Search This Blog

Showing posts with label skripsi pendidikan agama islam. Show all posts
Showing posts with label skripsi pendidikan agama islam. Show all posts
SKRIPSI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA

SKRIPSI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA


(KODE : PEND-AIS-0074) : SKRIPSI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA 




BAB I
PENDAHULUAN 


A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkaan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut manusia memasuki dunia pendidikan melalui proses belajar, dalam proses tersebut muncul pengaruh yang dapat membawa perubahan sikap atas manusia yang dipengaruhinya. Seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menurut setiap orang untuk membekali dirinya lebih baik sehingga mampu membekali diri dengan perkembangan yang ada. Salah satu untuk membekali diri adalah pendidikan, baik formal maupun non formal.
Komponen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan ada tiga unsur yaitu orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Dalam dunia pendidikan formal, fenomena belajar mengajar lebih menekankan pada tercapainya kegiatan pada diri siswa (murid), karena memang pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur.
Melalui pendidikan yang terstruktur seseorang akan memiliki daya pemikiran yang berbeda, dari sejak pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Begitupun pengaruhnya pada siswa yang memiliki orang tua yang latar belakang pendidikan formal orang tua yang berbeda mereka pasti memiliki sikap, moral dan perilaku yang berbeda dalam kehidupan kesehariannya.
Menjadi orang tua tidak hanya penting bagi keberadaan kita sekarang, tetapi juga bagi masa depan anak-anak kita, terutama membekalinya dengan Pendidikan Agama Islam bagi anak, karena kelak orang tua yang Memiliki anak yang sukses dan berprestasi dalam belajarnya merupakan sebuah petualangan, penuh dengan kejutan-kejutan dan perubahan-perubahan.
Pada masyarakat modern tugas dan tanggung jawab pendidikan pada anak diserahkan kepada suatu lembaga, yaitu sekolah. Sekolah disini merupakan tempat melakukan kegiatan belajar dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam mewujudkan lembaga pendidikan diatas orang tua siswa selalu dilibatkan dalam kualitas pendidikan anaknya, oleh karena itu begitu pentingnya latar belakang pendidikan orang tua bagi anak, sebagai motivator yang aktif.
Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar lebih menekankan terciptanya kegiatan belajar siswa. Kegiatan yang dilaksanakan pada akhir tahunnya atau akhir semester dilakukan penilaian (evaluasi). Penilaian sebagai alat akhir untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar siswa yang dapat disebut pula dengan sebagai prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ini secara nyata akan dapat diketahui oleh siswa setiap akhir semester dinyatakan dalam bentuk angka-angka nilai raport.
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin mengadakan penelitian di lembaga pendidikan. Apakah latar belakang pendidikan formal orang tua yang tinggi berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI anaknya. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan adanya sarana belajar yang memadai. Pemenuhan belajar yang sangat penting bagi siswa untuk mengejar prestasi. Lingkungan tempat tinggal dan adanya dorongan internal yang muncul dari dalam diri anak sehingga timbul suatu kebiasaan pada diri anak, hal itu merupakan pengaruh dasar dari orang tua apalagi pengaruh Religi pada diri anak yang sangat mendarah daging. Begitupun pengaruh eksternal yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI anak tersebut. Namun jika tidak mempunyai minat yang tinggi dalam dirinya, akan mendapat hambatan dalam mencapai hasil belajarnya, sehingga prestasi yang dicapai dibawah yang semestinya.
Ada juga persepsi yang menyatakan bahwa orang tua yang tingkat latar belakangnya tinggi, belum tentu ia mampu memberi perhatian yang penuh terhadap pendidikan anaknya, begitu sebaliknya ada orang tua yang latar belakang pendidikannya rendah tetapi sangat besar perhatiannya terhadap pendidikan anaknya.
Namun hakikatnya sangat berbeda sekali orang tua yang berpendidikan tinggi dengan orang tua yang berpendidikan rendah yang pasti kelihatan dalam pengaplikasiannya seorang anak dalam kehidupan perilaku sehari-haru, orang tua yang berpendidikan tinggi mereka pasti lebih tahu dan mengerti cara mendidik dan mengarahkan anaknya, mereka mampu memberikan respon yang tepat dan pengasuhan yang efektif dan mengasyikkan terhadap anaknya. Di samping itu dalam buku Adventures In Parenting disebutkan bahwa orang tua yang berpendidikan mereka mampu belajar mengendalikan diri dalam menghadapi anak mereka dan belajar menajamkan kepekaan dalam menghadapi anak mereka.
Orang tua yang berpendidikan mereka sangat mengerti dan paham bahwa mereka tidak akan meninggalkan generasi mereka atau anak-anak mereka dalam keadaan lemah, lemah disini lebih ditekankan dalam artian lemah dari segi intelektualnya untuk berprestasi. Dalam Al-Qur’an disebutkan Qs. An-Nisa' : 9
Artinya : "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar".
Melalui tercapainya sarana belajar yang memadai, lingkungan tempat tinggal terutama keluarga, minat belajar siswa dan latar belakang pendidikan formal orang tua yang berbeda. Semua akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajarnya. Prestasi belajar PAI siswa yang sangat diharapkan orang tua siswa tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor internal yang timbul dari anak itu sendiri dan faktor eksternal yang timbul diluar pribadinya terutama orang tua sangat berpengaruh dalam pencapaian prestasi anak-anaknya.
Dari beberapa uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas II SMPN X" Alasan peneliti melakukan penelitian di SMPN X, karena sekolah tersebut sudah menuju SSN (Sekolah Standart Nasional) dan termasuk Sekolah Negeri Tipe A dari sekian banyak sekolah Negeri di X serta masih sering mendapat prestasi dalam berbagai perlombaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dapat peneliti rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang pendidikan formal orang tua siswa kelas II SMPN X ?
2. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa kelas II SMPN X ?
3. Bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas II SMPN X ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin peneliti capai adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui latar belakang pendidikan formal orang tua siswa kelas II SMPN X.
2. Mengetahui prestasi belajar PAI siswa kelas II SMPN X.
3. Menjelaskan pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas II SMPN X.

D. Manfaat Penelitian
Dari informasi tujuan tersebut, peneliti berharap penelitian ini bermanfaat :
1. Bagi orang tua murid : sebagai informasi bimbingan, mengarahkan dan menciptakan lingkungan religi yang baik yang diberikan pada anaknya agar dapat memeperoleh prestasi belajar PAI.
2. Bagi sekolah : sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam disekolah, dan sebagai bahan pustaka disekolah.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberi sumbangan dan penelitian lebih lanjut dan memperkuat serta menambah wawasan sekaligus kreatifitas berfikir dalam penulisan karya ilmiah.
4. Bagi pembaca : mendapat ilmu pengetahuan dan tambahan wawasan.

E. Sistematika Pembahasan
1. Pendahuluan yang dituangkan dalam Bab I, dimana dalam bab ini menjelaskan : a) Latar belakang masalah, b) Rumusan masalah, c) Tujuan penelitian, d) Manfaat penelitian, e) Hipotesis Penelitian, f) Definisi operasional, g) Ruang Lingkup Penelitian, h) Metode penelitian meliputi : 1. Lokasi Penelitian, 2.populasi, 3. sampel, 4. pengumpulan data, 5. Analisis data., i) Sistematika pembahasan.
2. Untuk kajian teori dituangkan dalam Bab II, yang mengemukakan tentang : 1. Pendidikan formal, meliputi : a) Sekolah merupakan pendidikan formal, b) Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan, c) Tujuan Pendidikan Formal. 2. Orang tua. 3. Prestasi belajar, meliputi : a) Pengertian Prestasi Belajar, b) Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar, c) Pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar PAI siswa.
3. Pada Bab III, mencakup metode penelitian, yang meliputi : Lokasi penelitian, Populasi, Sampel, Pengumpulan data, dan Analisis data.
4. Hasil penelitian dituangkan dalam Bab IV, meliputi : a) Deskripsi obyek penelitian, meliputi : 1) Kronologis berdirinya SMPN X, 2) Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SMPN X, 3) Struktur Organisasi SMPN X, 3) Data Sarana dan Prasarana. b) Paparan hasil penelitian berupa : a) Paparan Hasil Interview : 1) Hasil Interview peneliti dengan Kepala Sekolah, 2) Hasil Interview peneliti dengan Sie Kurikulum, 3) Hasil Interview peneliti dengan guru PAI b) Uji Validitas c) Uji Reliabilitas d) Uji Regresi Linier.
5. Untuk pembahasan hasil penelitian, dituangkan dalam Bab V.
6. Sebagai bab yang terakhir dituangkan dalam Bab VI yang merupakan Bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

SKRIPSI PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH

SKRIPSI PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH


(KODE : PEND-AIS-0073) : SKRIPSI PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH




BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan dipandang sebagai industri yang dapat mencetak jasa, yang dimaksud jasa disini adalah jasa pendidikan, yaitu suatu proses pelayanan untuk merubah pengetahuan, sikap dan tindakan keterampilan manusia dari keadaan sebelumnya (belum berpendidikan) menjadi semakin baik (berpendidikan) sebagai manusia seutuhnya. Oleh sebab itu pembangunan dimasa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi oleh sektor pendidikan, sebab dengan bantuan pendidikan setiap individu berharap bisa maju berkembang dan dikemudian hari bisa mendapatkan pekerjaan yang pantas.
Lewat pendidikan orang mengharapkan supaya semua bakat, kemampuan dan kemungkinan yang dimiliki bisa dikembangkan secara maksimal, agar orang bisa mandiri dalam proses membangun pribadinya.
Di dalam ajaran islam pendidikan sangatlah diutamakan, hal tersebut dapat dilihat dengan ayat yang pertama kali turun dalam Al-Qur’an adalah memerintahkan untuk membaca, membaca dan membaca. Ini menunjukkan bahwa belajar atau dalam arti lain pendidikan adalah hal yang pokok bagi setiap pribadi muslim khususnya dan manusia pada umumnya. Firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi :
Artinya : "Adakah sama orang-orang yang berilmu pengetahuan dan orang orangyang tidak berilmu pengetahuan" (QS. Az-Zumar)
Firman Allah dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :
Artinya : "Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari golongan-mu semua dan orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat" (QS.Al-Mujadalah : 11).
Dalam hadits Nabi yang berbunyi :
Artinya : "keutamaan orang yang berilmu diatas orang yang beribadah itu seperti keutamaan bulan purnama diatas seluruh bintang-bintanglainnya" (HR. Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i dan Ibn Hibban).
Dari keterangan ayat dan hadits diatas jelas bahwa orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu itu berbeda, ada perbedaan derajat di sisi Allah antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu, bahkan orang yang berilmu seperti bulan purnama diatas bintang-bintang yang lainnya. Dan Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa pendidikan merupakan salah satu pra-syarat (indikator) sebuah peradaban. Yang menunjukkan sesuatu peradaban itu maju atau tidak bisa dilihat dari seberapakah kualitas dari pendidikan yang terdapat di peradaban tersebut.
Namun menangani dunia pendidikan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, melainkan membutuhkan usaha keras dan sungguh-sungguh dalam rangka memanusiakan manusia melalui berbagai strategi, kreatifitas maupun inovasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Di dalam proses pendidikan ada sebuah tujuan mulia, yaitu penanaman nilai yang di lakukan oleh pendidik terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri yaitu : sebagai mana termuat dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa "Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab."
Berdasarkan UU tersebut, salah satu ciri manusia yang berkualitas ialah mereka yang tangguh iman dan taqwanya serta memiliki akhlak mulia. Dengan demikian, ciri kompetensi keluaran pendidikan kita adalah ketangguhan dalam iman dan taqwa serta memiliki akhlak mulia.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan lembaga-lembaga pemerintah ataupun swasta dengan menerapkan system atau kurikulum yang dirasa pas untuk mewujudkan tujuan tersebut. Salah satu diantaranya adalah sistem full day school.
Banyak bermunculan sekolah-sekolah yang mengoptimalkan waktu pembelajaran di sekolah, hal tersebut di karenakan :
1. Kurang baiknya lingkungan masyarakat yang menuntut orang tua harus selalu megawasi anak anaknya karena di kahawatiran akan ikut dalam pergaulan yang kurang baik
2. Kurang adanya waktu yang disediakan orang tua untuk menemani anaknya di karenakan adanya tuntutan pekerjaan, sosial atau apapun yang menyibukkan orang tua.
3. Kecenderungan anak apabila di rumah, hanya bermain dan malas untuk belajar.
Maka untuk mengatasi hal tersebut, inisiatif yang dilkukan lembaga pendidikan dengan menerapkan system full day school. Di mana dalam full day school proses pembelajarannya tidak hanya bersifat formal, tetapi juga banyak suasana yang bersifat informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan inovasi bagi guru
Dengan adanya sistem semacam ini, lamanya waktu pembelajaran tersebut tidak akan menjadi beban, karena sebagian waktunya digunakan untuk waktu-waktu informal.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lembaga pendidikan yang walaupun baru menerapkan sistem full day school tetapi terdapat inovasi-inovasi yang menarik dalam sekolah tersebut. Pertama, sekolah tersebut terdapat di pedesaan dengan menggunakan si stem full day school, Yang mana pada umumnya penerapan full day school itu kebanyakan terdapat di daerah perkotaan. Selain itu sekolahan tersebut juga mengoptimalkan penerapan system full day school dengan mengkolaborasikan antara kurikulum Depag dengan kurikulum buatan sendiri yaitu dengan menambah jadwal-jadwal yang bersifat keagamaan, seperti mengaji, sholat berjama'ah, latihan berpidato dll.
Kedua, menurut peneliti berdasarkan pantauan dan hasil wawancara dengan guru di MI (Madrasah Ibtidaiyah) tersebut setelah di diterapkannya sistem full day school di sekolah tersebut dengan berbagai inovasi-inovasi yang dilakukan, banyak warga masyarakat yang ingin mendaftar di sekolah tersebut, hal itu dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang masuk dari tahun ketahun, walaupun ada penurunan pada tahun-tahun tertentu.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang "PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI MI X"

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana penerapan sistem full day school di Madrasah Ibtidaiyah (MI) X ?
2) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat penerapan sistem full day school di MI X ?
3) Apakah penerapan sistem full day school dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MI X ?

C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1) Mengetahui bagaimana penerapan sistem full day school pada MI X
2) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat penerapan sistem full day school di MI X
3) Mengetahui apakah penerapan sistem full day school dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MI X

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi konstruktif terhadap lembaga pendidikan terutama pada Madrasah Ibtidaiyah X dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun secara detail, kegunaan tersebut diantaranya :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini paling tidak dapat menambah pengalaman serta khazanah pemikiran bam berkaitan dengan sistem full day school
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap pengembangan kurikulum khususnya di madrasah ibtidaiyah X dan umumnya kepada marasah-madrasah yang lain, sehingga diharapkan madrasah mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain (non-madrasah) baik dari input, proses maupun output pendidikan madrasah.
3. Bagi Kepala Madrasah
Dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam implementasi ataupun model pengembangany fullday school di MI X

E. Batasan Masalah
Karena luasnya masalah yang dapat dijadikan bahan penelitan, maka penulis membatasi masalah sebagai berukut :
1. Pengertian istilah.
Agar dapat dipahami dengan jelas judul skripsi ini yaitu Penerapan Sistem full day school Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di MI X maka terlebih dahulu perlu dijelaskan istilah yang terdapat dalam judul tersebut, antara lain :
a. full day school adalah Sekolah sepanjang hari, maksudnya adalah proses sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi sampai sore hari.
b. Kualitas adalah perasaan menghargai bahwa sesuatu lebih baik dari pada yang lain. Perasaan itu berubah sepanjang waktu dan berubah dari generasi ke generasi serta bervariasi dengan aspek aktifitas manusia. Kalau di tarik dalam konteks pendidikan, yang di maksud dengan kualitas di sini adalah mengacu pada proses pendidikan dan hasil belajar
c. Lapangan (Scope) Penelitian
Penelitian ini obyeknya adalah sebuah lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) X. Yang mana peneliti akan mengobservasi tentang pelaksanaan sistem full day school yang di terapkan disana, faktor-faktor penghambat dan pendung, serta apakah dengan diterapkannya full day school di MI X tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga tersebut.

F. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan skripsi ini penulis menyusun secara sistematis, disusun secara teratur, mudah dan jelas untuk itulah skripsi ini dibagi menjadi enam bab yang terdiri dari :
Bab I : Pendahuluan yang dibahas adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II : Pada bab ini merupakan pembahasan tentang full day school yang meliputi : Pengertian full day school, tujuan full day school, full day school dalam prespektif Islam, Metode yang digunakan dalam full day school, Pelaksanaan full day school, pengertian kualitas pendidikan, Macsam-macam upaya dalam meninkatkan kualitas pendidikan, penerapan full day school dalam meningkatkan kualitas pendidikan, faktor pendukukng dan penghambat full day school dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Bab III : Pada bab ini merupakan Metode penelitian yang memuat tentang desain penelitian, lokasi dan subyek penlitian, instalment penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisa data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
Bab IV : Pada bab ini merupakan Laporan hasil penelitian atau penyajian serta analisis data yang diambil dari realita-realita objek berdasarkan penelitian yang dilakukan di MI X. dari sini penulis dapat mengaplikasikan data-data dalam rangka mengambil kesimpulan penyajian.
Bab V : Pada bab ini merupakan pembahasan hasil penelitian yang mana merupakan pencocokan antara hasil dari penelitian dengan teori yang ada
Bab VI : Pada bab ini merupakan penutup dari penulisan skripsi atau hasil akhir yang mencakup kesimpulan dan saran.

SKRIPSI IMPLEMENTASI FULL DAY SCHOOL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI

SKRIPSI IMPLEMENTASI FULL DAY SCHOOL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI

(KODE : PEND-AIS-0072) : SKRIPSI IMPLEMENTASI FULL DAY SCHOOL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara Jitrah manusia memiliki potensi (kemampuan) untuk membina dan mengembangkan aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Pematangan potensi rohaniah dan jasmaniah ini dapat dicapai melalui proses pendidikan, karena pendidikan merupakan rangkaian dari bimbingan serta pengarahan terhadap potensi manusia yang berupa kemampuan dasar dan kemampuan belajar sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadi manusia sebagai makhluk individu dan sosial.
Sarana yang paling strategis untuk mengembangkan potensi tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di dalam masyarakat, dengan demikian bagaimanapun sederhananya peradaban masyarakat di dalamnya terjadi dan berlangsung proses pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapakan peserta didik melalui kegiatan bimbingan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan adalah suatu bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didiknya menuju kepribadian yang baik.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Karena dengan pendidikan akan membantu membentuk kepribadian peserta didik di masa yang akan datang dan sekaligus juga mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan kualitas kehidupan manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia serta tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pendidikan dapat menjadi tolak ukur bagi kemajuan dan kualitas kehidupan suatu bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa dapat dicapai salah satunya adalah dengan melalui pembaharuan serta penataan pendidikan dengan baik. Jadi keberadaan pendidikan memiliki peran yang sangat penting terutama dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang cerdas, pandai, berilmu pengetahuan, berjiwa sosial, demokratis, serta berakhlak mulia.
Di samping pendidikan itu penting bagi umat manusia, pendidikan juga merupakan bagian yang penting bagi masyarakat, bangsa dan negara. Pada era reformasi sebagaimana sekarang ini pembaharuan demi pembaharuan selalu diupayakan agar pendidikan benar-benar memberikan kontribusi yang signifikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan pancasila.
Pendidikan menjadi cita-cita bagi setiap umat manusia terutama yang cinta kepada kebaikan, karena pendidikan merupakan salah satu media untuk mengangkat derajat manusia, bangsa dan negara sekaligus menyadarkan mereka untuk menuju pada kebahagiaan dan kesempurnaan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat nanti. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat 11, bahwasannya Allah berjanji akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman terutama bagi mereka yang berilmu pengetahuan yang luas dengan beberapa derajat. Adapun bunyi ayatnya adalah sebagai berikut :
Artinya :
"Allah (berjanji) akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan".
Pendidikan merupakan tindakan antisipatoris, karena apa yang dilaksanakan dalam pendidikan sekarang akan diterapkan dalam kehidupan manusia di masa yang akan datang. Maka dari itu pendidikan saat ini harus mampu menjawab persoalan-persoalan dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi terutama pada saat ini. Pendidikan bukan suatu upaya yang sederhana melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh dengan tantangan.
Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka para pendidik terutama pengembang dan pelaksana kurikulum harus senantiasa berfikir ke depan dan menerapkannya dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya. Oleh karena itu tidak berlebihan jika sampai pada saat ini pendidikan masih dipandang sebagai suatu yang utama dan diutamakan dalam komunitas masyarakat bangsa dan negara. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas dalam segala bidang.
Beberapa perbaikan dan perubahan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan antara lain dilakukan penyempurnaan dalam bidang kurikulum, proses kegiatan belajar mengajar, metode pembelajaran, buku-buku pelajaran, evaluasi dan penyempurnaan dalam memberikan bimbingan kepada siswa khususnya yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, sehingga dengan pembaharuan sistem pendidikan tersebut siswa akan lebih termotivasi dalam belajarnya sehingga akan diperoleh hasil pendidikan yang maksimal.
Selain mengadakan perbaikan tersebut di atas, dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan mengimplementasikan full day school di mana pada sistem pembelajaran ini waktu bermain anak akan sedikit berkurang dan mereka lebih difokuskan untuk belajar di sekolah. Karena dalam sistem pembelajaran ini menggabungkan antara waktu belajar dan waktu bermain anak di sekolah selama sehari penuh mulai pagi hingga sore hari.
Dalam sistem pembelajaran full day school, proses pembelajaran tidak hanya menekankan belajar pada aspek kognitif saja akan tetapi di dalam sistem pembelajaran ini terdapat berbagai macam metode pembelajaran, yang tidak mendasarkan pada banyaknya informasi yang disampaikan oleh guru saja melainkan bagaimana siswa belajar pada : "how to learn", "how to do", dan "how to feel"
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan atau out put yang memiliki kompetensi (kemampuan). Kualitas dalam konteks pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu maka pendidikan mampu menghasilkan "manusia seutuhnya" yaitu manusia dengan pribadi integral yang memiliki kemampuan, sehingga mereka dapat mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan taqwa (IPTEK dan IMTAK).
Lulusan yang berkualitas dapat dicapai dengan melalui proses pembelajaran yang berkualitas pula, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (studen centered) bukan pada guru, dan di sini full day school adalah salah satu sistem yang proses pembelajarannya berpusat pada siswa. Lulusan yang berkualitas adalah lulusan yang dapat menguasai dan memiliki ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan dengan nilai dan akhlak sehingga dapat meningkatkan harkat dan martabatnya serta berdampak pada penyebaran rahmat bagi seluruh alam.
Dalam pelaksanaannya, suatu lembaga pendidikan selalu ingin menghasilkan lulusan-lulusan atau out put yang baik, berkualitas, memiliki prestasi belajar yang bagus serta dapat diandalkan. Seorang siswa yang berhasil dalam menuntut ilmu tidak cukup dinilai hanya berhasil dalam bidang akademisnya saja, menduduki peringkat atas di kelasnya atau prestasi yang pernah diraihnya di sekolah, akan tetapi harus dilihat pula dari sisi kualitas kepribadiannya, kedalaman ilmu yang dikuasainya, penghayatan dan pengalaman etos belajarnya, keluhuran akhlak dan tingkah laku kesehariannya.
Selain itu, keberhasilan pendidikan dapat kita lihat dari beberapa hal, diantaranya adalah tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh DIKNAS. Namun yang paling utama adalah adanya perubahan sikap dan tingkah laku yang menonjol pada diri siswa. Dengan adanya perubahan pola pemikiran atas dasar pengetahuan atau ilmu yang diperoleh dari seorang guru, dari pengalaman belajarnya serta interaksi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaan seorang guru sangat berpengaruh bagi perkembangan siswa selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan sepintas peneliti tentang pelaksanaan pendidikan di salah satu lembaga pendidikan agama yang ada di Kabupaten X, di mana lembaga pendidikan agama ini telah melakukan kebijakan full day school dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Di samping adanya pembaharuan dan pengembangan kurikulum juga diikuti dengan keaktifan para guru dalam melaksanakan tugas mengajanya.
Full day school merupakan salah satu inovasi baru dalam bidang pendidikan di mana proses kegiatan belajar mengajarnya mewajibkan civitas akademika berada di sekolah mulai dari pagi hari hingga sore hari dan salah satu kegiatan pada sistem pembelajaran full day school adalah mengerjakan tugas di sekolah dengan bimbingan seorang guru yang bersangkutan.
Mengingat hal tersebut, maka Madrasah Aliyah Negeri (MAN) X telah menerapkan suatu cara alternatif guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Alternatif yang digunakan oleh MAN X adalah dengan cara mengubah metode pembelajaran yang menarik yang sekarang ini umum dikenal dengan sistem pembelajaran full day school.
Implementasi full day school di MAN X telah berjalan selama hampir 8 (delapan) tahun, yaitu mulai tahun ajaran 2001-2002 sampai dengan sekarang. Kebijakan ini dilakukan kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yang berstandart nasional. Pada awalnya implementasi full day school di MAN X berjalan selama 4 (empat) hari yaitu hari senin sampai dengan hari kamis dan dikhususkan bagi siswa kelas XII dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dan mempersiapkan siswa MAN X dalam menghadapi ujian akhir nasional (UAN).
Seiring dengan keberhasilan dari implementasi full day school yang didukung dengan manajemen madrasah yang bagus, maka pada tahun ajaran 2006-2007 kepala madrasah mengadakan perubahan dalam waktu pelaksanaannya sehingga pada saat ini implementasi full day school berlaku bagi seluruh siswa MAN X dan berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai hari senin hingga rabu. Sedangkan untuk hari kamis, jum'at dan sabtu difokuskan pada kegiatan non akademik supaya siswa MAN X lebih mandiri.
Selain itu, MAN X merupakan lembaga pendidikan agama di mana keberadaannya sangat berpengaruh dalam mengembangkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum pada tingkat yang lebih tinggi. Dengan adanya deskripsi tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian tentang implementasi full day school di MAN X. Dengan pertimbangan lembaga pendidikan ini merupakan satu-satunya lembaga pendidikan agama yang ada di Kecamatan X, Kabupaten X yang telah mengimplementasikan sistem pembelajaran full day school. Oleh karena itu dalam skripsi ini peneliti tertarik untuk mengambil judul "IMPLEMENTASI FULL DAY SCHOOL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MAN X KABUPATEN X"

B. Rumusan Masalah
Dari fenomena di atas, maka dalam skripsi ini peneliti akan merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X ?
2. Apa saja faktor penghambat implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X ?
3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk :
1. Menjelaskan tentang implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X.
2. Menjelaskan faktor-faktor penghambat implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X.
3. Menjelaskan upaya mengatasi hambatan implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X.

D. Manfaat Penelitian
Dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan tidak hanya cukup mempelajari teorinya saja, akan tetapi adanya penelitian juga merupakan suatu hal yang penting untuk perkembangan ilmu selanjutnya. Dalam hal ini penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat :
1. Sebagai bahan informasi dalam perencanaan, pelaksanaan, inovasi, evaluasi dan pengambilan kebijakan oleh kepala madrasah guna meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X.
2. Sebagai bahan kajian bagi instansi lembaga pendidikan terkait, untuk turut andil dalam mengelola sekaligus mengembangkan kegiatan pendidikan dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X.
3. Sebagai sumbangan pemikiran mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, faktor-faktor penghambat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang sedang dihadapi MAN X.

E. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini agar pembahasan dari permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini tidak meluas sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi, maka dalam penulisan skripsi ini perlu adanya pembatasan masalah terkait dengan tema. Peneliti akan menjelaskan secara rinci tentang wilayah penelitian dan ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti, agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai posisi penelitian ini, sehingga langkah, arah, dan tujuan penelitian ini terkonstruksi dengan baik sehingga tidak menimbulkan ambigu.
Ruang lingkup masalah dalam hal ini hanya membahas tentang bagaimana implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X, faktor penghambat implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X, serta upaya mengatasi hambatan implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X.

F. Penegasan Judul
Dalam rangka menghindari kemungkinan terjadinya pemahaman atau penafsiran yang tidak sesuai dengan makna yang penulis maksudkan, untuk itu dipandang perlu penegasan istilah judul dalam penelitian ini, maka dari itu penulis tegaskan sebagai berikut :
1. Full day school merupakan sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan sehari penuh di mana proses kegiatan belajar mengajarnya mewajibkan civitas akademika berada di sekolah mulai dari pagi hingga sore hari sehingga rentan waktu belajar di sekolah relatif lebih lama. Agar siswa tidak merasa jenuh dengan sistem pembelajaran full day school maka seorang guru harus memiliki strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menjadikan sekolah sebagai rumah bagi siswa, menghindarkan siswa dari kejenuhan dan menjadikan kebahagiaan bagi siswa.
2. Prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam bidang akademik setelah ia menyelesaikan proses kegiatan pembelajaran di suatu lembaga pendidikan tertentu, sehingga mengalami perubahan dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil pengalaman belajar melalui interaksi dengan lingkungannya yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, kecakapan, pemahaman, keterampilan dan sikap.

G. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari enam bab, yang masing-masing bab disusun dalam sistematika sebagai berikut :
Bab pertama berisi pendahuluan yang di dalamnya memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, penegasan judul dan sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan kajian teori yang menguraikan tentang konsep full day school yang meliputi : pengertian full day school, pengelolaan full day school, sistem pembelajaran full day school dan metode yang digunakan. Selain itu akan diuraikan tentang konsep prestasi belajar yang meliputi : pengertian prestasi belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar serta teknik menentukan prestasi belajar. Terakhir akan diuraikan tentang implementasi full day school yang meliputi : implementasi full day school, faktor penghabat implementasi full day school dan upaya mengatasi hambatan implementasi full day school.
Bab ketiga memuat tentang metodologi penelitian yaitu meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab keempat memuat tentang hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang telah diuraikan pada bab tiga. Uraian ini berisi tentang deskriptif data yaitu latar belakang obyek penelitian yang meliputi sejarah berdirinya obyek, letak geografis, visi dan misi serta tujuan, struktur organisasi, keadaan guru dan pegawai serta siswa MAN X, keadaan sarana dan prasarana MAN X. Terakhir akan diuraikan tentang implementasi full day school, faktor penghabat implementasi full day school dan upaya mengatasi hambatan implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X Kabupaten X.
Bab kelima berisi tentang pembahasan dan analisis data yang meliputi implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X, apa saja faktor penghambat implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X, dan upaya mengatasi hambatan implementasi full day school dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN X.
Bab keenam merupakan bab terakhir, yaitu penutup yang memuat tentang : kesimpulan yang di dalamnya menyimpulkan secara keseluruhan masalah dan dilanjutkan dengan saran-saran yang bersifat konstuktif sebagai alternatif solusi yang diberikan penulis untuk kemajuan MAN X Kabupaten X.

SKRIPSI POLA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUI PENDIDIKAN RAMAH ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SKRIPSI POLA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUI PENDIDIKAN RAMAH ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(KODE : PEND-AIS-0071) : SKRIPSI POLA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUI PENDIDIKAN RAMAH ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM




BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Masalah seputar kehidupan anak telah menjadi perhatian sejak lama. Apalagi di era globaliasasi saat ini, seiring dengan pergeseran pranata sosial yang mengakibatkan maraknya tindakan asusila dan kekerasan, maka diperlukan adanya perlindungan terhadap hak-hak anak khususnya anak-anak Indonesia.
Akhir-akhir ini sering sekali kita mendengar terjadinya kekerasan terhadap anak. Kekerasan dapat terjadi di mana saja, termasuk di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan UNICEF (2006) di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 80% kekerasan yang terjadi pada siswa dilakukan oleh guru. Di televisi juga pernah marak diberitakan mengenai siswa yang melakukan kekerasan pada siswa lainnya, contohnya kasus IPDN, dan lain-lain. Hal ini, tentu mengejutkan bagi kita. Kita tahu bahwa sekolah merupakan tempat yang aman bagi siswa. Namun ternyata di beberapa sekolah masih banyak terjadi kekerasan pada siswa yang dilakukan oleh sesama siswa, guru atau pihak lain di dalam lingkungan sekolah. Tidak hanya di sekolah, di lingkungan rumah pun kekerasan dapat terjadi, hal itu dapat dilihat dari banyaknya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan anak-anak yang selalu menjadi korbannya. Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak seperti contoh, anak akan berkarakter keras, acuh tak acuh, penakut dan masih banyak lagi.
Menurut Rini (2008), di sekolah perlu di kembangkan pembelajaran yang humanistik yaitu model pembelajaran yang menyadari bahwa belajar bukan merupakan konsekuensi yang otomatis namun membutuhkan keterlibatan mental, dan mengubah suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dengan memadukan potensi fisik dan psikis siswa. Tidak hanya di sekolah, di lingkungan rumah maupun masyarakat pun perlu diciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.
Hal itu selaras dengan pasal 54 UU NO. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak yang berbunyi : "Anak di dalam dan dilingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan atau lenmbaga pendidikan lainnya".
Dari pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perlindungan anak baik dalam lingkungan pendidikan formal, informal maupun non formal sangatlah diperhatikan oleh pemerintah utamanya oleh Komite Perlindungan Anak Indonesia. Dimana anak harus merasa aman dan nyaman selama proses pembelajaran. Salah satunya dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak, yaitu membuat suasana yang aman, nyaman, sehat dan kondusif, menerima anak apa adanya, dan menghargai potensi anak. Dengan demikian anak bukan lagi sebagai obyek dalam pendidikan namun sebagai subyek, anak bebas berkreasi dalam belajar dengan suasana lingkungan pendidikan yang penuh kasih sayang.
Minimal ada 5 (lima) indikasi sebuah kawasan hidup yang berada dalam kategori ramah anak :
1. Anak terlibat dalam pengambilan keputusan tentang masa depan diri, keluarga, dan lingkungannya.
2. Kemudahan mendapatkan layanan dasar pendidikan, kesehatan dan layanan lain untuk tumbuh kembang.
3. Adanya ruang terbuka untuk anak dapat berkumpul, bermain, dan berkreasi dengan sejawatnya dengan aman serta nyaman.
4. Adanya aturan yang melindungi anak dari bentuk kekerasan dan eksploitasi.
5. Tidak adanya diskriminasi dalam hal apapun terkait suku, ras, agama, dan golongan.
Dari 5 (lima) aspek tersebut dapat tercipta Pendidikan Ramah Anak dengan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan penuh kasih sayang sebab hubungan yang terjalin dengan rasa cinta dan kasih sayang antara anak dengan guru, orang tua, maupun teman sebayanya sangat berpengaruh dalam perkembangan dan pembentukan karakter anak yang baik. Karena pendidikan sebagai hak anak adalah kewajiban pertama ada pada pundak orang tua yang bekerjasama dengan guru sebagai pembimbing dan pengarahnya.
Dalam pendidikan Islam, pendidikan ramah anak itupun diterapkan. Sebab dalam pendidikan Islam anak merupakan sejuta energi yang akan menguatkan ikatan cinta, ikatan asa, dan ikatan-ikatan lain. Dalam Islam anak juga memiliki hak yang di tuntut dari orang tua. Diantara hak anak dari orangtua adalah :
1. Hak memperoleh kasih sayang dan perhatian.
2. Hak memperoleh bimbingan.
3. Hak mengutarakan dan di dengarkan pendapatnya.
Sebagaimana firman Allah SWT :
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kamudian apabila kamu telah membulat tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa kepada-Nya." (QS. Ali-Imran : 159)
Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat judul "POLA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUI PENDIDIKAN RAMAH ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ".

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah :
1. Bagaimana pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak ?
2. Bagaimana tinjauan pendidikan Islam dalam pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak?
3. Adakah perbedaan pola pendidikan ramah anak secara umum dengan pendidikan agama Islam?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak.
2. Mengetahui pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak dalam perspektif pendidikan agama Islam.
3. Mengetahui ada dan tidaknya perbedaan dan persamaan pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak secara umum dengan pendidikan agama Islam.

D. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapakan, yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat akademis adalah :
a. Khazanah ilmiah bagi Fakultas Tarbiyah.
b. Salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan agama Islam.
2. Manfaat teoritis adalah : menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya dalam masalah pendidikan ramah anak.
3. Manfaat praktis adalah :
a. Sebagai bahan acuan dalam pola asuh anak bagi orang tua.
b. Sebagai panduan bagi para calon pendidik maupun pendidik dalam melaksanakan proses balajar mengajar.
c. Sebagai bahan acuan bagi anak dalam bersosialisasi dalam masyarakat.

E. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis mengorganisasikan sistimatika pembahasan sebagai berikut :
Bab pertama adalah pendahuluan, meliputi; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian terdiri dari; jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, teknik penelitian data, dan teknik analisis data, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua adalah landasan teori, meliputi; pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak, terdiri dari : pengertian anak dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, konsep karakter anak meliputi : pengertian karakter, ciri-ciri karakter anak dan pola pembentukan karakter anak. Dan konsep pendidikan ramah anak meliputi; pengertian pendidikan ramah anak, dan pola pendidikan ramah anak.
Bab ketiga adalah landasan teori meliputi; pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak dalam pendidikan Islam, meliputi : pengertian anak dalam Islam, konsep karakter dalam pendidikan Islam, terdiri dari; pengertian karakter anak dalam Islam dan pola pembentukan karakter anak dalam pendidikan Islam. Dan konsep ramah anak, terdiri dari; pengertian pendidikan ramah anak dalam pendidikan Islam dan pola pendidikan ramah anak dalam pendidikan Islam.
Bab keempat analisis data meliputi; analisis pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak secara umum, pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak dalam perspektif pendidikan agama Islam, dan analisis konsep pendidikan ramah anak secara umum dengan pendidikan Islam.
Bab kelima adalah penutup meliputi : kesimpulan dan saran-saran. Dan dilengkapi dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI DELINQUENCY SISWA

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI DELINQUENCY SISWA


(KODE : PEND-AIS-0070) : SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI DELINQUENCY SISWA




BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai kenakalan siswa adalah masalah yang dirasakan sangatlah penting dan menarik untuk dibahas dan juga harus ditangani secara terpadu dan menyeluruh . Hal ini disebabkan pada masa remaja merupakan suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan masa kegoncangan yang sangat menentukan keadaan masa depannya, atau masa pencarian jati diri, pada usia SMP adalah masa-masa pubertas awal yang dialami hidupnya.
Kualitas kehidupan manusia dalam suatu bangsa dewasa ini adalah sangat ditentukan oleh kualitas para pemudanya, bahkan ditentukan oleh kualitas anak-anaknya, oleh karena itu tuntutan akan pendidikan dewasa ini semakin meningkat. Dikarenakan dorongan yang sangat kuat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sedemikian rupa, maka tidak bisa diabaikan bahwa pendidikan itu memegang peranan penting dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan tujuan dari pendidikan itu akan mudah tercapai manakala para pemudanya secara sadar memahami pentingnya suatu pendidikan.
Namun dewasa ini, banyak kita lihat keanekaragaman kenakalan yang dilakukan para remaja sehingga berdampak pula pada tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Kenakalan yang dilakukan para siswa bisa juga kita sebut dengan delinquency siswa, dimana dalam konsep psikologi delinquency berarti kejahatan. Dalam kaitan ini pembatasan dari para ahli hukum Anglo Saxon dapat diterima, bahwa delinquency siswa berarti perbuatan dan tingkah laku yang merupakan perbuatan perkosaan terhadap norma hukum pidana dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kesusilaan yang dilakukan oleh anak-anak remaja.
Sehari-hari kita sering mendengar bahwa anak-anak yang suka berkelahi dan bertengkar sesama kawannya serta mengeluarkan perkataan yang kotor adalah anak nakal. Apabila kita klasifikasikan secara keseluruhannya, maka ini menimbulkan suatu pengertian "kenakalan anak-anak". Jika yang dipersoalkan sekarang ialah tentang perbuatan kenakalan, maka yang manakah dan yang bagaimanakah yang dirasakan merupakan "kenakalan anak" tersebut, sehingga perlu ditanggulangi secara serius yang mendalam oleh tiap negara.
Fuad Hasan, dalam hal ini mengemukakan pendapatnya antara lain sebagai berikut : "Delinguency adalah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak yang bilamana dilakukan orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindakan kejahatan."
Thung Tjip Nio, SH, Hakim khusus pada Pengadilan Negeri Istimewa di Jakarta untuk perkara anak-anak mengatakan, "Definisi ini tergantung dari sudut mana kita memandang problema ini, seorang sosiolog akan memberi definisi yang berlainan ".
Dari pendapat-pendapat para ahli ini kita dapat menarik kesimpulan, bahwa delinquency mempunyai sifat yang dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu :
1. Kenakalan yang bersifat a-moral dan anti-sosial. Kenakalan ini diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pelanggaran hukum.
2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum.
Menurut William C. Kvareceus, ada juga bentuk kenakalan yang tidak dapat digolongkan kepada pelanggaran hukum. Kenakalan ini disebut dengan Hidden Delinquency. Diantaranya yaitu :
1. Berbohong, memutarbalikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau menutupi kesalahan.
2. Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah.
3. Kabur, meninggalkan rumah tanpa izin orang tua atau menentang keinginan orang tua.
4. Keluyuran, pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan dan mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.
5. Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, sehingga mudah terangsang untuk mempergunakannya. Misalnya : pisau, pistol.
6. Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal.
7. Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan, sehingga mudah timbul tindakan-tindakan yang kurang bertangggung jawab.
8. Membaca buku-buku cabul dan kebiasaan mempergunakan bahasa yang tidak sopan.
9. Berpakaian tidak pantas dan minum-minuman keras atau menghisap ganja sehingga merusak dirinya.
Sedangkan kenakalan yang dapat digolongkan pelanggaran terhadap hukum dan mengarah kepada tindakan kriminal, misalnya :
1. Berjudi sampai mempergunakan uang taruhan atau benda yang lain.
2. Mencuri, mencopet, menjambret, merampas dengan kekerasan atau tanpa kekerasan.
3. Peggelapan barang.
4. Penipuan dan pemalsuan.
5. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno dan film porno, serta pemerkosaan.
6. Perbuatan yang merugikan orang lain.
7. Percobaan pembunuhan.
8. Pengguguran kandungan.
9. Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian.
Kegiatan pendidikan di sekolah, sampai saat ini masih merupakan wahana sentral dalam mengatasai berbagai bentuk kenakalan remaja yang terjadi. Oleh karena itu segala apa yang terjadi dalam lingkungan di luar sekolah, senantiasa mengambil tolak ukur aktivitas pendidikan dan pembelajaran sekolah. Hal seperti ini cukup disadari oleh para guru dan pengelola lembaga pendidikan, dan mereka melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dan memaksimalkan kasus-kasus yang terjadi akibat kenakalan siswanya melalui penerapan tata tertib, pembelajaran moral, agama dan norma-norma susila lainnya.
Pelajar dan pemuda muslim yang kini merupakan mayoritas kawula muda di Indonesia, wajar dan sangat tepat jika senantiasa membina diri, hingga akhirnya memiliki karakter Islami yang penuh dengan keluhuran dan kemuliaan agar tidak terjebak dalam hal-hal yang dilanggar oleh syari'at agama.
Menurut penelitian KOMNAS perlindungan anak, angka prosentase remaja yang pernah melakukan hubungan seks pra nikah mencapai hingga 62,7%, 21,2% remaja pernah aborsi, 93,7% remaja SMP dan SMA pernah melakukan ciuman dan oral seks, 97,0% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno.
Sedangkan badan narkotika nasional mencatat jumlah pengguna narkoba di Indonesia mencapai 4.000.000 pengguna dan 20% diantaranya adalah pelajar, 70% siswa SMP dan SMA di 12 kota besar pernah mendapatkan tawaran narkoba dari temannya dan 83.000 pelajar pengguna narkoba (SD, SMP, dan SMA) di 12 kota besar.
Melihat data diatas, pemerintah berupaya memberikan solusi dengan menawarkan sistem baru yang berupa pendidikan berkarakter dengan tujuan meminimalisir jumlah prosentase diatas. Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil.
Diharapkan dari pendidikan karakter ini, lebih-lebih internalisasi nilai-nilai Islami, siswa dapat mencontoh sikap nabinya, Muhammad SAW yang memang menjadi suri tauladan bagi kita, sebagaimana firman Allah :
"Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Q.S. Al-Ahzab (33) : 2)
Kedudukan guru dalam setiap mata pelajaran memiliki peran yang sangat penting dan turut serta mengatasi terjadinya kenakalan siswanya, sebab setiap guru merupakan sosok yang bertanggung jawab langsung terhadap pembinaan moral dan menanamkan norma hukum tentang baik dan buruk serta tanggung jawab seseorang atas segala tindakan yang dilakukan baik di dunia maupun di akhirat.
Namun, tidak hanya guru yang harus terbebani dengan semua ini, segala aspek harus ikut andil dalam mewujudkan pendidikan karakter ini, terlebih orang tua, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Tahrim (66) : 6 :
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan "
Secara moralistik, pendidikan karakter merupakan salah satu cara untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur. Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan Ibnu Maskawaih yang sangat tegas menjelaskan bahwa materi pendidikan tersebut adalah nilai-nilai akhlakul karimah. Adapun sejumlah nilai yang harus ditanamkan adalah kejujuran (shidiq), kasih sayang (ar-rahman), tidak berlebih-lebihan (qana'ah), menghormati kedua orang tua (birrul walidain), memelihara kesucian diri (al-iffah) dan bertaqwa.
Mengingat betapa pentingnya peranan remaja sebagai generasi muda bagi masa depan bangsa. Maka masalah tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mencanangkan pendidikan karakter untuk menaggulangi terjadinya delinquency siswa. Oleh karena itu penulis terdorong untuk meneliti dengan judul : "PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI DELINQUENCY SISWA DI KELAS VIII SMP X".

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa persoalan yang perlu diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana karakter siswa kelas VIII dalam pendidikan karakter mata pelajaran PAI di SMP X?
2. Bagaimana bentuk-bentuk delinquency siswa kelas VIII SMP X?
3. Adakah pengaruh pendidikan karakter dalam menanggulangi delinquency siswa kelas VIII SMP X?

C. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui atau mendeskripsikan nilai-nilai karakter dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP X.
2. Ingin mengetahui bentuk-bentuk delinquency siswa SMP X.
3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan karakter dalam menanggulangi delinquency siswa SMP X.

D. Manfaat Penelitian
Selain untuk mencapai tujuan yang diharapkan di atas, penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat bagi :
1. Orang tua, yang bertanggung jawab atas pendidikan putra-putrinya, terutama masalah tingkah lakunya. Sehingga dengan penyajian ini dapat diketahui pentingnya pendidikan karakter dalam menanggulangi delinquency siswa.
2. Sekolah, meski dalam kadar minimal, skripsi ini diharapkan dapat menunjang tertibnya sekolah.
3. Penulis, untuk menambah khazanah keilmuan dan pengetahuan tentang pendidikan karakter terutama dalam menanggulangi delinquency siswa.

E. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari IV (empat) bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan, dalam hal ini membahas secara global yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup, Definisi Operasional, dan Sitematika Pembahasan.
BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang seputar pendidikan karakter yang terdiri dari definisi, tujuan dan nilai-nilai karakter dalam pendidikan karakter. Serta pembahasan seputar delinquency yang meliputi : definisi, sebab terjadinya serta bentuk-bentuk delinquency siswa. Dan pembahasan yang terakhir tentang pengaruh pendidikan karakter dalam menanggulangi delinguency siswa dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari, jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan instrument penelitian serta analisis data.
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
Berisi tentang deskriptif singkat gambaran umum objek penelitian, nilai-nilai karakter siswa, bentuk/jenis-jenis kenakalan yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP X, dan hasil analisis pengaruh pendidikan karakter dalam menanggulangi delinquency siswa SMP X.
BAB IV PENUTUP
Merupakan konsep akhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
Demikian sistematika pembahasan yang nantinya menjadi penulisan skripsi sesuai dengan urutannya dan setelah sampai pada penutupan kami juga mencantumkan daftar pustaka beserta lampiran-lampiran penutup.
SKRIPSI EFEKTIFITAS STRATEGI PLANTED QUESTIONS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN X

SKRIPSI EFEKTIFITAS STRATEGI PLANTED QUESTIONS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN X

(KODE : PEND-AIS-0069) : SKRIPSI EFEKTIFITAS STRATEGI PLANTED QUESTIONS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN X




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya merupakan kebutuhan dan tuntutan yang signifikan untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa dan Negara demi tercapainya sumber daya manusia yang berintelektualitas dan berkualitas tinggi. Intelektualitas dan kualitas tersebut sangat bergantung dari keberhasilan penyelenggaraan sistem pendidikan.
Setiap bangsa akan maju karena pendidikannya. Pendidikan yang maju merupakan jantung dan denyut nadi bangsa. Dimana pendidikan nasional mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu :
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Dengan demikian, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional terutama dalam meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini sebagaimana pendapat Dr. Zakiah Darajat yang Mengungkapkan, bahwasanya pendidikan agama Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara, dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai, yaitu Insan kamil dengan pola takwa.
Akan tetapi kenyataan yang ada sebaliknya, meskipun siswa telah diberikan pendidikan agama Islam mereka tetap saja ada yang melakukan perbuatan tidak terpuji. Dalam surat kabar Jawa Pos disebutkan, bahwa banyak pelajar yang otaki tindak kriminalitas. Mereka melakukan kasus kejahatan mulai dari pencurian, kekerasan fisik, hingga pencabulan dan pemerkosaan.
Berdasarkan perihal demikian, pendidikan agama Islam bisa dikatakan belum dapat menjadikan siswa mencapai tujuan pendidikannya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Menanggapi hal ini, penulis sependapat dengan pendapat Muhaimin yang mengemukakan bahwa untuk dapat mencapai tahapan psikomotor siswa harus terlebih dahulu melalui tahapan kognitif dengan baik. Yang dimaksud dengan tahapan kognitif adalah pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam. Setelah melalui tahapan kognitif tersebut siswa dapat menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini terkait erat dengan kognitif. Ini dikarenakan penghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh apabila dilandasi dengan pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran agama islam. Dan baru kemudian, setelah melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa tergerak untuk mengamalkan dan mentaati ajaran Islam (tahapan psikomotorik).
Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan agama Islam di sekolah perlu dilaksanakan secara efektif sehingga siswa dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Strategi pembelajaran sebagai suatu rencana yang berisi rangkaian kegiatan pembelajaran yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien, ini sangat penting sekali diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam agar tercapai tujuan pendidikan agama Islam yang diharapkan.
Karena ranah kognitif mempunyai peran yang penting dalam pembentukan insan kamil sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional dan merupakan tujuan pendidikn agama Islam, maka diperlukannlah strategi yang dapat membantu siswa dalam mengetahui dan memahami ajaran Islam.
Dan sehubungan dengan uraian diatas, penulis mengambil judul penelitian "EFEKTIFITAS STRATEGI PLANTED QUESTIONS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI X"

B. Definisi Operasional
Untuk memudahkan maksud yang terkandung dalam judul skripsi ini, maka penulis akan memberikan penjelasan tentang bagian-bagian yang ada pada judul skripsi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Efektifitas : Berasal dari kata efektif, yang berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya).
2. Strategi : Suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang ditentukan.
3. Planted questions : Salah satu strategi pembelajaran aktif melalui pertanyaan rekayasa yang diberikan kepada peserta didik yang terpilih.
4. Prestasi Belajar : Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.8 Jadi yang dinamakan dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai berupa perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkunganya.
5. Pendidikan Agama Islam : Berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Pada kurikiulum tahun 1999, ruang lingkup materi PAI dipadatkan menjadi lima unsur pokok yaitu Al Quran, keimana, akhlak, fiqih dan bimbingan ibadah,serta tarikh atau sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.10 Adapun dalam penelitian ini, penulis lebih menfokuskan diri pada materi tarikh tepatnya pada sejarah Nabi Muhammad SAW.
6. SMP Negeri X : Sekolah Menengah Pertama yang berada di daerah X, dan di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional.

C. Rumusan Masalah
Dari judul yang telah disebutkan, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan strategi planted questions di SMP Negeri X ?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri X ?
3. Bagaimana efektifitas strategi planted questios terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri X ?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan antara lain :
1. Penerapan strategi planted questions di SMP Negeri X
2. Prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri X
3. Efektifitas strategi planted questios terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri X

E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitan ini dilakukan adalah :
1. Secara teoritis, adalah sebagai upaya memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam pengembangan wawasan akan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga dapat membantu dalam proses pengajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dalam mebangun suatu pemahaman ajaran agama Islam yang integral secara kognitif, afektif, dan spikomotor.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pendidik sebagai suatu bahan informasi untuk upaya peningkatan dan menambah pengetahuan serta keahlian dalam melaksanakan pola pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Bagi penulis secara pribadi sangat berguna dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi.

F. Sistematika Pembahasan
Mengenai sistem pembahasan, penulis menyusunnya sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : KAJIAN TEORI
Dalam bab ini dipaparkan secara teoritis mengenai kajian tentang strategi plented questions, kajian tentang prestasi belajar pendidikan agama Islam, serta efektifitas strategi planted questions terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang identifikasi variabel, jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum SMP Negeri X, gambaran tentang pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri X, penyajian data dan analisis data.
BAB V : PENUTUP
Ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan dan saran.