Search This Blog

KARYA TULIS ILMIAH (KTI) HUBUNGAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD

(KODE : KEBIDANN-0082) : KARYA TULIS ILMIAH (KTI) HUBUNGAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD

contoh kti kebidanan

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan.
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 262/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 32/1000 kelahiran hidup. Adapun faktor penyebab langsung kematian ibu salah satunya adalah 53% ibu hamil menderita anemia. (Dinkes Jabar, 2006).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Hb adalah protein dalam sel darah merah, yang mengantar oksigen dari paru kebagian tubuh yang lain.
Anemia merupakan masalah kesehatan lain yang paling banyak ditemukan pada ibu hamil. Kurang lebih 50% atau 1 diantara 2 ibu hamil di Indonesia menderita anemia yang sebagian besar karena kekurangan zat besi. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten X kejadian anemia ibu hamil mencapai 739 kasus dari 3458 ibu hamil (21,37%).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan haemoglobin. Selain itu, anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa akibat negatif seperti: 1) gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2) Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/di transfer ke seluruh tubuh maupun ke otak. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan efek buruk pada ibu itu sendiri maupun pada bayi yang dilahirkan (Manuaba, 2003).
Ibu hamil dengan penderita anemia kemungkinan akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) atau bisa jadi salah satu penyebab kematian ibu hamil dikarenakan adanya pendarahan pada saat persalinan. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.
Kematian perinatal pada bayi berat lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah.
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Sedangkan persentase bayi dengan bayi berat lahir rendah di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebesar 1,74% naik sedikit dibandingkan dengan persentase tahun 2004 yang sebesar 1,54%. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten X terdapat kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 370 kasus dari 2114 kelahiran (17,5%).
Sesuai dengan studi pendahuluan di RSUD X, tahun 2009 kematian ibu bersalin mencapai 5 kasus dari 1348 persalinan (0,37%), sedangkan kematian bayi 107 dari 1348 kelahiran (7,04%). Dari survei tersebut terdapat kasus anemia ibu hamil trimester III sebanyak 149 dari 1348 ibu hamil (11,05%) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 211 dari 1348 kelahiran (15,69%). Sehubungan dengan hal tersebut maka dipandang perlu untuk mengadakan penelitian tentang “HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD X”.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »