Search This Blog

Showing posts with label penulisan karya ilmiah. Show all posts
Showing posts with label penulisan karya ilmiah. Show all posts
MAKALAH BAHASA INDONESIA - PENULISAN KARYA ILMIAH

MAKALAH BAHASA INDONESIA - PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menulis laporan penelitian karya ilmiah acap kali menjadi masalah bagi seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau bahkan sudah melaksanakan penelitian. Berbagai alasan seperti kesibukan, sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita menyelesaikan laporan hasil penelitian karya ilmiah.
Akhirnya, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah dilaksanakan laporan hasilnya belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang sudah menyelesaikan Ujian Negara masih bermasalah karena belum menyelesaikan skripsi atau tesisnya.
Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis. Seperti yang kita ketahui, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masih menjadi masalah di negeri kita. Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan serta merta. Diperlukan kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi bekal untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah skill, seperti halnya naik sepeda, kegiatan menulis perlu dilatih atau diasah. Semakin sering berlatih, maka kemampuan menulis akan semakin baik. Untuk sekedar naik sepeda, hanya diperlukan waktu sekitar satu bulan, dan untuk menjadi seorang atlet balap sepeda, diperlukan latihan bertahun-tahun. Sama halnya dengan belajar menulis. 
Untuk sekedar bisa menulis, dibutuhkan waktu beberapa bulan saja, tetapi untuk menjadi penulis yang handal, yang tulisan-tulisannya ditunggu oleh para pembaca, tentu dibutuhkan waktu latihan yang lebih lama lagi. Tulisan bersifat efektif bila didasarkan atas prinsip-prinsip yang sama dengan penyelidikan yang dilakukan sebelumya, yaitu kejelasan, ketetapan (bebas dari kesalahan), dan kenalaran. Seperti halnya dengan sebuah percobaan, tulisan harus didasarkan atas organisasi yang mantap dan rapih: “Organisasi yang baik merupakan kunci tulisan yang baik” (Peterson 1980). 
Penulisan dan pikiran merupakan dua hal yang saling berkaitan: sebuah tulisan yang disusun dengan buruk sering mencerminkan percobaan yang kurang terorganisasi dengan latar belakang pikiran yang kacau. Sebaliknya, penyusunan tulisan dapat membantu penulis dalam pengertian masalah yang diselidikinya. Organisasi yang baik juga menimbulkan kesederhanaan. Percobaan ilmiah kerap sangat rumit, tetapi laporannya perlu ditulis dengan sederhana supaya dapat dibaca dan ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain (spesialis maupun bukan spesialis).
Menulis laporan hasil penelitian, tidak berbeda dengan menyusun tulisan ilmiah populer lainnya. Secara teknis, bedanya pada kerangka tulisan. Tulisan ilmiah hasil penelitian harus ditulis berdasarkan kerangka yang sudah baku. Kerangka laporan hasil penelitian terdiri atas, Pendahuluan, Kajian Teori, Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Simpulan dan Saran, yang ditambah dengan lampiran-lampiran bukti hasil penelitian.
Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini kami mengangkat masalah penulisan karya ilmiah. Tim Penulis mencoba menyusun suatu karya tulis mengenai bagaimana mengidentifikasikan masalah tulisan, latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, mengindentifikasi kerangka teori, formulasi isi tulisan dan bagaimana membuat kesimpulan dan saran dalam karya ilmiah.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana mengidentifikasi masalah tulisan?
2. Bagaimana menulis latar belakang?
3. Bagaimana menulis tujuan dan manfaat penulisan karya ilmiah?
4. Bagaimana mengidentifikasi kerangka teori dalam karya ilmiah?
5. Bagaimana memformulasikan isi tulisan?
6. Bagaimana membuat kesimpulan dan saran?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk :
1. Mengetahui cara mengidentifikasi masalah tulisan.
2. Mengetahui cara menulis latar belakang masalah.
3. Mengetahui cara menulis tujuan dan manfaat penulisan karya ilmiah.
4. Mengetahui cara mengidentifikasi kerangka teori dalam karya ilmiah.
5. Mengetahui bagaimana memformulasikan isi tulisan.
6. Mengetahui cara membuat kesimpulan dan saran.

D. Manfaat Penelitian
1. Ada banyak manfaat yang baik dari pembuatan karya ilmiah. Jika tidak ada manfaatnya maka tentu saja Sekolah atau instansi sejenisnya tidak akan menuntutnya. Beberapa manfaat antara lain : Melatih kreatifitas siswa dalam menuangkan gagasan pemikirannya (ide-idenya) tentang suatu kajian atau topik dari ilmu-ilmu yang sudah didalami. Di sini secara tidak langsung penulis juga dilatih untuk menerapkan kemampuan berpikir secara logis-sistematis, kemampuan membahasakan, kemampuan menganalisis-kritik, dll.
2. Karya tulis itu, bukan hanya berguna bagi penulis saja tetapi juga sebagai bahan referensi ilmiah dan sumbangan pengetahuan bagi sekolah, bagi para pembaca tentang apa yang anda sumbangkan lewat ide penulis melalui karya ilmiah tersebut. 
3. Sebagai tuntutan akademik bagi para akademisi yang ingin berpetualang terus dalam dunia pengetahuan dan pendidikan. Dengan hasil karya tulis, penulis dilatih secara khusus untuk terbiasa menulis atau mengolah sesuatu yang menjadi obyek tulisan ilmiah anda sehingga dapat mempermudah anda manakala melanjutkan studi-studi ilmiah dan untuk mencapai gelar-gelar ilmiah lainnya.
4. Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan/kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
5. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.


BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat Pengumpulan Data
1. Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, suatu metode yang dapat memberikan gambaran suatu fenomena atau gejala dari suatu keadaan tertentu baik yang berupa keadaan sosial, sikap, pendapat, maupun cara yang meliputi berbagai aspek. Dengan metode deskriptif ini juga bisa diketahui perbedaan-perbedaan dan dapat menemukan sebab-sebab dari suatu akibat.
2. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian, pendekatan penelitian yang kami gunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif mengutamakan kualitas data. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak digunakan analisis statistika. 

B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya ilmiah ini, untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami mempergunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka atau literatur ini dilakukan dengan cara mendapatkan data atau informasi tertulis yang bersumber dari buku-buku, koran, dan berbagai artikel di internet yang menurut kami dapat mendukung penelitian ini.


BAB III
PEMBAHASAN

A. Mengidenfikasi Masalah Tulisan
Setelah mendapatkan topik atau judul penelitian yang akan anda lakukan, hal selanjutnya yang dilakukan adalah merumuskan pertanyaan masalah penelitian tersebut. Setelah sumber diperoleh, dibuat rumusan masalah dan penelitian. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan dan menggambarkan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan secara tertulis. Oleh karena itu,perlu diperhatikan penggunaan bahasa yang baik agar tidak terjadi salah tafsir. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Gunakan bahasa yang mudah dipahami.
2. Pilihlah kata-kata yang mengandung arti yang sama bagi semua orang.
3. Gunakan kalimat pendek yang tidak menyulitkan pemahaman
Contoh rumusan pertanyaan penelitian dapat dilihat pada uraian berikut ini:
Topik : Pribadi siswa yang tidak tenang
Judul : pengaruh kepribadian siswa yang tidak tenang terhadap prestasi belajar
Variabel : kepribadian siswa dan prestasi belajar
Subjek/Populasi : Siswa
Rumusan masalah :
a. Faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi timbulnya lepribadian yang tidak tenang?
b. Apakah kepribadian yang tidak tenang berpengaruh terhadap prestasi belajar?
c. Bagaimanakah cara menyikapi siswa yang memiliki kepribadian tidak tenang agar tidak mengganggu siswa yang lain?
Pertanyaan-pertanyaan :
a. Apakah ada faktor-faktor dari dalam yang berpengaruh terhadap kepribadian siswa?
b. Apakah ada faktor-faktor dari luar yang berpengaruh terhadap kepribadian siswa (contoh : teman dan lingkungan sekitar)?
c. Benarkah kepribadian tidak tenang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar?
d. Bagaimana sikap seorang guru jika menghadapi siswa yang memilliki kepribadian tidak tenang?
Rumusan pertanyaan di atas, dapat dikembangkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan, seperti : angket atau kuesioner, atau pedoman wawancara. Teknik yang dipakai dalam sebuah penelitian sangat tergantung pada data yang ingin diperoleh. Misalnya, apabila data tersebut bersifat pribadi atau sensitif, maka teknik yang dipakai adalah wawancara.

B. Menulis Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang masalah, peneliti harus mengemukakan masalah alasan dipilihnya suatu masalah atau topik yang akan dijadikan bahan penelitian. Mengapa masalah itu perlu diteliti dan apa yang melatarbelakanginya. Dalam latar belakang masalah dikemukakan juga fakta-fakta sementara yang diperoleh peneliti dari pengamatan dan studi kepustakaan. 
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan suatu masalah adalah sejauh mana urgensi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Selain aspek urgensi dan manfaat, peneliti juga mempertimbangkan aspek kepraktisan seperti fakta dan data yang dapat diperoleh, dana, dan tenaga.
Dalam membuat latar belakang masalah, pertanyaan yang perlu ada dalam benak peneliti adalah “kenapa masalah itu penting?”. Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti akan memulainya dari sesuatu yang umum hingga pada akhirnya menyempit pada titik permasalahan. 
Contohnya, peneliti ingin meneliti tentang pendidikan alternatif, maka peneliti akan memulai dari tingkat kemiskinan di Indonesia, kemudian menjelaskan HDI (Human Development Indeks) Indonesia, hingga pada akhirnya masuk pada keterkaitan antara kemiskinan dengan pendidikan berupa rendahnya akses pendidikan bagi masyarakat miskin, perlu juga menjelaskan data-data pendukung.

C. Menulis Tujuan Tulisan
Tujuan penelitian merupakan rumusan masalah dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh :
- Rumusan masalah : faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa SMU di Jakarta?
- Tujuan penelitian : ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa SMU di Jakarta.
Tujuan penelitian juga sangat berkaitan dengan kesimpulan. Bila masalah penelitian merupakan hal yang dipertanyakan dan tujuan penelitian merupakan jawaban yang ingin dicari, maka kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh.

D. Menulis Manfaat Tulisan
Manfaat penelitian merupakan keguanaan nyata dari hasil yang akan dicapai melalui penelitian tersebut. Misalnya, membantu pemerintah menemukan alternatif kebijakan yang lebih bagus. Selain bersifat praktis, manfaat penelitian juga bersifat teoritis.

E. Kajian Teori
Kajian teori atau kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang memengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Artinya, kerangka teori harus bisa memberikan gambaran tata kerja teori itu.
Kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat.
Untuk membuat kerangka teori, kita harus menetapkan topik/masalah apa yang akan dibahas, kemudian cari penelusuran pustaka atau bahan-bahan yang berhubungan dengan topik tersebut dapat melalui berbagai media seperti buku-buku referensi atau mencarinya di internet untuk dijadikan landasan/dasar teori dari topik/masalah yang akan dibahas. Bahan-bahan yang dikumpulkan harus lengkap dan sebanyak-banyaknya pastinya berhubungan dengan topik yang akan dibahas.
Biasanya tidak ada prosedur baku dalam menentukan landasan/dasar teori ini. Beberapa buku penulisan karya ilmiah pun satu sama lain tidak seragam dalam konteks sistematikanya. Landasan teori biasanya mewajibkan si penulis untuk menggunakan kerangka umum dari tema penulisan karya ilmiahnya. Artinya kalau si penulis telah menentukan tema dari karya ilmiah, maka buku-buku referensi tentu saja harus yang berhubungan dengan tema tersebut. Bisa juga buku tambahan tetapi buku-buku utama atau jurnal yang hendak kita kutip harus merupakan "referensi" yang berkaitan dengan tema yang hendak kita buat agar kerangka acuannya tidak terlalu meluas.
Misalnya, kerangka teori untuk menganalisis kesalahan (Anakes) kebahasaan kita menggunakan teori yang berhubungan dengan itu, misalnya dengan membuat rujukan buku karya Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, Penerbit Angkasa, Bandung. 

F. Formulasi Isi Tulisan
Setelah data terkumpul, langkah berikutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah dan menganalisis data tersebut.
1. Tahap Persiapan
a. Editing
Kegiatan editing adalah kegiatan meneliti atau memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dari lapangan. Biasanya editing dilakukan oleh kuesioner yang disusun secara berstruktur dan diisi melalui wawancara formal. Dalam mengedit, hal-hal yang harus diperhatikan dari sebuah data adalah sebagai berikut :
1) Memeriksa namadan kelengkapan identitas pengisi.
2) Mengecek kelengkapan data. Artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data, termasuk kelengkapan lembar instrumen.
b. Coding
Coding atau pengkodean adalah usaha mengklarifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban responden sehingga dapat diolah. Usaha pengkodean dilakukan dengan memberi simbol atau angka pada jawaban responden. Simbol atau angka inilah yang disebut kode.
Contoh :
1) Kategori jenis kelamin
a) Laki-laki diberi kode 1
b) Perempuan diberi kode 0
2) Usia responden
a) 15-20 tahun diberi kode 1
b) 21-25 tahun diberi kode 2
c) 26-30 tahun diberi kode 3
3) Kategori tingkat pendidikan
a) SD diberi kode 1
b) SLTP diberi kode 2
c) SLTA diberi kode 3
d) Perguruan tinggi diberi kode 4

2. Tahap Pengorganisasian Data
Setelah pengkodean, langkah selanjutnya adalah pengorganisasian data. Data-data yang telah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel pengolahan, baik berupa tabel frekuensi maupun tabel silang. Dengan demikian data dari lapangan akan tampak lebih sederhana, ringkas, dan mudah dipahami.
Dengan melakukan kegiatan pengorganisasian data, peneliti akan memperoleh keuntungan sebagai berikut :
a. Menghemat ruang, mengurangi penjelasan, dan pernyataan deskriptif menjadi seminimal mungkin.
b. Bisa lebih menampilkan relasi dari proses-proses penelitian.
c. Data yang ditabulasikan itu bisa lebih mudah diingat daripada data yang tidak ditabulasikan.
d. Pengaturan secara tabular ini mempermudah penjumlahan dari item-itemnya dan mempermudah menemukan kesalahan-kesalahan.
e. Tabel akan memberikan basis yang mudah untuk mengadakan perhitungan.
Terdapat dua jenis tabel untuk mengorganisasi data agar mudah dibaca dan ditafsir.
- Tabel Frekuensi : Untuk mengetahui besarnya frekuensi data pada masing-masing kategori perlu dilakukan perhitungan dengan menempatkan kode jawaban yang sama pada kategori tabel yang disesuaikan. Cara yang paling mudah adalah dengan cara talli. 
- Tabel Silang : dibuat dengan cara memecahkan setiap satuan data dari setiap kategori menjadi dua atau lebih subsatuan. Pemecahan data demikian dilakukan dengan suatu kriteria yang baru.

3. Tahap Mengolah Data
Cara pengelolaan data terdiri dari 2 cara. Kedua cara itu adalah cara statistik dan nonstatistik.
a. Pengolahan data secara statistik
Cara statistik biasa digunakan untuk data yang bersifat kuantitatif. Pengolahan data secara statistik mempunyai 2 fungsi. Pertama, membantu peneliti melukiskan dan merangkum hasil pengumpulan datanya. Statistik seperti ini disebut statistik deskriptif. Kedua, membantu meramalkan suatu kesimpulan untuk suatu populasi yang lebih besar dari sekumpulan data yang diselidiki. Statistik seperti ini disebut statistik inferensial.
b. Pengolahan data secara nonstatistik
Pengolahan data nonstatistik adalah cara mengolah data-data kualitatif. Hasil pengolahan data langsung dapat diambil tanpa menggunakan instrument statistik. Misalnya, dapat langsung diambil dari hasil pengamatan, melalui angket tertutup atau wawancara.

4. Jenis Hubungan Data
Setelah mengolah data langkah selanjutnya menganalisis atau menginterpretasikan data tersebut. Dalam tahap tersebut hal yang harus diketahui adalah jenis hubungan data. Ada beberapa jenis hubungan data yang perlu diketahui oleh seorang peneliti dalam menganalisis atau menginterpretasikan data yang telah diolah. Jenis hubungan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Hubungan simetris
Apabila sebuah variabel berhubungan dengan variabel yang lain, tetapi adanya variabel tersebut bukan disebabkan oleh variabel yang pertama, hubungan demikian dinamakan hubungan simetris. Hubungan simetris terjadi bila kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama. Hubungan yang terjadi hanyalah kebetulan saja. Misalnya, seorang peneliti menganalisis dua buah variabel, yaitu meningkatkan pemakaian pupuk oleh petani dan meningkatkan jumlah radio yang dimiliki petani.
Meningkatnya pengguna pupuk dan peningkatan jumlah radio disebabkan faktor yang sama, yaitu meningkatkan pendapatan para petani.
b. Hubungan Asimetris
Apabila suatu berhubungan dengan variabel yang lain tetapi hubungan tersebut tidak timbal balik, hubungan itu disebut asimetris. Misalnya hubungan antara “rajin” dan “sukses” atau pendidikan dan perilaku sosial.
c. Hubungan Timbal Balik (Resiprokal)
Apabila kedua variabel saling mempengaruhi secara timbal balik (2 arah), hubungan itu dinamakan hubungan timbal balik. Dengan perkataan lain, variabel X mempengaruhi variabel Y dan sebaliknya Y mempengaruhi X. Dalam hubungan ini, kita tidak tahu mana sebab dan mana akibat. Misalnya, tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi penghasilan seseorang.

G. Membuat Kesimpulan dan Saran
1. Pengertian Kesimpulan dan Saran
Bagian akhir dari sebuah laporan penelitian adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas, dan sistematis dari keseluruhan hasil analisa, pembahasan, dan pengujian hipotesa dalam sebuah penelitian. Saran merupakan usul atau pendapat dari seorang peneliti yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian ataupun kemungkinan penelitian lanjutan.
Pada bagian kesimpulan dan saran, peneliti berusaha memperlihatkan benang merah antara keseluruhan bagian dalam penelitian, terutama antara masalah penelitian, hipotesa, dan analisis data. Sebuah kesimpulan ilmiah harus didasarkan pada hasil penelitian karena pada bagian ini peneliti berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan masalah penelitian.
Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada umumnya kesimpulan terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan. Kesimpulan utama adalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Dengan demikian, kesimpulan utama harus bertalian dengan pokok permasalahan dan dilengkapi oleh bukti-bukti.Pada kesimpulan tambahan, penulis tidak mengaitkan pada kesimpulan utama, tetapi tetap menunjukkan fakta-fakta yang mendasarinya. Dengan sendirinya, penulis tidak dibenarkan menarik kesimpulan yang merupakan hal-hal baru, lebih-lebih jika dilakukan pada kesimpulan utama. Jika penulis bermaksud menyertakan data atau informasi baru maka hendaknya dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan bukannya pada kesimpulan.
Pendek kata, kesimpulan adalah berisi pembahasan tentang kesimpulan semata. Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka pada kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan memperlihatkan kebenaran atau tidak.
Kesimpulan utama pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan yang terdapat pada bab analisis. Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang tidak memerlukan hipotesis, maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan.

2. Langkah-langkah Menyusun Kesimpulan dan Saran
Sebagai langkah pertama, penulis menguraikan garis besar permasalahan dan kemudian member ringkasan tentang segala sesuatu yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Pada langkah berikutnya, penulis harus menghubungkan setiap kelompok data dengan permasalahan untuk sampai pada kesimpulan tertentu. Langkah terakhir dalam menyusun kesimpulan adalah menjelaskan mengenai arti dan akibat-akibat tertentu dari kesimpulan-kesimpulan itu secara teoritik maupun praktis.
Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang peneliti untuk mengetahui cara atau teknik menarik kesimpulan atas data-data yang diperolehnya. Umumnya terdapat dua logika penarikan kesimpulan, yakni logika deduktif dan logika induktif.
a. Kesimpulan dengan logika deduktif
Logika deduktif atau umum-khusus merupakan proses berpikir yang dimulai dari sesuatu hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Proses pengambilan keputusan ini dilakukan untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan kesimpulan dengan logika deduktif, dimulai dengan teori yang digunakan, kemudian teori tersebut dikaitkan dengan data yang diperoleh sehingga peneliti memperoleh kesimpulan.
Contoh :
Premis 1 : langit mendung maka hari akan hujan.
Premis 2 : hari ini langit mendung.
Kesimpulan : maka hari ini akan hujan.
b. Kesimpulan dengan logika induktif
Logika berpikir ini dimulai dari sesuatu hal yang spesifik sehingga dapat dilihat pola yang terjadi dan pola ini akan menjadi kesimpulan bagi sebuah penelitian proses logika berpikir ini dapat digunakan untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Contoh :
Bukti 1 : senin hujan
Bukti 2 : selasa hujan
Bukti 3 : rabu hujan
Bukti 4 : kamis hujan
Kesimpulan : maka kemungkinan hari jumat hujan.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dalam mengidentifikasi masalah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pertama, gunakan bahasa yang mudah dipaham. Kedua, pilihlah kata-kata yang mengandung arti yang sama bagi semua orang. Ketiga, gunakan kalimat pendek yang tidak menyulitkan pemahaman.
2. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan suatu masalah adalah sejauh mana urgensi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Selain aspek urgensi dan manfaat, peneliti juga mempertimbangkan aspek kepraktisan seperti fakta dan data yang dapat diperoleh, dana, dan tenaga.
3. Tujuan penelitian juga sangat berkaitan dengan kesimpulan dan manfaat penelitian merupakan keguanaan nyata dari hasil yang akan dicapai melalui penelitian tersebut.
4. Prinsip-prinsip teori dalam karya ilmiah berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
5. Dalam memformulasikan isi tulisan ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu tahap persiapan yang terdiri dari editing dan coding. Kedua, yaitu tahap pengorganisasian data. 
6. Kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan. Dalam penulisan kesimpulan umumnya terdapat dua cara penarikan kesimpulan, yakni cara nonstatistik dan cara statistik.
7. Saran merupakan usul atau pendapat dari seorang peneliti yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian ataupun kemungkinan penelitian lanjutan.

B. Saran
1. Dalam menulis karya ilmiah diharapkan memperhatikan sistematika penulisan sehingga karya ilmiah tersebut dapat diterima oleh berbagai kalangan.
2. Dalam menulis diharapkan penulis dapat mengkaji berbagai fenomena dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat saat ini sehingga karya tulis dapat menjadi menarik dan bermanfaat bagi para pembaca.
3. Kami mengharapkan para pembaca dapat meningkatkan kekreatifannya dan kekritisannya dalam berfikir saat membuat karya ilmiah.


DAFTAR PUSTAKA

http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/Abstrak-kesimp-saran.pdf
http://id.shvoong.com/humanities/1914052-manfaat-menulis-ilmiah/
http://www.akatiga.org/index.php/artikeldanopini/lainnya/128
http://mgmp1.wordpress.com/2009/03/11/penulisan-karya-ilmiah-artikel-ilmiah/