Search This Blog

SKRIPSI PENDIDIKAN PKN KEEFEKTIFAN MODEL MAKE A MATCH BERBANTUAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV

(KODE : PEND-PKN-0015) : SKRIPSI PENDIDIKAN PKN KEEFEKTIFAN MODEL MAKE A MATCH BERBANTUAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV

contoh skripsi pendidikan pkn

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam bidang pendidikan. Akibat pengaruh tersebut pendidikan di Indonesia semakin mengalami kemajuan. Sehingga mutu pendidikan di Indonesia menjadi berkualitas. Hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru dalam mengajar atau memberikan pembelajaran kepada siswa. Untuk menciptakan suatu pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan diperlukan adanya berbagai keterampilan mengajar. Menurut Indianti dan Sumardiyani (2011 : 19) Ada delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, membuat variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan, serta keterampilan memberikan penguatan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar tersebut harus terintegrasi antara yang satu dengan yang lainnya sehingga akan terjadi proses pembelajaran yang baik. Keterampilan mengajar tersebut harus dapat dikuasai oleh guru dengan baik sehingga dalam proses pembelajaran menjadi efektif Tetapi kenyataan di lapangan masih ada guru yang belum menguasai keterampilan-keterampilan tersebut khususnya di SD Negeri X.
Menurut Kepala Sekolah SD Negeri X ada beberapa guru yang belum menguasai semua keterampilan-keterampilan tersebut. Khususnya guru kelas IV yang belum bisa menguasai keterampilan mengelola kelas dan menjelaskan dengan baik. Hal itu terlihat dari kondisi kelasnya yang selalu ramai pada saat pembelajaran.
Menurut beberapa siswa kelas IV SD Negeri X. Guru kelas IV dalam memberikan penjelasan kurang jelas, kurang menarik, serta kurangnya interaksi antara siswa dan guru. Penggunaan model pembelajaran yang masih konvensional yaitu metode ceramah tanpa ada variasi metode, tidak ada penggunaan media untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran, serta referensi yang kurang. Sehingga siswa menjadi kurang aktif, merasa bosan serta jenuh ketika pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang rendah terutama pada mata pelajaran yang bersifat hafalan seperti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn rendah dikarenakan materi yang ada pada mata pelajaran tersebut terlalu banyak, sifatnya hafalan, anak tidak begitu senang dalam menghafal, serta cara guru yang kurang kreatif dalam memberikan materi tersebut kepada siswa. Dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan di kelas IV SD Negeri X PKn merupakan salah satu pelajaran yang bermasalah karena hasil belajarnya rendah. Terlihat dari hasil ulangan tengah semester (UTS) yang diperoleh siswa. Dari 34 siswa hanya 14 siswa yang mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM). Rata-rata siswa hanya mendapat nilai 60 sedangkan KKM nya 65. (Guru kelas IV SD X)
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan program pendidikan yang memuat bahasan tentang masalah kebangsaan, kewarganegaraan dalam hubungan nya dengan negara, demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM) dan Masyarakat Madani yang dalam implementasinya menerapkan prinsip-prinsip pendidikan demokratis dan humanis. (Rosyada, 2005 : 9). 
Dengan demikian maka PKn sangat penting diberikan kepada siswa sejak SD karena PKn merupakan pendidikan yang mengajarkan tentang negara, kewarganegaraan, kebangsaan dan HAM. Agar mereka memahami dan melaksanakannya sejak dini sehingga menjadi warganegara yang baik.
Menurut beberapa siswa kelas IV SD Negeri X PKn merupakan mata pelajaran yang sulit dan membosankan karena materinya yang banyak dan merupakan pembelajaran hafalan. Berawal dari kondisi yang ada itulah, guru diharapkan dapat segera mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran. Supaya dampak dari masalah yang timbul itu tidak berlarut dan menjadi masalah yang berkepanjangan. Guru harus segera menciptakan inovasi-inovasi yang mampu mengintegrasikan proses pembelajaran PKn yang biasanya membosankan menjadi suatu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Banyak alternatif yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran PKn. Salah satunya adalah dengan menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif dalam proses pembelajaran di kelas. Seperti model-model pembelajaran Kooperatif. karyawisata, simulasi, Teams Games Tournament, Number Head Together, Role Playing, dan Make a Match yang sesuai dengan pelajaran PKn. Dari semua model pembelajaran yang ada peneliti memilih model kooperatif tipe make a match dengan berbantuan metode ceramah karena model kooperatif tipe make a match ini sangat menyenangkan di dalam proses pembelajarannya, sehingga dapat membuat siswa lebih aktif, bertanggung jawab, kerja keras dan membuat siswa merasa membutuhkan orang lain ada di dalam kehidupannya. Model ini sangat sesuai dengan nilai-nilai di dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Di dalam proses pembelajarannya akan digunakan sebuah kartu-kartu yang berisi suatu topik atau bahasan mengenai materi tersebut. Kartu tersebut bisa berupa kartu soal dan kartu jawaban hal ini akan memudahkan siswa dalam mengingat materi yang diajarkan.
Dengan demikian, siswa lebih mudah mempelajari materi PKn dan pembelajaran PKn tidak membosankan, akhirnya siswa akan merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar PKn sehingga hasil belajar PKn juga akan mengalami peningkatan, dengan adanya perubahan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang digunakan oleh guru untuk mengantisipasi permasalahan dalam pembelajaran PKn.
Berdasarkan uraian di atas maka siswa diharapkan akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap materi PKn. Sehingga hasil belajar siswa meningkat dan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »