Search This Blog

Showing posts with label reasoning. Show all posts
Showing posts with label reasoning. Show all posts

SKRIPSI PTK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REASONING AND PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MATERI POKOK SPLDV

(KODE : PTK-0573) : SKRIPSI PTK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REASONING AND PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MATERI POKOK SPLDV (MATEMATIKA KELAS VIII)


BAB II 
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Proses perubahan tingkah laku ini ditandai dengan adanya peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku, bertambahnya pengetahuan, bertambahnya keterampilan, dan meningkatnya mutu sikap seseorang terhadap suatu hal bila dibandingkan keadaan sebelumnya. Sedangkan hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku, bertambahnya pengetahuan, bertambahnya keterampilan, dan meningkatnya mutu sikap seseorang terhadap suatu hal bila dibandingkan keadaan sebelumnya. Sehingga dapat diartikan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang ditandai dengan meningkatnya mutu sikap seseorang terhadap suatu hal bila dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Menurut Gagne dalam Ngalim Purwanto (1990 : 84) menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatan (performance-nya) berubah dari waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Dengan pernyataan ini belajar akan dapat terlaksana apabila situasi stimulus dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sehingga terjadi perubahan perbuatan. Upaya untuk membelajarkan siswa adalah dengan memberikan stimulus pada siswa sehingga mempengaruhi pembahan perbuatan setelah adanya stimulus yang diberikan.
Sedangkan ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan dalam Oemar Hamalik (1990 : 27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is define as modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya pembahan tingkah laku dan atau pengetahuan. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan : 
1. Faktor yang ada pada diri sendiri yang disebut faktor individual.
Hal-hal yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain : kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut dengan faktor sosial.
Hal-hal yang termasuk ke dalam faktor sosial antara lain : faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Dengan adanya faktor yang mempengaruhi belajar, hasil yang akan dicapai dalam proses belajar tergantung pada faktor yang mempengaruhinya. Adanya ganjalan pada satu faktor akan mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak maksimal, sehingga perlu adanya keseimbangan faktor dalam belajar.

C. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah memberikan bimbingan belajar kepada siswa (Hamalik, 2001 : 50). Selain itu dijelaskan pula bahwa mengajar merupakan proses membantu siswa menghadapi kehidupan sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam rangka memberikan bimbingan belajar kepada siswa untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.
Pemberian bimbingan menjadi kegiatan mengajar yang utama. Siswa sendiri yang melakukan kegiatan belajar seperti mendengarkan ceramah, membaca buku, melihat demonstrasi, dan sebagainya. Sedangkan peranan guru yakni mengarahkan, mempersiapkan, mengontrol dan memimpin siswa agar kegiatan belajarnya berhasil. Guru membantu siswa agar mampu mengatasi kesulitan-kesulitannya sendiri, dalam hal ini peranan guru adalah sebagai konselor.
Mengajar merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan peserta didik. Karena itu, kegiatan mengajar tidak lepas dari kegiatan belajar sehingga dalam prosesnya kegiatan yang terjadi adalah kegiatan belajar mengajar.

D. Ciri-ciri Belajar Mengajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi dalam Djamarah (2006 : 39-40) sebagai berikut : 
1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan mated yang khusus.
4. Ditandai dengan aktivitas anak didik.
5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin.
7. Ada batas waktu.
8. Evaluasi.