BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam proses pembangunan bangsa. Harus disadari bahwa proses pendidikan selalu diarahkan untuk menyediakan atau membentuk tenaga terdidik yang profesional bagi kepentingan bangsa Indonesia. Pendidikan yang berkualitas merupakan hal yang penting yang merupakan dasar kualitas manusia Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui perbaikan-perbaikan baik sarana maupun prasarana pendidikan.
Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis melainkan sesuatu yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perbaikan terus-menerus. Perbaikan yang dilakukan diantaranya kurikulum, metode mengajar, buku pelajaran dan sebagainya. Perbaikan dan pembaharuan yang dilakukan bertujuan untuk dapat mengembangkan suatu potensi yang ada pada diri anak didik semaksimal mungkin sehingga dapat menghasilkan manusia yang cerdas, mandiri, dan dapat bersaing di tingkat internasional.
Dalam kaitan dengan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu membenahi kurikulum sekolah dengan mengembangkan “Kurikulum Berbasis Kompetensi” (KBK). Perbedaan utama antara kurikulum ’94 dengan KBK terletak pada pengembangan, penataan materi dan metode pembelajaran. Dalam hal metode pembelajaran, Kurikulum Berbasis Kompetensi menuntut kompetensi yang harus dimiliki siswa sebagai hasil pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Siswa tidak saja harus mengetahui fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga terampil untuk dapat menerapkan pengetahuannya dalam menghadapi masalah kehidupan dan teknologi.
Mata pelajaran Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang sifat, struktur materi, komposisi, perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi secara umum yang diperoleh melalui hasil-hasil eksperimen dan penalaran. Secara umum pengajaran kimia bertujuan untuk mengembangkan sumberdaya manusia yang memiliki ketrampilan intelektual dan psikomotor dalam bidang kimia yang dilandasi oleh sikap ilmiah sehingga mampu mengikuti perkembangan iptek (Depdiknas, 2003: 2).
Metode yang masih banyak dikembangkan dan dianut oleh para guru SMA adalah metode ceramah. Tetapi metode ini kurang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi karena disini guru hanya memberi penjelasan kepada siswa tanpa memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang diberikan, sehingga tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien, salah satunya diperlukan suatu metode mengajar yang tepat. Ketepatan dalam menggunakan metode mengajar yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan, juga terhadap proses dan hasil belajar siswa. Siswa akan mudah menerima materi yang diberikan oleh guru apabila metode mengajar yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pengajarannya. Metode mengajar yang baik adalah metode yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia, serta tujuan pengajarannya. Suatu metode mengajar mempunyai spesifikasi tersendiri, artinya suatu metode yang cocok untuk suatu materi belum tentu cocok jika diterapkan pada materi yang lainnya.
Penerapan metode mengajar yang bervariasi akan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran. Penerapan metode mengajar yang bervariasi ini berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar sekaligus sebagai salah satu indikator dalam peningkatan kualitas pendidikan. Metode mengajar yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakteristik pokok bahasan materi yang akan disampaikan. Materi yang berkaitan dengan hafalan tentu saja memerlukan metode pengajaran yang berbeda dengan materi hitungan.
Menurut Slavin (1995: 101) kesulitan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan hitungan tidak dapat dipecahkan dengan menerapkan metode konvensional tetapi dapat dibantu dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif (gotong royong). Penerapan pembelajaran kooperatif menurut penelitian yang selama ini dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran kooperatif menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu dalam kelompok (Slavin, 1995: 5).
Proses belajar dalam kelompok akan membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemukan pada metode konvensional. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community) (Nurhadi, 2004: 112).
Salah satu metode kooperatif yang dikenal yaitu metode TAI (Teams Assisted Individualization). Metode pembelajaran TAI mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok yang mempunyai pengetahuan lebih dibandingkan anggotanya. Kesulitan pemahaman materi yang dialami oleh siswa dapat dipecahkan bersama dengan ketua kelompok serta dengan bimbingan guru. Kesulitan pemahaman konsep-konsep awal yang berkaitan dengan materi stoikiometri dapat dipecahkan bersama karena keberhasilan dari tiap individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Untuk itu pengajaran TAI menitikberatkan pada keaktifan siswa dan memerlukan kemampuan interaksi sosial yang baik antara semua komponen pengajaran.
Untuk menunjang pengajaran TAI diperlukan media yang dapat membantu siswa dalam belajar. Modul merupakan salah satu jenis media cetak yang memuat unit pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa sendiri. Pendekatan dalam pengajaran modul adalah menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui pengalaman dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar itu.
Materi stoikiometri berisi hukum-hukum dasar kimia, konsep-konsep, dan rumus-rumus dengan berbagai hubungan serta reaksi-reaksi kimia, sehingga perlu banyak latihan dalam mempelajarinya. Dalam mempelajari stoikiometri sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal hitungan kimia, hal ini dapat dikarenakan strategi guru yang kurang tepat dalam pembelajarannya. Guru seringkali hanya memberikan materi dengan sedikit contoh dan latihan soal, sehingga siswa seringkali merasa kesulitan dalam menggunakan konsep yang harus ia gunakan untuk menyelesaikan soal yang pada akhirnya ia mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal stoikiometri. Pada kegiatan tersebut guru akan menganggap siswa benar-benar dapat menerima dan mampu mengerjakan soal dengan baik. Dalam mengatasi masalah-masalah tersebut di atas dapat dilakukan dengan mengambil alternatif usaha mengurutkan konsep-konsep dalam memecahkan soal-soal hitungan kimia, sehingga akan mempermudah siswa pada proses pembelajaran terutama pada pengerjaan soal stoikiometri larutan.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian guna membantu siswa dalam menguasai konsep-konsep dan hitungan kimia. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DILENGKAPI MODUL DITINJAU DARI PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA NEGERI X TAHUN PELAJARAN X”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan proses belajar termasuk penggunaan metode:
1. Apakah metode kooperatif TAI dilengkapi modul dapat digunakan untuk menyampaikan pokok bahasan stoikiometri?
2. Apakah penggunaan metode kooperatif TAI dilengkapi modul dalam proses belajar mengajar pada materi pokok stoikiometri dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
3. Apakah penggunaan metode kooperatif TAI dilengkapi modul efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan pasti, maka perlu diberikan batasan masalah. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada:
1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri X Tahun Pelajaran X.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskusi untuk kelas kontrol dan metode kooperatif TAI dilengkapi modul untuk kelas eksperimen.
3. Materi Pokok
Materi yang diberikan dibatasi pada materi pokok stoikiometri. Adapun pemahaman siswa akan materi stoikiometri dilihat dari nilai siswa hasil selisih pretest dan postest (gain skor) siswa.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar dibatasi pada aspek kognitif dan aspek afektif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah penggunaan metode kooperatif TAI dilengkapi modul efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok stoikiometri kelas XI IPA SMA Negeri X tahun pelajaran X”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode kooperatif TAI dilengkapi modul terhadap pencapaian hasil belajar siswa pada materi pokok stoikiometri kelas XI IPA SMA Negeri X tahun pelajaran X.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
1. Memberikan informasi kepada guru mengenai alternatif lain penggunaan metode dan media pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif TAI dilengkapi modul.
2. Memberikan gambaran kepada guru tentang penggunaan metode kooperatif TAI dilengkapi modul dalam memilih metode pembelajaran yang tepat.
3. Memberikan sumbangan bagi guru untuk bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran kimia di dalam kelas.