Search This Blog

Showing posts with label skripsi pendidikan IPS. Show all posts
Showing posts with label skripsi pendidikan IPS. Show all posts
Skripsi Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Guru Geografi Dalam Mengajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMPN di Kota X

Skripsi Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Guru Geografi Dalam Mengajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMPN di Kota X

(Kode PEND-IPS-0006) : Skripsi Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Guru Geografi Dalam Mengajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kota X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia “Mencakup semua energi keterampilan, bakat dan pengetahuan manusia yang digunakan secara potensial dapat atau harus digunakan untuk tujuan produksi dan jasa yang bermanfaat” (Idris, Zahara dan Lisma Jamal, 1992:104). Peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dapat dijelaskan sebagai berikut, hanya melalui pendidikan manusia dapat melaksanakan pasal 31 UUD 1945 “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”, yang sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea keempat sebagai tuntutan konstitusional bagi rakyat Indonesia yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa.”
Proses pendidikan khususnya di Indonesia, bukan merupakan suatu proses yang statis. Dalam arti selalu terjadi perubahan yaitu berupa penyempurnaan-penyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan produk atau hasil pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk memperoleh kualitas maupun kuantitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Langkah ini adalah langkah awal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perlu diketahui bahwa pembangunan bidang pendidikan amatlah esensial untuk mewujudkan kemajuan suatu bangsa/negara.
Pendidikan di Kota X sendiri juga sudah mengalami kemajuan pesat. Karena pendidikan di Kota X merupakan proses yang dinamis, selalu terjadi perubahan demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Proses tersebut antara lain dengan senantiasa mengikuti perubahan kurikulum seperti yang ditetapkan pemerintah, seperti perubahan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004. Oleh karena proses pendidikan di Kota X merupakan proses yang dinamis, maka perlu pemroses yang profesional (dalam hal ini guru) untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Untuk menciptakan guru yang profesional ini pemerintah telah berusaha dengan berbagai macam, salah satunya dengan usaha yang terakhir dengan adanya program penyetaraan.
Peningkatan kualitas ini terlihat pada segala jenjang pendidikan. Khusus untuk pendidikan tingkat SMP kualitas pendidikannya menekankan pada kemampuan siswa untuk menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan lingkungan yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara. Usman (2005:145). Di Kota X terdapat banyak sekolah menegah pertama baik negeri maupun swasta atau yang sederajat. Kalkulasinya adalah untuk SMP Negeri terdapat 27 buah, SMP swasta 43 buah dan 7 sekolah MTs.
Sardiman (1990:192) mengatakan bahwa dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar perlu adanya keterampilan mengajar. Sebagai seorang pendidik guru geografi pada khususnya untuk mengajar ia harus berbekal berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula seperangkat keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar mempersonalisasikan beberapa sikap keguruan yang diperlukan sesuai dengan hakekat pengajaran geografi. Fairgrieve dalam Sumaatmadja (1996:16) mengemukakan nilai edukatif pengajaran Geografi yaitu “Berfungsi mengembangkan kemampuan peserta didik sebagai calon warga masyarakat dan warga negara dan melatih untuk cepat tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan di permukaan bumi pada umumnya”. Mengingat peran geografi tersebut, sangatlah besar pengaruh guru geografi dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Guru geografi dituntut memiliki keterampilan belajar dan mengajar, karena cara mengajar guru yang tidak tepat akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan hasil interkasi berbagai komponen pendidikan. Purwanto (1990:102) yang menyatakan “Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari dua golongan yaitu: faktor individual dan faktor sosial”. Faktor individual terdiri atas kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi, persepsi dan sifat-sifat pribadi. Sedangkan faktor sosial terdiri atas keluarga, guru dan cara mengajar, fasilitas belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, motivasi sosial. Termasuk di dalam faktor individual adalah persepsi yang dimiliki siswa. Persepsi sendiri adalah proses mengenal dan mamahami orang lain, jika persepsi yang dimiliki siswa baik, maka prestasinya dapat menjadi baik. Dengan demikian kecakapan dan keterampilan guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang ikut mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan pemikiran tersebut penulis ingin meneliti apakah persepsi yang dimiliki siswa terhadap gurunya berhubungan erat terhadap prestasi belajarnya? Oleh karenanya penulis memberi judul “Hubungan antara Persepsi Siswa terhadap Guru Geografi dalam Mengajar dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Negeri di X Tahun Pelajaran XXXX/XXXX.”

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka timbul beberapa masalah yang berkaitan dengan persepsi siswa terhadap guru geografi dalam mengajar dan prestasi belajar geografi siswa kelas VIII di SMP Negeri X. Adapun identifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Cara mengajar guru geografi yang tidak tepat dapat mempengaruhi prestasi belajar Geografi siswa.
2. Adanya faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3. Faktor internal terdiri atas unsur-unsur kepribadian tertentu, termasuk di dalamnya adalah persepsi. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor sosial, termasuk di dalamnya guru geografi dalam mengajar.
4. Persepsi yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda, maka pencapaian terhadap prestasi belajarnya berbeda pula.

C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan mempunyai arah yang pasti maka dilakukan pembatasan masalah. Oleh karena itu penelitian ini hanya akan meneliti mengenai persepsi siswa terhadap guru geografi dalam mengajar dan prestasi belajar geografi siswa kelas VIII tahun pelajaran XXXX/XXXX di SMP Negeri X. Variabelnya sebagai berikut:
Variabel bebas (x) : Persepsi siswa terhadap guru geografi dalam mengajar
Variabel terikat (y) : Prestasi belajar geografi siswa kelas VIII

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap guru geografi dalam mengajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas VIII tahun pelajaran XXXX/XXXX SMP Negeri di X?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa terhadap guru geografi dalam mengajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri di X tahun pelajaran XXXX/XXXX.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a) Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan kependidikan, utamanya pada proses belajar mengajar di bidang pembelajaran Geografi.
b) Diharapkan dapat menambah khasanah pustaka baik di tingkat program Geografi, jurusan, fakultas maupun universitas lain.
c) Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain.
2. Manfaat Praktis
a) Sebagai masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memperhatikan bagaimana sikap seorang guru dalam belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan persepsi yang positif dalam diri siswa terhadap guru.
b) Bagi siswa, memberi masukan untuk berusaha memiliki persepsi yang positif pada guru, utamanya terhadap guru geografi.
Skripsi Hubungan Gaya Kepemimpinan, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. X

Skripsi Hubungan Gaya Kepemimpinan, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. X

(Kode PEND-IPS-0005) : Skripsi Hubungan Gaya Kepemimpinan, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dunia usaha benar-benar dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi di setiap kegiatannya. Peningkatan efisiensi sumber daya manusia pada setiap kegiatannya adalah salah satu usaha mengatasi situasi dunia usaha di era globalisasi yang penuh dengan persaingan. Secara umum sumber daya yang terdapat dalam perusahaan dibagi menjadi dua golongan, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya nonmanusia. Semua orang yang menjalankan segala aktivitas perusahaan merupakan sumber daya manusia. Sedangkan yang termasuk sumber daya nonmanusia diantaranya : mesin, modal, teknologi, dan lain-lain.
Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia di perusahaan, unsur manusia adalah sumber daya yang paling menentukan dan penting dibandingkan dengan unsurunsur sumber daya yang lain. Salah satu yang menyebabkan pentingnya sumber daya manusia adalah betapapun tingginya suatu teknologi, cepatnya informasi yang beredar, tersedianya modal yang cukup, namun manusia tetap merupakan unsur penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Karena semuanya tetap memerlukan campur tangan manusia dalam mengendalikannya.
Betapapun bagusnya perumusan tujuan dan rencana-rencana perusahaan, hanya akan sia-sia jika tidak di dukung dengan sumber daya manusia yang ada. Suatu perusahaan didirikan pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai, diantaranya adalah untuk memperoleh laba serta untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Meningkatkan produktivitas kerja merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh perusahaan agar dapat bertahan dan bersaing di masa sekarang ini. Perusahaan harus memperhatikan sumber daya manusianya sehingga produktivitas kerja yang tinggi dapat dicapai. Produktivitas kerja sangat diperlukan bagi perusahaan yang mempekerjakan tenaga manusia dalam jumlah yang relatif banyak, karena produktivitas merupakan hasil yang dicapai tenaga manusia berdasarkan perbandingan jumlah waktu yang diperlukan. Apabila karyawan hanya menitikberatkan pada segi kuantitas saja, maka hal ini dapat menurunkan kualitas produk yang dihasilkan dan akan merugikan perusahaan.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut, diperlukan usaha pengembangan dan peningkatan produktivitas tenaga kerja yang ada. Pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam upaya peningkatan produktivitas kerja erat kaitannya dengan kerja seorang pemimpin. Pada kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kerja dan terutama tingkat produktivitas suatu perusahaan. Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan, sasaran dan dalam kondisi tertentu. Pemimpin dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya berusaha mempengaruhi tingkah laku dan memotivasi bawahannya.
Pemimpin berupaya agar para karyawannya mau dan mampu bekerja secara optimal ke arah produktivitas kerja. Gaya kepemimpinan perlu diperhatikan seorang manajer ketika menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin . Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Jadi gaya kepemimpinan merupakan salah satu cara bagi seorang pemimpin untuk menggerakkan bawahannya dalam menjalankan operasional perusahaan agar pekerjanya bekerja dengan baik. Dengan gaya kepemimpinan, dapat diketahui potensi seorang pemimpin dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang yang disegani, dipatuhi dan diteladani. Gaya kepemimpinan yang efektif akan sangat membantu keberhasilan pencapaian tujuan suatu perusahaan. Seorang pemimpin yang baik haruslah pandai memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan apa yang terbaik yang harus diterapkan sehingga ia dapat mengetahui tindakan apa yang sebaiknya dilakukan dan mengerti akan kebutuhan para karyawannya, yang nantinya berdampak pada cara kerja karyawan terhadap tugas yang diberikan dan pada akhirnya produktivitas kerja yang diharapkan dapat tercapai.
Untuk mencapai keefektifan dan keefisienan proses produksi maka perusahaan menggunakan teknologi yang ada, dari teknologi sederhana, teknologi maju dan sangat maju. Pemanfaatan hasil teknologi tentunya membawa akibatakibat yang harus dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat teknologi yang digunakan, semakin tinggi pula pengetahuan dan keterampilan karyawan yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaannya. Kelalaian dan kesalahan pelaksanaan operasinya akan mengakibatkan kemungkinan bahaya yang besar. Kecelakaan kerja yang terjadi dalam perusahaan dapat menimbulkan kerugian yang besar baik dari segi modal maupun sumber daya manusia.
Produktivitas kerja merupakan tujuan bagi setiap manajer. Selain memperhatikan masalah gaya kepemimpinan, perusahaan juga harus memperhatikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Karena salah satu kendala dalam pencapaian tujuan tersebut adalah sakitnya karyawan. Apabila karyawan sakit akan membawa kerugian bagi perusahaan. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja bukanlah masalah yang kecil. Yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja kemungkinan besar adalah karena rendahnya pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Demikian halnya dengan PT. X sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang memiliki karyawan dalam jumlah yang relatif banyak, dalam proses produksi menggunakan mesin-mesin berat dan bahan yang mengandung zat kimia pastilah tidak terlepas dari permasalahan diatas. Dalam usahanya meningkatkan produktivitas kerja karyawan agar hasil produksi meningkat sesuai dengan tujuan perusahaan, maka pemimpin perusahaan berusaha menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif, sehingga mampu mempengaruhi karyawan agar mau bekerja sesuai dengan keinginan pemimpin dan tercipta hubungan kerja yang harmonis. Hubungan kerja yang harmonis dapat tercipta apabila pemimpin mampu mengadakan kerjasama yang baik antara pemimpin dan semua karyawannya. Dengan adanya kerjasama yang baik antara pemimpin dan semua karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya maka akan diperoleh produktivitas kerja yang tinggi.
Salah satu tugas dari seorang pemimpin adalah mengetahui keinginan dan kebutuhan karyawan serta berusaha untuk memenuhinya. Pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu kebutuhan karyawan. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja sasarannya adalah kondisi dan tempat kerja yang aman dan sehat. Dengan diterapkannya program pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja maka karyawan akan bekerja dengan aman serta nyaman sehingga akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat dan semangat lagi dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang ada, penulis berkeinginan mengadakan penelitian dengan mengambil judul : “HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. X TAHUN XXXX”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah persaingan yang semakin ketat dalam pemasaran produk tekstil menuntut perusahaan untuk memiliki strategi-strategi tertentu agar dapat bersaing dengan perusahaan lain?
2. Apakah hubungan yang kurang harmonis antara pimpinan dan pegawai dapat menyebabkan turunnya produktivitas kerja?
3. Apakah seorang pemimpin yang kurang menerapkan gaya kepemimpinan dengan baik akan menyebabkan karyawan tidak bekerja dengan sungguhsungguh sehingga produktivitas kerja akan menurun?
4. Bagaimanakah pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan di PT. X?
5. Apakah kurangnya pengetahuan dan kesadaran karyawan akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di PT. X dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja?
6. Apakah seorang pemimpin yang kurang memperhatikan dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja akan menurunkan produktivitas kerja?

C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian berbagai masalah muncul secara bersamaan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, sehingga sulit untuk mengadakan penelitian secara menyeluruh. Mengingat banyaknya permasalahan dan keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah-masalah yaitu hubungan gaya kepemimpinan, keselamatan dan kesehatan kerja dan produktivitas kerja. Untuk lebih jelasnya, peneliti kemukakan penjelasan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku seorang pemimpin yang ia gunakan dalam usaha mempengaruhi bawahannya agar bekerja dengan baik.
2. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kondisi kerja yang aman dan sehat yang membuat karyawan merasa tenang dalam bekerja.
3. Produktivitas kerja adalah suatu usaha yang dicapai karyawan dalam usaha memaksimalkan segala sumber yang ada berdasarkan waktu yang digunakan dan kualitas dari barang yang dihasilkan.

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah untuk mengungkapkan pokok-pokok pikiran secara sistematis sehingga tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap suatu penelitian sehingga akan mudah dipahami.
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan dengan produktivitas kerja karyawan PT. X tahun XXXX?
2. Apakah ada hubungan yang positif antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja karyawan PT. X tahun XXXX?
3. Apakah ada hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan, keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama dengan produktivitas kerja karyawan PT. X tahun XXXX?

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian tentu mempunyai maksud dan tujuan. Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan dengan produktivitas kerja karyawan PT. X tahun XXXX.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja karyawan PT. X tahun XXXX.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara gaya kepemimpinan, keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama dengan produktivitas kerja karyawan PT. X tahun XXXX.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang peneliti lakukan ini penting dengan harapan dapat memberikan kegunaan dalam menjawab permasalahan yang ada. Disamping itu diharapkan mempunyai kegunaan teoritis untuk mengembangkan ilmu lebih lanjut maupun kegunaan praktis menyangkut pemecahan-pemecahan masalah yang aktual. Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat digunakan sebagai pendorong bagi perusahaan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif agar karyawan mau dan mampu bekerja secara optimal sehingga produktivitas kerja meningkat.
2. Dapat digunakan sebagai pendorong bagi perusahaan untuk memperbaiki palayanaan keselamatan dan kesehatan kerja agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja sehingga produktivitas kerja meningkat.
3. Dapat digunakan sebagai pendorong bagi poerusahaan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif dan memperbaiki pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja agar proses produksi menjadi lancar sehingga produktivitas kerja meningkat.
Skripsi Hubungan Antara Lingkungan Belajar Dan Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Jurusan IPS SMAN X

Skripsi Hubungan Antara Lingkungan Belajar Dan Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Jurusan IPS SMAN X

(Kode PEND-IPS-0004) : Skripsi Hubungan Antara Lingkungan Belajar Dan Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Jurusan IPS SMAN X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini negara mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Antara lain dalam bidang perniagaan, industri, ilmu pendidikan dan berbagai dimensi lain, baik pembangunan fisik maupun pembangunan sepiritual. Dalam upaya menjawab tantangan ini perkembangan sumber daya diproritaskan. Perkembangan sumber daya yang diprioritasakan adalah perkembangan sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan sumberdaya manusia dapat melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia purna. Menurut undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab I pasal 1 menyatakan;
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, Masyarakat maupun bangsa dan negara, sebagai wujud perhatian negara Republik Indonesia, maka pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan sekarang ini. Peningkatan mutu pendidikan senantiasa disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membuat pembangunan bangsa akan menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain: peningkatan mutu para guru, pembaharuan kurikulum, penambahan berbagai fasilitas belajar, dan sebagainya. Meskipun usaha-usaha tersebut telah dilakukan tetapi masih banyak sekolah-sekolah yang menghasilkan lulusan yang kurang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat, orangtua, guru, dan siswa itu sendiri.
Menurut Ngalim Purwanto (1988: 148) lingkungan pendidikan atau lingkungan belajar dibedakan menjadi 3 golongan. antara lain: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkuangan masyarakat. Lingkungan belajar tersebut mendukung dan berperan besar dalam keberhasilan perestasi belajar anak didik. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi juga dapat menjadi faktor kesulitan belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 81) Lingkungan keluarga terdiri dari tiga faktor yaitu: faktor Orangtua, suasana rumah tangga atau keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga.
Anak lahir dalam lingkungan keluarga dan dalam pemeliharaan Orangtua. Orangtua disini memikul tugas sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing, maupun sebagai guru dan pengasuh bagi Anak-anaknya. Orangtua merupakan contoh terdekat bagi anaknya. Segala perbuatan yang dilakukan tanpa disadari akan ditiru anaknya, untuk itu sikap Orangtua yang bermasalah harus dihindari. Orangtua harus memperhatikan pendidikan, dan perkembangan belajar anaknya. Disamping itu hubungan Orangtua dengan anak sangat berpengaruh dalam kemajuan belajar anak. Yang dimaksud perhatian disini adalah kasih sayang yang penuh perhatian atau kebencian. Kasih sayang, perhatian atau penghargaan kepada anak akan menimbulkan mental yang sehat bagi anakanaknya.
Suasana rumah adalah keadaan lingkungan fisik maupun nonfisik dalam rumah. Suasana rumah yang ramai atau gaduh tidak mungkin anak akan dapat belajar dengan baik, anak akan terganggu konsenterasinya sehingga sulit untuk belajar. Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang, selalu cekcok diantara anggota keluarga akan mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak yang tidak sehat mentalnya.
Faktor yang ketiga adalah keadaan ekonomi keluarga, keadan ekonomi keluarga ada dua golongan yaitu keadaan ekonomi yang kuat atau berlebih dan keadaan ekonomi yang lemah. Hal ini berhubungan dengan kemampuan memenuhi kebutuhan alat-alat dan fasilitas belajar. Umumnya siswa SMAN X berasal dari ekonomi rendah. Dengan keadaan tersebut ada beberapa siswa yang menjadikan sebagai motivasa dalam belajar, sedangkan ada juga yang minder dengan keadaanya.
Lingkungan kedua adalalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal karena diadakan di sekolah atau tempat tertentu dan mempunyai jenjang mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab VI pasal 14. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam lingkungan masyarakat. Dan sekaligus mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ketingkat menengah. Pendidikan dasar ini diselengarakan selama 9 tahun, yang dilaksanakan 6 tahun di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta 3 tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah diselengarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pengetahuan yang telah didapat di sekolah dasar, selain itu juga guna menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mampu melaksanakan hubungan timbal balik dengan sosial, budaya, dan alam sekitarnya serta dapat mengembangkan kemampuannya lebih lanjut di dunia kerja atau melanjutkan keperguruan tinggi. pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum ini berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madarasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat
Salah satu pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dulu bernama SMU. Tujuan dari sekolah menengah atas ini adalah sebagai dasar untuk anak didik dalam mempersiapkan guna melanjutkan keperguruan tinggi. Disamping itu pendidikan menengah atas juga bertujuan menyiapkan anak didik yang siap kerja. Sekarang ini SMA menjadi sekolah menengah yang banyak diminati oleh siswa-siswa lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama yang bertujuan melanjutkan kuliah keperguruan tinggi. Sekolah menengah atas dibagi menjadi beberapa jurusan diantaranya sekolah menengah atas jurusan IPS, sekolah menengah atas jurusan IPA, dan sekolah menengah atas jurusan bahasa. Salah satu sekolah menengah atas jurusan IPA dan IPS di X adalah SMAN X.
Lingkungan belajar yang ketiga adalah lingkungan masyarakat. Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang luas dan meluas yaitu hubungan antara dua orangtua atau lebih yang tak terbatas. Manusia merupakan makluk sosial dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat norma-morma yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Normanorma tersebut berpengaruh dalam pembentukan kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap. Untuk itulah lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.
Selain lingkungan belajar di atas keberhsilan prestasi siswa juga dipengaruhi oleh minat belajar. Minat adalah kecendrungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek. Sehingga tingkah laku individu terhadap suatu obyek tertentu sangat dipengaruhi besar kecilnya minat siswa terhadap suatu obyek tersebut, dengan demikian jelas bahwa betapa pentingnya membangkitkan minat pada diri siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu dalam setiap pelajaran harus menarik minat siswa karena minat siswa itu sendiri dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar, sebagai mana diungkapkan oleh Muhibbin Syah (2005: 151)
“Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dan pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Bila anak menaruh minat besar terhadap mata pelajaran tertentu akan memusatkan perhatian yang lebih besar dari pada siswa lainya”. Kemudian karena pemusatan perhatian yang insentif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang di inginkan. Dengan demikian kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu biasanya tidak dapat diharapkan akan berhasail dengan baik dalam menguasai ilmu yang dipelajari. Sebaliknya bila seseorang belajar penuh minat maka akan dengan suka mempelajari dan meluangkan waktu yang cukup banyak untuk mendalami mata pelajaran tersebut sehingga dapat diharapkan prestasi yang dicapai akan lebih baik.
Dengan demikian berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas jelas bahwa lingkungan belajar dan minat belajar merupakan faktor-faktor yang sangat berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Berkenaan dengan hal di atas menarik minat penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Lingkungan Belajar dan Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri X Tahun Ajaran XXXX/XXXX”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut
1. Apakah dunia pendidikan saat ini sudah menghasilkan sumber daya yang benar-benar berkualitas untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan diberbagai bidang?
2. Lingkungan belajar antara siswa satu dengan siswa lainya berbeda-beda. Apakah lingkungan belajar mempengaruhi prestasi belajar?
3. Minat siswa dalam belajar antar siswa satu dengan yang lainnya tidak sama. Apakah minat belajar mempengaruhi prestasi belajar?
4. Apakah mata pelajaran Akuntansi sebagai mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa mengingat kemampuan siswa yang berbeda- beda?
5. Siswa SMAN X mempunyai lingkungan dan tingkat minat belajar yang berbeda. Apakah beragamnya lingkungan dan tingkat minat belajar tersebut akan menimbulkan prestasi yang bervariasi pada pelajaran Akuntansi?

C. Pembatasan Masalah
Pada dasarnya setiap orang mempunyai argumen yang berbeda- beda untuk itu dalam mengkaji suatu masalah perlu diberikan batasan yang jelas agar tidak terjadi kekaburan dan cara pandang yang berbeda, hal ini dilakukan agar permasalahan dapat dikaji secara mendalam.
Dalam penelitian ini, oleh karena banyaknya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang penulis kemukakan adalah :
1. Lingkungan belajar adalah yang ada di alam sekitar baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Lingkungan disini adalah lingkungan dari siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri X tahun ajaran XXXX/XXXX.
2. Minat belajar adalah perhatian dan keinginan yang besar terhadap sesuatu, dalam hal ini adalah pelajaran Akuntansi.
3. Prestasi belajar Akuntansi yang dimaksut dalam penelitian ini adalah nilai atau hasil yang diperoleh siswa kelas XI jurusa IPS SMA Negeri X tahun ajaran XXXX/XXXX dan menjadi nilai rapor

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Adakah hubungan yang positif lingkungan belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri X tahun ajaran XXXX/XXXX?
2. Adakah hubungan yang positif minat belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri X tahun ajaran XXXX/XXXX?
3. Adakah hubungan yang positif lingkungan belajar dan minat belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri X tahun ajaran XXXX/XXXX?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 51) “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif lingkungan belajar dan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri X tahun ajaran XXXX/XXXX.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif minat belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri X tahun ajaran XXXX/XXXX.
3. Untuk mengetahui adakah hubungan yang positif lingkungan dan minat belajar secara bersama-sama dengan prestasi mata pelajaran Akuntansi kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri X tahun ajaran XXXX/XXXX.

F. Manfaat Penelitian
Pada hakekatnya suatu penelitian yang dilaksanakan oleh seseorang diharapkan akan mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat antara lain:
Manfaat Teoretis
- Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan SMA pada khususnya.
- Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti yang lain yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Manfaat Praktis
- Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
- Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk membangkitkan minat belajar dan cara belajar yang baik
- Bagi siswa, sebagai pedoman dalam meningkatkan minat belajar dan cara belajar yang baik.
Skripsi Efektivitas Metode Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Geografi

Skripsi Efektivitas Metode Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Geografi

(Kode PEND-IPS-0003) : Skripsi Efektivitas Metode Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Lingkungan Hidup Di Kelas X SMA X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan di Indonesia, akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggung jawab. Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang mampu berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik).
Proses pembelajaran melalui interaksi guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain yang saling terkait menjadi suatu sistem yang utuh. Pendidikan dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik bahkan sempurna sehingga sangat diharapkan adanya pembaharuan-pembaharuan. Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode atau meningkatkan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan pada umumnya. Seperti tercantum di dalam Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan, “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Banyak hasil riset yang mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa berkorelasi positif dengan keberartian pengalaman belajar siswa. Keberartian pengalaman belajar siswa dapat diperoleh dari pemberian kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa secara mental-intelektual dalam suasana belajar yang menyenangkan. Hal tersebut menekankan pentingnya penyediaan kondisi yang dapat mengefektifkan belajar siswa.
Seorang guru yang baik harus mampu menyusun suatu strategi pembelajaran yang mampu membawa peran serta siswa secara aktif belajar dikarenakan kesadaran dan ketertarikan siswa yang cukup tinggi, bukan sematamata untuk memenuhi kewajiban. Guru dituntut dapat menyajikan kegiatan belajar mengajar yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang menjadikan siswa secara aktif melibatkan diri untuk belajar. Usaha guru untuk membangkitkan motivasi belajar pada siswa diarahkan pada unsur internal (siswa) dan unsur eksternal (diluar siswa). Contoh dari unsur eksternal tersebut adalah suasana kelas yang efektif untuk belajar.
Untuk mewujudkan tujuan ini sangat diperlukan peran guru secara aktif sebab guru sebagai pengelola proses pembelajaran bertindak selaku fasilitator hendaknya berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, mengembangkan bahan pengajaran dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai, oleh karena itu guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai subyek utama belajar. Diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat terjadi aktivitas dari siswa yaitu siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami. Selain itu, diharapkan pula siswa mampu berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar segera mudah diselesaikan secara bersama-sama antar mereka.
Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran , materi pengajaran dan bentuk pengajaran (kelompok atau individu). Metode mengajar ada beberapa macam misalnya: ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri, kooperatif dan masih banyak lagi. Selama beberapa kurun waktu, pembelajaran yang dianut oleh beberapa guru didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa.
Oleh karena itu para guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan ke dalam kepala siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa memasuki kelas, mereka mempunyai bekal kemampuan, pengetahuan, motivasi yang tidak sama. Metode pembelajaran satu arah dimana siswa hanya ditempatkan sebagai objek dan membatasi kebebasan siswa dalam berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar membuat siswa menjadi malas dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
Penerapan pengajaran ceramah memungkinkan guru lebih mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa menjadi enggan dan jenuh dalam menerima pelajaran sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai secara optimal.
Sekolah Menengah Atas Majlis Tafsir Al-Qur’an (SMA MTA) X merupakan bagian dari kegiatan pendidikan pada umumnya. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru masih banyak menggunakan metode mengajar yang didominasi metode ceramah. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru SMA MTA X memilih lebih sering menggunakan metode ceramah karena alokasi waktu yang tersedia lebih sedikit daripada pokok bahasan yang harus diajarkan kepada siswa. Dari permasalahan ini, peneliti akan mencoba salah satu metode alternatif yang dapat digunakan yakni metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievement Divisions (STAD). Metode ini untuk memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dipresentasikan guru.
Dalam STAD guru hanya memberikan konsep-konsep pokok. Pengembangan dari konsep-konsep tersebut dilakukan oleh siswa dalam bentuk kelompok melalui soal-soal yang diberikan. Dalam kelompok, siswa mendiskusikan konsep dan soal yang diberikan secara bersama, membandingkan masing-masing jawaban dari soal yang diberikan, dan membetulkan kesalahan dalam memahami konsep, sehingga seluruh siswa akan terlibat secara langsung dalam penguasaan materi pelajaran geografi.
Pembelajaran geografi akan sangat menarik jika dikemas dalam suatu bentuk pembelajaran interaktif yang menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu, penulis mencoba mengadakan suatu penelitian dengan judul:
“Efektivitas Metode Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Lingkungan Hidup Di Kelas X SMA MTA X Tahun Ajaran XXXX/XXXX”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
Metode pembelajaran geografi yang diterapkan selama ini pada umumnya menggunakan metode ceramah yang cenderung monoton dan kurang bervariasi sehingga berakibat rendahnya hasil belajar geografi. Dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar masih sangat kuat yang seringkali mengabaikan proses belajar melalui interaksi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa di dalam kelas.

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan banyak menimbulkan kesalahpahaman, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi dengan maksud untuk lebih memfokuskan pada masalah yang dikaji. Seperti yang telah disebutkan dalam Pedoman Penyusunan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas X (2002: 7) bahwa, “Kualitas penelitian ilmiah bukan terletak pada keluasan masalah, tetapi terletak pada kedalaman pengkajian pemecahan masalah”.
Dari berbagai masalah yang ada di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:
Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar geografi di kelas X SMA MTA X.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
”Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan guru dapat sedikit mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi dapat diminimalkan.
2. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa yang ingin meningkatkan hasil belajar geografi.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan sekolah pada umumnya.
Skripsi Analisis Pengaruh Iklan Pond’s White Beauty Melalui Media Cetak Dan Atribut Produk Terhadap Perilaku Konsumen

Skripsi Analisis Pengaruh Iklan Pond’s White Beauty Melalui Media Cetak Dan Atribut Produk Terhadap Perilaku Konsumen

(Kode PEND-IPS-0002) : Skripsi Analisis Pengaruh Iklan Pond’s White Beauty Melalui Media Cetak Dan Atribut Produk Terhadap Perilaku Konsumen (Study Pada Mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi X)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan dunia yang pesat, perkembangan kondisi pasar sekarang ini telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan dalam menawarkan dan memasarkan produk mereka.
Bergulirnya waktu ke waktu konsumen semakin well-informed, di mana segala produk yang diinginkan dapat diketahui dengan cepat melalui informasi yang tersedia. Oleh sebab itu, perusahaan harus pintar dalam memilih cara yang tepat untuk meginformasikan produk perusahaannya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk meraih sukses dalam mencapai pasar sasaran suatu perusahaan, diperlukan strategi yang tepat sasaran. Oleh sebab itu diperlukan seorang pemasar yang mampu membaca situasi dan kondisi pasar secara tepat. Untuk mencapai sasaran dalam suatu usaha pemasaran selalu membutuhkan alat dalam penyampaian informasi kepada konsumennya, salah satunya adalah dengan cara mengeluarkan iklan tentang produk suatu perusahaan yang menarik bagi konsumen, yang pada akhirnya konsumen juga akan tertarik untuk menggunakan produk yang diiklankan. Penyampaian iklan akan membantu dalam mengenalkan produk kepada konsumen, iklan mempunyai peranan penting dalam menancapkan merek suatu produk ke pikiran konsumen.
Pola hidup masyarakat modern sangat tergantung oleh keadaan dunia luar, baik dari segi pola pikir, sikap maupun tingkah laku yang berkembang di dunia luar akan cepat diamati kemudian diikuti. Segala sesuatu yang membuat seseorang tampil lebih menarik akan mendapat respon dari masyarakat secara cepat. Kosmetik sebagai salah satu alat untuk mempercantik diri menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan oleh seseorang yang ingin tampil lebih menarik. Pada umumnya masyarakat luas beranggapan bahwa dengan memiliki kulit yang putih dan bersih akan nyaman, menarik dan memiliki nilai lebih.
Keadaan seperti ini merupakan suatu peluang bagi produsen produk kecantikan untuk mengeluarkan suatu produk yang sedang dibutuhkan oleh pasar tersebut. Promosi yang gencar dari perusahaan produk pemutih yang marak juga menyebabkan semakin kuatnya tingkat konsumerisme pada produk pemutih.
Strategi untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang suatu produk pemutih, maka perusahaan berusaha mengenalkan produknya dengan meluncurkan berbagai promosi yang diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan produk pemutih dari perusahaan tersebut, mengingat semakin banyaknya perusahaan kosmetik yang meluncurkan produk sejenis. Berbagai perusahaan bersaing dengan menggunakan berbagai media promosi untuk memasarkan produknya, seperti baliho, iklan televisi, iklan media cetak, sponsorship, dll.
Pond’s White Beauty sebagai salah satu produk pemutih wajah yang bersaing mencoba untuk terus exist di pasarnya. Untuk menghadapi persaingan antar perusahaan kosmetik yang meluncurkan produk sejenis dalam menarik minat konsumen tentu saja diperlukan promosi yang juga menarik bagi konsumen.
Selain menggunakan media televisi, salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan pemutih wajah Pond’s White Beauty adalah dengan mempromosikan produknya melalui berbagai media cetak yang diharapkan masyarakat luas akan lebih mengenal produknya. Selain itu, iklan di media cetak juga dimanfaatkan untuk mendongkrak citra dari perusahaan di mata masyarakat, selain menunjukkan sebagai perusahaan yang modern juga menjadi salah satu indikator bahwa perusahaan tersebut mampu bersaing di pasaran.
Sebuah produk mesti diposisikan untuk menyampaikan seperangkat keuntungan yang akan didapatkan oleh konsumen apabila menggunakan produk tersebut. Iklan dirancang untuk menyampaikan seperangkat simbol-simbol dan citra yang menunjukkan bagaimana merek menyodorkan keuntungan sehingga tercipta sikap positif terhadap merek tersebut dan mendorong konsumen untuk mencoba produk (trial). Iklan juga berfungsi agar setelah konsumen melakukan pembelian, pilihan terhadap merek dapat terus diperkuat lagi untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli ulang merek tersebut pada masa yang akan datang.
Saat ini media cetak sudah menjadi bagian hidup masyarakat modern dari segala lapisan, baik eksekutif puncak, staf biasa, mahasiswa, ibu rumah tangga maupun remaja di mana dan kapan saja. Saat ini sudah tidak dapat dihitung lagi berapa banyak iklan yang disampaikan melalui media cetak. Iklan-iklan ini dibuat semenarik mungkin dan dengan tingkat kreatifitas yang tinggi yang diharapkan konsumen akan tertarik pada produk yang diiklankan. Fenomena semakin merakyatnya media cetak di berbagai kalangan menarik perhatian penulis untuk meneliti bagaimana perilaku konsumen dalam menyikapi iklan produk pemutih wajah Pond’s White Beauty melalui media cetak tersebut. Karena dengan mengeluarkan promosi yang baik maka masyarakat luas akan tertarik dan kemudian mengkonsumsi produk perusahaan tersebut. Namun sayangnya tidak semua perusahaan yang lalai dan menyadari akan pentingnya promosi atau iklan yang dikemas secara menarik dapat berpengaruh positif pada perilaku konsumen terhadap produk tersebut.
Keberhasilan suatu produk juga tidak terlepas dari atribut produk yang juga ditawarkan oleh produk tersebut, meliputi merek, kemasan, kualitas dan harga. Dalam penelitian ini pemilihan atribut yang digunakan meliputi harga, kemasan dan distribusi atau kemudahan mendapatkan produk. Alasan utama mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi X Angkatan XXXX/XXXX sebagai sampel dalam penelitian ini karena ketersediaan data, waktu yang cukup untuk menemui responden dan untuk menghemat biaya. Selain itu mahasiswa merupakan komponen yang dapat menilai iklan pemutih wajah Pond’s White Beauty dan menjadi pangsa pasar produk pemutih wajah Pond’s White Beauty.
Sehubungan dengan peran iklan dalam pembentukan perilaku konsumen terhadap produk dan atribut produk, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi seberapa besar pengaruh iklan pemutih wajah Pond’s White Beauty melalui media cetak dan atribut produk dalam membentuk perilaku (minat) konsumen di kalangan mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi X Angkatan XXXX/XXXX. Dari uraian di atas maka penulis mempunyai keinginan untuk meneliti masalah dengan judul “ANALISIS PENGARUH IKLAN PEMUTIH WAJAH POND’S WHITE BEAUTY MELALUI MEDIA CETAK DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP PERILAKU KONSUMEN (STUDY PADA MAHASISWA FKIP PENDIDIKAN EKONOMI X ANGKATAN XXXX/XXXX)”.

B. Identifikasi Masalah
Menurut Winarno Surakhmad (1990: 34) masalah adalah “Kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya. Masalah harus dapat dirasakan sebagai suatu rintangan yang mesti dilalui (dengan jalan melaluinya) apabila akan berjalan terus. Masalah menampakkan diri sebagai tantangan”. Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Seiring dengan perkembangan kondisi pasar, maka perusahaan memerlukan suatu cara untuk menginformasikan dan memasarkan produknya dengan cepat. Selain itu, perusahaan harus mempunyai suatu strategi yang tepat untuk mencapai pasar sasaran. Apakah perusahaan pemutih wajah Pond’s White Beauty mempunyai strategi yang cepat dan tepat mencapai pasar sasaran?
2. Menghadapi persaingan antar perusahaan kosmetik dalam menarik perhatian konsumen, maka perusahaan-perusahaan kosmetik tersebut berusaha mempromosikan produknya dengan berbagai media, selain itu iklan juga dapat mendongkrak citra suatu perusahaan. Apakah perusahaan pemutih wajah Pond’s White Beauty sudah mempromosikan produknya dengan maksimal?
3. Keberhasilan suatu produk sangat ditentukan oleh promosi dan atribut produk yang ditawarkan. Iklan melalui media cetak adalah iklan yang efektif karena media cetak sangat familiar di berbagai lapisan masyarakat dan mudah ditemui di mana saja. Namun sayangnya tidak semua perusahaan yang menyadari bahwa iklan yang dikemas secara menarik dan atribut produk juga dapat berpengaruh positif pada keberhasilan produk. Apakah perusahaan pemutih wajah Pond’s White Beauty sudah melakukan promosi dan menawarkan atribut produk yang menarik bagi masyarakat?

C. Pembatasan Masalah
Berbagai masalah yang muncul secara bersamaan seringkali menyulitkan untuk diteliti seluruhnya. Pembatasan masalah dilakukan agar tidak menyulitkan pelaksanaan penelitian secara keseluruhan dan penulis dapat memusatkan perhatian sehinga masalah tersebut dapat dikaji lebih mendalam. Adapun pembatasan masalah yang penulis maksudkan di sini adalah:
1. Ruang Lingkup Masalah
a) Iklan
Menurut W. J. Stanton (1993: 206) iklan adalah “Bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli. Sedangkan menurut Rhenald Kasali (1992: 121) iklan adalah “Pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk seseorang supaya membeli. Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna dan halaman putih.
Pada penelitian ini akan yang akan dijadikan obyek penelitian adalah iklan Pond’s White Beauty melalui media cetak dilihat dari segi kreatifitas iklan, kualitas gambar, bahasa dan warna.
b) Atribut Produk
Menurut Tjiptono (1995: 88) atribut produk adalah “Unsur-Unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, garansi dan pelayanan”. Sedangkan menurut Gitosudarmo (1995: 188) atribut produk adalah “Suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembelinya. Sifat-sifat tersebut antara lain warna, aroma, daya tahan, kuantitas, kesan baik, kuantitas dan desain”. Pada penelitian ini akan mengamati atribut produk yang meliputi harga, kemasan dan distribusi.
b) Perilaku Konsumen
Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko Perilaku konsumen adalah “Kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian untuk diambil datanya. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi Angkatan XXXX/XXXX X.
3. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini obyek yang digunakan adalah :
a) Iklan Media Cetak
b) Atribut Produk
c) Perilaku Konsumen
4. Tempat Penelitian
Sesuai judul dalam penelitian ini maka tempat penelitiannya adalah di FKIP Pendidikan Ekonomi X.
5. Variabel Penelitian
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas :
a. Paparan iklan Pond’s White Beauty melalui media cetak
b. Atribut produk
2. Variabel terikat : Perilaku konsumen

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh iklan Pond’s White Beauty melalui media cetak dan atribut produk terhadap perilaku konsumen.
2. Apakah ada pengaruh iklan Pond’s White Beauty melalui media cetak terhadap perilaku konsumen.
3. Apakah ada pengaruh atribut produk terhadap perilaku konsumen.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh iklan Pond’s White Beauty melalui media cetak dan atribut produk dalam membentuk perilaku konsumen.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh iklan Pond’s White Beauty melalui media cetak dalam membentuk perilaku konsumen.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh atribut produk dalam membentuk perilaku konsumen.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu managemen pemasaran, khususnya komunikasi pemasaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pemasar : penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan mengenai faktor-faktor yang paling berhubungan dengan perilaku konsumen sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyusun strategi pemasaran, termasuk strategi komunikasi.
b. Bagi konsumen : penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumen sehingga dapat dijadikan dasar untuk membeli produk yang sama.
c. Bagi penulis : penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perguruan tinggi.
d. Bagi kalangan akademis : penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi dalam melakukan penelitian sejenis.