Search This Blog

SKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JAWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI TK

(KODE : PG-PAUD-0058) : SKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JAWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI TK


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman modern saat ini dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai fungsi pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan teknologi, bahasa Indonesia terasa sekali manfaatnya. Bahasa juga memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial
Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut perhatian banyak pihak, karena pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan praktik pembelajarannya.
Peningkatan kualitas pembelajaran dipengaruhi banyak faktor diantaranya faktor guru dan faktor siswa. Dalam pembelajaran guru memegang peranan utama karena materi pembelajaran dapat diterima, dipahami dengan mudah oleh siswa, jika guru dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Proses pembelajaran guru memilih dan menggunakan beberapa teknik-teknik pembelajaran. Pemilihan teknik-teknik pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, jumlah siswa, fasilitas, kondisi lingkungan siswa, tingkat kemampuan yang dimiliki siswa, serta hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tentunya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra Indonesia.
Pemerolehan dan kompetensi bahasa yang meliputi tataran fonologis (bunyi), morfologis (kata), sintaksis (kalimat), dan semantis (makna) harus diintegrasikan ke dalam proses kegiatan belajar mengajar. Permainan-permainan yang disesuaikan dengan tataran kebahasaan tersebut. Permainan true or false misalnya digunakan untuk melatih tataran sintaksis, card sort untuk tataran semantis, dan lain-lain. Seperti pemerolehan pengetahuan yang lain, pemerolehan bahasa pun sebaiknya dilakukan bertahap dari tataran fonologis kemudian meningkat sampai ke tataran semantis, karena secara kognitif, manusia (dalam hal ini khususnya anak) mempelajari dan memproduksi bahasa dari bunyi yang dia dengar kemudian ditiru dan diucapkan, kemudian membentuk kata, menyusun kata menjadi kalimat, berlanjut menuju memaknai kata atau kalimat. Kompetensi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis harus terintegrasi dalam pengajaran bahasa.
Pengajaran bahasa merupakan salah satu bentuk pengajaran yang memiliki cara yang berbeda dalam metode pengajarannya dibandingkan dengan bidang-bidang yang lain. Bahasa sebagaimana kita ketahui didapatkan oleh seseorang melalui dua hal, yaitu melalui perolehan dan melalui pembelajaran. Didapatkan melalui perolehan di sini artinya yakni di mana seseorang untuk pertama kalinya memperoleh bahasa (masih murni, belum memiliki bahasa) dalam penjelasan hal ini yang dimaksud yakni anak usia dini. Sistem kehidupan inilah yang menyerap semua aspek-aspek tentang bahasa pertamanya dari orang tua, keluarga dan lingkungan sekitarnya tanpa harus belajar.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya bertujuan membekali peserta didik kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis. Perubahan atau pergantian kurikulum selalu menimbulkan masalah dan kebingungan bagi semua yang terlibat dalam kegiatan pendidikan, terutama guru. Apa pun kurikulumnya, guru bahasa Indonesia harus tetap berpegang pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Guru perlu terus berusaha meningkatkan kemampuannya dan terus belajar untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didik
Agar dapat berkomunikasi secara baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Hal tersebut akan lebih baik jika diajarkan sejak dini dan berkesinambungan. Setiap peserta didik dituntut untuk mampu menguasai bahasa yang mereka pelajari terutama bahasa resmi yang digunakan oleh negara yang ditempati peserta didik serta bahasa daerah sebagai keragaman lokal adat istiadat nasional sebagai dasar untuk berkomunikasi anak usia dini.
Selanjutnya menilik keberadaan bahasa daerah merupakan salah satu kebanggaan Bangsa Indonesia yang menunjukkan keanekaragaman budayanya. Bahasa Jawa merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa daerah di Indonesia yang keberadaannya ikut mewarnai keragaman budaya bangsa Indonesia. Sebagai orang Jawa yang lahir dan besar di Jawa, sudah menjadi kewajiban kita untuk melestarikan bahasa Jawa. Menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna bahasa Jawa adalah salah satu cara untuk melestarikan bahasa Jawa. Akan tetapi, ironisnya sekarang ini pengguna sekaligus pemilik bahasa Jawa sudah enggan menggunakannya, bahkan sudah ada yang mulai meninggalkannya.
Faktor yang paling dominan dari hal tersebut adalah kurangnya pendidikan berbahasa Jawa dengan baik di lingkungan keluarga. Orang tua tidak memperhatikan bahwa kurangnya pendidikan dalam keluarga akan mengakibatkan anak-anak tidak dapat menggunakan bahasa Jawa dengan benar, yang akhirnya kaum muda jika berkomunikasi dengan orang tua menggunakan bahasa Indonesia atau dengan bahasa Jawa yang sudah "rusak" (Widada 1993 : 37). Faktor lain adalah lingkungan. Lingkungan yang kurang mendukung mereka untuk selalu menggunakan bahasa Jawa ragam krama dalam mereka berkomunikasi. Yang kedua secara tidak kita sadari tingkat mobilitas penduduk yang semakin tinggi juga berpengaruh. Berpindahnya orang-orang kota ke wilayah pedesaan serta banyak dibangunnya perumahan di dekat atau di daerah pedesaan sehingga banyak pendatang yang latar belakangnya bukan orang Jawa juga berpengaruh terhadap menurunnya intensitas pemakaian bahasa Jawa. Pergaulan kita dengan orang yang tidak bisa berbahasa Jawa mau tidak mau memaksa kita untuk menyesuaikan dengan mereka dalam kita berkomunikasi.
Dimana TK X dan TK Y terletak di daerah pedukuhan dan memiliki basic bahasa yang digunakan adalah lebih banyak menggunakan bahasa ibu/bahasa Jawa sehari-hari, hal ini tentunya akan berefek pada proses pembelajaran di awal tahun pelajaran ketika anak bersekolah.
Hal yang menarik dari persoalan kebahasaan tersebut adalah dua bahasa yang memungkinkan digunakan/dipraktekkan sekaligus dalam proses pendidikan atau pembelajaran, terutama pada anak usia dini, sebab pada awal tahun pelajaran anak yang masuk di TK X dan TK Y masih ada yang menggunakan bahasa ibu/bahasa Jawa, ada yang menggunakan bahasa campuran, ada juga yang menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga akan memunculkan variasi penggunaan bahasa dalam fenomena di lapangan, di awal tahun pelajaran : 1. Berkomunikasi bahasa jawa daerah di mana pemakai tinggal yang di gunakan sebagai alat komunikasi dengan ciri bahasa tertentu. 2. Bahasa Indonesia di gunakan sebagai bahasa pengantar awal dalam proses pembelajaran yang masih harus di gabungkan dengan bahasa jawa. 

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas peneliti berkeinginan melaksanakan penelitian yang berjudul "Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa Dalam Proses Pembelajaran di TK”. Maka rumusannya adalah bagaimanakah guru menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa sebagai pengantar pembelajaran di TK ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ungkapan-ungkapan kata atau kalimat yang di gunakan guru sebagai pengantar bahasa Indonesia dan bahasa Jawa sebagai pengantar dalam proses pembelajaran di TK X.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang Bagaimanakah guru menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa sebagai pengantar pembelajaran di TK X, dominasi antara bahasa Indonesia atau bahasa Jawa yang digunakan guru sebagai bahan pengantar pembelajaran, hambatan yang dialami guru dalam menggunakan bahasa Indonesia bahasa Jawa sebagai bahan pengantar pembelajaran secara khusus maupun pelaku pendidikan Indonesia secara umum, sehingga nantinya dengan hasil penelitian ini diharapkan ada wacana baru pada diskursus mengenai fenomena penggunaan bahasa sebagai penguasaan bahasa dasar anak dalam pembelajaran dan juga diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu-ilmu pendidikan baik di tingkat akademis maupun di tingkat praktis. 
2. Kegunaan Terapan
Penelitian ini diharapkan akan berguna untuk memberikan gambaran dan masukan bagi pelaku pendidikan secara khusus dan juga bagi para pemerhati realitas pendidikan yang ada, agar ke depan wacana internalisasi pendidikan dalam ranah pola-pola pembelajaran bahasa dapat diejawantahkan pada sisi praktis pendidikan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »