Search This Blog

Showing posts with label skripsi pendidikan matematika dan ipa. Show all posts
Showing posts with label skripsi pendidikan matematika dan ipa. Show all posts
JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN MIPA

JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN MIPA


JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN MIPA


  • (KODE : PENDMIPA-0001) : SKRIPSI EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) YANG DIDUKUNG DIAGRAM V (VE) DAN TAI DIDUKUNG PETA KONSEP PADA MATERI POKOK HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINTAHUAN SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA X 
  • (KODE : PENDMIPA-0002) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DILENGKAPI MODUL DITINJAU DARI PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA X 
  • (KODE : PENDMIPA-0003) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PENGAJARAN IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD X 
  • (KODE : PENDMIPA-0004) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN PERHATIAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA SDN X 
  • (KODE : PENDMIPA-0005) : SKRIPSI HUBUNGAN HASIL BELAJAR PADA MATERI VIRUS DENGAN SIKAP TERHADAP KESEHATAN SISWA KELAS 1 SMU NEGERI X 
  • (KODE : PENDMIPA-0006) : SKRIPSI LOCAL SEARCH GENETIC ALGORITHM DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM 
  • (KODE : PENDMIPA-0007) : SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI LKS UNTUK PENGUATAN KONSEP MATERI POKOK EKOSISTEM 
  • (KODE : PENDMIPA-0008) : SKRIPSI PENGAMANAN PESAN RAHASIA MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI ELGAMAL ATAS GRUP PERGANDAAN ZP 
  • (KODE : PENDMIPA-0009) : SKRIPSI PENGARUH AGRESIVITAS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SEMESTER 2 SMP NEGERI 1 X 
  • (KODE : PENDMIPA-0011) : SKRIPSI PENGARUH METODE KOOPERATIF (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) YANG DIMODIFIKASI DENGAN PRAKTIKUM DENGAN MEMPERHATIKAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI POKOK PENENTUAN ΔH REAKSI SMAN X 
  • (KODE : PENDMIPA-0012) : SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE SCIENTIFIC INQUIRY DAN DEMONSTRASI DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI X 
  • (KODE : PENDMIPA-0013) : SKRIPSI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON-LINEAR METODE BISEKSI DAN METODE REGULA FALSI MENGGUNAKAN CARA KOMPUTASI 
  • (KODE : PENDMIPA-0014) : SKRIPSI PRESTASI BELAJAR KIMIA DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL, KEMAMPUAN PENALARAN, DAN KEMAMPUAN AWAL PADA SUB MATERI POKOK TEORI ASAM BASA ARRHENIUS PADA SISWA KELAS XI PROGRAM ILMU ALAM SEMESTER GENAP SMA X 
  • (KODE : PENDMIPA-0015) : SKRIPSI TINGKAT PENGUASAAN OPERASI HITUNG PADA BILANGAN PECAHAN MURID KELAS VI SDN X 
  • (KODE : PENDMIPA-0016) : SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN PAIKEM PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SISWA KELAS X SEMESTER II SMA X 
  • (KODE : PENDMIPA-0017) : PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DISERTAI KEY RELATION-CHART DAN MODUL DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI POKOK STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X SEMESTER GASAL SMA NEGERI X TAHUN PELAJARAN X 
  • (KODE : PENDMIPA-0018) : KORELASI ANTARA NILAI-NILAI RELIGIUS DAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA RANAH KOGNITIF 
  • (KODE : PENDMIPA-0019) : STUDI KOMPARASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME METODE INKUIRI, DEMONSTRASI DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA 
  • (KODE : PENDMIPA-0020) : PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BELAJAR SISWA KELAS VII 
  • (KODE : PENDMIPA-0021) : PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA TAHUN AJARAN X 
  • (KODE : PENDMIPA-0022) : ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL PROGRAM LINEAR PADA SISWA KELAS II SMA NEGERI X 
  • (KODE : PENDMIPA-0023) : PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN KINEMATIKA GERAK LURUS SMA TAHUN AJARAN X 
  • (KODE : PENDMIPA-0024) : EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE RESITASI PADA SUB POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI X TAHUN PELAJARAN X 
  • (KODE : PENDMIPA-0025) : EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) PADA LIMIT FUNGSI ALJABAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI-IA SEMESTER 2 SMA X TAHUN PELAJARAN X
  • (KODE : PENDMIPA-0026) : SKRIPSI EFEKTIVITAS MEDIA PRESENTASI MICROSOFT POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG MATA PELAJARAN MATEMATIKA (SMP KLS VIII)
  • (KODE : PENDMIPA-0027) : SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA 
  • (KODE : PENDMIPA-0028) : SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN TUTOR SEBAYA PADA INKUIRI TERBIMBING THD KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA SUBKONSEP SISTEM PERNAPASAN HEWAN (BIOLOGI KLS XI)
  • (KODE : PENDMIPA-0029) : SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK DAUN SIRSAK
  • (KODE : PENDMIPA-0030) : SKRIPSI ANALISIS KADAR KLOROFIL DAN PERTUMBUHAN AMARANTHUS TRICOLOR SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN TIMBAL
  • (KODE : PENDMIPA-0031) : SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMPN X DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA
  • (KODE : PENDMIPA-0032) : SKRIPSI ANALISIS KUALITAS ARGUMENTASI SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI EKOSISTEM DENGAN METODE DEBAT
  • (KODE : PENDMIPA-0033) : SKRIPSI ANALISIS SOAL BIOLOGI KELAS VII SMP PADA BUKU PEGANGAN GURU
  • (KODE : PENDMIPA-0034) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS FISIKA OUTDOOR DENGAN MENGGUNAKAN MODUL KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA (KELAS XI)
  • (KODE : PENDMIPA-0035) : SKRIPSI EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN CTL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA
  • (KODE : PENDMIPA-0036) : SKRIPSI EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DISERTAI MODUL PADA POKOK BAHASAN LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR SEGI EMPAT
  • (KODE : PENDMIPA-0037) : SKRIPSI EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA PENDEKATAN QUANTUM TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
  • (KODE : PENDMIPA-0038) : SKRIPSI EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI JAJARGENJANG, BELAH KETUPAT, LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM
  • (KODE : PENDMIPA-0039) : SKRIPSI EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE RESITASI PADA SUB POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI KELAS VIII SMPN X
  • (KODE : PENDMIPA-0040) : SKRIPSI EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN STRUKTURAL MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE
  • (KODE : PENDMIPA-0041) : SKRIPSI EKSPERIMENTASI PENGAJARAN KIMIA DENGAN METODE CTL POKOK BAHASAN ASAM BASA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA
  • (KODE : PENDMIPA-0042) : SKRIPSI HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA KELAS VII SMP
  • (KODE : PENDMIPA-0043) : SKRIPSI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SMA
  • (KODE : PENDMIPA-0044) : SKRIPSI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION DAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (SMP KELAS VIII)
  • (KODE : PENDMIPA-0045) : SKRIPSI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DIBANDING KOOPERATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA (MATEMATIKA SMP KELAS VII)
  • (KODE : PENDMIPA-0046) : SKRIPSI KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM POKOK BAHASAN BANGUN SEGIEMPAT (KELAS VII)
  • (KODE : PENDMIPA-0047) : SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN BERHITUNG MAPEL MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN X
  • (KODE : PENDMIPA-0048) : SKRIPSI KONTRIBUSI GAYA BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMAN X
  • (KODE : PENDMIPA-0049) : SKRIPSI MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS (MATEMATIKA SD KELAS VI)
  • (KODE : PENDMIPA-0050) : SKRIPSI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SD (ALAT KARTU BRIDGE)
  • (KODE : PENDMIPA-0051) : SKRIPSI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP
  • (KODE : PENDMIPA-0052) : SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK KECIL (MATEMATIKA SD KELAS IV)
  • (KODE : PENDMIPA-0053) : SKRIPSI MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN JAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-PAIR-SHARE DAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMPN X
  • (KODE : PENDMIPA-0054) : SKRIPSI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS V SEBAGAI IMPLEMENTASI KBK
  • (KODE : PENDMIPA-0055) : SKRIPSI PEMANFAATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS 2 SMA
  • (KODE : PENDMIPA-0056) : SKRIPSI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DITINJAU DARI HASIL PEMBERIAN TUGAS PADA SUB POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DI SMP X
  • (KODE : PENDMIPA-0057) : SKRIPSI PEMBELAJARAN FISIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA DI SMP
  • (KODE : PENDMIPA-0058) : SKRIPSI PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
  • (KODE : PENDMIPA-0059) : SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA
  • (KODE : PENDMIPA-0060) : SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA (KELAS VII)
  • (KODE : PENDMIPA-0061) : SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP
  • (KODE : PENDMIPA-0062) : SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
  • (KODE : PENDMIPA-0063) : SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMA
  • (KODE : PENDMIPA-0064) : SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (KELAS VII)
  • (KODE : PENDMIPA-0065) : SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI REACT UNTUK MENONGKATKAN KOMPETENSI STRATEGIS SISWA KELAS X
  • (KODE : PENDMIPA-0066) : SKRIPSI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X
  • (KODE : PENDMIPA-0067) : SKRIPSI PENGARUH MEDIA KIT IPA SEQIP TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V
  • (KODE : PENDMIPA-0068) : SKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR DAN POLA INTERAKSI SISWA SMA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI (BIOLOGI KELAS XI)
  • (KODE : PENDMIPA-0069) : SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VIII SMP X
  • (KODE : PENDMIPA-0070) : SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
  • (KODE : PENDMIPA-0071) : SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN MELALUI STRATEGI HEURISTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X
  • (KODE : PENDMIPA-0072) : SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PD POKOK BAHASAN LINGKARAN
  • (KODE : PENDMIPA-0073) : SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
  • (KODE : PENDMIPA-0074) : SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VCD DAN CD GAME TERHADAP PRESTASI BELAJAR
  • (KODE : PENDMIPA-0075) : SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN POWER POINT DALAM PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR (KELAS X)
  • (KODE : PENDMIPA-0076) : SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN TUGAS DAN RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 2 SMP X
  • (KODE : PENDMIPA-0077) : SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PD SISWA KELAS III SD
  • (KODE : PENDMIPA-0078) : SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PH LARUTAN CAMPURAN ASAM DAN BASA MELALUI LEMBAR KERJA MANDIRI KELOMPOK REMIDI KELAS XI
  • (KODE : PENDMIPA-0079) : SKRIPSI PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF DAN CERAMAH PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP X
  • (KODE : PENDMIPA-0080) : SKRIPSI PERBANDINGAN METODE ROLE PLAYING DENGAN METODE CERAMAH EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TATA SURYA DI KELAS 6 SD
  • (KODE : PENDMIPA-0081) : SKRIPSI PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (BIOLOGI KELAS XI)
  • (KODE : PENDMIPA-0082) : SKRIPSI REMIDIASI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DILENGKAPI PEMBERIAN TUGAS PADA POKOK BAHASAN TEKANAN DI SMP
  • (KODE : PENDMIPA-0083) : SKRIPSI STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN (AKSELERASI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MTS X
  • (KODE : PENDMIPA-0084) : SKRIPSI USAHA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SOAL CERITA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU DAN POSTER DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD
  • (KODE : PENDMIPA-0085) : SKRIPSI ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP BIOLOGI PADA KONSEP MONERA (KLS X) [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : PENDMIPA-0086) : SKRIPSI EFEKTIVITAS METODE DRILL BERBANTUAN SMART MATHEMATICS MODULE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA (KLS XI) [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : PENDMIPA-0087) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA (KLS V) [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : PENDMIPA-0088) : SKRIPSI KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM OPEN ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK (KLS VII) [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : PENDMIPA-0089) : SKRIPSI PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA (KLS V) [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : PENDMIPA-0090) : SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KESIAPAN GURU SMA DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : PENDMIPA-0091) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR ACTIVITIES) DALAM MATA PELAJARAN IPA (KLS III) [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : PENDMIPA-0092) : SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (KLS V) [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : PENDMIPA-0093) : SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN OUTDOOR ACTIVITIES PADA MATA PELAJARAN IPA SD [[ LIHAT BAB I ]]
  • (KODE : PENDMIPA-0094) : SKRIPSI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISTEM SARAF DAN HORMON PADA MANUSIA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMA [[ LIHAT BAB I ]]

SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN TUTOR SEBAYA PADA INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA SUBKONSEP SISTEM PERNAPASAN HEWAN

SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN TUTOR SEBAYA PADA INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA SUBKONSEP SISTEM PERNAPASAN HEWAN


(KODE : PENDMIPA-0028) : SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN TUTOR SEBAYA PADA INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA SUBKONSEP SISTEM PERNAPASAN HEWAN




BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Dalam BNSP 2006, materi sistem pernapasan hewan di tingkat SMA memiliki kompetensi dasar yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung). Kompetensi minimal dari kompetensi dasar tersebut adalah kemampuan menjelaskan. Berdasarkan kompetensi minimal menjelaskan tersebut, pada umumnya guru-guru menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi sistem pernapasan hewan. Selain penyampaian materi di kelas dengan metode ceramah, guru pun pada umumnya melakukan praktikum pernapasan hewan. Berkaitan dengan mata pelajaran biologi yang bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses, maka kemampuan keterampilan proses sains dianggap penting untuk ditingkatkan dalam pembelajaran biologi termasuk pada materi sistem pernapasan hewan.
Pada pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, siswa diarahkan untuk terbiasa membangun pengetahuan lewat suatu proses yang harus dilaluinya sehingga mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep. Keterampilan proses sains yang dapat dikuasai oleh siswa diantaranya kemampuan observasi, interpretasi, klasifikasi, prediksi, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan melaksanakan percobaan/eksperimentasi (Rustaman et al., 2003).
Dengan penggunaan metode ceramah dalam menyampaikan materi sistem pernapasan hewan yang umumnya dilakukan oleh guru-guru di lapangan, maka kemampuan keterampilan proses sains siswa tidak dapat tergali. Begitu juga dengan praktikum yang biasa dilakukan di lapangan, guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah ditentukan langkah kerjanya sehingga siswa melaksanakan praktikum hanya berdasarkan langkah-langkah kerja yang telah ada. Hal ini dapat menyebabkan kemampuan keterampilan proses sains siswa menjadi tidak berkembang dan tidak semua keterampilan proses sains dapat dimunculkan. Untuk itu perlu dilakukan suatu pendekatan dalam kegiatan praktikum agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa. Salah satu pendekatan dalam kegiatan praktikum yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa adalah pendekatan inkuiri. Hal ini dikarenakan pendekatan inkuiri dapat mengarahkan siswa kepada penyelidikan dan penemuan yang dapat menciptakan kegiatan menjadi berpusat pada siswa, membentuk konsep diri, memperoleh pengalaman-pengalaman bam, serta menggunakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk memecahkan masalah. Keinginan siswa akan terpacu sehingga memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan jawaban.
Dettrick (Rustaman et al, 2003 : 110) menyatakan bahwa pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian. Dalam pendekatan inkuiri berarti guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman. Pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan inkuiri bebas atau inkuiri terbuka (open-ended inquiry). Perbedaan antara keduanya terletak pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya. Pada inkuiri terbimbing guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Inkuiri terbimbing dapat dilakukan pada awal suatu pelajaran untuk siswa yang belum terbiasa, untuk kemudian dapat diikuti oleh open-ended inquiry atau inkuiri terbuka (Rustaman et al, 2003 : 110-111). Pembelajaran inkuiri masih jarang diterapkan di SMA, maka penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran sebaiknya menggunakan inkuiri terbimbing, hal ini dikarenakan siswa masih membutuhkan bimbingan atau arahan dari guru.
Adapun dalam penelitian-penelitian sebelumnya telah diteliti mengenai keterampilan proses sains siswa pada praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada konsep pencemaran dan sistem ekskresi (Suramiharja, 2005 dan Elvan, 2007). Penelitian yang telah dilakukan oleh Suramiharja (2005) didapatkan hasil bahwa belum semua keterampilan proses sains siswa muncul dalam pembelajaran, sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Elvan (2007) didapatkan hasil bahwa semua aspek keterampilan proses sains telah muncul namun ada beberapa keterampilan proses sains yang belum dapat dicapai dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa agar menjadi lebih baik diperlukan adanya penerapan suatu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini yaitu tutor sebaya. Hal ini dikarenakan dengan adanya penerapan tutor sebaya pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing diharapkan siswa yang lebih cekatan dan memiliki kemampuan yang lebih akan mengajarkan dan memberi arahan kepada teman sekelompoknya sehingga teman sekelompoknya akan lebih termotivasi dan tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang dipahami.
Tutor sebaya adalah suatu strategi pembelajaran yang dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh siswa seangkatan atau satu kelas yang ditunjuk oleh guru dengan berbagai pertimbangan. Adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu bertanya. Strategi pembelajaran ini dapat pula berperan mengungkap ketiga aspek tujuan belajar, yakni aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik (Setianingsih, 2008). Strategi pembelajaran dengan tutor sebaya mampu memfasilitasi siswa yang kemampuannya berbeda-beda. Adanya perbedaan kemampuan tersebut dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan lain-lain (Slameto, 2003).
Tutor sebaya terkait dengan relasi siswa dengan siswa karena siswa yang mempunyai pengetahuan lebih tentang materi yang dipelajari dapat menjadi tutor dengan menunjukkan kepedulian dan tanggung jawabnya terhadap teman-temannya, sehingga siswa tersebut dapat mengaktualisasikan kemampuan lebihnya untuk bersikap peduli terhadap teman-temannya yang kurang mampu dan menyuburkan rasa bertanggung jawab bersama dalam belajar serta menumbuhkan rasa percaya diri. Dengan mekanisme belajar seperti ini, siswa dapat belajar dari teman sebayanya dan diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar baik prestasi perorangan maupun klasikal (Arikunto, 1992). Dengan demikian, penerapan tutor sebaya pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing diharapkan dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada subkonsep sistem pernapasan hewan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : "Bagaimana pengaruh peranan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada subkonsep sistem pernapasan hewan ?"
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dijabarkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran sistem pernapasan hewan sebelum dilibatkannya tutor sebaya pada inkuiri terbimbing dibandingkan dengan tanpa tutor sebaya ?
2. Bagaimana keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran sistem pernapasan hewan sesudah diterapkannya pembelajaran dengan penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing dibandingkan dengan tanpa tutor sebaya ?
3. Bagaimana pencapaian tiap aspek dari keterampilan proses sains siswa antara pembelajaran dengan penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing dibandingkan dengan tanpa tutor sebaya ?
4. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran sistem pernapasan hewan dengan penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing ?

C. Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu meluas dalam pelaksanaannya, maka permasalahan dibatasi dalam hal berikut ini :
1. Tutor sebaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa sekelas yang usianya sama yang dipilih berdasarkan nilai pada semester sebelumnya.
2. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah kegiatan praktikum mengenai laju konsumsi oksigen pada hewan.
3. Pengaruh yang diukur dalam penelitian ini yaitu peningkatan keterampilan proses sains siswa yang menggunakan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing dibandingkan dengan kelas kontrol yang tanpa tutor sebaya.
4. Keterampilan proses sains dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains yang terdiri atas observasi , interpretasi, klasifikasi, prediksi, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, dan melaksanakan percobaan.
5. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA X semester genap yang diambil sebanyak dua kelas.

D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada subkonsep sistem pernapasan hewan.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak, diantaranya :
1. Bagi siswa
a) Mengembangkan kemampuan keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan praktikum, seperti observasi, interpretasi, klasifikasi, prediksi, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan melaksanakan percobaan/eksperimentasi.
b) Memberikan pengalaman belajar mandiri dengan penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing.
c) Memberikan motivasi dan suasana baru pada siswa dalam belajar dengan penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing.
d) Meningkatkan interaksi sosial siswa dengan penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing.
e) Mengembangkan sikap ilmiah.
2. Bagi guru
a) Membantu guru untuk memperoleh gambaran dan informasi mengenai keterampilan proses sains yang dimiliki siswa dalam pembelajaran.
b) Dapat digunakan sebagai rujukan dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
c) Dapat digunakan sebagai rujukan dalam penentuan strategi dan pendekatan pembelajaran yang sesuai.
3. Bagi peneliti lain
a) Dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian yang sejenis pada konsep biologi lainnya.
SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA

SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA


(KODE : PENDMIPA-0027) : SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA




BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pada dasarnya kemajuan pendidikan salah-satunya tergantung dari apa yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih mengembangkan profesionalisme dalam membelajarkan siswa dalam fungsinya sebagai fasilitator pembelajaran. Terdapat banyak teori pembelajaran yang dikembangkan para ahli dalam upaya memberikan masukan serta pengetahuan bagi para guru yang bertujuan untuk menjadikan siswa didikannya unggul dan menjadi jaminan bagi masa depan siswa itu sendiri baik yang akan melanjutkan pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat.
Proses pembelajaran di kelas adalah salah satu tahap yang sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan terhadap berbagai komponen seperti : siswa, guru, indikator pembelajaran, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi. Guru sebagai salah satu mediator dan komponen pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena guru terlibat langsung di dalamnya.
Dari penelitian yang dilakukan Wardiman Djojonegoro ternyata diketahui bahwa mata pelajaran fisika dirasa sebagai mata pelajaran paling sulit di sekolah sehingga kurang disenangi siswa (Fatimah, 2003 : 04). Ini adalah paradigma yang sudah tidak asing lagi bagi para guru fisika yang harus dipecahkan para guru.
Telah dilakukan wawancara dan observasi di salah satu SMA Negeri di X mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran fisika di dalam kelas, yaitu :
1. Wawancara terhadap siswa tentang mata pelajaran fisika
Pendapat siswa tentang pembelajaran fisika umumnya sama yaitu : belajar fisika sangat sulit karena banyak mmusnya, banyak yang harus dihafal, belajarnya membosankan, soalnya susah dikerjakan, tidak mengerti konsepnya, tidak terbayangkan kejadiannya fisisnya, dan permasalahan lain. Berdasarkan jawaban siswa ini dapat dilihat bahwa pembelajaran fisika banyak dilakukan dengan memberi konsep-konsep fisika tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa maupun yang ada di sekitarnya atau dengan kata lain siswa belajar menghafal konsep dan bukan menguasai konsep sehingga belajar fisika kurang bermakna dengan tidak terbentuk konstmksi konsep fisika yang benar. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Dahar (1996 : 115) bahwa salah satu keluhan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan MIPA adalah siswa hanya menghafal tanpa memahami benar isi pelajaran.
2. Observasi pelaksanaan pembelajaran fisika
a. Pembelajaran fisika di kelas berpusat pada guru {teacher centre), siswa hanya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru.
Pada prosesnya ada beberapa siswa yang bertanya, namun umumnya kurang dari 10 orang (kurang dari 25%) dan itu pun siswa yang itu-itu saja.
b. Pembelajaran dimulai dengan guru memberikan pertanyaan "Kita sudah sampai mana ?" atau dengan kata lain guru tidak mengetahui pencapaian pembelajaran di kelas dan tidak melakukan apersepsi ataupun penggalian konsep awal.
c. Pada kegiatan inti, siswa mengeksplorasi buku paket saja yang telah disediakannya, kemudian dilakukan latihan-latihan soal.
d. Pada kegiatan penutup tidak ada refleksi dan penguatan konsep sehingga tidak ada umpan balik untuk siswa maupun guru.
3. Wawancara dengan guru tentang hasil belajar mata pelajaran fisika
a. Nilai fisika selalu rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Untuk semester ganjil nilai rata-rata pelajaran fisika kelas XII IPA adalah 4,06, nilai rata-rata ini lebih kecil dari rata-rata nilai mata pelajaran lain.
b. Motivasi belajar fisika siswa rendah dengan sedikitnya siswa yang berperan aktif dalam pembelajaran.
c. Waktu belajar yang relatif pendek (sedikit).
d. Kurangnya fasilitas laboratorium di sekolah.
e. Penguasaan konsep fisika siswa rendah, siswa hanya menghafal saja.
f. Jika meninjau indikator penguasaan konsep yang digunakan dalam penelitian ini siswa lemah dalam lima indikator yaitu : kemampuan menyimpulkan, kemampuan meramalkan, kemampuan mengelompokkan, kemampuan menjelaskan, dan kemamp;uan menghitung.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, maka yang menjadi masalah utama adalah prosedur atau tahapan pembelajaran yang belum sistematis yang dilakukan guru dalam kelas, sehingga hasil belajar siswa kurang dari apa yang diharapkan. Untuk itu diperlukan sebuah model yang senantiasa digunakan dan dikembangkan oleh guru untuk mengkonstruksi konsep fisika siswa dengan benar. Confrey dalam Suherman, dkk. (2003 : 77) menyatakan bahwa dengan mengkonstruksi pemahaman, maka pada diri siswa akan terbentuk sesuatu yang cocok dengan pendapat para ahli (konsep) dan siswa akan memperoleh kemampuan untuk menjustifikasi dan mempertahankan pendapatnya.
Belajar siswa berkaitan dengan motivasi belajarnya, dalam hal ini hubungan antar siswa di kelas harus terjalin dengan baik. Siswa yang merasa tidak diterima oleh kelasnya akan merasa tidak betah berada dalam kelasnya itu, sehingga motivasi belajarnya pun berkurang (Karso, 1993-1994 : 108). Oleh karena itu, guru perlu melakukan tindakan pengkondisian dimana siswa dapat melakukan kerja sama dalam kelompok yang lebih kecil dan salah satu strateginya adalah dengan pembelajaran berkelompok atau kooperatif, misalnya dengan pemberian tugas dan kerja kelompok.
Motivasi belajar juga terpengaruh oleh keterlibatan siswa dalam proses belajar. Ketika siswa merasa telah terlibat dalam suatu proses pembelajaran, maka akan timbul kepercayaan diri dan semangat belajar lebih. Untuk itu, pembelajaran yang berpusat pada siswa sangat disarankan dilakukan para guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Mengingat proses belajar siswa yang tergantung motivasi seperti yang telah diuraikan, maka penulis merasa perlu untuk memilih metode pembelajaran yang mencakup keduanya yaitu pembelajaran yang bersifat kooperatif dan pembelajaran yang berpusat pada siswa serta mampu mengkonstruksi pengetahuan konsep siswa. Untuk itu, penulis meneliti tentang penerapan pembelajaran think-talk-write yang termasuk pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa. Selain itu, jika ditinjau dari langkah-langkah pembelajarannya model think-talk-write juga termasuk model pembelajaran yang beraliran konstruktivisme.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang model pembelajaran think-talk-write dalam upaya meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa SMA dengan judul "Penerapan Pembelajaran Think-Talk-Write untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA yang dilakukan pada pokok bahasan fluida statis pada kelas XI IPA.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dibuat perumusan masalah penelitian, yaitu :
1. Apakah penerapan pembelajaran think-talk-write dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa SMA ?
2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran think-talk-write ?

C. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas untuk meningkatkan kemampuan penguasaan konsep fisika saja yang dilakukan kepada siswa SMA dan bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran think-talk-write yang diterapkan ketika peneliatan dilaksanakan.
Indikator penguasaan konsep yang dievaluasi dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam, menjelaskan, menyimpulkan, mengelompokkan, meramalkan, dan menghitung dalam mata pelajaran fisika. Penguasaan konsep fisika diukur dengan menggunakan soal-soal yang telah disesuaikan indikatornya dengan indikator penguasaan konsep yang dibutuhkan.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui apakah model pembelajaran think-talk-write ini dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa SMA pokok bahasan Fluida Statis.
2. Mengetahui bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran think-talk-write ini.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu siswa, peneliti, dan guru.
Manfaat bagi siswa adalah dapat membantu meningkatkan penguasaan konsep siswa untuk dipergunakan dalam menyelesaikan permasalahan fisika dalam bentuk soal, dan sebagai gambaran bagi siswa dalam memahami cara-cara belajar dan dapat membandingkannya antara pembelajaran dengan prosedur pembelajaran think-talk-write dengan pendekatan atau model pembelajaran lainnya.
Manfaat bagi peneliti yaitu dapat memberikan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian tentang model pembelajaran dan variasi model pembelajaran, memberikan wawasan baru bagi pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam penyusunan atau pengembangan teori pendidikan bagi pelaksanaan pendidikan, dan memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika.
Manfaat bagi guru yaitu dapat memberikan masukan dan gagasan tentang model pembelajaran, dan dapat mengetahui sejauh mana penguasaan konsep fisika yang diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga guru mampu melihat perkembangan kemampuan siswanya.
SKRIPSI EFEKTIVITAS MEDIA PRESENTASI MICROSOFT POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SKRIPSI EFEKTIVITAS MEDIA PRESENTASI MICROSOFT POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG MATA PELAJARAN MATEMATIKA


(KODE : PENDMIPA-0026) : SKRIPSI EFEKTIVITAS MEDIA PRESENTASI MICROSOFT POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG MATA PELAJARAN MATEMATIKA




BAB I
PENDAHULUAN 


A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan juga perguruan tinggi. Sebagai guru yang mengajarkan matematika, tentunya harus dapat meyakinkan siswa mengapa matematika dipilih untuk diajarkan di sekolah. Ada beberapa alasan tentang perlunya belajar matematika di sekolah. Dari bebagai alasan, para ahli (Russefendi,1991 ; Karso,1992 ; Abdurahman,1996) tentang perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan sarana yang sangat penting bagi manusia yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan symbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diketahui bahwa dalam tata kehidupan masyarakat saat ini, hampir tidak ada kegiatan yang tanpa melibatkan kemampuan dan keterampilan matematika.
Secara umum tujuan pembelajaran matematika di sekolah, selain menumbuhkembangkan kemampuan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, adalah membantu siswa dalam mengembangkan berbagai cara atau metode yang sesuai dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsep matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti bahwa siswa tidak hanya mampu mendemonstrasikan kecakapan keterampilan tentang konsep-konsep matematika di kelas, melainkan siswa juga diberi kesempatan untuk menggunakan konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan tersebut dalam dunia nyata, sehingga konsep dan keterampilan yang dipelajarinya menjadi bermakna.
Berdasarkan prestasi belajar yang harus dicapai, pada dasarnya terdapat dua dimensi yang harus dipelajari siswa dalam belajar matematika sebagaimana dikemukakan oleh Lerner (Abdurahman,1996 : 219), yaitu dimensi kuantitatif dan dimensi kualitatif. Yang dimaksud dimensi kuantitatif adalah suatu pemahaman tentang konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan matematika yang meliputi aspek-aspek aritmatika (baik mengenai bilangan maupun operasinya); dan geometri (baik bangun datar, bangun ruang maupun pengukurannya) yang diperoleh siswa melalui pembelajaran. Pada dimensi ini hasil pembelajaran siswa belum mencapai yang sesungguhnya, karena apa yang dipelajarinya belum dapat difungsikan dalam kehidupannya.
Adapun dimensi kualitatif merupakan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep dan keterampilan yang diperolehnya dalam memecahkan persoalan (problem solving) matematika secara nyata didalam kehidupan mereka, sehingga konsep dan keterampilan tersebut menjadi fungsional. Dalam dimensi kualitatif, aplikasi konsep dan keterampilan tersebut temtama berkaitan dengan aspek mang, waktu, dan pengukuran. Operasionalisasi dari dimensi kualitatif ini diwujudkan dalam bentuk soal cerita.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan (wawancara dengan salah seorang guru matematika di Sekolah Menengah Pertama yang sekaligus sebagai Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Matematika Kota X, diperoleh data sebagai hasil analisis evaluasi guru matematika dimana terdapat 50% dari siswa SMP kelas VIII, khususnya SMP 8 Kota X belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM yang diharapkan 7,1; sedangkan nilai yang diperoleh = 6,7); 25% dari mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita temtama yang terkait dengan pengukuran bangun ruang; misalnya membaca gambar menentukan luas permukaan maupun volume limas atau prisma melalui gambar yang ditemukan. Apabila di Kota X terdapat 10 buah SMP Negeri yang masing-masing sekolah terdiri dari tujuh kelas VIII, setiap kelas terdiri dari 40 orang, dan 22 buah SMP Swasta yang tiap sekolahnya terdiri dari empat kelas VIII. Ini berarti ada 350 siswa SMP Negeri kelas VIII dan 440 siswa SMP Swasta kelas VIII (790 siswa) yang mengalami kesulitan dalam meyelesaikan soal-soal bangun ruang.
Sehubungan dengan situasi tersebut Nuriana (2007 : 1) dalam penelitiannya tentang pengamh model "Creative Problem Solving' dengan media Video Compact Disk dalam pembelajaran matematika mengemukakan bahwa : "sampai saat ini masih banyak ditemui kesulitan siswa untuk mempelajari konsep geometri temtama bangun ruang, khususnya pada siswa kelas VIII semester 2.
Berdasarkan situasi tersebut terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Disatu pihak, materi yang diajarkan sudah sesuai dengan perkembangan siswa, namun di pihak lain, prestasi yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan belajar siswa, misalnya faktor karakteristik materi atau bahan yang diajarkan, strategi pembelajaran dan atau media pembelajaran yang digunakan guru.
Ditinjau dari karakteristik materi atau bahan pelajaran, materi bangun ruang pada dasarnya merupakan materi yang besifat abstrak. Sehubungan dengan ini Fowler (Suyitno, 2000 : 37) mengemukakan bahwa :
"Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak, sehingga untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa"
Pernyataan di atas mengimplikasikan bahwa dalam mengajarkan materi bangun ruang dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep tersebut sehingga memudahkan pencapaian kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang ditentukan.
Banyak alternatif pilihan media yang dapat digunakan guru sebagai alat bantu dalam menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satunya adalah media komputer. Menurut Shute & Grandell (1994 : 177) bahwa dari tahun ke tahun pembelajaran dengan menggunakan komputer semakin meningkat, lebih dari tiga dekade komputer telah menunjukkan kemajuan yang sangat berarti dalam peranannya sebagai media pembelajaran. McDonough, et. al. (1989 : 155) mengemukakan tentang beberapa keuntungan penggunaan komputer dalam pembelajaran seperti memberikan stimulus untuk belajar, menciptakan efek audio dan visual, membantu recalling (pemanggilan kembali) konsep, mengaktifkan respon siswa, mendorong cara belajar interaktif, membebaskan guru dari tugas-tugas yang berulang dan menyediakan sumber belajar yang telah dimodifikasi.
Banyak jenis program komputer yang dapat dijadikan media penunjang untuk meningkatkan motivasi, atensi serta kemampuan (kognitif, afektif, psikomotor siswa) dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu program di antaranya adalah Micrososft (MS) Power Point. Sebagai media aplikasi, MS Power Point merupakan sebuah program pendekatan persentasi dengan menggunakan sistem grafik dan gambar dengan cara menampilkan slide yang disertai penjelasan secara lisan dari topik-topik tertentu. Program ini biasanya digunakan secara luas dalam bisnis maupun dalam pembelajaran di sekolah, kampus, serta pelatihan-pelatihan yang dirasakan sangat efektif dan efisien jika dilakukan di kelas. Selain fungsi-fungsi tersebut program ini juga dapat dijadikan latihan-latihan bagi penguatan siswa dalam penguasaan materi.
Melalui program MS Power Point, di samping siswa mendapatkan materi yang mengandung unsur gabungan dari unsur-unsur audio-visual, program ini juga memberikan pilihan menu-menu yang dikemas secara menarik dengan adanya gabungan unsur grafis, animasi, dan sound. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian atau atensi serta motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang tentunya akan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya dan dapat memberikan pengalaman yang lebih, karena pada saat media ini digunakan ada dua indera yang berperan secara bersamaan yaitu indera penglihatan dan pendengaran. Hal ini dipertegas oleh Arsyad (2003 : 148) yang mengemukakan bahwa :
"Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, media audio-visual dapat digunakan untuk : 1) mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar maupun apa yang dilihat; 2) mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang beda jauh dari lokasi; 3) menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa; 4) menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah".
Oleh karena itu dengan menggunakan bantuan media MS Power Point proses pembelajaran di kelas diharapkan tidak monoton dan dapat menarik atensi belajar siswa supaya lebih aktif dalam mendalami materi yang disampaikan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka muncul permasalahan apakah media MS Power Point dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SLTP khususnya dalam kemampuan memahami bangun ruang ?. Untuk menjawab permasalahan tersebut perlu diadakan penelitian lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada penggunaan media MS Power Point untuk meningkatkan prestasi siswa SMP dalam belajar matematika khususnya materi bangun ruang. Masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : "Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media presentasi Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang belajar tanpa menggunakan media persentasi Microsoft Power Point ?" . Untuk lebih jelas, rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media presentasi Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang belajar tanpa menggunakan media persentasi Microsoft Power Point pada aspek pengetahuan tentang bangun ruang ?
2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media presentasi Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang belajar tanpa menggunakan media persentasi Microsoft Power Point pada aspek pemahaman tentang bangun ruang ?
3. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media presentasi Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang belajar tanpa menggunakan media persentasi Microsoft Power Point pada aspek penerapan tentang bangun ruang ?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media Microsoft Power Point terhadap peningkatan prestasi belajar bangun ruang pada siswa SMP. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang obyektif tentang :
1. Perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa media persentasi Microsoft Power Point pada aspek pengetahuan tentang bangun ruang.
2. Perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa media persentasi Microsoft Power Point pada aspek pemahaman tentang bangun ruang.
3. Perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa media persentasi Microsoft Power Point pada aspek penerapan tentang bangun ruang.

D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam memahami teori-teori, khususnya yang terkait dengan media pembelajaran matematika dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menentukan pilihan media pembelajaran matematika bagi siswa Sekolah Menengah Pertama yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mereka.
Eksperimentasi Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) Pada Limit Fungsi Aljabar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas XI

Eksperimentasi Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) Pada Limit Fungsi Aljabar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas XI

(Kode PENDMIPA-0025) : Eksperimentasi Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) Pada Limit Fungsi Aljabar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas XI-IA Semester 2 SMA X Tahun Pelajaran X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Di dalam dunia pendidikan, mata pelajaran matematika tergolong mata pelajaran yang sulit. Hal ini terlihat dari hasil atau nilai tes yang diperoleh siswa menunjukkan nilai yang kurang memuaskan. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, pemerintah telah berupaya untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan cara pengubahan kurikulum, penggunaan metode baru dalam pembelajaran, dan lain sebagainya. Namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan terutama matematika.
Metode dan kurikulum merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi siswa yang berasal dari luar. Selain itu, faktor yang berasal dari dalam diri siswa juga sangat berpengaruh yaitu aktivitas belajar, kemampuan awal, minat, dan lain sebagainya.
Mutu pendidikan ditingkatkan dengan memperbaiki mutu pembelajaran. Dimana pembelajaran itu sendiri merupakan perpaduan antara kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Mengajar tidak hanya memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi juga menciptakan situasi yang dapat membawa siswa belajar aktif untuk mencapai perubahan tingkah laku. Namun pada praktiknya banyak dijumpai guru yang gagal membawa siswanya belajar, mungkin dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat. Guru yang mengajar seolah-olah hanya dia yang paling tahu dan menguasai, menjawab semua soal dan pertanyaan yang diajukan olehnya ataupun siswanya untuk berinteraksi dalam menjawab akan mengesankan bahwa yang belajar bukannya siswa tetapi guru.
Matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah atau yang biasa disebut matematika sekolah berbeda dengan matematika sebagai ilmu. Matematika sekolah terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan kemampuan dan membentuk pribadi siswa serta berpedoman pada perkembangan IPTEK. Atas dasar hal tersebut guru seharusnya dapat mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan materi dan keterampilan matematika tetapi juga menanamkan nilai-nilai matematika dalam diri siswa. Hasil akhir yang diharapkan dari belajar matematika adalah dapat membawa siswa dalam mencapai kedewasaan baik dalam berfikir, bersikap, dan bertindak, bukannya putus asa jika tidak bisa mengerjakan dengan benar dan tidak bisa memahami konsep dengan cepat.
Pada proses belajar mengajar matematika, suatu metode pembelajaran belum tentu cocok untuk setiap materi pokok yang ada. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang berlaku sekarang ini terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran diantaranya Student Team Achievement Division (STAD), Problem Based Learning (PBL), Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK), dan sebagainya.
Pada proses belajar mengajar guru dihadapkan pada siswa dengan aktivitas belajar yang berbeda-beda dalam belajar matematika. Belajar pada prinsipnya adalah perbuatan untuk mengubah tingkah laku, sehingga belajar adalah aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Begitu pula dengan belajar matematika diperlukan aktivitas belajar, karena belajar matematika adalah belajar konsep dari yang sederhana sampai yang bersifat kompleks. Namun pada kenyataannya karena terbatasnya waktu, pembelajaran matematika sekarang ini masih banyak bertumpu pada aktivitas guru dimana siswa masih dibatasi aktivitasnya berdasarkan perintah guru. Hal ini menyimpang dari arti belajar yang sebenarnya, akibatnya hasil belajar matematika siswa kurang memuaskan.
Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi Limit Fungsi yaitu pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan siswa yang rata-ratanya masih rendah. Pada materi ini siswa mengalami kesulitan dalam menghitung nilai limit fungsinya. Dalam menentukan limit fungsi aljabar di suatu titik dan di titik tak terhingga siswa kesulitan untuk memilih cara mana yang sesuai untuk menyelesaikan soal karena belum bisa mencermati bentuk-bentuk soalnya. Selain itu siswa juga kesulitan dalam memfaktorkan, mengalikan dengan faktor sekawan, membagi dengan pangkat tertinggi, dan mengaplikasikan sifat-sifat limit fungsi untuk mencari nilai limit suatu fungsi.
Untuk mengatasi hal ini, penulis tertarik untuk menerapkan metode Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar. Di dalam metode ini kelas disusun atas kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas empat atau lima siswa dengan kemampuan berbeda yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Siswa diharapkan dapat bekerja sama dalam kelompok tersebut dan bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok yang diberikan oleh guru. Adapun aktivitas siswa antara lain mengikuti penjelasan guru secara aktif, bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif, berdiskusi, dan sebagainya.
Kelebihan dari metode PISK ini adalah siswa akan lebih memahami apa yang diperolehnya, karena siswa mencari sendiri pengetahuan tentang materi tersebut. Selain itu, siswa dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya sehingga dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam KBM. Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh metode PISK tersebut diharapkan dapat memberikan solusi yang baik untuk mengatasi kesulitan siswa khususnya pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan prestasi belajar, dan penyimpanan materi pelajaran lebih lama.
Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti apakah penggunaan metode Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) ditinjau dari aktivitas belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar menjadi lebih baik khususnya mata pelajaran matematika pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat muncul masalahmasalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagi seorang guru, mengajar tidak hanya memindahkan pengetahuan tetapi juga menciptakan situasi yang dapat membawa siswanya belajar, namun pada praktiknya banyak dijumpai guru yang gagal membawa siswanya belajar yang mungkin dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat. Terkait dengan hal ini, dapat diselidiki apakah jika metode pembelajaran guru matematika diubah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Matematika sekolah berbeda dengan matematika sebagai ilmu, sehingga guru dalam mengajar seharusnya tidak hanya sekedar menyampaikan materi dan keterampilan matematika tetapi juga menanamkan nilai-nilai matematika dalam diri siswa. Sehubungan dengan hal ini, dapat diteliti apakah jika guru dalam mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan materi dan keterampilan matematika tetapi juga menanamkan nilai-nilai matematika dalam diri siswa akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Limit Fungsi Aljabar masih dipandang sebagai materi yang sulit oleh siswa. Hal ini dikarenakan guru dalam mengajarkan Limit Fungsi Aljabar menggunakan metode konvensional sehingga siswa pasif dalam belajar. Sehubungan dengan hal ini dapat diteliti apakah jika guru mengganti metode konvensional dengan pembelajaran kooperatif dalam mengajarkan Limit Fungsi Aljabar, siswa dapat aktif belajar sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat.
4. Pembelajaran matematika masih banyak bertumpu pada aktivitas guru dimana siswa masih dibatasi aktivitasnya oleh perintah guru, akibatnya hasil belajar matematika siswa kurang memuaskan. Terkait dengan hal ini, dapat diteliti apakah benar bahwa rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan oleh rendahnya aktivitas belajar siswa.

C. Pemilihan Masalah
Suatu hal yang tidak mungkin untuk melakukan penelitian dengan banyak pertanyaan penelitian dalam waktu yang sama. Oleh karena itu, dalam penelitian ini hanya akan dicoba untuk meneliti masalah penelitian yang pertama, ketiga, dan keempat yaitu yang terkait dengan perbaikan metode pembelajaran dalam mengajarkan sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar dan aktivitas belajar siswa.

D. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis akan membatasi masalah tersebut sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang digunakan ada dua yaitu metode konvensional untuk kelas kontrol dan metode Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) untuk kelas eksperimen.
2. Aktivitas belajar siswa dibatasi pada aktivitas siswa dalam belajar matematika yang dibedakan dalam tiga kategori yaitu aktivitas belajar tinggi, sedang, dan rendah.
3. Prestasi belajar dibatasi pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar.
4. Penelitian dilakukan di SMA X pada kelas XI-IA semester 2 tahun pelajaran XXXX/XXXX.
5. Uji coba instrumen yang berupa tes dan angket dilaksanakan di SMA X pada kelas XI-IA semester 2 tahun pelajaran XXXX/XXXX pada tanggal 22 Mei XXXX.

E. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, secara tegas dapat dirumuskan masalah-masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah metode Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode konvensional pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar?
2. Apakah aktivitas belajar matematika siswa yang tinggi dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada aktivitas belajar siswa yang sedang dan rendah pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar?
3. Apakah ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan aktivitas belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar?

F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah metode Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode konvensional pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar.
2. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar matematika siswa yang tinggi dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada aktivitas belajar siswa yang sedang dan rendah pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar.
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan aktivitas belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar.

G. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini penulis berharap semoga hasilnya dapat berguna untuk:
1. Memberi masukan kepada guru ataupun calon guru matematika dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar.
2. Memberikan informasi kepada guru ataupun calon guru untuk lebih memperhatikan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar khususnya pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar.
4. Memperluas wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam tahapan proses pembinaan diri sebagai calon pendidik.
5. Bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian sejenis.