Search This Blog

SKRIPSI PENERAPAN METODE KARYAWISATA SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN INTERAKSI SOSIAL DI TK X

(KODE PEND-AIS-0037) : SKRIPSI PENERAPAN METODE KARYAWISATA SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN INTERAKSI SOSIAL DI TK X


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Setiap bangsa, setiap individu, pada umumnya menginginkan pendidikan. Dengan pendidikan (pendidikan formal), makin banyak dan makin tinggi pendidikan maka makin baik. Dalam pendidikan formal yang biasanya memegang peranan utama ialah guru yaitu mengontrol reaksi dan respons murid. Anak-anak biasanya belajar di bawah tekanan dan bila perlu dengan paksaan tertentu, kelakuannya dikuasai dan diatur dengan berbagai aturan. Kurikulum juga ditentukan oleh petugas pendidikan, bukan oleh murid sendiri, sehingga tidak selalu bahan itu menarik minat anak atau fungsional dalam kehidupan anak. Karena itu guru berusaha menarik minat anak, menggunakan paksaan atau macam-macam motivasi ekstrinsik.
Mengganti metode dalam mengajar sangat diperlukan untuk mengatasi kejenuhan ketika proses belajar mengajar akan berlangsung. Beberapa metode mengajar yang dapat dipilih oleh guru antara lain : metode ceramah, metode diskusi, metode kerja kelompok, metode tanya jawab, metode karyawisata. Metode sosio drama serta metode demonstrasi. Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, karena salah satu penunjang keberhasilan pendidikan adalah penggunaan metode mengajar yang tepat.
Ahli pendidikan sependapat bahwa tidak ada satu metode mengajarpun yang dipandang paling baik, karena baik dan tidaknya metode mengajar sangat tergantung kepada tujuan pengajaran, materi yang diajarkan, jumlah peserta didik, fasilitas penunjang, kesanggupan individual dan lain-lain.
Metode karyawisata dapat dijadikan pilihan ketika anak mengalami kejenuhan belajar dalam ruang kelas terus menerus. Apalagi dengan metode mengajar yang monoton. Mereka butuh suasana baru, karena kehidupan di antara ke empat dinding kelas sangat terbatas. Di luar kelas mereka berhadapan dengan kehidupan yang kaya akan hal-hal yang dapat mereka pelajari. Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti "kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar."
Meskipun kegiatan ini di luar kelas, namun karyawisata bukan piknik melainkan "memindahkan" kelas untuk sementara keluar. Karyawisata memanfaatkan sumber-sumber yang ada di lingkungan dan mempererat hubungan antara sekolah dan lingkungan masyarakat. Metode karyawisata biasanya digunakan sebagai pelengkap materi pokok yang dipelajari di kelas atau dari buku-buku. Dari sudut didaktis karyawisata banyak mempunyai kebaikan seperti membangkitkan minat, aktifitas, dan sebagainya. Karyawisata/fieltrip dapat berupa perjalanan keliling sekolah atau ke tempat yang lebih jauh.
Saat karyawisata berlangsung, kelas dapat melakukan berbagai aktifitas seperti mempelajari proses sosial, mempelajari masalah sosial, dan sebagainya. Mempelajari masalah sosial pada saat karyawisata berlangsung memberikan manfaat yang sangat besar bagi peserta didik, dimana manusia diciptakan selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu berintegrasi, saling tolong menolong, ingin maju, ingin berkumpul, ingin menyesuaikan diri, hidup dalam kebersamaan, dan sebagainya. Pada saat karyawisata semua siswa berbaur menjadi satu. Saling bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, menyesuaikan diri dengan orang lain, serta berkumpul inilah diharapkan interaksi sosial diantara siswa akan semakin terjalin dengan baik.
Ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya, ia lambat laun mendapat kesadaran akan dirinya sebagai pribadi. Ia belajar untuk memandang dirinya sebagai obyek seperti orang lain memandang dirinya. Ia dapat membayangkan kelakuan apa yang diharapkan orang lain daripadanya. Ia dapat mengatur kelakuannya seperti yang diharapkan orang lain daripadanya. Dengan menyadari dirinya sebagai pribadi ia dapat mencari tempatnya dalam struktur sosial, dapat mengharapkan konsekuensi positif bila berkelakuan menurut norma-norma atau akibat negatif atas kelakuan yang melanggar aturan. Demikianlah akhirnya ia lebih mengenal dirinya dalam lingkungan sosialnya, dapat menyesuaikan kelakuannya dengan harapan masyarakat, dan menjadi anggota masyarakat melalui proses sosialisasi yang dilaluinya. Jadi dalam interaksi sosial itu memperoleh "Self Concept" atau suatu konsep tentang dirinya.
Meskipun sekolah hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, namun memegang peranan yang penting dalam proses sosialisasi, salah satunya melalui metode karyawsisata. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk sekolah. Di sekolah anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru yang memperluas ketrampilan sosialnya. Ia juga berkenalan dengan anak yang berbagai ragam latar belakangnya dan belajar untuk menjalankan peranannya dalam struktur sosial yang dihadapi di sekolah.
Masalah yang dihadapi anak akan semakin beragam seiring meluasnya sosialisasi yang mereka lakukan. Hal ini tentu akan menjadi sebuah pengalaman baru, yang mungkin tidak mereka dapatkan ketika hanya berada dalam lingkungan keluarga. Dengan munculnya masalah-masalah tersebut anak akan termotivasi untuk mencari jalan keluarnya. Mereka akan berfikir bagaimana cara menyelesaikan masalah yang dihadapi baik secara individu maupun kelompok, yang mungkin saja akan berbeda dengan cara orang dewasa. Dari sinilah, pengalaman-pengalaman sosial anak hendaknya lebih dikembangkan lagi agar kelak mereka tumbuh menjadi manusia yang berguna bagi dirinya maupun orang lain, mampu menempatkan diri dalam masyarakat, serta manusia yang peduli sosial. Sebagai mana Tuhan Yang Maha Esa juga menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, disamping manusia sebagai makhluk pribadi.
Berkaitan dengan pemikiran di atas, penulis menganggap perlu untuk dibahas lebih mendalam dalam bentuk skripsi yang berjudul : "Penerapan Metode Karyawisata Sebagai Upaya Menumbuhkan Interaksi Sosial di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X."

B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami beberapa istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini, maka perlu ditegaskan beberapa batasan arti yang berkaitan.
Adapun istilah-istilah tersebut adalah :
1. Metode Karyawisata
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Atau suatu strategi belajar mengajar, di mana guru dan muridnya mengunjungi suatu tempat tertentu yang relevan untuk memperoleh sejumlah pengalaman empiris.
2. Interaksi Sosial
Interaksi sosial ialah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.
Jadi Interaksi sosial yang dimaksud di sini adalah hubungan antar anak didik yang terjadi di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X.
3. Anak TK/Usia Prasekolah
Anak usia prasekolah adalah saat anak-anak belajar bagaimana bergaul dengan orang lain, pertama kali dalam lingkungan bermain, baru kemudian dalam dunia sesungguhnya. Biechler dan Nowman berpendapat bahwa anak pra sekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun.
Jadi yang dimaksud anak TK di sini adalah sekelompok anak dengan usia tertentu yang mulai belajar bergaul dengan orang lain dalam sebuah program pendidikan prasekolah.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembatasan masalah ini perlu agar pengkajian masalah dapat lebih tuntas, mendalam dan terarah. Masalah dalam penelitian ini adalah pengkajian terhadap pelaksanaan metode karyawisata di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X. Metode tersebut dijadikan upaya untuk menumbuhkan interaksi sosial anak didik.
Secara konkrit masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana pelaksanaan metode karyawisata di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X ?
b. Bagaimana interaksi sosial yang terjadi pada anak didik TK X, Kecamatan X, Kabupaten X ?
c. Mengapa metode karyawisata dijadikan upaya untuk menumbuhkan interaksi sosial di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut : Untuk mengetahui tentang pelaksanaan metode karyawisata di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X.
- Untuk mengetahui tentang interaksi sosial yang terjadi pada anak di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X. Untuk mengetahui kenapa metode karyawisata menumbuhkan interaksi sosial di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
a. Bahan masukan bagi sekolah, khususnya TK X, Kecamatan X, Kabupaten X dalam penerapan metode karyawisata.
Kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan karyawisata selama ini semoga bisa diperbaiki, sehingga dapat memberikan manfaat seperti yang diharapkan.
b. Sebagai alat ukur bagi penulis dalam usaha menerapkan disiplin ilmu selama dalam perkuliahan.
c. Sebagai bahan bacaan kepustakaan khususnya yang berkaitan dengan metode karyawisata serta manfaatnya dalam dunia pendidikan.

E. Kajian Pustaka
Soemiarti Patmonodewo dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Anak Prasekolah mengungkapkan bahwa bermain akan membantu anak dalam menjalin hubungan sosial. Bermain merupakan cara/jalan bagi anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran, perasaan serta cara mereka menjelajahi dunia lingkungannya. Bermain di sekolah dapat membantu perkembangan anak apabila guru cukup memberikan waktu, ruang, materi dan kegiatan bermain bagi murid-muridnya. Melalui bermain anak akan mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah, belajar menampilkan emosi yang diterima lingkungannya dan juga belajar bersosialisasi agar kelak terampil dan berhasil menyesuaikan diri dalam kelompok teman.
Pendapat yang hampir sama juga diungkapkan oleh Siti Rahayu Haditono, dalam bukunya Masa Balita (Suatu tinjauan Psikologis Praktis) beliau mengungkapkan bahwa bermain dengan anak-anak sebaya merupakan latihan yang paling baik bagi penyesuaian sosialnya. Latihan untuk penyesuaian sosial sudah harus dimulai pada masa balita.
Dari kedua pendapat diatas, dapat diketahui bahwa bermain merupakan metode yang sangat efektif bagi anak dalam menjalin hubungan sosial. Karena itu hampir semua program pendidikan prasekolah menyelenggarakan kegiatan bermain dalam porsi besar bagi anak didiknya.
Hubungan sosial antar anak didik dapat dijalin melalui bermain sebagaimana dua pendapat diatas, namun, ada metode lain yang ternyata bisa dijadikan upaya menjalin hubungan sosial yaitu melalui karyawisata. TK X, Kecamatan X, Kabupaten X merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah yang menerapkan metode karyawisata sebagai upaya menjalin interaksi sosial bagi anak didiknya.
Masalah interaksi sosial anak prasekolah/TK telah banyak yang mengkaji dalam bentuk buku atau skripsi. Sebagian besar memandang dari sudut yang sama, yaitu melalui metode bermain. Karena itu penulis ingin mengkaji masalah ini kembali, namun dari sudut pandang yang berbeda, yaitu melalui metode karyawisata dengan pertimbangan bahwa masalah ini masih relevan untuk dikaji.

F. Fokus Penelitian
Variabel penelitian dalam skripsi ini adalah metode karyawisata dan interaksi sosial. Metode karyawisata merupakan variabel bebas (independent variable) dengan indikator :
- Pengenalan lingkungan sekitar
- Mempelajari masalah sosial
- Pengenalan dunia industri
- Pengenalan dunia pertanian
Dari indikator-indikator tersebut yang menjadi fokus penelitian adalah mempelajari masalah sosial.
Sedangkan interaksi sosial merupakan variabel terikat (dependent variable) dengan indikator :
- Mampu menempatkan diri dalam masyarakat
- Memahami karakter orang lain
- Memahami lingkungan sekitar-Mampu berkomunikasi dengan baik
Dari indikator-indikator tersebut yang menjadi fokus penelitian adalah mampu berkomunikasi dengan baik.

G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa pada dasarnya menyatakan keadaan sebenarnya (natural setting) dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan. Sedangkan pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan induktif.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dengan menggunakan indra penglihatan, yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Metode ini dilakukan pada saat pelaksanaan karyawisata.
b. Interview/Wawancara
Wawancara/Interview adalah "Pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat/direkam dengan alat perekam (tape recorder)".
c. Dokumentasi
Merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh data yang bersifat dokumentatif. Metode ini digunakan untuk memadukan sumber tertulis dengan keadaan sebenarnya tentang obyek yang diteliti.
3. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan bentuk deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi. Setelah data diperoleh melalui berbagai cara antara lain melalui wawancara, pengamatan dan dokumentasi maka selanjutnya dilakukan proses seleksi data yang diarahkan sesuai tema dan masalah penelitian. Data tersebut kemudian diolah, disusun dan disajikan, baru kemudian ditarik kesimpulan.

H. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi penulis akan mengelompokkan menjadi 5 (lima) bab. Sebelum penyajian bab demi bab, didahului dengan halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, deklarasi, kata pengantar, dan daftar isi.
Adapun ke lima bab tersebut adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Dalam pendahuluan akan disajikan latar belakang masalah, penegasan istilah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, fokus penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan teori
Dalam bab ini akan disajikan landasan teori yang akan memaparkan masalah metode karyawisata dan interaksi sosial.
Bab III : Kajian obyek penelitian
Pelaksanaan metode karyawisata dan interaksi sosial di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X. Yang akan memaparkan tinjauan umum TK X, Kecamatan X, Kabupaten X, pelaksanaan metode karyawisata di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X, dan interaksi sosial di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X Bab IV : Analisis hasil penelitian
Penerapan metode karyawisata sebagai upaya menumbuhkan interaksi sosial di TK X, Kecamatan X, Kabupaten X.
Bab V : Penutup
Pada bagian ini berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »