BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia yang hidup dalam masyarakat tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Semenjak bangun tidur manusia secara kodrati senantiasa melakukan suatu komunikasi. Pengertian komunikasi itu sendiri secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio, dan perkataan ini berasal dari kata communis yang berarti sama yaitu sama makna (lambang) mengenai suatu hal. 1 Sebagai contoh, jika dua orang terlibat dalam suatu pembicaraan dimana salah satunya menanggapi atau mengerti maksud dari pembicaranya. Sehingga, timbul adanya suatu timbal balik. maka, komunikasi ini berjalan dengan baik. Sedangkan secara terminologis komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain baik secara verbal (secara lisan ) maupun non verbal (simbol-simbol).
Komunikasi dapat terjadi apabila ada komunikator(orang yang menyampaikan pesan atau informasi) dan komunikan (orang yang mendapatkan informasi atau pesan). Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaiannya biasa dinamakan komunikasi.2 Dengan adanya komunikasi seseorang akan lebih mudah mendapatkan suatu informasi. Seperti halnya, dengan diadakannya kampanye anti narkoba yang dicanangkan oleh pemerintah baik secara verbal (dengan menggunakan bahasa) maupun komunikasi secara non verbal (menggunakan simbol atau tanda seperti lambang). Dalam komunikasi terdapat dua proses yaitu proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder.3
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (berkomunikasi melalui gerakan tubuh seperti mengedipkan mata), isyarat, gambar, warna, dan sebagainya, yang secara langsung ”menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Selain itu juga, keberhasilan komunikasi bukan hanya ditentukan oleh medianya saja akan tetapi keberhasilan juga ditentukan oleh peranan komunikator sebagai penyampai pesan. Pesan yang akan disampaikan itu hendaknya dapat lebih mengena khalayaknya. Seperti halnya kampanye anti narkoba yang diselenggarakan di sekolah-sekolah salah satunya SMU X. Program ini difokuskan pada anak-anak remaja terutam a dikalangan anak-anak sekolah.
Sebelum membahas tentang kampanye anti narkoba terlebih dahulu membahas tentang kampanye itu sendiri. Pengertian kampanye secara umum yang telah dikenal sejak tahun 1940-an. Kampanye adalah menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk membujuk. Kesuksesan suatu kampanye dipengaruhi oleh seberapa banyak pesan kampanye itu disebarluaskan baik melalui media sekaligus. Kampanye tersebut dapat diterima oleh khalayak atau tida k tergantung dari isi pesan kampanye itu sendiri. Banyak juga persepsi yang berbeda-beda dari khalayak. Oleh karena itu, para pelaksana kampanye harus menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, yang dimana khalayak tersebut berbalik menentang sehingga mereka tidak akan mengikuti atau menjalankan isi dari pesan kampanye tersebut. Sering kali pelaksana kampanye tidak diterima oleh khalayak. Kegagalan seperti itu kerap kali terjadi. Dengan adanya kegagalan seperti itu bukan berarti problem yang dikampanyekan tidak dapat terpecahkan, mungkin strategi kampanye tersebut masih kurang tepat sehingga kurang mengena di mata khalayak. 4
Setelah mengetahui tentang kampanye kini maka penulis mencoba untuk menjelaskan tentang narkoba. Mungkin di era globalisasi ini sudah tidak heran lagi dengan adanya narkoba. Narkoba kini telah merajalela dimanamana. Narkoba ini telah diedarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebenarnya mereka tahu akan bahayanya narkoba. Akan tetapi, karena tergiur sejumlah uang yang begitu banyak pada akhirnya para pengedar tidak memperdulikan lagi akan bahayanya narkoba. Dan lebih parahnya lagi, mereka mengedarkannya kepada generasi muda baik di sekolah, kantor, kampus bahkan di jalan-jalan. Oleh karena itu, sebelum terjerumus ke dalam narkoba sebaiknya, perlu diketahui terlebih dahulu tentang apa itu narkoba.
Narkoba singkatan dari Narkotika dan Obatan-obatan terlarang. Istilah narkotika berasal dari bahasa Yunani Narkotikos, yang berarti menggigil. Ditemukan Kali pertama dari substansi-substansi yang dapat membantu orang untuk tidur. Narkotika atau obat bius yang bahasa Inggrisnya disebut ”narkotic” adalah semua bahan obat yang mempunyai efek kerja. Pada awalnya narkotika memiliki khasiat dan bermanfaat bagi ilmu kedokteran. Narkotika kemudian menjadi permasalahan karena akibat dari penyalahgunaan pemakaian, sehingga adanya motivasi lain untuk dijadikan komoditas ilegal oleh segolongan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.5
Lebih kurang 30% penduduk Indonesia adalah remaja yang berusia 10- 24 tahun. Selain merupakan potensi yang luar biasa bagi usaha -usaha pembangunan maka usia tersebut juga merupakan sasaran utama dalam penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut akan menjadi runyam manakala kita ketahui bahwa kegiatan kejahatan narkoba adala h kegiatan yang tersusun rapi dan bersifat internasional yang beroperasi dengan sistem jaringan yang tertutup dan rahasia.6 Selain itu juga, banyak diantara para siswa masih belum paham akan bahayanya nakoba. Sehingga dengan mudahnya Mereka tertipu oleh bujuk rayu dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Menurut data Direktorat Pembinaan Kesehatan Pemprov Jatim, dari 400 kasus narkoba di Jatim yang terjadi selama XXXX, sebanyak 60 persen di antaranya adalah berusia 15-19 tahun. Seluruhnya adalah pelajar SLTP dan SMU.7
Maka dari itu, pihak sekolah mengadakan suatu kampanye untuk memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi mereka. Kampanye anti narkoba ini digalakkan karena adanya fenomena -fenomena yang telah melibatkan beberapa remaja bahkan siswa sekolah. Pengguna narkoba di kalangan siswa SMU di X ternyata cukup banyak dan ada yang berasal dari keluarga harmonis.
Penyebab utama yang paling dominan anak SMU terlibat narkoba adalah kepribadian yang rapuh. Penegasan itu dikemukakan Ketua Tim Peneliti Faktor-faktor Penyebab Siswa SMU Mengkonsumsi Narkoba, Lemlit Universitas Putra Bangsa (UPB) Murphy J. Sembiring, S.E., M.Si. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan November -Desember XXXX. Dari 500 siswa SMU di X, 85 di antaranya adalah wanita. Dan semua responden yang diwawancarai adalah pemakai narkoba.8 Mendiknas juga mengungkapkan berdasarkan hasil penelitian penyalahgunaan narkoba pada siswa SMP, SMA, dan SMK yang dilakukan melalui tes urine di tiga kota yaitu DKI Jakarta, Bandung, dan Denpasar yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas bekerjasama dengan Pusat Laboratorium Terapi dan Rehabilitasi BNN pada XXXX menunjukkan bahwa dari sampel sebanyak 1.155 siswa terdapat 19 orang atau 1,6 persen diantaranya adalah penyalahguna narkoba.9 Tak jarang dari mereka yang telah meninggal dunia dikarenakan ”Overdosis”. Selain itu juga menurut M. Syamsul Muarif, program manajer Lembaga Studi Pembelajaran untuk Pencerahan (LSP2), dari 75 penderita positif HIV, 15 persen di antaranya kalangan remaja berusia 15-20 tahun. Remaja tersebut mengidap HIV positif karena menjadi pecandu narkoba. 10 Menurut Ketua Masyarakat Peduli AIDS Indonesia Zubairi Djoerban pada tahun XXXX ada 50 pasien baru HIV dalam sebulan, dan 80-90 persennya adalah pengguna narkoba dan termasuk siswa sekolah. Belum lagi resiko terkena hepatitis C, penyakit hati menahun, dan kanker hati yang akan berakhir dengan kematian. 11
Dengan adanya fenomena-fenomena yang seperti itu pihak pemerintah dan sekolah gencar mengkampanyekan anti narkoba dikalangan remaja. Disela-sela mengkampanyekan anti narkoba pihak pemerintah juga menggunakan teknik ganjaran (pay of Technique)12 yaitu kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menjanjikan hal-hal yang menguntungkan atau yang menjanjikan harapan. Misalnya, dengan cara memberi hadiah bagi siswa yang mengetahui dan mampu dengan segera memberitahukan kepada pihak berwajib atau pihak sekolah tentang adanya penjualan narkoba yang beredar dikalangan siswa dilingkungan sekolah mereka. Selain teknik ganjaran (pay of technique) biasanya juga menggunakan teknik ”pembangkit rasa takut” (Fear arousing), yaitu suatu cara yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan konsekuensi yang buruk. Misalnya dengan cara memperlihatkan akibat yang ditimbulkan jika siswa menggunakan narkoba.
Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap kampanye anti narkoba ini, maka diperlukan adanya pertanyaan yang diajukan kepada siswa tentang materi yang telah disajikan oleh narasumber. Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga yaitu rana h kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 13
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan ketrampilan intelektual. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Sedangkan Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan untuk bertindak.
Jadi, dari pengertian pemahaman diatas dapat penulis simpulkan bahwa siswa dapat dikatakan paham apabila siswa mengerti serta mampu untuk menjelaskan kembali dengan kata-katanya sendiri tentang materi yang telah disampaikan oleh narasumber, bahkan mampu untuk menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, lingkungan sekitar dan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk meneliti sejauhmana siswa SMU di X paham tentang adanya suatu kampanye anti narkoba.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Adakah pemahaman siswa-siswi SMA X terhadap narkoba?.
2. Kalaupun ada sejauh mana pemahaman siswa-siswi SMA X terhadap narkoba?.
B. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pemahaman tentang narkoba bagi siswa dan siswi SMU X terhadap kampanye anti narkoba.
C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang narkoba yang diharapkan agar bermanfaat bagi generasi yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan mampu dijadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan pengawasan terhadap siswanya agar tidak salah langkah dalam menyingkapi keberadaan dan bahayanya narkoba terhadap siswa-siswanya yang berkembang di sekitar lingkungannya.
D. Definisi Operasional
Guna memperjelas arah pembahasan lebih lanjut serta untuk menguji dugaan yang mungkin benar dan salah dalam penafsiran perumusan masalah, maka berikut ini penulis paparkan kajian pengertian kampanye anti narkoba yang dianggap relevan dengan maksud dan tujuan penelitian ini.
1. Peranan
Menurut kamus bahasa Indonesia adalah fungsi.14 Dimana maksud peranan ini adalah bahwa kampanye anti narkoba sangat berfungsi untuk penambahan pemahaman siswa tentang narkoba.
2. Kampanye
Menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan gerakan bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar angin kampanye. Menurut Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye adalah keinginan untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif.15
3. Anti
Menurut kamus bahasa Indonesia adalah menolak, melawan, dan menentang.16
4. Narkoba
Bahan zat baik secara alamiah maupun sintetis yaitu narkotika, psikotropika dan zat adiktif jika masuk ke dalam tubuh manusia tidak melalui aturan ke sehatan berpengaruh terhadap otak pada susunan pusat dan bila disalahgunakan bertentangan ketentuan hukum. 17
5. Pemahaman
Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pemikiran. Memahami maksudnya menangkap maknanya adalah tujuan akhir dari setiap belajar.18
6. Siswa
Murid, terutama pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah. 19
E. Sistematika Pembahasan
Pembahasan ini terdiri atas lima bab antara lain yaitu:
BAB I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian teoritis berisi tentang peranan kampanye anti narkoba terhadap pemahaman siswa SMA X.
BAB III : Metode Penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, obyek penelitian, teknik sampling, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV : Penyajian dan analisis data yang berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, pengujian hipotesis dan ana lisis, pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.