Search This Blog

SKRIPSI PTK PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN DENGAN METODE KATA LEMBAGA


(KODE : PTK-0099) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN DENGAN METODE KATA LEMBAGA (BAHASA INDONESIA KELAS II)


BAB I 
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran bahasa Indonesia memang memiliki kedudukan yang sangat penting. Keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan adalah mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat menjadi media menanamkan nilai-nilai keIndonesiaan pada anak didik, misalnya : wacana yang berkaitan dengan Tokoh Nasional, Kepahlawanan, Kesusastraan dan Kepariwisataan. Setelah itu, melalui pembelajaran membaca, guna dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan, penalaran dan kreatifitas anak didik.
Membaca dan menulis merupakan jenis kemampuan berbahasa tulis, seseorang dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan dan tulisan akan memungkinkan orang mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya dan memperluas wawasannya. Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri.
Kemampuan membaca menulis merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa dalam meraih kemajuan dengan kemampuan yang memadai siswa akan lebih mudah menggali informasi dari berbagai sumber tertulis. Upaya pengembangan dan peningkatan kemampuan membaca diantaranya dilakukan melalui pembelajaran di sekolah-sekolah dasar sebagai penggalan pertama pendidikan dasar yang harus mampu membekali dengan dasar-dasar kemampuan membaca dan menulis yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Betapa pentingnya di Sekolah Dasar, karena memiliki fungsi setrategis dalam usaha peningkatan sumberdaya manusia.
Membaca permulaan sebagai kemampuan dasar membaca siswa dan alat bagi siswa untuk mengetahui makna dari isi mata pelajaran yang dipelajarinya di sekolah. Makin cepat siswa dapat membaca makin besar peluang untuk memahami isi makna mata pelajaran di sekolah. Namun pada akhir tahun pelajaran masih juga terdapat siswa yang tidak dapat membaca dan menulis. Keadaan ini terjadi pada siswa kelas I maupun siswa yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca di sekolah dasar belum optimal. Masih dalam menguasai huruf. Dengan demikian akan sangat mempengaruhi keberhasilan siswa tersebut dalam belajar atau menerima mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Faktor-faktor penyebab belum berhasilnya pembelajaran membaca dan menulis permulaan dan menulis permulaan di kelas satu sangat kompleks. Faktor ini berasal dari berbagai dimensi, yaitu : pesan, orang, bahan peralatan, teknik, serta latar belakang siswa. Secara khusus faktor yang diduga paling dominan mempengaruhi pembelajaran membaca dan menulis permulaan adalah yang menyangkut pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif : artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan-kemampuan yang diperlukan itu dapat diperoleh melalui proses yang panjang. Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari pengenalan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan pada pembelajaran menulis permulaan itu, akan menjadi dasar peningkatan dan kemampuan siswa selanjutnya. Apabila dasar itu baik, kuat, maka dapat diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan apabila dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan hasil pengembanganya akan kurang baik juga.
Sebagaimana diketahui bahwa masalah kemajuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan diperoleh dari berbagai segi diantaranya lewat membaca dan menulis. Awalnya membaca permulaan yang diajarkan di bangku sekolah dasar. Namun demikian tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk mengajari siswa dapat lancar membaca dan menulis konsonan rangkap.
Banyak saya jumpai di kelas II SDN X dari 50 siswa yang belum lancar membaca 42% dan yang belum lancar menulis 58%. Padahal untuk menuju keberhasilan belajar yang maksimal diantaranya harus lewat membaca, baik membaca buku-buku pelajaran, membaca buku-buku perpustakaan, membaca surat kabar, membaca karya ilmiah dan lain-lain
Belajar membaca dengan menggunakan kata lembaga anak mudah memahami dan mencerna materi yang disajikan guru. Anak mudah menghafal huruf à suku kata à kata atau sebaliknya. Anak mudah mengingat materi pelajaran yang disajikan guru.
Bertolak dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk meningkatkaan kemampauan membaca permulaan dengan mengadakan penelitian dengan mengangkat judul "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN DENGAN METODE KATA LEMBAGA DI KELAS II SDN X".

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa belum lancar membaca kalimat dan belum lancar menulis kata yang berkonsonan rangkap diantaranya siswa belum hafal betul tentang abjad, sehingga pada waktu membaca sesekali masih mengingat-ingat huruf apa yang sedang dibaca bahkan sesekali masih mengeja.
Ada pula yang disebabkan kurangnya latihan membaca yang dikarenakan anak malas belajar karena pengaruh lingkungan, misalnya waktunya belajar ada beberapa teman yang sedang bermain maka ikutlah anak tersebut ikut bermain sehingga lupa belajar.
Pembelajaran membaca menulis permulaan sebenarnya lebih banyak dipelajari ketika duduk di bangku kelas I, namun masih ada siswa siswi yang belum lancar membaca menulis. Dengan demikian peneliti memberi pembelajaran membaca menulis permulaan dengan metode eja. Ternyata dengan metode eja kurang efektif, karena siswa menjadi terbiasa mengeja di saat membaca. Akhirnya peneliti memilih menggunakan metode kata lembaga. Diharapkan dengan metode kata lembaga siswa siswi lebih semangat belajar dan lebih mudah memahaminya, sehingga lebih lancar dalam membaca menulis.

C. PEMBATASAN MASALAH
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik.sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Kegiatan membaca permulaan tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan menulis permulaan. Artinya, kedua macam keterampilan berbahasa tersebut dapat dilatihkan secara bersamaan. Ketika siswa belajar membaca, siswa juga belajar mengenal tulisan yakni berupa huruf, sukukata, kata, kalimat yang dibaca. Setelah belajar membaca satuan unit bahasa tersebut, siswa perlu belajar bagaimana menuliskannya. Demikian pula sebaliknya, ketika siswa belajar menulis huruf-suku kata-kata-kalimat, siswa juga belajar bagaimana cara membaca satuan unit bahasa tersebut.
Metode kata lembaga memulai mengajar membaca dan menulis permulaan dengan mengenalkan kata, menguraikan kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf, kemudian menggabungkan huruf menjadi suku kata, dan suku kata menjadi kata, dan selanjutnya memvariasikan huruf yang sudah dikenal menjadi suku kata dan kata lain.
Untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SDN X, maka peneliti mengadakan pembelajaran membaca menulisa permulaan dengan menggunakan metode kata lembaga.
Dengan penelitian ini peneliti memberi batasan yaitu sampai pada siswa dapat membaca menulis kalimat dengan lancar. Cara peneliti untuk mengetahui dan memperoleh hasilnya, peneliti mengadakan tes pra perbaikan dan tes setelah perbaikan.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah metode kata lembaga dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas II SDN X ?
2. Apakah metode kata lembaga dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan di kelas II SDN X ?
3. Bagaimana cara menggunakan metode kata lembaga dalam meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan di kelas II SDN X ?

E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui keefektifan metode kata lembaga di kelas II SDN X.
2. Memaparkan cara menggunakan metode kata lembaga untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan di kelas II SDN X.

F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti, bermanfaat menemukan solusi untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan.
b. Bagi siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis sehingga prestasinya meningkat.
c. Bagi guru sebagai tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan.
d. Bagi sekolah penelitian ini merupakan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran membaca menulis permulaan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »