khususnya di Fakultas Ekonomi
2) Bagi Bank Syariah Mandiri, Semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
3) Bagi peneliti, dapat menambah wawasan keilmuan tentang praktek penerapan prinsip bagi hasil (mudharabah)
4) Bagi Masyarakat, bertambahnya wawasan masyarakat tentang sistem bagi hasil (mudharabah)