BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pemahaman siswa merupakan hal yang sangat penting bagi tenaga pengajar di dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi yang tepat di dalam proses belajar mengajar serta memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Pencapaian hasil belajar yang baik dapat dilakukan dengan cara peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Banyak kendala yang dihadapi siswa di dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain kurangnya sarana dan prasarana belajar di sekolah, padatnya beban belajar, kurangnya perhatian keluarga terhadap pendidikan anak, dan adanya tantangan dari lingkungan yang tidak kondusif dan sebagainya. Berbagai kendala tersebut secara keseluruhan menimbulkan kesulitan bagi siswa, selain itu proses transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh guru selama ini masih bersifat konvensional, kegiatan yang dilakukan siswa di dalam Proses belajar mengajar adalah mendengar dan mencatat apa yang diceramahkan guru.
Selama ini dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri X khususnya untuk materi pokok ekosistem hanya menggunakan metode konvensional (metode ceramah) akibatnya tingkat pemahaman dan penguasaan konsep siswa tidak optimal. Untuk materi pokok ekosistem sebenarnya dapat dijelasakan secara laboratoris atau dengan praktikum agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
Berpijak dari data empirik tes kemampuan awal siswa memperlihatkan bahwa nilai rata-ratanya adalah 56,66. sedangkan nilai batas tuntas yang harus dicapai siswa di SMA Negeri X adalah 60. Hal ini karena di SMA Negeri X belum ada variasi pembelajaran dalam penyampaian materi pokok ekosistem selain dengan pembelajaran konvensional, sehingga siswa mengalami kejenuhan dalam pembelajaran yang mengakibatkan hasil belajar siswa dalam pemahaman konsep ekosistem belum optimal.
Untuk itu perlu adanya pembaharuan dalam menggunakan pendekatan, model dan metode mengajar agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Adapun salah satu alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi 2004 adalah model pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang berpusat pada keaktifan siswa. Dalam pembelajaran ini terdapat proses kebersamaan, dimana proses kebersamaan ini merupakan salah satu metode pengembangan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan proses belajar mengajar dikelas serta diskusi dengan guru, dapat diidentifikasi beberapa faktor penyebab permasalahan yang telah di uraikan diatas. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Guru-guru SMA Negeri X dalam pembelajaran masih berorientasi untuk menghabiskan materi pelajaran yang sangat padat pada kurikulum dari pada pelaksanaan pembelajaran yang bermakna, akibatnya konsep yang dimiliki siswa terhadap materi pelajaran lemah.
2. Metode yang diterapkan masih bersifat konvensional.
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru kurang memperhatikan proses tetapi lebih terfokus pada hasil.
4. Interaksi edukatif antara guru dan siswa kurang optimal.
5. Buku ajar yang dimiliki siswa tidak cukup membantu pemahaman materi.
6. Belum nampak adanya inovasi pembelajaran.
Dengan inovasi pembelajaran kooperatif diharapkan siswa tidak merasa jenuh dengan proses pembelajaran, sebab kejenuhan dapat menjadi penghalang selama proses penyerapan informasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil diskusi dengan guru SMA Negeri X, permasalahan tersebut diatas ternyata hampir semuanya dirasakan oleh guru, masih banyak guru yang mengeluh tentang metode dalam menyampaikan pokok bahasan bersifat abstrak yang sering terjadi miskonsepsi. Maka dampak yang didapatkan dari siswa adalah pemahaman konsep biologi masih rendah dan perlu dicari strategi pembelajaran yang inovatif.
Dalam penelitian yang dilakukan ini model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif metode Student Team Achievement Divisions (STAD). Saat sekarang ini telah banyak pendekatan dan metode yang ditawarkan agar pembelajaran lebih bermakna. Salah satu alternatif yang bisa diterapkan adalah pembelajaran metode STAD untuk penguatan konsep materi pokok ekosistem.
Pembelajaran kooperatif metode STAD dicirikan oleh adanya suatu struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama di dalam kelompok dalam situasi pembelajaran kooperatif seperti membutuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas. Dalam penggunaan metode STAD ini sebelum dilaksanakan kegiatan belajar secara berkelompok guru menekankan konsep-konsep apa yang akan dipelajari dan rangkuman materi yang diberikan pada siswa, selanjutnya guru menyajikan materi pelajaran dengan pengajaran secara langsung. Kegiatan selanjutnya adalah, guru memberikan tugas kelas yang diberikan kepada setiap siswa. Setelah itu dilaksanakan kegiatan kelompok, dimana dalam setiap anggota kelompok mengerjakan lembar kegiatan secara mandiri yang telah disiapkan dan saling mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompok. Jika ada seorang siswa yang belum memahami materi maka teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka perlu dilakukan penelitian sebagai berikut: “PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI LKS UNTUK PENGUATAN KONSEP MATERI POKOK EKOSISTEM”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:
1. Banyak guru yang kurang memperhatikan keadaan siswa dalam hal kebutuhan, minat, pengalaman, kepandaian sehingga dalam proses belajar mengajar, belum semua guru berusaha mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.
2. Siswa memiliki konsepsi awal yang berbeda-beda mengenai materi pokok ekosistem, sehingga perlu diseragamkan.
3. Masih banyak siswa yang kurang aktif selama mengikuti proses belajar mengajar IPA Biologi, sedangkan siswa hanya mengorganisasikan sendiri apa yang diperoleh tanpa mengkomunikasikan dengan siswa lain.
4. Pendekatan belajar mengajar yang digunakan belum tepat dan belum berdasarkan kebutuhan dari kelas bersangkutan, tetapi lebih karena tuntutan dari pokok bahasannya.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlukan diadakan pembatasan masalah agar penelitian lebih efektif dan efisien, maka peneliti membatasi pada masalah berikut:
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas X.F Semester II SMA Negeri X tahun pelajaran X.
2. Obyek Penelitian
a. Penguatan konsep materi pokok ekosistem dibatasi pada aspek afektif, aspek kognitif dan aspek psikomotorik pada sub pokok bahasan organisasi kehidupan, komponen penyusun ekosistem, interaksi antar komponen ekosistem, suksesi, dan tipe-tipe ekosistem.
b. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dibatasi pada peran serta siswa dikelas, angket performance guru dalam pembelajaran dan peranan siswa dalam belajar kelompok.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pendekatan pembelajaran kooperatif metode STAD disertai LKS dapat meningkatkan penguatan konsep materi pokok ekosistem.
2. Apakah dengan pembelajaran kooperatif metode STAD disertai LKS dapat meningkat kualitas proses pembelajaran biologi materi pokok ekosistem.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui:
1. Penguatan konsep ekosistem melalui pembelajaran kooperatif metode STAD disertai LKS.
2. Peningkatan kualitas proses pembelajaran biologi materi pokok ekosistem dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD disertai LKS.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan:
1. Suatu pendekatan pembelajaran alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, khususnya dalam mengajarkan pokok bahasan ekosistem.
2. Suatu model penggunaan media presentasi yang memotivasi siswa lebih berprestasi melalui sistem kerja kelompok untuk menguatkan konsep pembelajaran materi pokok ekosistem.
3. Teridentifikasinya kesalahan konsep biologi, maupun kesulitan yang dialami siswa dan Guru SMA dalam pembelajaran biologi.
4. Bahan referensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.