Search This Blog

Showing posts with label moral keagamaan. Show all posts
Showing posts with label moral keagamaan. Show all posts

SKRIPSI IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI

(KODE : PG-PAUD-0076) : SKRIPSI IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI

contoh skripsi pg paud

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Setiap anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan cukupnya pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani baik itu yang diberikan oleh orang tua atau keluarga dan lingkungan sekitarnya seperti masyarakat untuk mencapai perkembangan yang optimal. Pengasuhan anak secara benar harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak, yang merupakan kunci sukses dalam mengasuh dan mendidik anak.
Menurut ajaran Islam, persiapan mendidik anak dimulai sejak pemilihan jodoh, yaitu pemilihan istri atau suami. Dan pendidikan tidak dapat berawal dari pertengahan jalan. Pendidikan hendaknya bermuara dari kebeningan cinta, dan rasa kasih sayang, melalui tata cara yang dipolakan dengan penuh kehangatan, keamanan, serta berjuang pada pencapaian ridha Allah swt. Seorang anak akan tumbuh dan berkembang di bawah pengaruh orang tua atau keluarga yang dekat dengan anak. Sehingga perkembangan fisik, mental maupun spiritual sangat bergantung pada pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Dalam hadits Nabi disebutkan : 
Artinya : Dari Abi Hurairah RA sesungguhnya dia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah ada seorang anak pun yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya lah yang mempengaruhi anak itu menjadi Yahudi, Nasrani Atau Majusi" (HR, Muslim)
Kebutuhan anak berupa pemenuhan kebutuhan rohani, diantaranya adalah pendidikan, harus diprioritaskan mengingat betapa pentingnya pendidikan bagi seorang anak. Adapun pendidikan itu sendiri pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung sepanjang hayat. Sedangkan menurut Langeveld yang dikutip Sutari Imam Barnadib bahwa pendidikan adalah pemberian rangsangan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan. Anak mulai dapat dididik kalau sudah mengerti arti kewibawaan (gezag). Perlu kiranya ditambahkan bahwa pemenuhan kebutuhan fitriyah yang ada dalam diri anak, sebaiknya disalurkan dengan pengarahan yang dapat menunjang perkembangan dan pembentukan pribadinya. Proses ini hendaknya berlangsung secara benar dan lancar antara orang tua dengan anak. Orang tua harus mengarahkan pada pembinaan adat/watak yang baik dalam diri sang anak dengan cara memupuk kebiasaan dalam rangka menumbuhkan rasa cinta kepada hal-hal yang baik serta kemauan untuk merealisasikannya atau mengikutinya.
Sebagaimana pendapat Mansur yang dikutip oleh Mursid bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani dan rohani (moral dan spiritual) motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pendidikan usia dini bertujuan untuk memberikan stimulasi dan bimbingan terhadap kelembutan fisik dan pertumbuhannya, sehingga meningkatkan kemampuan intelektual dan hubungan sosial sebagai persiapan untuk masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. Sesuai pendapat Harun Al Rasyid yang dikutip oleh Jamal Ma'mur Asmani, beliau mengungkapkan bahwa pemberian pendidikan pada anak usia dini diakui sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia dan periode ini akan datang hanya sekali serta tidak dapat diulang lagi, sehingga pemberian stimulasi dini, salah satunya adalah pendidikan mutlak diperlukan. Secara umum Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan berbagai potensi anak-anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta membentuk anak Indonesia yang berkualitas, dimana anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan optimal dalam memasuki pendidikan dasar, serta mengarungi kehidupan di masa dewasanya. Agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang sesuai dengan falsafah suatu bangsa. Anak perlu dibimbing agar dapat mengetahui fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat kelak. Usia dini merupakan saat yang sangat berharga untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme, agama, etika, moral dan sosial yang berguna untuk kehidupan selanjutnya.
Di Indonesia, pendidikan anak usia dini atau biasa disebut PAUD telah mendapat perhatian dari masyarakat yang sudah mulai peduli dengan masa keemasan anak. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya diselenggarakan PAUD misalnya Playgroup dan TK oleh masyarakat. Tidak hanya oleh masyarakat perkotaan saja, akan tetapi di desa pun sekarang PAUD telah menjamur. Dan pemerintah pun menyambut baik respon masyarakat yang peduli akan pendidikan bagi seseorang terutama pendidikan bagi anak usia dini. Sehingga ada payung hukum yang sah yang mengayomi pelaksanaan pendidikan anak usia dini. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 pada BAB 1 pasal 1 ayat 12 disebutkan : “Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang" sedangkan dalam pasal 1 ayat 14, dijelaskan pengertian pendidikan anak usia dini yang berbunyi : “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Dengan demikian, jelas bahwa pendidikan bagi seseorang itu tidak terbatas oleh usia, ruang dan waktu. Nafas pendidikan harus senantiasa mengiringi perjalanan kehidupan manusia, atau dikenal dengan Long Life Education. Dan justru pada usia dini lah, pendidikan sangat berpengaruh terhadap karakter, kapabilitas dan akuntabilitas anak. Karena, pada usia dini anak mengalami masa pembentukan, konstruksi nalar, psikologis, dan sosial yang berpengaruh terhadap masa depannya.
Untuk menciptakan kepribadian yang sukses dunia-akhirat, pendidikan merupakan suatu keharusan yang tak terelakkan. Karena pada usia itulah anak baru mengenal dunianya, sehingga pendidikan usia dini sangat membekas dalam jiwa, menajamkan akal, dan membeningkan nurani. Pendidikan sejak dini akan menjadi fondasi kuat dalam fase perkembangan hidup berikutnya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis nabi bahwa pendidikan dilaksanakan sejak dalam buaian sampai ke liang lahat.
Jika pada fase input ini yang diterima oleh seorang anak positif dan konstruktif, maka ibarat pohon, akan terbangun akar yang kuat. Jadi, seberat dan setinggi apapun daun dan rantingnya, ia akan tetap kokoh, tak mudah goyah oleh terpaan angin yang kencang sekalipun. Fase input berarti masa dimana anak usia dini mengalami fase formasi, konstruksi nalar, psikologis dan sosial yang berpengaruh terhadap masa depannya. Maka dari itu pendidikan bagi anak usia dini harus menjadi perhatian kita bersama. Karena pendidikan anak usia dini akan mencetak generasi bangsa mempunyai eksistensi, kepercayaan diri dan orientasi masa depan. Tujuan hidupnya akan terbangun dengan baik, kuat dan kokoh dan telah dipersiapkan sejak dini.
Mengingat bahwa pendidikan bagi anak merupakan bagian integral dari pendidikan sekolah, orang tua, dan masyarakat maka peserta didik usia 0-6 tahun yang tidak terlayani di pos PAUD, tempat penitipan anak, kelompok bermain maupun taman kanak-kanak, berarti menjadi tanggung jawab pengasuhan keluarga. Maka dari itu orang tua menjadi sasaran tidak langsung dari program PAUD agar memperoleh model pengasuhan yang tepat. Artinya, PAUD tidak terbatas pada pengasuhan anak saja akan tetapi juga terkait pada pendidikan orang tua tentang pendidikan anak. Sehingga, mereka dapat memberikan pengasuhan yang tepat dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang menitikberatkan pada bagaimana metode yang tepat diberikan pada pendidikan anak usia dini agar berjalan secara efektif dan efisien, tidak hanya materi yang didapatkan oleh seorang anak ketika belajar, tetapi pengalaman dan penerapan dari apa yang telah diperoleh di bangku sekolah, itulah yang lebih penting untuk ditekankan. Tujuan pendidikan pun akan dapat terlaksana dengan baik manakala proses pendidikan dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan dan tanpa paksaan. Melainkan dengan adanya kesadaran diri dari peserta didik yang dilatih melalui proses pembiasaan.
Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah cara atau metode yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam. Sebagai permulaan dan pangkal pendidikan anak usia dini, maka pembiasaan merupakan harus diterapkan pada anak. Sejak dilahirkan anak harus dilatih dengan kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-perbuatan yang baik, seperti dimandikan, ditidurkan pada waktu tertentu, diberi makan dsb. Anak-anak dapat taat dan menurut kepada peraturan-peraturan dengan jalan membiasakannya dengan perbuatan yang baik, di dalam rumah tangga atau keluarga, sekolah, dan juga di tempat lain. Maka dari itu tepatlah kalau pembiasaan dijadikan sebagai metode dalam mendidik anak usia dini. anak bisa diarahkan dan dibimbing pada kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan yang baik, karena anak berada pada usia sensitif, mudah dipengaruhi oleh lingkungan serta suka meniru.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di playgroup yang menggunakan konsep sekolah alam yang baru satu-satunya di kota ini, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan tidak membuat anak jenuh dan bosan belajar di ruang kelas saja akan tetapi juga di luar kelas yang nyaman dan menyenangkan, langsung praktik dengan peralatan yang ada dan menggunakan alam sebagai alat observasi serta sekolahnya pun dilaksanakan seharian atau dikenal dengan Full Day School. Sehingga benar-benar menghindarkan anak dari pengaruh buruk globalisasi. Maka peneliti mengambil judul skripsi : “IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN DALAM PENGAMALAN AJARAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK USIA DINI “.