(KODE : PENDPGSD-0005) : SKRIPSI KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENGELOLA DUA SEKOLAH SD
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat komplek karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Ciri-ciri yang menempatkan sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.
Di lingkungan dunia pendidikan diperlukan usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu, yang telah disepakati bersama. Salah satu bentuk itu di selenggarakan oleh lembaga pendidikan formal yang dipimpin oleh Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab secara keseluruhan Administrasi sekolah antara lain bidang personalia. Tanpa personil yang professional program pendidikan yang di bangun di atas konsep-konsep yang bagus dan dirancang dengan teliti pun dapat tidak berhasil. Lingkungan yang mencerdaskan perlu diwujudkan dalam satuan pendidikan secara utuh dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Pengembangan mutu sekolah merupakan upaya yang harus terus dilakukan di dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia. Kondisi tersebut dikarenakan meningkatnya mutu sekolah tentu akan berpengaruh langsung pada peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas SDM pada suatu Negara.
Namun demikian, peningkatan mutu sekolah bukanlah proses yang mudah dilakukan karena sangat terkait antara berbagai faktor yang mempengaruhi. Usaha-usaha peningkatan mutu itu dilaksanakan dengan pengawasan dan bimbingan yang teratur. Hal itu disebut sebagai supervisi pendidikan. Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran.
Arti supervisi adalah sebagai berikut. "Supervision is a service activity that exists to help teacher do their job better." Seorang supervisor bekerja sama dengan guru-guru. Tugasnya adalah membantu guru dalam memecahkan masalah yang dihadapinya sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya di kelas.
Guru-guru itu pun akan berusaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya demi perkembangan jabatan dan karier masing-masing. Akhirnya, bantuan yang diberikan supervisor kepada guru-guru bertujuan agar terciptanya situasi belajar mengajar yang menyenangkan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Munculnya sekolah unggulan dalam dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini merupakan perkembangan baru maka kita perlu berbangga dan bergembira. Ini menunjukkan makin banyaknya variasi dan alternatif pendidikan bagi anak-anak. Akan tetapi baru-baru ini ditemui sekolah-sekolah yang dijadikan satu oleh pemerintah karena dirasa banyak kekurangan siswa akibat keberhasilan KB dan banyaknya sekolah-sekolah swasta yang didirikan di sekitar masyarakat. Kondisi seperti ini ditemui di SDN X dan SDN Y ini terjadi karena banyaknya siswa yang terdapat dalam satu sekolah yaitu pada SDN Y akan tetapi di SDN ini sementara Kepala Sekolahnya pindah dan belum ada Kepala Sekolah pengganti, sedangkan pada SDN X siswa-siswinya semakin berkurang tetapi masih memiliki Kepala Sekolah yang mempunyai masa kerja yang panjang.
Kekurangan yang dimiliki dari masing-masing sekolah kemudian pemerintah memberikan alternatif yaitu dengan menggabungkan dua sekolah tersebut menjadi satu sehingga masing-masing sekolah bisa saling bekerja sama untuk menutupi kekurangan masing-masing dan bisa lebih mengembangkan kualitas sekolah dengan baik. Jarak tempuh kedua sekolah ini adalah 300 M dari jalan raya. Kedua sekolah ini dulunya adalah sekolah yang unggul, masing-masing sekolah memiliki kemampuan untuk bersaing antara keduanya, akan tetapi sepanjang berjalannya waktu salah satu sekolah ini semakin menurun kualitasnya begitupun siswanya. Penggabungan dua sekolah antara SDN X dan SDN Y ini dinamakan dengan istilah Merger. "Yakni sekolah yang hanya memiliki kurang dari 100 orang siswa, jarak antara sekolah yang satu dengan lainnya cukup dekat dan sekolah yang berada di bawah standar dalam hal persyaratan pengelolaan kelembagaannya," Dengan adanya penggabungan ini perlu menjadi sorotan penting. Dengan adanya dua sekolah ini berarti seorang Kepala Sekolah diberi wewenang dan kepercayaan oleh pemerintah. Oleh sebab itu perlu kerja keras dalam menangani dan melaksanakan tugas sekolah agar mendapatkan sekolah yang unggul.
Dengan adanya manajemen di sekolah, banyak sekolah baik yang negeri maupun swasta berlomba-lomba untuk mendapat predikat unggul, asumsinya bahwa sekolah unggulan akan menjadi favorit dan akan diminati masyarakat dalam mencerdaskan anak-anak mereka. Begitu pula sekolah-sekolah yang digabung oleh pemerintah yang ada di daerah, ini dimaksudkan agar menciptakan sekolah yang lebih bagus dan unggul seperti sekolah yang lain meski disini hanya terdapat seorang Kepala Sekolah saja, tentunya akan dipercaya banyak masyarakat.
Kepala Sekolah sebagai manajer merupakan pemegang kunci maju mundurnya sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan, “principals is perhaps the most significant single factor in establishing an effective school" (Kepala Sekolah merupakan faktor yang paling penting di dalam membentuk sebuah sekolah yang efektif).
Dalam posisinya sebagai administrator dan manajer pendidikan, Kepala Sekolah diharapkan memiliki kemampuan profesional dan keterampilan yang memadai. Keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan sekolah, yaitu keterampilan konseptual, keterampilan hubungan dan keterampilan teknikal. Keterampilan konseptual meliputi; kemampuan melihat sekolah dan semua program pendidikan sebagai suatu keseluruhan. Keterampilan hubungan manusia meliputi; kemampuan menjalin hubungan kerjasama secara efektif dan efisien dengan personel sekolah, baik secara perorangan maupun kelompok. Keterampilan teknikal merupakan kecakapan dan keahlian yang harus dimiliki Kepala Sekolah meliputi metode-metode, proses-proses, prosedur dan teknik pengelolaan kelas.
Dengan kemampuan profesional manajemen pendidikan, Kepala Sekolah diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja personel sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran.
Faktor paling penting dalam pengembangan mutu sekolah adalah faktor kepemimpinan. Sebagai seseorang yang mempunyai wewenang paling tinggi di sekolah pemimpin sangat mungkin untuk mempengaruhi keseluruhan jalannya organisasi. Apalagi jika seorang pemimpin sekolah mengelola dua sekolah, kondisi seperti ini sangat jarang ditemui. Ini sangat berpengaruh terhadap perubahan-perubahan dalam manset orang-orang yang ada di sekolah akan menjadi titik awal dalam menuju peningkatan mutu sekolah yang kompetitif dan unggul. Pemimpin sekolah yang mengelola dua sekolah ini sangat jarang ditemui di kalangan dunia pendidikan. Melaksanakan wewenang sangat berat sekali butuh waktu yang lama untuk mencapai keberhasilan. Apalagi disini ditemui bahwa seorang pemimpin berwenang mengelola dua sekolah yang berbeda, hal ini perlu ekstra kerja keras dalam pengelolaan.
Seorang pemimpin harus memiliki karakter yang unggul untuk dapat mempengaruhi orang-orang yang ada di sekolah, sehingga dapat meningkatkan kualitas yang ada pada sekolah. Selain itu perlu adanya belajar dari sumber daya manusia yang ada di sekolah. Untuk menumbuhkan dan memfasilitasi sumber daya manusia di sekolah maka Kepala Sekolah perlu mendorong sumber daya manusia untuk belajar yang mana kemampuan dari orang-orang yang ada di sekolah tersebut, kemudian juga difasilitasi oleh pihak sekolah sehingga sekolah menjadi organisasi pembelajar.
Seperti penelitian sebelumnya yang membahas mengenai Konsep Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah oleh Subagio, yang isinya mengenai tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah untuk melakukan tugas dan tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan. Penelitian ini sebagai acuan penulis untuk melakukan penelitian.
Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana dijelaskan diatas, ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini. Pertama, kemajuan dibidang pendidikan membutuhkan administrator pendidikan atau Kepala Sekolah yang mampu mengelola satuan pendidikan dan mampu meningkatkan kinerja guru dalam mencapai tujuan pendidikan, apalagi disini ditemui seorang Kepala Sekolah mengelola dua sekolah. Kedua, persepsi masyarakat selama ini memposisikan Kepala Sekolah sebagai pemegang penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Ketiga, kurangnya siswa yang menjadi pemicu digabungnya sekolah. Ketiga, kajian empiris dengan tema ini menarik untuk dilakukan mengingat perkembangan ilmu dan teori manajemen, khususnya manajemen pendidikan, yang berjalan dengan pesat.
Dengan kondisi demikian maka akan mempermudah menjalankan proses perubahan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan cita-cita yang diinginkan bagi pihak sekolah. Apalagi jika pengelolaan dua sekolah dilakukan atau dilaksanakan dengan baik. Beberapa fenomena yang dipaparkan diatas menjadi alasan ketertarikan penulis untuk meneliti tentang "KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENGELOLA DUA SEKOLAH DI SD NEGERI X DAN SD NEGERI Y".
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses perencanaan Kepala Sekolah dalam mengatur waktu pengelolaan dua sekolah di SD Negeri X dan SD Negeri Y ?
2. Bagaimana kinerja Kepala Sekolah dalam mengelola dua sekolah di SD Negeri X dan SD Negeri Y ?
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam mengelola dua sekolah di SD Negeri X dan SD Negeri Y ?
C. Tujuan
Berangkat dari fokus penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan;
1. Proses perencanaan Kepala Sekolah dalam mengatur waktu mengelola dua sekolah di SD Negeri X dan SD Negeri Y.
2. Kinerja Kepala Sekolah dalam mengelola dua sekolah di SD Negeri X dan SD Negeri Y.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam mengelola dua sekolah di SD Negeri X dan SD Negeri Y.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bermanfaat untuk pengembangan ilmu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi ilmu manajemen pendidikan khususnya dalam kinerja Kepala Sekolah dalam bentuk penajaman konsep serta aspek-aspek lain yang berkaitan dan mampu sebagai pengembangan sekolah.
2. Sebagai bahan informasi untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya bidang manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu pada departemen pendidikan, dalam rangka menerapkan, meningkatkan, dan mengembangkan, kualitas kinerja Kepala Sekolah.
3. Bagi lembaga pendidikan. Sebagai referensi bagi SD/MI negeri maupun swasta yang berada di kawasan penelitian ini. Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan mutu, program perencanaan dan pengawasan pendidikan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas lembaga di masa yang akan datang.