Search This Blog

Showing posts with label makalah. Show all posts
Showing posts with label makalah. Show all posts
MAKALAH PENGARUH BUDAYA LUAR TERHADAP BUDAYA INDONESIA

MAKALAH PENGARUH BUDAYA LUAR TERHADAP BUDAYA INDONESIA

BAB I 
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan menjadi suatu rangkaian yang erat sepanjang kehidupan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut maka sejarah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah yang berkaitan dengan kebudayaan, terutama kebudayaan asing yang telah memberikan pengaruh dalam kehidupan bangsa Indonesia dan khususnya memberikan pengaruh pada pembentukan kebudayaan Indonesia. Sejarah memberikan pelajaran dan pengalaman untuk manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Dari sejarah akan dapat diketahui kegagalan dan keberhasilan yang dialami oleh manusia dan memberikan suatu pedoman bagi manusia di masa yang akan datang untuk lebih berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu agar dapat mencapai keberhasilan dan peningkatan kualitas kehidupan. Seperti yang dikatakan filsuf terkenal dari Cina, Kong Fu Tse yang mengatakan “Sejarah mendidik kita bertindak bijaksana”. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. 


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SEJARAH
Arti kata sejarah berasal dari bahasa arab “Syajara” yang berarti terjadi. Syajara berarti pohon, Syajarohan-nasab yang berarti pohon sislsilah atau dari bahasa Inggris history sedang dari bahasa Latin dan Yunani historia (histor atau istor yang berarti orang pandai). Sejarah adalah kejadian yang menyangkut hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Juga dikatakan sejarah adalah hubungan sebab akibat antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lain. Sejarah pada akhirnya harus berbicara mengenai kejadian yang benar-benar nyata, karenanya perlu adanya pembuktian yang akurat dalam bentuk tulisan (prasasti, batu bersurat, daun lontar, kitab kuno dll) maupun secara lisan (langsung dari sumber pelaku) Pengaruh Budaya dari Timur yang berasal dari Daratan Cina dan India berupa ajaran agama Budha dan Hindu.

B. PROSES MASUKNYA BUDAYA HINDU BUDHA KE INDONESIA
Proses masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia dapat disebut sebagai masa peng-Hindu-an, walaupun kata penghinduan ini tidak tepat karena tidak hanya pengaruh agama Hindu saja yang masuk ke Indonesia tetapi juga pengaruh agama Budha. Meskipun demikian, bagaimana cara masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia dan siapa yang menjadi pembawanya tidak dapat diketahui secara pasti. 
Berdasarkan penelitian sejarah, muncul beberapa teori tentang pembawa pengaruh Hindu Budha ke Indonesia. Antara lain adalah Teori Sudra yang menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra. Teori Waisya, menyatakan penyebaran agama Hindu dibawa oleh orang berkasta Waisya. Atas dasar kedatangan kasta waisya yang berprofesi sebagai pedagang dan kemudian mengadakan hubungan dagang dan menikah dengan wanita Indonesia. Teori Ksatria yang menyatakan bahwa pengaruh Hindu dibawa oleh kasta kesatria. karena adanya kekacauan politik di India sehingga banyak anggota kasta Kesatria yang lari dari India dan menetap di Indonesia. Para Kesatria ini mendirikan kerajaan di Indonesia dan kemudian turut serta menyebarkan agama Hindu. Teori Brahmana karena Kaum Brahmana datang ke Indonesia dan kemudian ikut pula mngajarkan ajarannya kepada masyarakat di Indonesia.
Penyebaran agama Hindu dan Buhda di Indonesia dilakukan bersamaan dengan kegiatan perdagangan atau hubungan dagang. Di samping itu penyebaran juga dilakukan dengan mendatangkan para Brahmana/pendeta dari India dan mengirim orang-orang Indonesia ke India untuk mempelajari agama Hindu. Pengaruh kebudayaan dari Timur yang dipilih secara selektif dan disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh yang diberikan tersebut sangat besar terutama dalam hal kepercayaan, pemerintahan, ekonomi dan kebudayaan.
Di Indonesia menjadi babak baru dalam kehidupan kepercayaan masyarakat Indonesia. Masyarakat indonesia yang tadinya mempunyai kepercayaan animisme kemudian berubah menjadi penganut agama tersebut meskipun masih terdapat pengaruh kepercayaan lama seperti pemujaan kepada roh nenek moyang dll. Pada bidang pemerintahan, Sistem pemerintahan kesukuan dan pemujaan terhadap tokoh spiritual atau kepala suku kemudian bergeser menjadi pemerintahan kerajaan. Sistem pemerintahan kerajaan pemimpin berasal dari keturunan raja sebelumnya. Pada sistem Sosial, perubahan kehidupan sosial juga terjadi dalam masyarakat, misalnya pengaruh pembentukan kasta dalam struktur sosial kemasyarakatan. Pada sistem Ekonomi, aktifitas ekonomi dari barter menjadi sistem uang dan perdagangan yang semakin maju menjadi salah satu bentuk perubahan dalam bidang ekonomi. Pada sistem kebudayaan, antara lain terlihat pada hasil peninggalan seperti candi, tempat ibadah, seni sastra. Cerita-cerita ephos seperti Ramayana dan Mahabarata menjadi sumber inspirasi cerita rakyat dan perubahan kebudayaan lama.
Pengaruh lain yang terlihat adalah pada bentuk tulisan dan sistem tulisan. Percampuran kebudayaan jelas nampak pada bangunan candi yang terlihat pada dasar bangunan berupa punden berundak dan ukiran candi yang menunjukkan pengaruh Hindu Budha. Selain kebudyaan dari Cina dan India, juga pengaruh dari kebudayaan di Arab berupa ajaran agama Islam dan berkembangnya kebudayaan Islam turut memberikan pengaruh pada kebudayaan di Indonesia. Pedagang-pedagang dari Arab yang melakukan hubungan dagang pada waktu kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. khususnya di selat Malaka yang berhubungan dengan wilayah Asia dan Semenanjung Arab.
Pengaruh kebudayaan dari Barat dan Timur dapat dilihat pada kebudayaan yang dimiliki oleh berbagai kerajaan di Indonesia, misalnya kerajaan Aceh. Peninggalan kebudayaan dari kerajaan Aceh ini berupa masjid atau bangunan ibadah yang dinamai Masjid Baiturrahman. Juga di Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, yang di antaranya adalah adanya seni tari, seni pahat, seni suara, seni sastra dan bangunan khasnya. Salah satu kebudayaan yang hingga kini masih dipertahankan adalah Kebudayaan Kejawen sebagai akulturasi atu perpaduan budaya dari Hindu, Budha dan Islam sendiri. Upacara Grebeg yang menjadi tradisi kerajaan Mataram berasal dari pemujaan roh nenek moyang. Upacara tersebut merupakan salah satu tradisi peninggalan dari Kerajaan Majapahit.
Dengan perpaduan budaya antara Hindu dan Islam maka pelaksanaan Upacara Grebeg dilakukan pada Hari raya Besar umat Islam. Di samping itu terdapat pula perkembangan kebudayaan berupa kesusasteraan Jawa yang berkembang secara pesat dan menghasilkan pujangga sastra dan hasil karyanya seperti Nitisruti, Nitisastra dan Astabrata. Agama dan kebudayaan Islam di Indonesia memberikan pengaruh terhadap segala aktifitas kehidupan masyarakat seperti dalam bidang politik pemerintahan, kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat. Berkembangnya pengaruh islam dalam bidang politik pemerintahan di Indonesia dibuktikan dengan sistem pemerintahan yang didasarkan pada ajaran Islam dan Pemerintahan Kerajaan Islam di berbagai tempat di Indonesia.
Kebudayaan Barat dari Eropa turut memberikan pengaruh bagi kebudayaan Indonesia. Eropa Kuno tidak pernah lepas dari Kebudayaan Pulau Kreta yang lebih dahulu berkembang dan menyebarkan pengaruhnya ke wilayah di sekelilingnya kurang lebih pada tahun 1300 SM. Kebudayaan Pulau Kreta merupakan dasar bagi kebudayaan Eropa yang sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa pengaruh dan peninggalannya. Kebudayaan Pulau Kreta disebarkan dan ditransformasikan melalui penjajahan oleh bangsa Yunani dan Romawi Kuno sehingga menjadi tonggak budaya Eropa masa kini.
Selain perkembangan melalui penjajahan, kebudayaan Pulau Kreta juga berkembang melalui hubungan dagang yang dilakukan oleh pedagang Yunani dan Romawi. Pulau Kreta merupakan pulau terbesar di wilayah Yunani dan melintang dari barat ke timur dan sekaligus menjadi pemisah Laut Aegea, Laun Ionea dan laut Tengah. Peradaban Pulau Kreta disebut juga sebagai peadaban “MINOA”. Nama Minoa berasal dari dinasti (keluarga) Raja Minos. Peradaban keluarga ini telah berkembang antara tahun 3000 sampai dengan 1400 SM.
Kebudayaan Eropa dibawa ke Indonesia melalui hubungan dagang dan melalui penjajahan yang dilakukan oleh Bangsa Perancis, Inggris dan Belanda. Akibat dari hubugan tersebut kebudayaan Eropa turut mempengaruhi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan pada bentuk pemerintahan pada beberapa kerajaan dan sistem hukum yang digunakan di Indonesia. Selain itu pada kebudayaan seni bangunan dan sastra juga turut terpengaruh oleh kebudayaan Eropa tersebut.
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Asia dan Indonesia mulai terjadi kira-kira pada abad ke-14. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada mulanya bermaksud untuk mencari langsung sumber rempah dan sutera yang sangat mahal jika dijual di Eropa. Penutupan jalur perdagangan oleh kerajaan Islam di Afrika dan Eropa timur sangat mengganggu perdagangan bangsa Eropa, untuk itu bangsa-bangsa Eropa mulai mencari sendiri sumber rempah dan sutera dengan melakukan penjelejahan samudera. Motif ekonomi sebagai alasan utama bangsa Barat datang ke Indonesia di samping untuk menyebarkan agama Kristen dan faktor petualangan. Sesuai semboyan penjelajahan samudra oleh Bangsa Eropa (Gold, Gospel and Glory). Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia antara lain adalah dari Portugis, Belanda, Spanyol, Inggris, Perancis dll.

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Sejak zaman prasejarah penduduk Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas. Pada permulaan pertama tarikh Masehi, telah terjalin hubungan dagang antara Indonesia dengan India. Hubungan ini kemudian juga berkembang ke hubungan agama dan budaya. Hal ini disebabkan para pedagang dari India tidak hanya membawa barang dagangannya, tetapi juga membawa agama dan kebudayaan mereka sehingga menimbulkan perubahan kehidupan dalam masyarakat Indonesia, yakni sebagai berikut.
Semula hanya mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme, kemudian mengenal dan menganut agama Hindu-Buddha.
Semula belum mengenal aksara/tulisan, menjadi mengenal aksara/tulisan dan Indonesia memasuki zaman Sejarah.

1. Hubungan Dagang Indonesia dengan India dan Cina
Pada awal abad tarikh Masehi, negeri Kepulauan Nusantara telah menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa di Asia. Bentuk hubungan dagang yang berlangsung pada saat itu bermula dari kegiatan perdagangan dan pelayaran. Sebagai akibat dari hubungan perdagangan dan pelayaran, timbullah pertemuan kebudayaan yang melahirkan kebudayaan baru bagi masyarakat Nusantara. Proses percampuran antara dua atau lebih kebudayaan yang saling bertemu dan mempengaruhi itu disebut akulturasi kebudayaan. Adanya hubungan dagang pada awal abad tarikh Masehi, didasarkan adanya sumber-sumber baik ekstern maupun intern.

a. Sumber Ekstern
1) Sumber dari India
Menurut Van Leur dan Wolters, kegiatan hubungan dagang Indonesia dengan bangsa-bangsa Asia pertama kali dilakukan dengan India, kemudian Cina. Bukti adanya hubungan dagang tersebut dapat diketahui datri kitab Jataka dan kitab Ramayana. Kitab Jataka menyebut nama Swarnabhumi sebuah negeri emas yang dapat dicapai setelah melalui perjalanan yang penuh bahaya. Swarnabhumi yang dimaksud ialah Pulau Sumatra. Kitab Ramayana menyebut nama Yawadwipa dan Swarnadwipa. Menurut para ahli, Yawadwipa (pulau padi) diduga sebutan untuk Pulau Jawa, sedangkan Swarnadwipa (pulau emas dan perak) adalah Pulau Sumatra.
Nah, kapan terjadi hubungan dagang antara India dengan Indonesia secara aktif? Kitab Jataka dan kitab Ramayana tidak menyebut secara jelas terjadinya hubungan dagang dengan tempat-tempat di Indonesia. Salah satu kitab sastra India yang dapat dipercaya adalah kitab Mahaniddesa yang memberi petunjuk bahwa masyarakat India telah mengenal beberapa tempat di Indonesia pada abad ke-3 Masehi. Dalam kitab Geographike yang ditulis pada abad ke-2 juga disebutkan telah ada hubungan dagang antara India dan Indonesia. Dari kedua keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara intensif terjadinya hubungan dagang antara Indonesia dan India mulai abad-abad tersebut (abad ke 2-3 Masehi).
2) Sumber dari Cina
Kontak hubungan Indonesia dengan Cina diperkirakan telah berkembang pada abad ke-5. Bukti-bukti yang memperkuat hubungan itu di antaranya adalah perjalanan seorang pendeta Buddha, Fa Hien. Pada sekitar tahun 413 M, Fa Hien melakukan perjalanan dari India ke Ye-po-ti (Tarumanegara) dan kembali ke Cina melalui jalur laut. Selanjutnya, Kaisar Cina, Wen Ti mengirim utusan ke She-po ( Pulau Jawa). Berdasarkan bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa pada abad ke-5 telah dilakukan hubungan perdagangan dan pelayaran secara langsung antara Indonesia dan Cina.
Barang-barang yang diperdagangkan dari Cina berupa sutra, kertas, ulit binatang berbulu, kulit manis, dan barang-barang porselin. Barang-barang dagangan dari India berupa ukiran, gading, perhiasan, kain tenun, gelas, permata, dan wol halus yang ditukar dengan komoditas dari Indonesia seperti rempah-rempah, emas, dan perak.
3) Sumber dari Yunani
Keterangan lain tentang adanya hubungan dagang antara Indonesia dengan India, dan Cina dapat diketahui dari Claudius Ptolomeus, seorang ahli ilmu bumi Yunani. Dalam kitabnya yang berjudul Geographike yang ditulis pada abad ke-2, Ptolomeus menyebutkan nama Iabadio yang artinya pulau jelai. Mungkin kata itu ucapan Yunani untuk menyebut Yawadwipa, yang artinya juga pulau jelai. Dengan demikian, seperti yang disebutkan dalam kitab Ramayana bahwa Yawadwipa yang dimaksud ialah Pulau Jawa.

b. Sumber Intern
Adanya sumber-sumber dari luar, seperti dari India, Cina dan Yunani, diperkuat adanya sumber-sumber yang ada di Indonesia sendiri. Sumbersumber sejarah di dalam negeri yang memperkuat adanya hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Cina, antara lain sebagai berikut.
1) Prasasti
Prasasti-prasasti tertua di Indonesia yang menunjukkan hubungan Indonesia dengan India, misalnya Prasasti Mulawarman di Kalimantan Timur yang berbentuk yupa. Demikian juga prasasti-prasasti Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Semua prasasti ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.
2) Kitab-Kitab Kuno
Kitab-kitab kuno yang ada di Indonesia biasanya ditulis pada daun lontar yang ditulis dengan menggunakan bahasa dan tulisan Jawa Kuno yang juga mwerupakan pengaruh dari bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa. Kemampuan membaca dan menulis ini diperoleh dari pengaruh Hindu dan Buddha.
3) Bangunan-Bangunan Kuno
Bangunan kuno yang bercorak Hindu ataupun Buddha terdiri atas candi, stupa, relief, dan arca. Banyak peninggalan bangunan-bangunan kuno yang bercorak Hindu atau Buddha di Indonesia. Demikian juga benda-benda peninggalan dinasti-dinasti Cina. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara Indonesia, India, dan Cina.
Hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina telah menempatkan Indonesia di kancah perdagangan dan pelayaran masa Kuno. Namun, pengaruh kebudayaan India dan Cina terhadap perkembangan sejarah Indonesia amat berbeda. Hal itu disebabkan dalam perkembangan selanjutnya, para pedagang India di samping berdagang, mereka juga menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.
Para brahmana atau pendeta dengan ikut para pedagang berlayar, mereka singgah di daerah-daerah untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha. Dengan demikian, hubungan dagang dengan India telah memunculkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan bangsa Indonesia, baik di bidang sosial, budaya, maupun politik sebagai dampak dari persebaran agama dan kebudayaan Hindu- Buddha. Terbukti di Indonesia muncullah kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Buddha yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Bali.

2. Pembawa Pengaruh Agama dan Kebudayaan Hindu Buddha
Bagaimana proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia? Siapa yang membawa agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia? Hal itu menimbulkan berbagai macam interpretasi karena tidak ada bukti yang konkrit. Ada beberapa hipotesis tentang masuknya agama dan budaya Hindu-Buddha ke Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Hipotesis Waisya
Hipotesis waisya mengungkapkan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan pedagang (waisya). Mereka mengikuti angin musim (setengah tahun berganti arah) dan enam bulan menetap di Indonesia dan menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu. 
Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang umumnya merupakan kelompok pedagang inilah yang berperan besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu ke Nusantara. Mereka yang menjadikan munculnya budaya Hindu sehingga dapat diterima di kalangan masyarakat.. Pada saat itu, para pedagang banyak berhubungan dengan para penguasa dan rakyat. Jalinan hubungan itu yang membuka peluang terjadinya proses penyebaran agama dan budaya Hindu. Salah satu tokoh pendukung hipotesis waisya adalah N.J. Krom.
b. Hipotesis Kesatria
Hipotesis kesatria mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu masuk ke Nusantara adalah kaum kesatria. Menurut hipotesis ini, pada masa lampau di India terjadi peperangan antarkerajaan. Para prajurit yang kalah perang, kemudian mengadakan migrasi ke daerah lain. Tampaknya, di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia dan mendirikan koloni-koloni melalui penaklukan. Mereka menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Salah seorang pendukung hipotesis kesatria adalah C.C. Berg.
c. Hipotesis Brahmana
Hipotesis brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan). Selain itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Pendukung hipotesis ini adalah J.C. van Leur.
d. Hipotesis Nasional
Hipotesis nasional mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia banyak yang aktif berdagang ke India, pulangnya membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang Indonesia (raja) mengundang para brahmana dari India untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif memadukan unsurunsur kebudayaan India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu-Buddha ke India dan setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk menyebarkan agama di Tanah Air.
Terlepas dari hipotesis tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki pengetahuan dari pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk melakukan ziarah dan menambah ilmu mereka. Sekembalinya dari India dengan bekal pengetahuan yang cukup, mereka ikut serta menyebarkan agama dan budaya dengan memakai bahasa mereka sendiri. Ajaran-ajaran yang mereka sebarkan dapat lebih cepat diterima oleh penduduk. Jadi, proses masuknya budaya India ke Indonesia menjadi lebih cepat dan mudah.

3. Peta Jalur Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kepercayaan Hindu-Buddha
Pada sekitar abad ke-2 sampai dengan 5 Masehi, diperkirakan telah masuk agama dan kebudayaan Buddha ke Indonesia. Kemudian disusul pengaruh Hindu ke Indonesia pada abad ke-5 Masehi. Agama dan budaya Hindu-Buddha dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan pendeta dari India atau Cina, masuk ke Indonesia mengikuti dua jalur.
a. Melalui Jalur Laut
Para penyebar agama dan budaya Hindu -Buddha yang menggunakan jalur laut datang ke Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para dagang yang biasa beraktivitas pada jalur India-Cina. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Buddha, yaitu dari India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian ke Nusantara. Sementara itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.
b. Melalui Jalur Darat
Para penyebar agama dan budaya Hindu -Buddha yang menggunakan jalur darat mengikuti para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke utara sampai dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia. 

4. Proses masuk dan berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
1. Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia
Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M, yaitu pada masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.
Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang Kambay, Gujarat.
2. Sumber-sumber Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Sumber-sumber berita itu di antaranya sebagai berikut :
a. Berita Arab, berita ini diketahui melalui para pedagang Arab yang telah melakukan aktifitasnya dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia. Kegiatan para pedagang Arab di Kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.
Berita Eropa, berita ini datangnya dari Marcopolo. Ia adalah orang Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kisar Romawi. Dalam perjalanannya ia singgah di Sumatera bagian Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu Kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai.
b. Berita India, dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena di samping berdagang mereka aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai.
c. Berita Cina, berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.
Sumber dalam negeri, sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti:
• Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah rusak. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma’mun (1028).
• Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M atau tahun 1297 M.
• Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419. Jirat makam didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan-tulisan Arab.
3. Saluran Penyebaran Islam
Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia atau proses Islamisasi di Indonesia melalui beberapa cara atau saluran, yaitu:
- Perdagangan
Sejak abad ke-7 M, para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini menimbulkan jalinan hubungan perdagangan antara masyarakat dan para pedagang Islam. Di samping berdagang, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia.
- Politik
Setelah tersosialisasinya agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama Islam. Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah.
- Tasawwuf
Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama-sama di tengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat, di antaranya ahli menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Mereka juga aktif menyebarkan dan mengajarkan agama Islam. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran, dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran-ajaran Islam dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat. Ahli tasawwuf yang memberikan ajaran agama Islam yang disesuaikan dengan alam pikiran masyarakat setempat antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.
4. Perkembangan Islam di Indonesia
Pedagang-pedagang Gujarat yang datang ke Indonesia bukan hanya berdagang, tetapi juga untuk menyebarkan agama yang mereka anut. Karena terdorong ketaatan mereka pada agamanya, mereka langsung mengajarkan pada masyarakat di mana mereka berada. Di samping itu para pedagang yang datang dari Persia juga ikut menyebarkan agam Islam di Indonesia.
Kerajaan Samudera Pasai adalah Kerajaan pertama yang menganut agama Islam di Indonesia, dengan Pasai sebagai pusat pengembangan dan sebagai pusat kegiatan para pedagang Islam di Indonesia. Namun, berkembangnya Malaka sebagai bandar perniagaan di Selat Malaka, menyebabkan kedudukan Pasai semakin mundur dan terdesak karena letak Malaka, jauh lebih strategis dari letak Pasai.
Pada abad ke-14 M, Malaka mulai berkembang sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara. Walaupun pada mulanya Malaka merupakan suatu perkampungan nelayan, akhirnya Malaka menjadi bandar yang sangat ramai.
Makin lama makin besar kekuasaan orang-orang Islam dalam dunia perdagangan di daerah Timur. Orang-orang Gujarat yang menyiarkan pengajaran agama Islam kepada orang-orang Jawa tidak menemui kesulitan, walaupun mereka telah 1000 tahun dipengaruhi oleh kebudayaan India.
Penyebaran agama Islam tidak dilarang atau dirintangi oleh Kerajaan Majapahit. Pada abad ke-15 M, kekuatan Majapahit mulai hilang. Bandar-bandar perdagangan yang ada di pulau Jawa mulai dikuasai oleh kekuasaan Islam.
Bandar-bandar yang ada di utara pulau Jawa membentuk suatu persekutuan di bawah Raden Patah (bupati Demak). Pada permulaan 16 M, pasukan Demak mengadakan penyerbuan terhadap Kerajaan Majapahit. Seluruh alat kebesaran Majapahit jatuh ke tangan Demak, sehingga Kerajaan Demak berkembang dan menggantikan peranan Kerajaan Majapahit.
Beberapa faktor yang mempermudah perkembangan Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut.
• Dalam ajaran agama Islam tidak dikenal adanya perbedaan golongan dalam masyarakat. Masyarakat mempunyai kedudukan yang sama sebagai Hamba Allah. Walaupun demikian, ajaran agama Islam kurang meresap di kalangan Istana, hal ini dibuktikan dengan masih adanya praktek-praktek feodalisme khususnya di lingkungan keraton Jawa.
• Agama Islam cocok dengan jiwa pedagang. Dengan memeluk Islam maka hubungan di antara para pedagang semakin bertambah erat, sesuai dengan ajaran Islam yang menyatakan bahwa setiap orang itu bersaudara.
• Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain. Dengan pendekatan yang tepat, maka bangsa Indonesia dengan mudah dapat menerima ajaran agama Islam.
• Islam dikembangkan dengan cara damai. Pendekatan secara damai akan lebih berhasil dibandingkan secara paksa dan kekerasan.
- Wali Songo
Para wali yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dikenal dengan sebutan Wali Songo. Para wali itu adalah sebagai berikut:
a. Maulana Malik Ibrahim yang kabarnya berasal dari Persia dan kemudian berkedudukan di Gresik.
b. Sunan Ngampel yang semula bernama Raden Rakhmat berkedudukan di Ngampel (Ampel), dekat Surabaya
c. Sunan Bonang yang semula bernama Makdum Ibrahim, putra Raden Rakhmat dan berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.
d. Sunan Drajat yang semula bernama Masih Munat juga putra Raden Rakhmat yang berkedudukan di Drajat dekat Sedayu (Surabaya).
e. Sunan Giri yang semula bernama Raden Paku, murid Sunan Ngampel berkedudukan di bukit Giri Gresik.
f. Sunan Muria yang berkedudukan di Gunung Muria di daerah Kudus.
g. Sunan Kudus yang semula bernama Udung berkedudukan di Kudus.
h. Sunan Kalijaga yang semula bernama Joko Said berkedudukan di Kadilangu dekat Demak.
i. Sunan Gunung Jati yang semula bernama Fatahillah atau Faletehan yang berasal dari Samudera Pasai. Ia dapat merebut Sunda Kelapa Banten dan kemudian menetap di Gunung Jati dekat Cirebon.

C. PENGARUH BUDAYA BARAT/ASING DI INDONESIA 
a. Kebudayaan Asing di Indonesia
Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya. 
Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan asing.

b. Pengaruh Budaya Asing di Indonesia
Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas.
Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia. 
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia. 
Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.
Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat. 
Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.

c. Dampak Kebudayaan Asing di Indonesia
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
1. Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai 
dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif
a) Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b) Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c) Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.
d) Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.

d. Mempertahankan Kebudayaan Indonesia
Nilai kebudayaan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia, seperti gotong royong, silahturahmi, ramah tamah dalam masyarakat menjadi keistimewaan dasar yang dapat menjadikan individu-individu masyarakat Indonesia untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan bangsa sendiri. 
Tapi karakteristik masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan sopan santun kini mulai pudar sejak masuknya budaya asing ke Indonesia yang tidak bisa diseleksi dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
Maka, dalam hal ini pemerintah memiliki peranan penting untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan Indonesia dalam kehidupan masyarakatnya karena nilai-nilai kebudayaan dari leluluhur merupakan filosofi hidup pada tiap daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi. Nilai-nilai budaya tersebut bukan berarti mengharuskan kita untuk bersikap tertutup terhadap budaya asing, namun nilai dan makna filosofi kebudayaan Indonesia harus dijadikan sebagai sumber inspirasi dan kreatifitas.
Berikut ini adalah beberapa cara mempertahankan kebudayaan Indonesia agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan asing yang bersifat negatif :
- Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dan kebudayaan dalam negeri.
- Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
- Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
- Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.
- Memperkuat dan mempertahankan jatidiri bangsa agar tidak luntur.
Dengan begitu masayarakat dapat bertindak bijaksana dalam menentukan sikap agar jatidiri serta kepribadian bangsa tidak luntur karena adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia khususnya.

Sumber : 4shared (makalah IPS)

MAKALAH PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL

MAKALAH PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa potensi masing-masing yang dapat di kembangkan melalui proses belajar maupun pendidikan. Oleh karena itu manusia lahir sebagai makhluk individu, memiliki perbedaan yang khas dengan manusia lain, karena itu pasti terjadi perbedaan paham dan pendapat yang timbul di dalam suatu himpunan masyarakat.
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai dengan adanya perubahan sosial, perilaku sosial dan konflik sosial di antara sesama warganya. Namun walaupun demikian dengan adanya perubahan dan konflik sosial sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat terutama untuk membangkitkan semangat di dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Max weber, seorang sosiolog jerman bahwa tindakan sosial dimulai dari tindakan atau prilaku seseorang dengan perilaku orang lain yang dapat dipahami secara subjektif dan diorientasikan pada tujuan tertentu.
Berangkat dari uraian di atas, kajian makalah ini mengungkapkan tentang manusia dan sifatnya yang berbeda-beda, sehingga tindakan seseorang merupakan cerminan dari keinginan yang dinyatakan dalam bentuk suatu tindakan nyata. Sehingga dari tindakannya tersebut memiliki makna bagi sendiri maupun bagi orang lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah penyusun kemukakan diatas, maka penyusun mengidentifikasikan beberapa pertanyaan, ialah sebagai berikut :
- Apa pengertian perilaku sosial ?
- Apa pengertian dari perubahan sosial ?
- Apa pengertian dari konflik sosial?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Sebagai bentuk tanggung jawab dalam memenuhi tugas Mata Kuliah MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD
- Mengetahui pengertian perilaku sosial, perubahan sosial dan konflik sosial.
- Mengetahui pengertian manusia sebagai mahluk sosial.
- Mengetahui aspek-aspek perubahan social.

D. Prosedur Pemecahan Masalah
Makalah ini mengungkapkan tentang perubahan dan konflik sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat yang terjadi secara individu maupun kelompok. Sehingga menimbulkan persaingan baik yang sehat maupun yang tidak sehat. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan banyak orang yang melakukan kejahatan sosial, seperti demo dengan kekerasan untuk menyampaikan pendapatnya.
Dalam perubahan sosial terutama dalam perubahan komposisi penduduk, dengan pertambahan penduduk yang sangat cepat tetapi tidak diimbangi dengan produksi atau lapangan kerja, maka menimbulkan perubahan sosial diantaranya, kemiskinan, pengangguran, kejahatan akibat tidak mempunyai pekerjaan.

Makalah ini terdiri dari tiga bab, diawali bab I pendahuluan dan diakhiri dengan bab III kesimpulan.
- Bab I Pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika penulisan.
- Bab II Pembahasan berisikan mengenai perubahan sosial dan konflik sosial.
- Bab III Penutup merupakan bab terakhir berisikan : kesimpulan.


BAB II 
PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL

A. Pengertian Perilaku Sosial
Perilaku sifatnya individual yang erat kaitannya dengan kepribadian yang terbentuk sepanjang dia hidup melalui proses sosialisasi. Mengenai pola tindakan dalam berinteraksi dengan segala ragam individu yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, kepribadian sangat dipengaruhi oleh faktor genetika, pengalaman, pendidikan, naluri dan lingkungan baik pisik maupun sosial budaya. 
Sosialisasi dan kepribadian akan membentuk suatu sistem perilaku (behavior system) yang akan menentukan dan membentuk sikap (attitude) seseorang. Jadi kepribadian merupakan keseluruhan perilaku seseorang dan kecenderungannya dalam berinteraksi dengan serangkaian situasi. Kecenderungan yang dimaksud adalah pola perilaku khas seseorang yang dilakukan pada setiap situasi tertentu, sedangkan situasi dengan serangkaian situasi artinya perilaku tersebut merupakan hasil gabungan dari kecenderungan-kecenderungan prilaku yang dihadapinya.
Menurut Max weber tindakan sosial dimulai dari tindakan atau perilaku seseorang dengan perilaku orang lain yang dapat dipahami secara subjektif dan diorientasikan pada tujuan tertentu.
Terdapat lima pokok tindakan sosial yaitu:
- Tindakan yang memiliki makna subjektif.
- Tindakan seseorang merupakan cermin dari keinginannya yang dinyatakan dalam bentuk suatu tindakan nyata sehingga dari tindakannya tersebut memiliki makna bagi dirinya maupun bagi orang lain.
- Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subjektif.
- Tindakan yang berpengaruh positif.
Suatu situasi yang memberikan pengaruh positif atas tindakan seseorang akan mendorong orang lain untuk mengulang tindakannya.
- Tindakan sosial selalu diarahkan pada orang lain untuk mendapatkan respons
- Tindakan merupakan respon terhadap
- Interaksi sosial adalah kunci atau syarat utama dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama.
Dengan demikian interaksi sosial dapat berlangsung antara :
- Individu dengan individu, misalnya pedagang dengan pembeli.
- Individu dengan kelompok atau kelompok dengan individu, seperti inspektur upacara atau penceramah dengan audiensinya.
- Kelompok dengan kelompok, seperti perkawinan dan pertandingan dengan bola.
Suatu proses interaksi sosial dapat berlangsung berdasarkan atas beberapa faktor yang dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah atau secara bersamaan melahirkan suatu interaksi, diantaranya:
- Imitasi adalah memiliki secara harfiah (tiruan), dapat terjadi apabila seseorang melakukan tindakan peniruan secara sadar atau tidak sadar.
- Sugesti adalah terjadi pada orang yang mengalami stres, tekanan atau kemampuan berpikirnya lemah sehingga mudah menerima pandangan dari oran lain
- Identifikasi adalah merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi identik dengan orang lain.
- Simpati merupakan seseorang tertarik kepada pihak lain yang lebih didorong oleh perasaannya dan bersifat subjektif.
Bentuk interaksi sosial yang asosiatif yaitu kerjasama dan akomodasi, sedangkan yang bersifat bisosiatif adalah persaingan, kontroversi dan pertentangan.

B. Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan bagian yang melekat dalam kehidupan manusia dan niscaya terjadi secara terus menerus. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari berbagai aspek sosial yang berkaitan erat langsung atau tidak langsung dengan tindakan manusia dalam lingkup lokal dan global yang memberi konteks terhadap pemikiran, sikap dan tindakan manusia itu sendiri. Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat termasuk didalamnya perubahan sistem nilai dan norma sosial, sistem pelapisan sosial, struktur sosial, pola sikap dan tindakan sosial, serta lembaga kemasyarakatan.
Suatu peristiwa sosial dapat dikatakan sebagai perubahan sosial apabila memiliki ciri-ciri yang menyertainya antara lain : 
- Setiap masyarakat mengalami perubahan oleh karena itu tidak ada suatu masyarakatpun yang berhenti perkembanganya.
- Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti dengan perubahan pada lembaga sosial lainnya.
- Perubahan sosial yang cepat biasanya menimbulkan disintegrasi yang bersifat sementara, yang kemudian diikuti dengan proses reorganisasi untuk memantapkan kaidah yang baru.
- Perubahan sosial terjadi pada aspek material atau immaterial
Pertambahan penduduk yang cepat tidak diimbangi dengan pertambahan produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk dapat menimbulkan perubahan sosial. Penemuan alat komunikasi telah membawa perubahan sosial secara luas telah mendorong terjadinya perubahan sosial pada masyarakat agraris ke industri.
Faktor pendorong terjadinya perubahan sosial adalah: sistem pendidikan yang maju, sikap menghargai karya orang lain, keinginan untuk maju, disorganisai dalam masyarakat dan inovasi.

Perubahan sosial yang lambat disebut evolusi yaitu perubahan yang memerlukan waktu lama dan berupa rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Supaya perubahan sosial dapat berlangsung secara revolusioner maka terdapat beberapa sarat yang harus dipenuhi:
- Harus ada keinginan umum untuk mengadakan perubahan dan keinginan mengadakan perbaikan dalam kehidupan masyarakat.
- Adanya seorang pemimpin atau kelompok yang mampu mengakomodasi dan menggerakkan masyarakat untuk mengadakan perubahan sosial.
- Didukung oleh sistem ideologi dan pandangan hidup masyarakat.
- Adanya momentum yang tepet untuk mengadakan suatu gerakan atau perubahan sosial.

Perubahan yang direncanakan (planned change) yaitu perubahan sosial yang sebelumnya telah dikehendaki dana diprogramkan terlebih dahulu oleh warga masyarakatnya.
Perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change) berlangsung di luar perkiraan atau jangkauan masyarakat dan dapat menimbulkan konsekuensi sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat, tetapi perubahan ini mungkin dapat diterima oleh masyarakat .
Perubahan sosial bukan saja telah membawa berbagai kemajuan yang bermanfaat bagi masyarakat, tetapi disamping itu pula dapat melahirkan dampak negatif

C. Konflik Sosial
Secara umum konflik sosial dapat diartikan sebagai pertentangan antaranggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Dalam sosiologi konflik sosial merupakan gambaran terjadinya percekcokan, perselisihan, ketegangan atau pertentangan akibat dari perbedaan yang muncul dalam kehidupan masyarakat. 
Sumber terjadinya konflik sosial dapat dikategorikan ke dalam lima faktor:
- Faktor perbedaan individu dalam masyarakat.
- Perbedaan ini terjadi berdasarkan pada perbedaan antaranggota masyarakat secara perorangan baik secara fisik dan mental material dan non material. Fisik contohnya rupa atau kecantikan. Mental contohnya kecakapan, kemampuan, dan keterampilan. Material contohnya dicirikan dengan kepemilikan harta benda dan orang miskin. Non material contohnya dari status seseorang.
- Perbedaan pola kebudayaan .
Perbedaan yang terdapat antar daerah atau suku bangsa yang memiliki budaya yang berbeda-beda, karena perbedaan paham, agama, dan pandangan hidup.
- Perbedaan status sosial.
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam kelompok masyarakat.
- Perbedaan kepentingan.
Dalam hal ini manusia memiliki perbedaan tergantung kebutuhan dasar maupun kebutuhan sosial.

D. Macam-macam Konflik
- Konflik pribadi.
Konflik pribadi merupakan pertentangan yang terjadi secara individual yang melibatkan dua orang yang bertikai 
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan sesama manusia lain di dalam menjalani kehidupannya. Berbeda dengan makhluk lainnya, seperti hewan misalnya, tanpa manusia lainnya, manusia akan mati. Sejak dilahirkan, manusia merupakan individu yang membutuhkan individu lainnya untuk dapat bertahan dan melangsungkan kehidupannya. Seorang bayi yang baru dilahirkan, membutuhkan seorang ibu yang dapat memberinya, melatih belajar, bermain dan sebagainya. Selain itu, berbeda dengan hewan yang mempunyai kelengkapan fisik untuk dapat bertahan sendiri, sedangkan manusia tidak. Seperti yang dijelaskan diatas manusia sejak dilahirkan telah membutuhkan manusia lainnya untuk dapat bertahan sehingga jika ia hidup sendiri akan mengalami gangguan kejiwaan. (Udin S. Winataputra, MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD, 2008).

E. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau komunitas). Secara definitif dapat di definisikan sebagai kelompok manusia (individu) yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu tempat (wilayah) tertentu baik di desa maupun di perkotaan yang telah terjadi interaksi sosial agar anggotanya atau adanya hubungan sosial (social relationship) yang memiliki norma dan nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh semua anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Sedangkan Selo Soemardjan (1962) mengemukakan bahwa: “Masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan tertentu”. (Sapriya, 2006). 
(Soekamto, 2007) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama dan secara teoritis adalah dua orang yang hidup bersama. 
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana yang dapat memungkinkan para warganya berinteraksi. (Koentjaraningrat., 2005)
Masyarakat terdiri atas berbagai orang, dengan ragam Pandangan, sikap, nilai dan kepentingan. Apabila masing-masing orang mementingkan urusannya sendiri, hidup bermasyarakat akan kacau. Hidup bermasyarakat akan lancar apabila terbina kerukunan di antara sesama warganya. Demi terciptanya kerukunan itu, harus ada sikap saling menghargai di antara sesama warga.
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai saling gotong-royong da tolong-menolong di antara sesama warganya. kedua tindakan tersebut amat penting bagi tercapainya tujuan bersama, yakni keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan. Gotong-royong dan tolong-menolong hanya mungkin tercapai kalau terjalin tenggang rasa di antara sesama warga. (Guru, 2003).
Dalam dunia masyarakat, manusia diupayakan mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan bermasyarakat untuk dapat mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin. Agar mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, hak untuk diterima sebagai warga masyarakat, serta hak untuk mewujudkan kemampuannya. Disamping mempunyai hak, manusia juga mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat. (Ihat Hatimah, 2008)
Adapun unsur-unsur dari masyarakat, Mac Iver dan Page mengemukakan sebagai berikut: “(1) seperasaan, (2) sepenanggungan, dan (3) saling memerlukan”. Di samping ada beberapa tipe masyarakat setempat menurut Davis (1960 : 313) sebagai berikut: (1) jumlah penduduk, (2) luas, kekayaan dan kepadatan penduduk, (3) memiliki fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi masyarakat yang bersangkutan. Tipe tersebut digunakan untuk membedakan jenis-jenis masyarakat yang sederhana dan modern, masyarakat pedesaan dan perkotaan. Pada masyarakat modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan dalam bentuk “rural community” dan “urban community”. 
Dalam kehidupan masyarakat pedesaan, hubungan yang terjalin antara anggota masyarakat lebih harmonis, mendalam dengan sistem berkehidupan berkelompok. Pekerjaan utama masyarakat biasanya terkonsentrasi pada sector pertanian. Dalam mengolah pertanian cara-cara yang digunakan masih (sangat) tradisional dan tidak efisien yang lazim disebut sebagai “subsistence farming”. Pada umumnya golongan-golongan orang-orang tua dijadikan sebagai penasehat dalam kehidupan, sehingga peranan mereka begitu penting. Masalah yang timbul kemudian adalah sulitnya mereka mengadakan perubahan-perubahan. 
Hal ini disebabkan Pandangan-pandangan mereka yang didasarkan pada tradisi yang kuat. Karena itu, sulit sekali untuk merubah pola pikir, sikap maupun tingkah laku penduduknya. Kelangkaan alat komunikasi turut mempengaruhi terhadap proses perubahan-perubahan yang diharapkan. Salah satu arus komunikasi yang berkembang adalah desas-desus yang bersifat negatif. Pada masyarakat perkotaan (urban community) tekanan pengertian terletak pada sifat-sifat serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan antara lain perbedaan dalam menilai keperluan hidup. (Sapriya, 2006).
Selanjutnya Koentjoraningrat (1999:32-33) menyebutkan ada 6 tipe masyarakat indonesia, yaitu sebagai berikut :
- Tipe masyarakat yang berkebun yang amat sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di lading atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. System dasar kemasyarakatannya berupa “Komunitas petani” dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab di dalam masyarakat kota. 
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks.
- Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sector perdangan dan industri yang lemah.
- Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan suatu sektor perdagangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintah. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2007). 


BAB III 
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan kajian teoritis dan kajian permasalahan diatas, dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :
- Perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor pendorong perubahan adalah pendidikan yang maju, sehingga perubahan dapat terjadi secara lambat dan cepat, besar atau kecil sering menimbulkan disintegrasi dalam berbagai bentuk perubahan sosial. 
- Konflik sosial berdasarkan tingkatannya dibedakan atas tiga tingkatan konflik tingkat rendah, menengah dan tingkat tinggi, supaya konflik tersebut tidak menimbulkan disintegrasi dalam masyarakat maka diperlukan upaya-upaya untuk mengatasinya.


DAFTAR PUSTAKA

Gerungan, W.A (1978) psyicologi social, bandung; Eresco
Buku modul UNIVERSITAS TERBUKA materi Pembelajaran Ips SD (udin,s winata putra dkk)
Abu, A. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dinn Wayudin, d. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta : UNIVERSITAS TERBUKA.
Guru, T. A. (2003). PPKn. Jakarta: Erlangga.
Ihat Hatimah, d. (2008). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.
Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyani Sumantri, d. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.
Ridwan Effendi, d. (2006). PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI. Bandung : UPI PRESS.
Sapriya, d. (2006). KONSEP DASAR IPS. Bandung: UPI PRESS.
Soekamto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Nusa.
Udin S. Winataputra, d. (2008). MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.
Udin S. Winataputra, d. (2007). Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.

Sumber : 4shared MUMUH MUHTAR, ATENG JAELANI, RUSTANDI, YOGI (UNIVERSITAS TERBUKA)

MAKALAH PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK USIA REMAJA

MAKALAH PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK USIA REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Generasi muda merupakan salah satu elemen utama penerus dan regenerasi bangsa. Masa muda adalah proses peralihan masa kanak-kanak menuju masa dewasa, atau dikenal juga dengan masa-masa SMP dan SMA.
Masa ini merupakan masa yang paling menentukan perkembangan manusia di bidang emosional, moral, spiritual, dan fisik. Masa-masa ini dipenuhi dengan perkembangan dan perubahan, masa goncang dan penuh dengan pemberontakan. Tak jarang pada masa ini banyak ditemui kaum muda kehilangan pegangan dalam usaha menemukan dirinya. seseorang yang tengah memasuki tahap remaja memiliki karakteristik mental yang tengah labil. Dapat dikatakan seseorang tersebut sedang memasuki tahap yang dinamakan transisi. 
Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun yang berada pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah usia dimana seorang individu yang berada dalam masa atau tahap peralihan. Dalam usia SMP dan SMA pula kaum muda membutuhkan pendampingan yang intensif dari orang lain yang lebih dewasa dalam usaha menemukan jati dirinya dalam arti mengetahui kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Maka pengembangan bakat dan minat remaja sangat penting. Dan dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.
Karena dalam masa ini pula individu mulai berinteraksi dengan individu lainnya, baik dengan yang sejenis maupun dengan lawan jenisnya. Lebih-lebih seorang pribadi individu yang tinggal didaerah perkotaan. Mereka begitu dekat dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu mereka membutuhkan perhatian dan pendampingan yang baik dan serius.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah bakat dan kreativitas itu?
2. Apa sajakah yang dilakukan untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak usia SMP dan SMA/remaja?
3. Siapa sajakah yang berperan dalam pengawasan pengembangan kreativitas tersebut?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian kreativitas.
2. Untuk menjelaskan tentang pengembangan bakat dan kreativitas anak usia SMP dan SMA/remaja.
3. Untuk menjelaskan peranan dan hubungan remaja dengan sekitarnya.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang diimplementasikan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah. 
Kreatifitas membutuhkan adanya dorongan dari dalam individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
1. Motivasi untuk Kreativitas
Dorongan ada pada setiap individu dan bersifat universal ada dalam diri individu itu sendiri namun membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
2. Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif
Menurut Rogers, “penciptaan kondisi keamanan psikologis dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif”.

B. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Remaja
Dalam mengembangkan kreativitas ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Antara lain:
1. Menghargai eksistensi remaja
2. Eksistensi siswa dalam kehidupannya
3. Pada pembelajaran tingkat SMP dan SMA siswa lebih membutuhkan pembelajaran pendidikan Akademik tetapi tidak meninggalkan pada pendidikan karakter itu sendiri. Dalam hal ini guru dapat mengajarkan kepada siswa pembelajaran komprehensif yaitu mengenai pengembangan keterampilan hidup. Ada beberapa keterampilan yang diperlukan supaya peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut sehingga berprilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat, keterampilan, tersebut antara lain berpikir kritis, berkomunikasi secara jelas, menyimak, bertindak asertif, dan menemukan resolusi konflik dapat disebutkan secara ringkas sebagai keterampilan akademik dan keterampilan sosial.
Amabile mengemukakan bahwa, “Keberhasilan dalam perwujudan kreativitas ditentukan oleh tiga faktor yang saling terkait, dan titik pertemuan antara ketiga faktor inilah yang menentukan keunggulan kreatif, yaitu keterampilan dalam bidang tertentu, keterampilan berpikir, dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsic”.
Penelitian Dacey (1989) membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini menunjukan peran besar dari lingkungan keluarga; dalam keluarga dengan remaja kreatif, tidak banyak aturan diberlakukan dalam keluarga dibandingkan keluarga yang biasa. Banyak diantara remaja yang kreatif pernah mengalami masa kritis atau trauma dalam hidup mereka. 
Orang tua mengukur tanda-tanda kreativitas anak sudah pada usia dini, dan mereka mendorong dan member banyak kesempatan untuk mengembangkan bakat anak. Banyak dari orangtua keluarga kreatif mempunyai hobi yang dikembangkan disamping karier mereka. Orangtua dan anak dari keluarga kreatif sama-sama berpendapat bahwa pernah sekolah tidak penting dalam pengembangan kreativitas anak. Tetapi remaja kreatif cenderung untuk bekerja lebih keras daripada teman sekolah mereka. Agaknya dominasi dari belahan otak kanan (yang diasumsikan dengan fungsi kreatif) lebih kuat pada kelompok remaja yang kreatif.

Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Untuk lebih jelasnya kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
2. Penyesuaian Sosial
Setiap individu di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul sebuah proses kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan , hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial.
Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik bakat dan juga kreativitas yang perlu di optimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, F. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak dan Remaja. http://garudapendidikan.blogspot.com/2010/01/pengembangan-kreativitas-anak-dan.html 


Sumber : 4shared (Rian Purnama)