(KODE : PTK-0570) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF MAZE PADA KELOMPOK B TK (PGPAUD)
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kecerdasan Visual Spasial
1. Pengertian Kecerdasan Visual Spasial
Menurut Gardner (dalam Sujiono, 2009 : 176) menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat. Kecerdasan menurut Gardner (dalam Musfiroh, 2008 : 36) adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau produk yang dibuat dalam satu atau beberapa budaya. Sedangkan Bandler dan Grinder dalam DePotter (dalam Sujiono, 2009 : 176) kecerdasan merupakan ungkapan dari cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan modalitas belajar. Dari beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk menemukan jalan keluar dari suatu masalah.
Lain lagi yang dikatakan oleh Armstrong (dalam Sujiono, 2010 : 58) berpendapat bahwa visual spasial adalah kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam pikiran seseorang. Kecerdasan ini digunakan oleh anak untuk berfikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk memecahkan suatu masalah atau menemukan jawaban. Sedangkan menurut Samsudin (2008 : 17) visual spasial merupakan kemampuan seseorang untuk melihat secara visual/ruang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berfikir dalam pola-pola yang berbentuk gambar.
Anak usia dini sangat menyukai melihat peta, bagan, gambar, video, film sebagai media untuk belajar. Dan menurut Gunarti, Suryani, dan Muis (2010 : 2.25) visual spasial adalah kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang. Anak-anak ini memiliki kemampuan, misalnya mencipta imajinasi bentuk dalam pikirannya atau menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi, seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat patung atau arsitek suatu bangunan. Dari beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa kecerdasan visual spasial adalah kemampuan seseorang yang lebih peka terhadap ruang dan gambar.
Campbell dan Dickinson (dalam Yuliani 2010 : 58) menjelaskan bahwa tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial, antara lain penayangan video, gambar, menggunakan model (modeling), dan atau diagram.
Biasanya anak yang memiliki kecerdasan visual spasial adalah seorang anak yang memiliki kemampuan untuk memvisualkan gambar di dalam pikirannya atau seorang anak yang dapat memecahkan suatu masalah atau menemukan suatu jawaban dengan memvisualkan bentuk atau gambar (Aisyah, 2009 : 1.18).
2. Cara Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial
Menurut Sujiono (2010 : 58) menguraikan bagaimana cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak sebagai berikut :
a) Mencoret-coret, untuk mampu menggambar, anak memulainya dengan tahapan mencoret terlebih dahulu. Mencoret biasanya dimulai sejak anak berusia sekitar 18 bulan ini, pada dasarnya kegiatan mencoret merupakan sarana anak mengekspresikan diri. Meski apa yang digambarnya dalam coretannya belum tentu langsung terlihat isi pikirannya. Selain itu, kegiatan ini juga dalam melatih koordinasi tangan-mata anak.
b) Menggambar dan melukis, kegiatan menggambar dan melukis dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dengan biaya yang relatif murah. Sediakan alat-alat yang diperlukan seperti kertas, pensil warna dan krayon. Biarkan anak melukis atau menggambar apa yang ia inginkan sesuai imajinasi dan kreativitasnya karena menggambar dan melukis merupakan ajang bagi anak untuk mengekspresikan diri.
c) Kegiatan membuat prakarya atau kerajinan tangan menuntut kemampuan anak memanipulasi bahan. Kreativitas dan imajinasi anak pun terlatih karenanya. Selain itu, kerajinan tangan dapat membangun kepercayaan diri anak.
d) Mengunjungi berbagai tempat, dapat memperkaya pengalaman visual spasial anak, seperti mengajaknya ke museum, kebun binatang, menempuh perjalanan alam lainnya.
e) Melakukan permainan konstruktif dan kreatif, sejumlah permainan seperti membangun konstruksi dengan menggunakan balok, maze, puzzle, permainan rumah-rumahan ataupun peralatan video, film, peta atau gambar, dan slide.
f) Mengatur dan merancang, kejelian anak untuk mengatur dan merancang, juga dapat diasah dengan mengajaknya dalam kegiatan mengatur ruang di rumah, seperti ikut menata kamar tidurnya. Kegiatan seperti ini juga baik untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, bahwa ia mampu memutuskan sesuatu.
g) Pengenalan informasi visual, informasi visual mengacu pada pesan pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk nonverbal. Pesan pengetahuan disampaikan dalam bentuk grafik/diagram dan denah.
3. Indikator Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini
Menurut Armstrong (dalam Musfiroh, 2010 : 4.7) Anak yang cerdas dalam visual spasial sangat peka tatanan dan peka terhadap perubahan tatanan itu dan anak memberikan reaksi. Mereka suka mengerjakan maze, dan permainan lain yang memerlukan ketajaman melihat. Anak-anak sering memanfaatkan waktu mereka untuk menggambar, merancang sesuatu, membangun balok-balok, lego atau melamun.
Kecerdasan visual spasial muncul pada masa kanak-kanak. Anak-anak yang cerdas dalam visual spasial peka terhadap bentuk dan peristiwa, mampu merekam bentuk-bentuk tersebut dalam memorinya, serta memanggilnya dalam bentuk melamun, menggambar atau menyatakan dalam kata-kata. Anak-anak mampu mendeskripsikan peristiwa dengan urutan-urutan yang jelas dan terperinci. Anak-anak yang cerdas dalam visual spasial mampu melihat bentuk, warna, gambar, tekstur secara lebih detail dan akurat.
Anak yang mengalami perkembangan kecerdasan visual spasial yang sangat menonjol kadang mengalami kesulitan mengidentifikasi simbol bahasa tertulis. Anak-anak mengerti simbol sebagai gambar dan melihatnya dari berbagai perspektif, yang hal tersebut tidak berlaku dalam dunia simbol linguistik. Kecerdasan visual spasial memiliki indikator sebagai berikut :
1. Individu yang cerdas secara visual spasial (lebih) mudah membaca peta, gambar, grafik, dan diagram.
2. Individu yang cerdas secara visual spasial menonjol dalam seni lukis dan seni kriya.
3. Individu yang cerdas secara visual spasial mampu memberikan gambaran visual yang jelas ketika sedang memikirkan sesuatu.
4. Individu yang cerdas secara visual spasial mampu menggambar sosok orang atau benda menyerupai aslinya.
5. Individu yang cerdas secara visual spasial film, slide, gambar dan foto.
6. Individu yang cerdas secara visual spasial menikmati permainan yang membutuhkan ketajaman, seperti zigzag, maze.
7. Anak memiliki kepekaan terhadap warna, cepat mengenali warna dan mampu memadukan warna dengan lebih baik dari pada anak-anak sebayanya.
8. Anak suka menjelajah lokasi di sekitarnya dan memperhatikan tata letak benda-benda di sekitarnya, serta cepat menghafal letak benda-benda.