Search This Blog

Showing posts with label sistem hormon. Show all posts
Showing posts with label sistem hormon. Show all posts
SKRIPSI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISTEM SARAF DAN HORMON PADA MANUSIA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMA

SKRIPSI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISTEM SARAF DAN HORMON PADA MANUSIA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMA

(KODE : PENDMIPA-0094) : SKRIPSI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISTEM SARAF DAN HORMON PADA MANUSIA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMA



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran Biologi pada siswa SMA khususnya pada materi sistem regulasi yang terdiri atas konsep sistem saraf dan hormon pada manusia memberikan tantangan besar bagi guru. Ditunjukkan oleh data rata-rata nilai hasil belajar pada materi tersebut yang masih rendah, yaitu nilai > 62 hanya mencapai 56% dari jumlah keseluruhan siswa. Konsep sistem saraf dan hormon pada manusia banyak memuat konsep-konsep yang abstrak dan sulit untuk dipelajari secara langsung sehingga memerlukan suatu alat yang dapat membantu proses pembelajaran, alat inilah yang disebut dengan media. Disebutkan pula bahwa pengajaran akan lebih efektif apabila objek yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya walaupun tidak sama persis, yaitu melalui media (Sudjana dan Rivai 2002).
Saat ini media dan teknologi menjadi salah satu ciri yang ditonjolkan dalam dunia pendidikan. KTSP yang berlaku saat ini menuntut guru untuk lebih kreatif termasuk dalam memodifikasi media pembelajaran. Meskipun demikian di SMAN X yang dilengkapi 2 ruang multimedia dengan 40 buah komputer, belum memanfaatkannya dalam pembelajaran Biologi.
Terlebih lagi sebuah penelitian menyebutkan "In a field study with 75 students, we compared the individual validation of four media for vocational guidance, two multimedia applications and two products printed matter. Data analyses reveal that the students enjoyed using electronic media " (Hasebrook dan Gremm 1999). Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa hasil uji lapangan pada 75 siswa menggunakan dua jenis media yaitu multimedia dan media cetak mengungkap bahwa siswa lebih senang menggunakan media elektronik. Bahkan penelitian lain menemukan bukti bahwa cara yang efektif untuk membantu agar informasi ilmiah dapat lebih mudah dipahami ialah melalui penjelasan informasi secara multimodal, misalnya dalam format multimedia (Pranata 2004).
Selain itu pendekatan yang efektif pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher centered. Sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang sangat memperhatikan keterlibatan siswa secara aktif, sehingga proses belajar mengajar lebih bersifat student centered karena multimedia interaktif dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh siswa, sehingga siswa dapat memilih apa yang dikehendaki. Seperti yang disebut dalam sebuah jurnal "The final navigational interface has the advantages of allowing the student flexible navigations, proving an indication of progress through the subject material, whilst constraining their route" (Evans dan Edwards 1999).
Disebutkan dalam simpulan penelitian tersebut bahwa tombol navigasi yang ditampilkan dalam multimedia interaktif mempunyai manfaat memudahkan siswa dalam menentukan materi belajar, dan hal ini menunjukkan indikasi terjadinya peningkatan dalam mempelajari materi, disamping itu tombol navigasi membatasi rute belajar siswa sehingga pembelajaran lebih terarah.
Masalah lain yang dihadapi dunia pendidikan adalah proses pembelajaran hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya 2007).
Dengan mempertimbangkan beberapa hal di atas salah satu langkah yang diupayakan adalah menyusun multimedia interaktif tentang sistem saraf dan hormon pada manusia yang dilengkapi dengan permasalahan atau contoh kasus yang sifatnya kontekstual atau dapat ditemui sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISTEM SARAF DAN HORMON PADA MANUSIA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMA".

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 
1. Apakah multimedia interaktif sistem saraf dan hormon pada manusia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan sesuai dengan standar kompetensi pembelajaran, yaitu bila indikator keberhasilan yang ditunjukkan oleh nilai data penilaian pakar terhadap multimedia interaktif mencapai > 86,66 % ?.
2. Apakah multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif diterapkan dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar individual > 68 dan ketuntasan belajar klasikal > 85% ?.
3. Apakah multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif diterapkan dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh nilai tiap aspek aktivitas siswa mencapai > 50 % ?.

C. Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah : 
1. Mengembangkan multimedia interaktif sistem saraf dan hormon pada manusia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang sesuai dengan standar kompetensi pembelajaran, yaitu bila indikator keberhasilan yang ditunjukkan oleh nilai data penilaian pakar terhadap multimedia interaktif mencapai > 86,66%.
2. Mengukur efektivitas penerapan multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan dengan ketuntasan belajar individual > 68 dan ketuntasan belajar klasikal > 85%.
3. Mengukur efektivitas penerapan multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh nilai tiap aspek aktivitas siswa mencapai > 50 % ?.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain : 
1. Mengetahui kesesuaian multimedia interaktif sistem saraf dan hormon pada manusia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran, yaitu bila indikator keberhasilan yang ditunjukkan oleh nilai data penilaian pakar terhadap multimedia interaktif mencapai > 86,66 %.
2. Mengetahui kemampuan multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk diterapkan sebagai media pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar individual > 68 dan ketuntasan belajar klasikal > 85%.
3. Mengetahui kemampuan multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk diterapkan dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh nilai tiap aspek aktivitas siswa mencapai > 50 % ?.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut. 
a. Dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi penyusun dalam menyusun dan mengembangkan suatu media yang menarik dan sesuai dengan materi pelajaran dan standar kompetensi pembelajaran. 
b. Dapat memacu kreativitas guru untuk mengembangkan media sebagai hasil rancangan sendiri.
c. Produk dapat digunakan sebagai media pembelajaran Biologi di SMA guna memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka efektivitas dan peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar.
d. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan alam khususnya Biologi.
e. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi peneliti yang akan datang.
f. Sebagai panduan bagi mata pelajaran lain dalam memilih media pembelajaran yang akan diterapkan bagi perbaikan di masa yang akan datang. 

MAKALAH IPA SISTEM HORMON

MAKALAH IPA SISTEM HORMON

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu sistem koordinasi pada manusia adalah Hormon, dimana hormon merupakan getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus, sehingga sering disebut sebagai kelenjar buntu/kelenjar Endokrin.
Di dalam tubuh, Hormon berperan dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi dan reaksi terhadap stress serta tingkah laku. Oleh karena itu, hormon sangat dibutuhkan dalam tubuh.

B. Permasalahan
a. Pengertian Hormon
b. Apakah fungsi Hormon ?
c. Macam-macam kelenjar buntu ?

C. Tujuan
a. Mengetahui apa itu hormon dan fungsinya ?
b. Dapat mengetahui macam-macam kelenjar buntu berdasarkan cara kerjanya, aspek macam dan letaknya ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Hormon
Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus, sehingga sering disebut sebagai Kelenjar Buntu atau Kelenjar Endokrin.
Kata Hormon berasal dari kata “Hormaein” yang berarti Memacu atau Menggiatkan. Hormon diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi mempunyai pengaruh yang amat besar. Bila kekurangan dapat ditambah hormon sejenis dari luar. Bila kelebihan akan mengakibatkan berbagai gangguan kerja organ tubuh.
Sebagai komponen sistem koordinasi, Hormon mempunyai hubungan yang erat dengan sistem saraf. Rasa cemas atau ketakutan secara mendadak pada seseorang, disamping kerja sistem saraf juga dipengaruhi oleh hormon. Ketika seseorang merasa ketakutan, maka dia akan lari menghindar atau berusaha melawan terhadap penimbul rasa ketakutan itu sekuat-kuatnya. misalnya dengan lari secepat-cepatnya. Pada Keadaan semacam ini maka hormon adrenalin akan aktif, mempertinggi frekuensi denyut jantung dan memperkuat denyutnya.

B. Fungsi Hormon
Hormon memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk mengatur Homeostatis. Selain itu, hormon berfungsi untuk memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.

C. Macam-macam Kelenjar Buntu
1. Macam-macam kelenjar buntu menurut cara kerjanya yaitu :
a) Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan dalam metabolisme
b) Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu. Misalnya hormon kelamin.
c) Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu, Misalnya hormon pertumbuhan dan hormon timus.
2. Kelenjar buntu berdasarkan aspek macam dan letaknya.
a) Kelenjar Hipofisis, terletak di dasar otak besar.
b) Kelenjar Tiroid, atau kelenjar gondok, letaknya di daerah leher.
c) Kelenjar Paratiroid atau kelenjar anak gondok, letaknya di dekat kelenjar gondok.
d) Kelenjar Pankreas atau pulau-pulau Langerhans, letaknya di sebelah bawah lambung (Ventrikulus).
e) Kelenjar Adrenal atau Suprarenalis, terdapat di atas ginjal.
f) Kelenjar Kelamin atau kelenjar Gonad, pada wanita terletak di daerah rongga perut, sedangkan pada pria terdapat di dalam buah zakar dan zakar dalam kelenjar skrotum.

1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar ini terletak di dalam lekukan tulang sela tursika di bagian tengah tulang baji. Hipofisis merupakan kelanjar buntu terbesar. Kelenjar ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan tulang panjang sehingga berkaitan dengan pertumbuhan tinggi seseorang.
Produksi hormon ini secara berlebihan di sebut Hiperfungsi atau Hipersekresi. Hipersekresi pada masa pertumbuhan (remaja) akan mengakibatkan pertumbuhan yang luar biasa, disebut Gigantisme.
Produksi hormon yang kurang dari normal disebut Hipofungsi, mengakibatkan pertumbuhan terhambat atau terjadi manusia kerdil.
a) Lobi Anterior atau lobi depan
Bagian ini menghasilkan bermacam-macam hormon pengatur beberapa hormon lain, diantaranya :
1). Hormon Somatotrof (STH atau Growth Hormon), kerjanya menstimulasi pertumbuhan tubuh, terutama Cakra Epifisis dari tulang pipa. Kelebihan hormon ini dapat mengakibatkan pertumbuhan raksasa atau gigantisme. Bila kelebihan ini terjadi pada saat seseorang tidak tumbuh lagi maka akan menyebabkan penebalan pada tulang wajah, tengkorak, tangan, dan kaki. Keadaan ini disebut akromegali. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan kekerdilan dan kretinisme.
2). Luteotropic Hormon (LTH) atau prolaktin atau hormon laktogen, berfungsi untuk merangsang kelenjar susu untuk mensekresikan susu.
3). Thyroid Stimulating Hormon (TSH) atau hormon treotrop berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar tiroid.
4). Adrenocarticotropic Hormon, (ACTH) atau Hormon Adrenotropin, berfungsi untuk merangsang dan mengendalikan sekresi kelenjar korteks adrenal.
5). Gonadotropic atau Hormon Kelenjar Kelamin, berbeda untuk pria dan wanita.
a. Folikel Stimulating Hormon (FSH), terdapat pada wanita dan pria. Pada wanita. Hormon ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan folikel dalam indung telur atau ovarium, sedangkan pada pria berfungsi untuk mempengaruhi proses spermatogenesis.
b. Luteinizing Hormon (LH) atau interstitial cell stimulating hormon (ICSH), terdapat pada pria dan wanita. Pada wanita LH berfungsi untuk merangsang ovulasi atau pemasakan telur sel interstitial Leyding di dalam testis agar menghasilkan testosteron.
b) Lobi Intermedia atau lobi tengah
Pada manusia, bagian ini mengalami kemunduran atau rudimenter dan hormon yang dihasilkan fungsinya belum jelas. pada katak, bagian ini menghasilkan hormon Melanosit Stimulating Hormon (MSH) atau intermedin. Hormon ini berperan dalam mengatur perubahan warna kulit, yaitu dengan mengatur penyebaran pigmen melanin pada sel-sel melanofora kulit.
c) Lobi Posterior atau Lobi Belakang
Bagian ini menghasilkan beberapa macam hormon, yaitu vasopresin, petresin dan oksitosin. vasopresin dan petresin berfungsi untuk mempengaruhi tekanan darah. Sedangkan oksitosin berperan untuk membantu proses kelahiran.

2. Kelenjar Tiroid atau Kelenjar Gondok
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Tiroid ada tiga macam, yang dua macam serupa, yaitu tiroksin dan triodotironin, serta kalsitonin. Fungsi hormon ini cukup luas, yaitu :
a) Mempengaruhi metabolisme sel, proses produksi panas oksidasi di sel-sel tubuh, kecuali sel otak dan sel limfa.
b) Mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan deferensiasi jaringan tubuh.
c) Mempengaruhi dalam mengubah tirosin.
Bila hormon ini mengalami kelebihan produksi atau Hipertiroidisme akan menyebabkan morbus basedowi, yaitu meningkatnya pelupuk mata terbuka lebar, dan bola mata melotot (Eksoftalmus). Bila terjadi pada anak-anak akan mengakibatkan gigantisme.
Bila produksi Tiroksin terlalu rendah atau Hipertiroidisme, akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan. Bila terjadi pada orang dewasa akan terjadi mixoedem, yaitu kegemukan (obesitas) yang luar biasa serta kecerdasan menurun. Kekurangan unsur yodium dapat menyebabkan terganggunya pembentukan hormon tiroksin, dengan gejala timbulnya gondok.

3. Kelenjar paratiroid atau kelenjar anak gondok
Kelenjar ini terletak di sebelah dorsal kelenjar tiroid. Hormon yang dihasilkan adalah Parathormon, berfungsi mengatur pertukaran zat kapur dan fosfor dalam darah. Bila kadar Ca ++ dalam darah lebih rendah dari normal, Parathormon diekskresikan. Akibatnya, kalsium dalam tulang akan larut dan masuk ke dalam darah berbentuk ion kalsium. Kelebihan produksi Hormon Parathormon akan berakibat kadar kalsium dalam darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada ginjal, disebut batu ginjal. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan kekejangan disebut tetanus.

4. Kelenjar Efifise
Kelenjar ini menghasilakn hormon yang fungsinya belum jelas.

5. Kelenjar Timus atau Kelenjar Kacangan
Kelenjar ini bertugas menimbun hormon Somatotrop atau hormon pertumbuhan. Hormon ini hanya berfungsi pada masa pertumbuhan. Kekurangan hormon ini pada masa muda akan menyebabkan kekerdilan. Kelebihan hormon ini pada masa pertumbuhan akan menunjukkan pertumbuhan raksasa. Bila setelah dewasa hormon ini tetap berfungsi maka akan menyebabkan aromegali.

6. Kelenjar Suprarenalis atau Kelenjar anak ginjal
Kelenjar ini sering disebut juga kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal terdiri atas bagian kulit atau bagian korteks dan bagian dalam atau medulla.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Adrenal adalah Hormon Adrenalin atau Epineprin.
Fungsi Hormon Adrenalin, yaitu sebagai berikut :
a) Memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa.
b) Mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melapangkan pernafasan.
c) Mempengaruhi pemecahan glikogen (Glikogenesis) dalam hati sehingga menaikkan kadar gula darah.

7. Kelenjar Langrhans
 Kelenjar Langerhans atau Pankreas menghasilkan hormon insulin yang berfungsi antagonis dengan hormon adrenalin, yaitu untuk mengubah gula menjadi glikogen di dalam hati dan otot.
Kekurangan hormon insulin dapat mengakibatkan kencing manis atau diabetes mellitus. Insulin dan adrenal bekerja bersama mengatur kadar gula darah dalam tubuh.
Pengeluaran gula melalui ginjal menyebabkan kadar gula darah turun, badan menjadi lemas dan lapar, sehingga penderita banyak makan. Pada penderita kencing manis juga banyak membuang air seni, sehingga mudah terasa haus.
Banyaknya glukosa yang dikeluarkan dan tidak dapat disimpan, memungkinkan perubahan protein dan lemak tubuh menjadi glukosa. Metabolisme lemak menghasilkan senyawa asam. Dalam jangka lama zat tersebut dapat merusak jantung dan ginjal. Agar badan tetap sehat, penderita diabetes mellitus harus berolahraga dengan teratur sesuai anjuran dokter.

8. Kelenjar Usus dan Lambung
Kelenjar usus menghasilkan hormon skretin dan kolesistokinin. Sedangkan kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin. Hormon-hormon tersebut berperan dalam merangsang sekresi getah lambung.

9. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin mampu menghasilkan hormon dan sel-sel kelamin. Kelenjar ini dibedakan atas kelenjar kelamin pria dan wanita.
a) Kelenjar kelamin pria (Testis) menghasilkan hormon kelamin pria atau androgen dan sel sperma. Di antara androgen yang terpenting adalah Testosteron, yang berfungsi untuk :
1. Mempertahankan proses spermatogenesis
2. Memberi efek negatif terhadap sekresi LH oleh Hipofisis.
b) Kelenjar kelamin perempuan (ovarium) menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon perempuan yang meliputi estrogen dan progesteron.
1. Estrogen dihasilkan oleh sel folikel de graaf
2. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu bekas folikel yang telah ditinggalkan sel telur. Fungsi progesteron, yaitu :
a. Mengatur pertumbuhan ari-ari (plasenta)
b. Menghambat produksi FSH oleh Hipofisis
c. Pada ibu yang habis melahirkan progesteron bersama laktogen berfungsi memperlancar produksi air susu.
d. Mengatur pertumbuhan endometrium dan pembuluh darah dari dinding rahim.

D. Hormon Estrogen Dan Progesteron Dalam Teknologi
Gerakan KB (Keluarga Berencana) yang diprogramkan pemerintah antara lain merupakan usaha untuk menjarangkan kelahiran dan membatasi ledakan penduduk. Salah satu cara adalah dengan menggunakan hormon.
KB secara hormonal dilakukan dengan cara meminum Pil KB. Pil tersebut merupakan hormon estrogen dan progesteron sintetik. Hormon sintetik ini berpengaruh pada penebalan endometrium rahim dan menghambat produksi LH (Luitinizing Hormon) dan FSH (Folikel Stimulating Hormon) oleh Hipofisis. Bila LH dan FSH tidak diproduksi, maka tidak akan terjadi ovulasi (pemasakan sel telur). Akibatnya tidak mungkin terjadi fertilisasi (pembuahan)

E. Hubungan Hormon Dan Saraf
Baik sistem hormon dan saraf berkaitan dengan proses penyampaian informasi melali sinapsis listrik. Sedangkan pada sistem hormon melalui zat kimia di sebut Neurotransmitter.
Kerjasama antara sistem hormon dan sistem saraf antara lain tampak pada keadaan yang menyebabkan seseorang kekurangan air atau dehidrasi. Keadaan ini akan dilacak oleh saraf tertentu pada Hipotalamus, terus ke hipofisis. Selanjutnya Hipofisis akan menghasilkan hormon antiaeuretika yang menghambat produksi urine


BAB III
PENUTUP 

A. Kesimpulan
Kata hormon berasal dari kata Hormon yang berarti memacu atau menggiatkan. Jadi hormon adalah getah yang dihasilkan oleh kelenjar buntu atau kelenjar endokrin dan langsung diedarkan oleh darah. Hormon berfungsi untuk mengatur homeostatis, memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme dan tingkah laku.

B. Saran
a. Diharapkan agar siswa mampu memahami apa itu sistem hormon.
b. Dapat mengetahui hubungan hormon dan saraf
c. Diharapkan kepada pembaca untuk memberi kritikan dan saran untuk perbaikan makalah yang akan kami buat berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Madigan M.T., Martinko J.M., dan Parker J. 2000. Brock. Biology of Microorganisms. Edisi ke-9.

Sumber : 4shared (F. Rolando Waruwu)