BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. yang dibekali akal untuk dapat memikirkan segala sesuatu tentang hidup dan kehidupannya. Dengan akalnya manusia dituntut untuk dapat menelaah, menalar dan melihat segala sesuatu dengan semestinya. Akal yang dimiliki manusia dapat berkembang apabila manusia memanfaatkan dan menggunakannya dengan benar. Sebagai salah satu instrumen yang digunakan oleh manusia untuk mendekati kebenaran, wilayah kerja akal tidak cukup hanya dengan memposisikan dia secara pasif. Oleh sebab itu, akal harus secara aktif digunakan manusia dalam upayanya untuk mempersepsi kebenaran sekaligus untuk memahami betapa segala ciptaan Allah SWT. yang ada dapat didekati olehnya, walaupun terkadang penuh keterbatasan.1
Allah mempertinggi akal pikiran perseorangan dan membimbingnya, supaya berfikiran waras dan cerdas tentang kejadian alam semesta, serta mengambil I’tibar (pengajaran) dari padanya, bahwa kejadian alam yang cantik dan indah itu menjadi bukti yang nyata atas kekuasaan Allah Yang Maha Besar, pencipta alam dan pengaturnya2.
Zaman telah berubah dan akan terus berubah, peradaban umat manusia pun terus tumbuh dan berkembang sepanjang sejarah tanpa titik final. Dalam situasi demikian itu, jika hendak melihat arah perubahan dan masa depan kehidupan bangsa Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia, maka miniatur yang paling representatif adalah sistem yang diperankan oleh pendidikan pesantren dan para santrinya dalam melihat dirinya sendiri dan bangsanya. Tentu saja pembacaan atas dinamika pendidikan pesantren tidak bisa absen untuk mengikutkan berbagai pola pendidikan dan instrument-instrumen pengajaran yang ada di dalamnya.
Secara sosiologis, kaum santri memang bukan merupakan mayoritas dari hampir dua ratus juta penduduk Indonesia yang memeluk Islam. Namun wacana keagamaan (Islam) di Indonesia hampir mustahil dipisahkan dari dunia kehidupan kaum santri serta dinamika institusi pendidikan pesantren. Berbagai persoalan kebangsaan dan bagaimana mencari jalan pemecahan berbagai problem yang dihadapi bangsa ini bisa menjadi jelas dengan melihat kehidupan santri dengan dunia pesantrennya.
Pesantren sebagai te mpat hidup dan belajar para santri, bukan hanya sebagai institusi pendidikan tertua di negeri ini, tetapi juga merupakan saksi sejarah tentang berbagai perkembangan Indonesia sebagai bangsa di tengahtengah pergaulan dunia yang semakin fullgar (terbuka).
Dalam suasana damai, perang kemerdekaan, gegap gempita pembangunan, atau situasi paling kritis di akhir pemerintahan orde lama dan orde baru hingga gerakan reformasi sejak beberapa tahun lalu yang sampai saat ini belum menorehkan arah yang jelas, tidak pernah lepas dari perhatian dunia pendidikan pesantren. Walaupun kadang kala banyak orang yang tidak peduli atau memandang curiga terhadap penghuni “barak-barak” penuh kesederhanaan yang kaya kesadaran moral tersebut, sejarah menjadi saksi bahwa komunitas pesantren tidak pernah menempatkan diri di luar dinamika bangsanya.3
Di tengah krisis ekonomi dan politik yang mulai membawa ke wilayah paling fundamental, yaitu krisis moral yang membuat banyak warga negeri ini seperti putus asa dan kehilangan harapan, dunia pendidikan pesantren semakin terpanggil untuk berusaha memainkan peran membangkitkan kesadaran kebangsaan ketika banyak orang lebih peduli pada kelompoknya sendiri.
Peran yang dimainkan oleh pendidikan pesantren dan para santrinya ini, tentu saja harus diikuti dengan pembenahan kependidikannya dan dengan semakin meningkatkan dinamika internal kepesantrenannya. Disatu pihak, pesantren niscaya melakukan adaptasi terhadap kemajuan-kemajuan, baik dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang salah satunya terwujud dalam pesatnya arus informasi. Di pihak lain, pendidikan pesantren niscaya merespons khazanah sos ial-keagamaan dan sekaligus menjaga tradisi-tradisi lama yang telah ada.
Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam telah cukup jelas, berdasarkan pada tujuan dan orientasinya yang digali dari rujukan literatureliteratur Islam. Pesantren tumbuh dan berkembang atas cita-cita agama, yang mungkin saja hilang manakala motif dan corak keagamaannya hilang.
Dalam hal ini, dapat kita lihat dari makin berkurangnya para santri yang berminat menimba ilmu pengetahuan keagamaan di pesantern. Lebih dari itu peran pesantren sendiri dirasakan sangat sedikit yang memang benar-benar menjadi institusi yang mampu menghantarkan para santrinya agar memiliki kedalaman ilmu pengetahuan keagamaan.
Kondisi yang demikian menghantarkan pondok pesantren-pondok pesantren tidak lebih hanya sebagai museum reservium kelembagaan Islam, dan ia sekedar menjadi konsumsi para turis yang sedang berwisata ke Indonesia, ia tidak lagi menjadi pilar bagi tegaknya moralitas dan spiritualitas masyarakat. Oleh karena itu, pembenahan dalam pendidikan pesantren sudah harus dilakukan mulai saat ini dan seterusnya, mulai dari pembenahan kurikulum, metode sampai strategi aplikatif untuk mengamalkan pendidikan pesantren ke dalam kehidupan riil masyarakat.
Secara umum, tujuan pendidikan pesantren ini meliputi fungsi antara lain :
1. Mengkaji ilmu- ilmu agama khususnya ilmu-ilmu klasik (kitab kuning) dan mengamalkan ke dalam masya rakat.
2. Membentuk manusia muslim yang dapat melakukan ibadah mahdlah
3. Membentuk santri yang bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsanya dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah SWT.
4. Menjaga sekaligus melestarikan tradisi keagamaan yang lama dan menerima pembaruan-pembaruan yang lebih konstruktif bagi pengembangan santri dan lainnya.
Berbicara banyak tentang pendidikan pesantren, maka akan menunjukkan setiap masing-masing karakteristiknya. Seperti halnya, pendidikan pondok pesantren X. Di sana santri tidak hanya mendapatkan pengajaran kitab-kitab klasik saja namun santri juga memperoleh pengetahuan yang telah dijadikan kecakapan hidup tersendiri ketika si santri berhadapan langsung dengan masyarakat riil.
Pondok pesantren X merupakan salah satu dari sekian banyak pondok yang ada di jawa timur. Ia adalah sebuah bagian dari lembaga pendidikan yang berada pada naungan Yayasan Darut Taqwa. Sebuah institusi pendidikan pesantren tradisional yang dipadukan dengan pendidikan modern yang berdiri pada tahun 1985 M dan bertempat di jalan ponpes X No. 16 Pandean Sengonagung Purwosari X. 4
Perkembangan pendidikan pesantren ditentukan dari perspektif sang kiyai dalam memahami tentang pendidikan. Dalam hal ini, pondok pesantren X di asuh oleh putra pertama dari sebelas bersaudara dari pasangan KH. Bahruddin dan Ny. Siti Shofurotun. Dilahirkan di Carat Gempol X pada tanggal 09 Mei tahun 1953 M. 5
Berangkat dari sini, penulis akan mendiskripsikan tentang perkembangan pendidikan pesantren secara khusus di pondok pesantren X, yang kemudian diekspresikan dalam sebuah karya ilmiah yang diujikan (skripsi) dalam sebuah judul “Perspektif KH. Sholeh Bahruddin Dalam Meningkatkan Santri di Pondok Pesantren X”
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih memudahkan penulisan dan pembahasan skripsi, maka penulis merumuskan masalah yang akan dikaji. Adapun rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana latar belakang kehidupan KH. Sholeh Bahruddin ?
2. Bagaimana perspektif KH. Sholeh Bahruddin dalam meningkatkan santri di Pondok pesantren X ?
4 Yasir Arafat dan M. Saiful Makruf, Galak Gampil: Histori, profil, Dan khazanah pondok pesantren X, (X; Madrasah diniyah al-Mu”alimat darut Taqwa, 2006)
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu :
1. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan KH. Sholeh Bahruddin.
2. Untuk mengetahui perspektif yang dimiliki KH. Sholeh Bahruddin dalam meningkatkan santri di pondok pesantren X.
D. Kegunaan Penelitian (Urgency Research)
1. Signifikansi Akademik
Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan khazanah ilmu pengetahuan, khususnya masalah peranan pesantren dalam membangun pribadi yang berilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan keagamaan.
2. Signifikansi Sosial
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada umum betapa peranan pondok pesantren dapat menopang terwujudnya pribadi yang bertangung jawab, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
E. Definisi Operasional
** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN **
F. Metode Penelitian
** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN **
G. Sistematika Pembahasan
** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN **