Search This Blog

Showing posts with label skripsi pendidikan IPS. Show all posts
Showing posts with label skripsi pendidikan IPS. Show all posts

JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 2


JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 2


judul skripsi pendidikan ips-2
  • (KODE : PEND-IPS-0076) : SKRIPSI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK DALAM LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGANG KERUPUK
  • (KODE : PEND-IPS-0077) : SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SOSIOLOGI
  • (KODE : PEND-IPS-0078) : SKRIPSI PENERAPAN PENDEKATAN ECLECTIC DALAM PEMBELAJARAN PPKN (SMP)
  • (KODE : PEND-IPS-0079) : SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR (KLS X)
  • (KODE : PEND-IPS-0080) : SKRIPSI PENGARUH HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN MATA KULIAH KEILMUAN DAN KETRAMPILAN TERHADAP KUALITAS PENULISAN SKRIPSI
  • (KODE : PEND-IPS-0081) : SKRIPSI PENGARUH INVESTASI DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH DIBERLAKUKANNYA KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL
  • (KODE : PEND-IPS-0082) : SKRIPSI PENGARUH KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN (KLS X)
  • (KODE : PEND-IPS-0083) : SKRIPSI PENGARUH KEPRAMUKAAN DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA KELAS I SMK
  • (KODE : PEND-IPS-0084) : SKRIPSI PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN PENGULANGAN MATERI PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI (KLS XI)
  • (KODE : PEND-IPS-0085) : SKRIPSI PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0086) : SKRIPSI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SMA MATA PELAJARAN EKONOMI
  • (KODE : PEND-IPS-0087) : SKRIPSI PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TUTORING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (KLS X)
  • (KODE : PEND-IPS-0088) : SKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
  • (KODE : PEND-IPS-0089) : SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (KLS XI)
  • (KODE : PEND-IPS-0090) : SKRIPSI PENGARUH PENGEMBANGAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BKD KOTA X
  • (KODE : PEND-IPS-0091) : SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BAGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN (KLS VIII)
  • (KODE : PEND-IPS-0092) : SKRIPSI PENGARUH PERKEMBANGAN VIKARIAT APOSTOLIK BAGI PARTAI KATOLIK TAHUN 1940-1961
  • (KODE : PEND-IPS-0093) : SKRIPSI PENGARUH PERSIAPAN FISIK DAN PERSIAPAN MATERI PERKULIAHAN TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN
  • (KODE : PEND-IPS-0094) : SKRIPSI PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL MENGAJAR GURU PKN
  • (KODE : PEND-IPS-0095) : SKRIPSI PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMKN X
  • (KODE : PEND-IPS-0096) : SKRIPSI PENGEMBANGAN WISATA RELIGI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BAGI PENINGKATAN KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI
  • (KODE : PEND-IPS-0097) : SKRIPSI PENGGUNAAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS  DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK---.PDF
  • (KODE : PEND-IPS-0098) : SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI INFORMASI BAGI MANAJEMEN PADA BPR X
  • (KODE : PEND-IPS-0099) : SKRIPSI PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
  • (KODE : PEND-IPS-0100) : SKRIPSI PERAN ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL POLITIK PADA MASA ORDE BARU (1966-1997)
  • (KODE : PEND-IPS-0101) : SKRIPSI PERAN POLWILTABES DALAM PENANGANAN KENAKALAN REMAJA
  • (KODE : PEND-IPS-0102) : SKRIPSI PERANAN ABDI DALEM DALAM PELAKSANAAN TRADISI SEKATEN PADA PEMERINTAHAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX-X DI KERATON NGAYOGYAKARTA
  • (KODE : PEND-IPS-0103) : SKRIPSI PERANAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII) DI KOTA X
  • (KODE : PEND-IPS-0104) : SKRIPSI PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM MEMPERSIAPKAN RESOSIALISASI NARAPIDANA
  • (KODE : PEND-IPS-0105) : SKRIPSI PERANAN RUMAH DAMAI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA NARKOTIKA
  • (KODE : PEND-IPS-0106) : SKRIPSI PERANAN SALURAN IRIGASI UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN TANAMAN PADI PETAK SAWAH
  • (KODE : PEND-IPS-0107) : SKRIPSI PERBEDAAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
  • (KODE : PEND-IPS-0108) : SKRIPSI PERKEMBANGAN TRADISI KLIWONAN DI KABUPATEN BATANG
  • (KODE : PEND-IPS-0109) : SKRIPSI PERSEBARAN DAN DAYA SERAP TENAGA KERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA BATU BATA
  • (KODE : PEND-IPS-0110) : SKRIPSI PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU
  • (KODE : PEND-IPS-0111) : SKRIPSI POLA PENGASUHAN ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM PKU AISYIYAH
  • (KODE : PEND-IPS-0112) : SKRIPSI PROFIL TENAGA KERJA DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
  • (KODE : PEND-IPS-0113) : SKRIPSI SEJARAH PERPINDAHAN LOKALISASI DARI KARANG KEMBANG KE SUNAN KUNING
  • (KODE : PEND-IPS-0114) : SKRIPSI SIKAP DAN PANDANGAN POLITIK PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN TERHADAP PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PADA MASA KABINET SYAHRIR DAN MUNCULNYA PERISTIWA 3 JULI 1946
  • (KODE : PEND-IPS-0115) : SKRIPSI STRATEGI MANAJER DALAM MENINGKATKAN REALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR PADA DINAS PASAR KAB X
  • (KODE : PEND-IPS-0116) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI ANTARA METODE DISKUSI DENGAN METODE ROLE PLAYING DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN
  • (KODE : PEND-IPS-0117) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI ANTARA NILAI IQ DAN PEMAHAMAN NILAI SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0118) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA METODE PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEXT BOOK ANJURAN DENGAN MENGGUNAKAN TEXT BOOK WAJIB MATA DIKLAT AKUNTANSI (KLS X SMK)
  • (KODE : PEND-IPS-0119) : SKRIPSI TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI TERHADAP VOLUME PENJUALAN INDUSTRI SIRUP
  • (KODE : PEND-IPS-0120) : SKRIPSI TINJAUAN GEOGRAFIS TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN KAWASAN OBYEK WISATA GOA LAWA
  • (KODE : PEND-IPS-0121) : SKRIPSI UPAYA GURU IPS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SMP
JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 1

JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 1

JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 1

judul skripsi pendidikan ips-1
  • (KODE : PEND-IPS-0001) : SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN (SUATU KASUS PADA PERUSAHAAN JASA PELAKSANA KONSTRUKSI PT. X) 
  • (KODE : PEND-IPS-0002) : SKRIPSI ANALISIS PENGARUH IKLAN POND’S WHITE BEAUTY MELALUI MEDIA CETAK DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP PERILAKU KONSUMEN (STUDY PADA MAHASISWA FKIP PENDIDIKAN EKONOMI X) 
  • (KODE : PEND-IPS-0003) : SKRIPSI EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI POKOK BAHASAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS X SMA X 
  • (KODE : PEND-IPS-0004) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMAN X 
  • (KODE : PEND-IPS-0005) : SKRIPSI HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. X 
  • (KODE : PEND-IPS-0006) : SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP GURU GEOGRAFI DALAM MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KOTA X 
  • (KODE : PEND-IPS-0007) : SKRIPSI HUBUNGAN SEKTOR INFORMAL DENGAN KESEMPATAN KERJA DAN KESEMPATAN MENYEKOLAHKAN ANAK (STUDI SEKTOR INFORMAL DI PINGGIR JALAN X) 
  • (KODE : PEND-IPS-0008) : SKRIPSI PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM BERKARBONASI MERK FANTA (STUDI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI) 
  • (KODE : PEND-IPS-0009) : SKRIPSI PERANAN PANTI ASUHAN DALAM PEMBINAAN PENDIDIKAN REMAJA (STUDI DI PANTI ASUHAN X) 
  • (KODE : PEND-IPS-0010) : SKRIPSI PERANAN USAHA KECIL PENYULINGAN MINYAK NILAM TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KECAMATAN X 
  • (KODE : PEND-IPS-0011) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT MOTIVASI BELAJAR DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI JURUSAN IS SMA NEGERI I X TAHUN AJARAN XXXX/XXXX 
  • (KODE : PEND-IPS-0012) : SKRIPSI APLIKASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 5 SMU NEGERI X 
  • (KODE : PEND-IPS-0014) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA, KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA X TAHUN AJARAN XXXX/XXXX 
  • (KODE : PEND-IPS-0015) : SKRIPSI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP PERAN SERTA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI X TAHUN PELAJARAN XXXX/XXXX 
  • (KODE : PEND-IPS-0016) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI BERBASIS KOMPETENSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI X TAHUN PELAJARAN XXXX/XXXX 
  • (KODE : PEND-IPS-0017) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KONSEP DIRI ANAK DENGAN SIKAP SOSIAL ANAK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI X 
  • (KODE : PEND-IPS-0018) : SKRIPSI PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM RANGKA MENINGKATKAN JUMLAH PELANGGAN DI PDAM X 
  • (KODE : PEND-IPS-0019) : SKRIPSI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT (STM) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0020) : SKRIPSI ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PENELITIAN KUANTITATIF DESKRIPTIF PADA PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM CABANG X)
  • (KODE : PEND-IPS-0021) : SKRIPSI PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SISA HASIL USAHA DI KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) X
  • (KODE : PEND-IPS-0022) : SKRIPSI KONTRIBUSI MATERI AJAR GEOGRAFI DALAM PENANAMAN SIKAP SISWA TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VIII SMP N X)
  • (KODE : PEND-IPS-0023) : SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI, METODE PEMBELAJARAN, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK X (DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL ANTARA)
  • (KODE : PEND-IPS-0024) : SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0025) : SKRIPSI PEMBELAJARAN PERPETAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0026) : SKRIPSI PENGGUNAAN MODEL PORTOFOLIO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP N X
  • (KODE : PEND-IPS-0027) : SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMPN X
  • (KODE : PEND-IPS-0028) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI PROGRAM ILMU SOSIAL SMA NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0029) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VCD DAN GAMBAR CETAK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA PADA KELAS VIII SEMESTER I DI SMP NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0030) : SKRIPSI PERBANDINGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN ”KARTU SOAL” DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CERAMAH PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI POKOK BAHASAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL SISWA KELAS XI SMA X
  • (KODE : PEND-IPS-0031) : SKRIPSI PELAKSANAAAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DI SMA NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0032) : SKRIPSI KENDALA-KENDALA DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI STUDI KASUS PADA GURU-GURU SOSIOLOGI DI SMA X
  • (KODE : PEND-IPS-0033) : SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN STRUKTURAL PADA MATA DIKLAT BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN POKOK BAHASAN BEKERJASAMA DALAM SATU TIM SISWA KELAS X AP SMK X
  • (KODE : PEND-IPS-0034) : SKRIPSI MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XA MA X DALAM BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN PENELITIAN SEJARAH SECARA SEDERHANA
  • (KODE : PEND-IPS-0035) : SKRIPSI IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT KEPADA PEDAGANG GOLONGAN EKONOMI LEMAH PADA BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) DI KECAMATAN X
  • (KODE : PEND-IPS-0036) : SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SUB SEKTOR INDUSTRI
  • (KODE : PEND-IPS-0037) : SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN UPAH TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA
  • (KODE : PEND-IPS-0038) : SKRIPSI IMPLIKASI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (KLS XI)
  • (KODE : PEND-IPS-0039) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DENGAN METODE CERAMAH TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR
  • (KODE : PEND-IPS-0040) : SKRIPSI ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PENENTUAN HARGA PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD X
  • (KODE : PEND-IPS-0041) : SKRIPSI AKTIVITAS PENAMBANGAN BATU KAPUR DAN SUMBANGANNYATERHADAP PENDAPATAN PETANI
  • (KODE : PEND-IPS-0042) : SKRIPSI ANALISIS MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI & ORIENTASI PASCA LULUS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK X
  • (KODE : PEND-IPS-0043) : SKRIPSI ANALISIS MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DAN ORIENTASI PASCA LULUS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR (KLS XII SMK)
  • (KODE : PEND-IPS-0044) : SKRIPSI ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0045) : SKRIPSI BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA KAWIN
  • (KODE : PEND-IPS-0046) : SKRIPSI DAMPAK INDUSTRI TERHADAP PERGESERAN NILAI KERUKUNAN DALAM MASYARAKAT JAWA
  • (KODE : PEND-IPS-0047) : SKRIPSI DAMPAK TRADISI PASAR KLIWONAN TERHADAP UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
  • (KODE : PEND-IPS-0048) : SKRIPSI EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI (KLS VIII)
  • (KODE : PEND-IPS-0049) : SKRIPSI EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN LAPORAN KEUANGAN (KLS X)
  • (KODE : PEND-IPS-0050) : SKRIPSI EVALUASI KINERJA GURU BERSERTIFIKASI PENDIDIK DI SMPN X
  • (KODE : PEND-IPS-0051) : SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA LULUSAN SMP MELANJUTKAN KE SMA BAGI PENDUDUK DESA
  • (KODE : PEND-IPS-0052) : SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
  • (KODE : PEND-IPS-0053) : SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VIII
  • (KODE : PEND-IPS-0054) : SKRIPSI GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) PURBALINGGA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945
  • (KODE : PEND-IPS-0055) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (KLS VI)
  • (KODE : PEND-IPS-0056) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU, PENGALAMAN MENGAJAR, DAN PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA
  • (KODE : PEND-IPS-0057) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERGAULAN PEER GROUP DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI SMA X
  • (KODE : PEND-IPS-0058) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN MINAT PADA PELAJARAN SEJARAH DENGAN PEMAHAMAN NILAI KESEJARAHAN SISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0059) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAJAR DAN MOTIVASI MENGAJAR DENGAN KOMPETENSI GURU PKN DI SMPN DI KAB X
  • (KODE : PEND-IPS-0060) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA
  • (KODE : PEND-IPS-0061) : SKRIPSI HUBUNGAN CARA BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA
  • (KODE : PEND-IPS-0062) : SKRIPSI HUBUNGAN PENGALAMAN MENGAJAR DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PKN SMPN DI KOTA X
  • (KODE : PEND-IPS-0063) : SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KESADARAN SEJARAH DAN TINGKAT PENDIDIDKAN ORANGTUA TERHADAP SIKAP DISIPLIN SISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0064) : SKRIPSI IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PNPM MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PEDAGANG GOLONGAN EKONOMI LEMAH DI KEC X
  • (KODE : PEND-IPS-0065) : SKRIPSI KAUM PINGGIRAN DI KAMPUNG JATIPULO, KECAMATAN PALMERAH JAKBAR
  • (KODE : PEND-IPS-0066) : SKRIPSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PUSAT KEGIATAN EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT
  • (KODE : PEND-IPS-0067) : SKRIPSI KESIAPAN GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMAN
  • (KODE : PEND-IPS-0068) : SKRIPSI KESIAPAN GURU SEJARAH SMA DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 BERBASIS KOMPETENSI
  • (KODE : PEND-IPS-0069) : SKRIPSI KONTRIBUSI PERSIAPAN KULIAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0070) : SKRIPSI KORELASI ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PILKADA DENGAN PARTISIPASI PEMILIH PEMULA PADA PILKADA KAB X
  • (KODE : PEND-IPS-0071) : SKRIPSI KUALITAS AIR BERSIH UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DI DESA
  • (KODE : PEND-IPS-0072) : SKRIPSI PELAKSANAAN POGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DAN PENINGKATAN KERAPATAN HUTAN DI RPH
  • (KODE : PEND-IPS-0073) : SKRIPSI PEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN OLEH PEMULUNG DI TPA
  • (KODE : PEND-IPS-0074) : SKRIPSI PEMANFAATAN MEDIA PETA DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI POKOK BAHASAN NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG PADA SMP NEGERI DI KOTA X
  • (KODE : PEND-IPS-0075) : SKRIPSI PEMBINAAN KARAKTER PADA SISWA KELAS VII SMPN
JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 2
SKRIPSI IMPLIKASI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

SKRIPSI IMPLIKASI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


(KODE : PEND-IPS-0038) : SKRIPSI IMPLIKASI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA 




BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dunia pendidikan dan pengajaran telah sejak lama tak pernah sepi dari pembaharuan-pembaharuan. Pembaharuan itu dapat berasal dari berbagai pihak. Dunia pendidikan dan persekolahan dapat juga mengadakan pembaharuan dengan mengambah dan mengurangi jam pelajaran disekolah, tenaga personal dapat ditambah atau dipertukarkan tugasnya atau aturan pekerjaannya diperbaharui bahkan jika mungkin alat-alat bisa ditambah, ruangan diperlengkapi ataupun bangunan ditambah. Ini adalah contoh pembaharuan struktur pendidik. Pembaharuan ini mencakup apa yang sekarang dinamakan tekhnologi komunikasi pendidikan dengan menggunakan produk dunia tehnik tinggi seperti komputer, satelit, video, radio, televisi, dan lain-lainnya sudah sering kita lihat dan alami terutama warga kota besar. Hampir disetiap negara lembaga penting dinegara ini telah memakai komputer. Kita berasumsi bahwa tekhnologi pendidikan, baik berbentuk soft-ware maupun hardware, sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan dewasa ini, Sedangkan untuk mempertegas perlunya siswa dilayani secara individual, disekolah dan di kelas telah ada pula gerakan individualisasi pengajaran.
Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya, akan sangat berpengaruh kepada pelayanan anak dalam proses belajar-mengajar. Lembaga kependidikan tidak boleh terpesona oleh sarana yang ada, metode yang lama dan tehnik-tehnik yang lama, yang menekankan kepada metode hafalan dan sebagainya, sehingga kurang berarti bila diterapkan pada masa sekarang.
Dengan adanya pembaharuan pendidikan yang mulai berkembang tersebut, maka SMA X yang merupakan salah satu SMA swasta di kota X pun turut serta berevolusi untuk memberikan pelayanan pendidikan pada masyarakat. Padahal sebelum adanya pembaharuan pendidikan SMA X yang didirikan pada tanggal 21 Mei 1955 sesuai dengan SK Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 3905/B/II tersebut hanya membuka 2 kelas pada tahun pertamanya. Namun sekarang SMA X telah berkembang dan diakui oleh masyarakat sehingga membuka hingga 20 kelas. Selain itu SMA X telah merombah system pendidikan yakni telah berbasis ICT dimana pembelajarannya menggunakan sarana dan prasarana yang berbau tekhnologi dan komunikasi, misalnya LCD proyektor, Komputer dll. Teknologi komunikasi sendiri adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia di era globalisasi ini. Kebutuhan akan informasi untuk segala keperluan hidup manusia saat ini sangatlah tinggi. Terutama di negara maju, informasi adalah hal yang sangat signifikan berpengaruh pada kehidupan masyarakatnya. Hampir tidak ada yang buta informasi, internet sudah menjadi konsumsi anak usia dini, bahl hampir disetiap rumah sudah memiliki komputer yang terkoneksi dengan internet, apalagi di era globalisasi seperti saat ini, dimana jarak dan batas pemisah antara Negara satu dengan negara lain semakin kabur dan tak terbatas, internet merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi bagi orang di seluruh dunia. Jaringan Internet adalah jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga informasi, berbagai jenis dan dalam berbagai bentuk dapat dikomunikasikan antar 6 belahan dunia secara instan dan global.
Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Kemajuan teknologi di bidang informasi berupa pengembangan internet baik website maupun chating menjadikan dunia semakin mudah dijangkau. Namun, kemajuan teknologi informasi tersebut bisa berdampak positif maupun negatif tergantung pada pemanfaatannya. Dengan melihat peran yang begitu besar maka multimedia seharusnya bisa menjadi alat dakwah yang paling bermanfaat karena sifatnya yang mudah dalam menyampaikan informasi. Oleh sebab itu, sudah saatnya setiap muslim memanfaatkan teknologi tersebut untuk membangun strategi dakwah demi perkembangan islam.
Karena fungsi tersebut juga, sekolah SMA X memanfaatkan adanya koneksi internet untuk mempermudah berkomunikasi dengan para siswa, dengan menggunakan salah satu j enis situs jejaring sosial (facebook). Akan tetapi pada kenyataannya banyak juga siswa atau siswi yang memanfaatkan penggunaan situs jejaring sosial ini dengan tidak semestinya misalnya bukan untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah atau membahas tentang dunia pendidikan tetapi digunakan untuk chatting, berkenalan bahkan berpacaran. Sehingga, hal ini turut mempengaruhi minat dan prestasi siswa.
Sebenarnya jika di telusuri dari sejarah awalnya, Facebook adalah situs web jejaring sosial menghubungkan orang satu dengan yang lain. Dapat saling berkirim pesan hingga mengetahui aktifitas orang lain, dengan segala fitur yang dimilikinya situs ini dikeluarkan pada tanggal 4 februari 2004 dan menjadi populer pada tahun 2006 sampai sekarang. Lalu apa yang disebut jejaring sosial? Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari beberapa individu untuk memantau suatu organisasi relasi pertemanan. Jaringan sosial, memiliki beberapa tingkatan, mulai dari keluarga, teman, perusahaan, hingga negara. Facebook didirikan oleh oleh mark zuckerberg, seorang lulusan harvard college. Dalam dua bulan selanjutnya, Mark Zuckerberg memperluas anggotanya ke sekolah-sekolah lain di wilayah Boston dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League.
Pengembangan pun terus dilakukan hingga pada tanggal 11 September 2006, orang yang memiliki email seperti edu., ac., uk., com., dan lainnya dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jejaring yang tersecua, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.
Pada juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 14 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. September 2006-september 2007, rating naik dari posisi 60 ke posisi 7 situs paling banyak dikunjungi hingga pada saat ini.
Dengan semakin pesatnya perkembangan pengguna facebook, tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan facebook memiliki dampak, baik positif maupun negatif terutama pada motivasi belajar para pelajar yang telah mengenal facebook tetapi tidak digunakan dengan semestinya seperti yang telah dicontohkan oleh penemunya mark zuckerberg apalagi jika situs ini digunakan secara berlebihan. Setidaknya beberapa upaya yang bisa dipakai menekan penyebaran efek buruk facebook. Pertama, langkah teknis berkaitan dengan kebijakan Kementrian Komunikasi dan Informasi tentang penyelenggaraan program internet sehat. Program itu memungkinkan asosiasi warnet, guru atupun pengguna internet memahami facebook sebagai piranti tukar sapa ataupun tukar informasi bukan untuk tujuan lain. Selebihnya, Kementrian juga bisa menyebarkan filter berupa program software untuk menekan dampak buruk teknologi informasi.
Kedua, perlu adanya dukungan dari orangtua, tokoh budaya hingga kalangan agamawan, untuk mensosialisasikan tentang saran, manfaat dan sisi positif facebook. Seperti juga facebook dan jejaring sosial lainnya apabila dimanfaatkan dengan baik, maka akan bisa memberikan manfaat bagi kita.
Yang terpenting adalah dari diri kita sendiri untuk menggunakan teknologi modern ini secara sehat atau jangan sampai kita sendiri yang mabuk tekhnologi, tetapi kita itu tetap harus melek teknologi. Seperti pepatah yang disampaikan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang mengatakan "Kuasailah dunia, tetapi jangan sampai dunia yang menguasaimu". Oleh karena berbagai alasan yang telah di kemukakan tersebut, kali ini akan dijabarkan mengenai dampak dari penggunaan facebook. Dengan tujuan agar kita dapat menggunakan facebook dengan bijaksana sesuai dengan kebutuhan.
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji Implikasi Situs Jejaring Sosial di kalangan siswa. Maka dari itu penulis merasa terdorong untuk melakukan studi atau penelitian di SMA X karena merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki mutu pendidikan yang lebih baik serta memiliki fasilitas terlengkap diantara lembaga pendidikan swasta yang mengacu pada program SBI (sekolah berstandar internasional) di kota X, dengan mengambil judul "Implikasi situs jejaring sosial (face book) terhadap prestasi belajar siswa kelas 2 SMA X".

B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan, dapat di identifikasikan beberapa persoalan pokok yang dicarikan pemecahannya yaitu :
1.Bagaimana implikasi situs jejaring sosial (facebook) terhadap prestasi belajar siswa?
2.Bagaimana pola perilaku siswa dalam pemanfaatan situs jejaring sosial (facebook)?

C. Tujuan penelitian
Untuk menghindari adanya ketidaksesuaian antara topik pembahasan yang mungkin terjadi, maka berdasarkan rumusan diatas yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah :
1.Untuk mengetahui pengaruh penggunaan facebook terhadap minat belajar dan implikasinya terhadap prestasi belajar siswa SMA kelas 2 di SMA X
2.Untuk mengetahui bagimanakah perilaku/akhlaq siswa terhadap penggunaan facebook pada siswa SMA kelas 2 di SMA X

D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari pembahasan skripsi ini diharapkan berguna untuk :
a. Bahan pengalaman bagi penulis dalam penyusunan karya tulis dan sekaligus sebagai sumbangan pemikiran dalam meningkatkan mutu pendidikan.
b. Bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pendidikan nasional dan tentang pemanfaatan teknologi informasi
c. Informasi bagi guru dalam rangka meningkatkan peranannya untuk memotivasi belajar siswa guna mencapai prestasi yang baik.
d. Memberikan pandangan kepada segenap generasi islam khususnya para pelajar untuk memanfaatkan tekhnologi global connection (internet) khususnya situs jejaring sosial facebook sebagai sarana yang tepat dalam membangun strategi dakwah islam.
e. Dapat dijadikan bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

D. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Pada penyusunan skripsi ini penulis memiliki keterbatasan atau ruang lingkup penelitian, meliputi :
1. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui implikasi facebook terhadap prestasi belajar, serta bagaimana pola perilaku terhadap siswa dalam pemanfaatan situs jejaring sosial
2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 2 yang menggunakan facebook di SMA X

E. Definisi Operasional
1. Facebook
Adalah sebuah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain.
2. Prestasi Belajar
Adalah hasil dari perubahan dalam individu hasil dari aktivitas dalam proses belajar yang berupa ketrampilan, kecakapan dan pengetahuan.

G. Sistematika pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dikelompokkan menjadi enam bab. Dan masing-masing bab terdapat beberapa bahasan yang lebih terperinci yaitu :
BAB 1
Bab ini merupakan pendahuluan yang menempati bab pertama, terdiri dari latar belakang masalah yang memberikan gambaran judul skripsi, rumusan masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui tujuan dalam pembuatan judul skripsi pentingnya penelitian yakni memberi masukan kepada instansi yang terkait supaya dikembangkan sesuai dengan tujuan, ruang lingkup atau keterbatasan penelitian untuk mengetahui batasan-batasan yang digunakan dalam pembahasan, definisi operasional untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran terhadap judul skripsi, serta terakhir sistematika pembahasan.
BAB II
Bab ini merupakan tinjauan kepustakaan atau landasan teori. Pada bab ini berisi :
1. Pengertian situs jejaring sosial
2. Pengertian facebook
3. Dampak penggunaan facebook
4. Facebook dalam perspektif islam
5. Pengertian prestasi belajar
6. Prinsip- prinsip belajar
7. Faktor- faktoryang mempengaruhi prestasi belajar
8. Menentukan prestasi belajar
9. Implikasi situs jejaring sosial (facebook) terhadap prestasi belajar siswa
BAB III
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh hasil penelitian disajikan dalam bab ini yaitu meliputi : lokasi penelitian yaitu tempat dimana penelitian akan dilakukan, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, sumber data penelitian, pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
BAB IV
Laporan hasil penelitian dan pembahasan merupakan bab ke-IV yang menyajikan data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang telah diuraikan pada bab III, yang terdiri atas latar belakang obyek atau deskripsi obyek, deskripsi data penelitian dan hasil analisis data uraian tentang pembahasan terhadap temuan-temuan yang telah dikemukakan sebelumnya
BAB V
Berisi tentang pembahasan penelitian implikasi situs jejaring sosial (facebook) terhadap prestasi belajar siswa kelas 2 di SMU X.
BAB VI
Terdiri dari dua hal pokok yaitu tentang kesimpulan saran yang diberikan oleh peneliti terhadap hasil penelitian. Dalam bab ini akan di ketahui kesimpulan dari hasil penelitian dan sebagai kelengkapanya disertakan daftar pustaka dan lampiran-lampiran
SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN UPAH TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA

SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN UPAH TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA


(KODE : PEND-IPS-0037) : SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN UPAH TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA




BAB I 
PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG
Setiap negara akan melaksanakan usaha-usaha pembangunan terutama oleh negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Usaha-usaha pembangunan tersebut dilakukan dalam rangka mensejahterakan masyarakatnya, memperbaiki taraf hidup sehingga mendapat tempat di antara negara-negara yang ada di dunia serta dapat sejajar dengan kedudukan negara-negara maju. Pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan tentunya bersifat ekonomi. Dimana pembangunan ekonomi ini dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang komprehensifbaik ekonomi dan non-ekonomi.(Suryana,2000 : 6)
Salah satu permasalahan pembangunan di semua negara tanpa terkecuali Indonesia dalam hal ini adalah pengangguran. Pengangguran ini timbul antara lain karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Yang artinya kesempatan kerja sedikit sehingga tidak dapat menampung jumlah pekerja (angkatan kerja). Disebutkan bahwa salah satu tujuan pembangunan nasional adalah untuk memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, berarti pengangguran merupakan tugas besar yang harus dituntaskan segenap pemerintah Indonesia. Pasal 27 ayat 1 Undang-undang Dasar 1945 menyebutkan"6a/wa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaari\ dengan demikian kesempatan kerja meruipakan masalah yang mendasar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Setiap upaya pembangunan harus diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, sehingga setiap warga negara dapat memperoleh pekerjaan dan menempuh kehidupan yang layak.
Salah satu yang memicu timbulnya permasalahan sentral dalam ketenagakerjaan adalah tidak seimbangnya demand dan supply tenaga kerja. Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab ketidakseimbangan pasar kerja tersebut adalah ketidakcocokan keinginan atau kebutuhan antar pasar kerja dan penggunaan tenaga kerja. Implikasinya masih banyak angkatan kerja yang tidak terserap dalam lapangan pekerjaan yang ada dengan kata lain terjadi angka pengangguran.
Berikut ini tabel yang memberikan gambaran bahwa pengangguran di Indonesia setiap tahunnya mengalami pertambahan dan diiringi dengan tingkat kesempatan kerja yang semakin menurun.
Terlihat dari tabel angka pengangguran bertambah setiap tahunnya, dimana antara jumlah angkatan kerja dan angkatan bekerja tidak seimbang dimana angkatan kerja lebih banyak daripada jumlah angkatan kerja yang bekerja. Kemudian TPAK menunjukkan angka yang berfluktuasi dan pada periode 1990 sampai 2005 TPAK hanya bisa mencapai rata-rata 63,62 persen. Hal itu menunjukkan angka TPAK yang masih kecil karena belum mendekati TPAK 100%. Angka TPAK rata-rata TPAK yang mencapai 63,62 persen tersebut mengindikasikan bahwa masih ada sebagian 36,38 penduduk usia bekerja yang belum bekerja. Sedangkan tingkat kesempatan kerja hampir mencapai 90 persen, namun jika diperhatikan dalam tabel angka kesempatan kerja menunjukkan penurunan presentase setiap tahunnya dan penurunan tingkat kesempatan kerja ini diikuti oleh kenaikan tingkat pengangguran. Pada periode antara tahun 1990 sampai tahun 1994 kenaikan pengangguran tidak terlalu tinggi kenaikannya karena pada periode tahun tersebut keadaan ekonomi dalam keadaan stabil. Namun mulai periode tahun 1995 kenaikan pengangguran semakin tinggi mencapai angka lima juta lebih. Dan tahun-tahun selanjutnya sampai tahun terakhir pada tabel pengangguran Indonesia mencapai 11 juta jiwa. Pengangguran disini adalah pengangguran terbuka. Berikut ini tabel yang menunjukkan bahwa pemenuhan tenaga kerja tidak mencukupi jumlah pencari kerja di Indonesia.
Berdasarkan tabel 1.2. terlihat antara pencari kerja dan pemenuhan tenaga kerja perbandingannya sangat tinggi atau mempunyai nilai gap yang jauh setiap tahunnya. Misalnya pada tabel terlihat pada tahun 1990 pencari kerja sebanyak 1.217.148 jiwa sedangkan pemenuhan tenaga kerja hanya menampung sebanyak 167.346 jiwa. Dan presentase pemenuhan tenaga kerja dari pencari kerja dari periode tersebut Indonesia tidak pernah mencapai angka 50 persen dan angka presentase penyerapannya berfluktuatif. Tetapi dari angka presentase tersebut menunjukkan angka yang kecil bagi Indonesia yang mempunyai angakatan kerja yang surplus.
Kunci permasalahan dari banyaknya pengangguran dari pembahasan sebelumnya yaitu kurangnya kesempatan kerja yang memadai. Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa, Meski makro ekonomi sepanjang tahun 2003 terus mengalami perbaikan, ironisnya pemerintah gagal menyentuh masalah yang paling krusial, yakni penciptaan kesempatan kerja yang cukup dan pemberantasan kemiskinan yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.Hal ini diakibatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih antara 3 sampai 4 persen. Dengan angka sebesar itu, tidak cukup memadai untuk menampung jumlah angkatan kerja baru yang masuk ke pasar. Dalam dua tahun terakhir ini jumlah pengangguran terbuka mengalami peningkatan drastis. (Imam Sugema : 2003)
Dari sudut pandang ekonomi makro, perluasan kesempatan kerja dapat terjadi melalui pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita secara konstan dalam j angka panjang. peningkatan output merupakan akibat dari peningkatan aktivitas produksi secara keseluruhan. Peningkatan aktivitas produksi merupakan bagian dari sisi penwaran perluasan kesmpatan kerja akan terjadi bila sisi permintaan juga mengalami peningkatan dengan kata lain, kesempatan kerja akan tercipta bila terjadi peningkatan pada sisi permintaan dan penawaran agregat. (Boediono : 1999).
Tabel 1.5. merupakan tabel yang menggambarkan mengenai PDB (Produk Domestik Bruto) atas dasar harga konstan 2000. Laju pertumbuhan perekonomian Indonesia diukur berdasarkan PDB atas dasar harga konstan. Dimana dilihat dari perkembangannya laju pertumbuhan ekonomi sebelum krisis moneter mengalami kenaikan setiap tahunnya dan kemudian pada tahun 1998 mengalami penurunan sebesar -13,13 %, kemudian tahun selanjutnya tahun 1999 mengalami kenaikan sebesar 0,79 %, namun kenaikan tersebut tidak banyak memberi arti apa-apa. Berkembangan selanjutnya tahun 2000 perkembangan pertumbuhan ekonomi mulai meningkat sebesar 4,90 % angka yang perkembangan yang bagus untuk awal yang baik dalam memperbaiki kondisi ekonomi. Tahun-tahun berikutnya perkembangan laju pertumbuhan ekonomi berfluktuasi.
Sementara itu pada kenyataannya, prospek perluasan lapangan kerja 2003 masih suram karena pertumbuhan ekonomi hanya 3-4 persen. Akibatnya, penyerapan tenaga kerja hanya sekitar 1,2 juta orang. Padahal, angkatan kerja yang masuk pasar kerja 2,5 juta orang. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran dari 38 juta menjadi 40,5 juta. Bila merujuk pada jumlah angkatan kerja yang pada tahun 2001 mencapai 98,8 juta orang, berarti persentase pengangguran telah mencapai 30 persen di tahun 2003. Sebab, tingkat pertumbuhan angka pengangguran mencapai 1,5 juta orang per tahun. Untuk dapat menampung angka pengangguran tersebut, ekonomi harus tumbuh paling sedikit lima persen untuk mencapai tingkat itu sangat sulit mengingat banyak keterbatasan dan kendala yang dihadapi oleh pemerintah. (kmb2.www.balipost.com)
Permasalahan yang perlu diperhatikan mengenai kesempatan kerja yaitu upah. Dimana upah merupakan landasan hubungan kerja yang perlu dikaji ulang, karena masih banyak pekerja yang belum mendapatkan upah sesuai dengan kebutuhan fisik minimum, kebutuhan hidup minimum. Ditengah krisis ekonomi presepsi pengusaha dengan pekerja sering berbeda, sehingga mempersulit dalam mencari jalan pemecahannya.(Prijono Tjiptoherijanto, 2001 : 1).
Bagi para pekerja upah merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan tinggi rendahnya upah yang diterima akan berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan hidup yang dialami pekerja. Bagi perusahaan upah mempengaruhi biaya produksi dan tingkat harga yang akhirnya akan berakibat pada pertambahan produksi serta perluasan kesempatan kerja. (Prijono Tjiptoherijanto, 1993 : 3).
Dari catatan yang ada, upah minimum riil rata-rata meningkat jauh lebih tajam daripada pertumbuhan pendapatan nasional. Bila tingkat pendapatan nasional tumbuh di bawah 5 persen sepanjang 1998-2005, upah minimum meningkat 12-17% persen setiap tahun pada kurun waktu yang sama. Perbedaan antara kenaikan upah minimum dan pendapatan nasional riil menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja di sektor formal. Sebab, perusahaan menyiasati kenaikan ongkos produksi akibat tingginya upah melalui penambahan beban pekerjaan dan substitusi dengan mesin. Satu simulasi yang dilakukan tim SMERU menunjukkan, setiap kenaikan 10 persen upah minimum mengakibatkan penyempitan kesempatan kerja rata-rata sebesar 1 persen di sektor formal. Dari simulasi yang sama, setiap kenaikan 10 persen upah minimum meningkatkan jumlah kehilangan kerja lebih besar lagi, sebesar 2 persen, pada pekerja berpendidikan rendah. Padahal, data menunjukkan, sekitar 80 persen tenaga kerja di Indonesia berpendidikan rendah. (MJkhsan Modjo : 2006)
Upah buruh Indonesia di bawah upah buruh Internasional Di AS, upah minimum adalah US$ 5-8 per jam atau US$ 840-1.344 per bulan (Rp 7,8-12,6 juta per bulan).Di Singapura tidak ada UMR, tapi rata2 buruh manufaktur, gaji per bulannya adalah US$ 1.600 perbulan (Rp 15 juta). Bahkan TKW kita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Singapura, gajinya sekitar Rp 1,5 juta per bulan, sementara di Indonesia hanya Rp 250 ribu per bulan. UMR di Indonesia berkisar antara Rp 711.000 sampai Rp 300 ribu per bulan (US$ 32-75). Upah serendah itu pun sering dianggap terlalu besar, sehingga banyak pekerja yang gajinya di bawah UMR. (http://osdir.com/ml/culture.region.Ind.html)
Dari permasalahan yang telah di uraikan tersebut perluasan kesempatan kerja melalui kebijakan penentuan upah dan pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan. Permasalahan kekurangan kesempatan kerja ini jika tidak ada tindak lanjut akan mempengaruhi perekonomian yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. maka dari pembahasan tersebut penulis tertarik lebih jauh mengenai perluasan kesempatan kerja dalam rangka menuntaskan pengangguran. Sehingga penulis mengambil judul "Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Terhadap kesempatan Kerja Di Indonesia"

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Yang menjadi rumusan masalah sesuai dengan latar belakang dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai :
1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh upah terhadap kesempatan kerja di Indonesia ?
3. Bagaimana pengaruh upah dan pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja ?

1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1.3.1. Tujuan Penyusunan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja di Indonesia.
2. Untuk mengatahui bagaimana pengaruh upah terhadap kesempatan kerja.
3. Untuk mengatahui pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah terhadap kesempatan kerja.
1.3.2. Kegunaan Penyusunan Penelitian
1. Sebagai bahan informasi tambahan bagi para mahasiswa untuk mengetahui apakah besarnya pertumbuhan ekonomi dan upah mempengaruhi terhadap kesempatan kerja
2. Untuk memberikan sumbangan terhadap pemikiran dan perkembangan ilmu ekonomi khususnya masalah perkembangan kesempatan kerja.
3. Memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian tindak lanjut mengenai kesempatan kerja.
SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SUB SEKTOR INDUSTRI

SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SUB SEKTOR INDUSTRI


(KODE : PEND-IPS-0036) : SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SUB SEKTOR INDUSTRI




BAB I 
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang mempunyai tujuan antara lain untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata dirasakan oleh masyarakat, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, serta struktur perekonomian yang seimbang. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang diciptakan dari pembangunan ekonomi (Suharsono Sagir, 2000 : 142).
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang masih dalam tahap membangun. Saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada berbagai problematika. Problematika dalam pembangunan Indonesia diantaranya adalah kependudukan, ketenaga kerjaan dan pengangguran. Permasalahan kependudukan indonesia, yaitu jumlah penduduk yang besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi dan tingkat persebaran penduduk yang tidak merata (Mulyadi, 2008 : 55).
Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan yang cukup potensial dengan syarat semua penduduk memiliki soft skill yang tinggi dan tentunya dibekali oleh pendidikan yang tinggi. Sebaliknya penduduk merupakan beban dalam pembangunan jika tidak dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai akibatnya kemiskinan meningkat, serta pengangguran yang tinggi. Oleh karena itu pembangunan nasional diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk yang merata (Mulyadi, 2008 : 55)
Persoalan pokok yang dihadapi Indonesia dalam bidang ketenagakerjaan adalah kelebihan tenaga kerja serta kecilnya kesempatan kerja yang tercipta pada setiap sektor sehingga terjadi pengangguran. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 yang ditandai dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi sampai dengan minus 13,13% memberikan dampak buruk terhadap masalah penyerapan tenaga kerja.
Masalah tenaga kerja di Indonesia masih menjadi masalah ekonomi utama yang sampai saat ini belum bisa diatasi. Sebagaimana kita ketahui, bahwa terjadi perubahan sistem perekonomian pasca krisis dari usaha yang padat karya ke usaha yang lebih padat modal. Akibatnya pertumbuhan tenaga kerja yang ada sejak tahun 1998 sampai dengan 2003 terakumulasi dalam meningkatnya angka pengangguran. Dilain sisi, pertumbuhan tingkat tenaga kerja ini tidak diikuti dengan pertumbuhan usaha (investasi) yang dapat menyerap tenaga kerja. Akibatnya terjadi peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia (Imamudin, 2009 : 177).
Permasalahan pembangunan yang cukup serius yaitu menyangkut tingginya angka pengangguran terbuka yang berpotensi menimbulkan permasalahan sosial lainnya. Sampai tahun 2008, tingkat pengangguran terbuka masih berada pada kisaran 9% dari jumlah angkatan kerja atau berada pada kisaran 9 juta orang. Sasaran yang ingin dicapai menyangkut bidang ketenagakerjaan menurut rencan kerja pembangunan (RKP) tahun 2006 adalah menurunkan jumlah angka pengangguran terbuka menjadi 9,6 juta orang atau 8,9% dari angkatan kerja. Namun dalam kenyataan jumlah pengangguran terbuka pada bulan februari 2006 mencapai angka 11,1 juta jiwa atau sebesar 10,4% dari angkatan kerja (Imamudin, 2009 : 177).
Salah satu usaha untuk meningkatkan kesempatan kerja adalah melalui pembangunan di sektor industri. Pembangunan di sektor industri merupakan bagian dari usaha jangka panjang untuk memperbaiki struktur ekonomi yang tidak seimbang karena bercorak pertanian kearah ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang antara pertanian dan industri (Departemen Perindustrian, 1999 : 7)
Sebagaimana halnya banyak Negara yang sedang berkembang, Indonesia mempersiapkan sektor-sektor industri agar mampu menjadi sektor penggerak pembangunan sektor-sektor lain untuk menuju perubahan melalui transormasi ekonomi.
Menurut Dumairy (1995 : 233) menyatakan :
"perkembangan sektor industri dapat dilihat dari berbagai ukuran perbandingan seperti jumlah unit usaha atau pengusaha, jumlah tenaga kerja diserap, nilai keluaran (output) yang dihasilkan, sumbangan dalam perolehan devisa, kontribusi dalam pembentukan pendapatan nasional serta tingkat pertumbuhannya".
Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial selalu memiliki dasar tukar {terms of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marjinal yang tinggi kepada pemakainya. Pelaku bisnis (produsen, penyalur, pedagang, dan investor) lebih suka berkecimpung dalam bidang industri karena sektor ini memberikan marjin keuntungan yang lebih menarik. (Dumairy, 1997 : 227).
Selama terjadinya krisis ekonomi, penyerapan tenaga kerja secara nasional mengalami penurunan. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 memperlihatkan bahwa sektor industri yang selama ini diharapkan menjadi sektor andalan dalam memacu pertumbuhan ekonomi ternyata tidak mampu bertahan.
Berdasarkan rata-rata penyerapan jumlah tenaga kerja tahun 2002-2008, Sektor Industri pengolahan menduduki peringkat ke-4 di antara 10 sektor utama, dengan kontribusi sebanyak 12.440,14 ribu tenaga kerja dari total tenaga kerja nasional. Rata-rata kontribusi penyerapan tenaga kerja terbesar tahun 2002-2008 masih diberikan oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 42.689,63 ribu tenaga kerja, diikuti Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 20.684,04 ribu tenaga kerja, dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 12.778,15 ribu tenaga kerja dari total tenaga kerja nasional (Departemen Perdagangan, 2009).
Berikut adalah data perkembangan kontribusi tenaga kerja pada sektor industri terhadap tenaga kerja nasional di Indonesia berdasarkan catatan Bank Indonesia dari tahun 1989 hingga 2008. Dapat dilihat bahwa perkembangan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri dan kontribusinya terhadap tenaga kerja nasional mengalami fluktuatif. Pada tahun 1990 sampai 1995 perkembangan kontribusi penyerapan tenaga kerja sektor industri terhadap tenaga kerja nasional selalu meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,79%. Kemudian terjadi fluktuatif dari tahun 1996-2007. Pada tahun 1998, perkembangan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri mencapai -5,24% dengan kontribusi terhadap tenaga kerja nasional 11,33%, yakni turun sebesar 0,71% dari tahun sebelumnya. Penurunan penyerapan tenaga kerja juga terjadi pada tahun 2003, tahun 2004 dan tahun 2006 dimana masing-masing mencapai-5,07%,-3,70% dan-0,53%. Namun, pada tahun terakhir yakni pada tahun 2008 penyerapan tenaga kerja pada sektor industri maupun kontribusinya terhadap tenaga kerja nasional mengalami penurunan sebesar 1,82% atau 12.594 ribu jiwa tenaga kerja yang terserap sektor industri pada tahun 2008 dengan kontribusi terhadap tenaga kerja nasional sebesar 12,34% yakni turun 0,33% dari tahun 2007.
Berikut adalah data perkembangan tenaga kerja pada sektor industri pengolahan berdasarkan International Standard of Industrial Classification (ISIC) 2 digit di Indonesia berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik dari tahun 1989 hingga 2008. Dapat dilihat bahwa perkembangan penyerapan tenaga kerja berdasarkan kelompok industri menurut ISIC 2 digit di Indonesia mengalami fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing sektor sebesar -2,85% untuk Industri makanan, minuman, dan tembakau (31); 3,67% untuk Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit (32); 18,76% untuk Industri kayu dan barang-barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga (33); 6,09% untuk Industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan, dan penerbitan (34); 4,29% untuk Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet, dan plastic (35); -7,68% untuk Industri barang galian bukan logam, kecuali inyak bumi dan batu bara (36); 2,78% untuk Industri logam dasar (37); 6,07% untuk Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya (38); 11,86% untuk Industri pengolahan lainnya (39).
Pada tahun 2007 dan 2008 pertumbuhan tenaga kerja hampir di semua sektor industri terjadi penurunan dari tahun sebelumnya seperti pada industri makanan, minuman, dan tembakau (31); Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit (32); Industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan, dan penerbitan (34); Industri barang galian bukan logam, kecuali inyak bumi dan batu bara (36); Industri logam dasar (37); Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya (38); dan Industri pengolahan lainnya (39). Sedangkan untuk Industri kayu dan barang-barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga (33); dan industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet, dan plastik (35) mengalami kenaikan penyarapan tenaga kerja dengan masing-masing pertumbuhan tenaga kerja sebesar 1,27% untuk Industri kayu dan barang-barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga, dan 16,2% untuk dan industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet, dan plastik.
Kondisi ini juga berpengaruh pada kontribusi tenaga kerja masing-masing sektor industri terhadap tenaga kerja secara nasional yang juga mengalami penurunan pada tahun 2008 dari sebelumnya di tahun 2007 sebesar 12,67% menjadi 12,34% di tahun 2008. Berdasarkan perkembangan dari tahun 1990 sampai 2008 pertumbuhan tenaga kerja masing-masing sektor pada sektor industri berfluktuatif. Bahkan pada tahun terakhir yakni tahun 2008 pertumbuhan tenaga kerja secara keseluruhan terjadi penurunan.
Penyerapan tenaga kerja yang menurun setelah dilanda krisis tak dapat di sangkal, hal ini disebabkan antara lain karena perusahan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif bagi pengembangan usaha, peraturan yang menghambat investasi, serta hambatan dalam proses ekspor impor. Masalah lain, yang tak kalah pentingnya adalah pelaksanaan otonomi daerah yang dalam banyak hal seringkali tidak mendukung penciptaan lapangan kerja terhadap tenaga kerja.
Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi memegang peranan yang sangat penting dalam penyerapan tenaga kerja. Berpijak dari latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul dalam penelitian ini yaitu "PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SUB SEKTOR-SUB SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI INDONESIA"

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka lingkup permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja pada sub sektor-sub sektor Industri pengolahan di Indonesia berdasarkan International Standard of Industrial Classification (ISIC) 2 digit.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja pada sub sektor-sub sektor Industri pengolahan di Indonesia berdasarkan International Standard of Industrial Classification (ISIC) 2 digit.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
a. Sebagai informasi tambahan bagi para mahasiswa dan masyarakat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja pada sub sektor-sub sektor industri pengolahan di Indonesia berdasarkan International Standard of Industrial Classification (ISIC) 2 digit.
b. Memberikan sumbangan terhadap pemikiran dan perkembangan ilmu ekonomi khusunya masalah penyerapan tenaga kerja pada sub sektor-sub sektor industri pengolahan di Indonesia berdasarkan International Standard of Industrial Classification (ISIC) 2 digit.
c. Memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian tindak lanjut mengenai penyerapan tenaga kerja pada sub sektor-sub sektor industri pengolahan di Indonesia berdasarkan International Standard of Industrial Classification (ISIC) 2 digit.
IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT KEPADA PEDAGANG GOLONGAN EKONOMI LEMAH PADA BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) DI KECAMATAN X

IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT KEPADA PEDAGANG GOLONGAN EKONOMI LEMAH PADA BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) DI KECAMATAN X

(Kode : PEND-IPS-0035) : SKRIPSI IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT KEPADA PEDAGANG GOLONGAN EKONOMI LEMAH PADA BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) DI KECAMATAN X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat dilaksanakan di negara Indonesia dewasa ini meliputi segala aspek kehidupan yang pada hakekatnya bertujuan untuk terciptanya landasan ekonomi yang kuat bagi bangsa Indonesia. Hasil pembangunan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan yang termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 yaitu dimana salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara tersebut maka pemerintah harus melaksanakan pembangunan di segala bidang, sehingga cita-cita masyarakat adil makmur baik materiil maupun spirituil akan tercapai.
Memasuki era globalisasi abad ke 21 titik berat pembangunan nasional yang tercantum dalam GBHN ditekankan pada bidang ekonomi yang merupakan penggerak utama seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai antisipasi dalam menghadapi perkembangan industri dan perdagangan bebas yang mengarah pada pasar global. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang diarahkan untuk memperbesar pendapatan perkapita dan mempertinggi produktivitas dengan jalan menambah peralatan, modal dan skill. Salah satu masalah yang mendapat perhatian serius dari pemerintah dewasa ini adalah masyarakat miskin yang mempunyai usaha namun lemah dalam permodalan serta lemah didalam pengetahuan dan keterampilan dan sering kali juga lemah di dalam semangat dan keinginan untuk maju.
Pembangunan di tiap daerah merupakan titik tolak pembangunan nasional. Pembangunan nasional ditiap daerah sering diidentikkan dengan pembangunan daerah. Pernyataan tersebut tidak berarti bahwa strategi pembangunan di daerah terhadap pembangunan nasional harus sama tepat dalam pelaksanaannya.
Pembangunan pedesaan mempakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yaitu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik material dan spiritual yang mencakup seluruh strata masyarakat pedesaan.
Perhatian utama pemerintah terhadap permodalan dan usaha demi pembangunan ekonomi tertuju pada masyarakat di daerah pedesaan. Penduduk desa yang cukup besar jumlahnya cukup efektif bila diajak bekerja sama dalam mengelola suatu usaha. Namun demikian usaha tersebut seringkali terbentur pada masalah keuangan dan kemampuan manajerial. Lemahnya permodalan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat masyarakat dalam hal ini adalah pedagang di daerah pedesaan sebenarnya tidak semata-mata disebabkan oleh kekurangan modal yang sesungguhnya, seringkali permasalahan lemahnya permodalan muncul karena kekurangmampuan mereka mengelola modal yang telah dimiliki. Kemampuan dan pengetahuan manajerial mereka masih kurang. Para pedagang tersebut seringkali mengalami kerancuan keuangan. Uang yang dimiliki seharusnya digunakan untuk modal usaha tetapi mereka menggunakan uang tersebut untuk kepentingan lain di luar usaha. Mereka belum mampu memisahkan antara uang yang ditujukan khusus untuk modal dengan uang yang memang disediakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari di luar usaha. Dari sini dapat disimpulkan bahwa lemahnya modal pedagang kecil tidak semata-mata karena kekurangan uang akan tetapi juga kekurangmampuan mengelola uang yang dimiliki. Akan tetapi perbandingan penyebab lemahnya permodalan yang dialami masyarakat pedagang di pedesaan antara kekurangmampuan mengelola modal dengan ketiadaan uang, lebih banyak karena ketiadaan uang. Oleh karena itu masyarakat pedesaan memerlukan bantuan kredit untuk modal usaha.
Kekurangan modal pada masyarakat pedesaan tersebut akan membatasi ruang gerak aktivitas usahanya yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan. Dengan pemilikan dana yang terbatas, sementara sumber dana dari luar yang dapat membantu mengatasi kekurangan modal ini tidak mudah diperoleh masyarakat pedesaan maka akan membuat semakin sulitnya usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan tersebut dengan cepat.
Kebutuhan kredit modal bagi para pedagang pedesaan yang sebagian besar termasuk pedagang golongan ekonomi lemah sangat penting. Namun para pedagang golongan ekonomi lemah kesulitan untuk memperoleh kredit terutama ketika mereka mengajukan permohonan kredit di bank yang berskala besar dan merupakan bank umum. Bank yang berskala besar dan umum mempunyai prosedur perkreditan yang rumit yang mengharuskan debitur untuk memberikan jaminan. Padahal para pedagang golongan ekonomi lemah pada umumnya tidak memiliki barang yang cukup berharga yang dapat dijadikan jaminan kredit. Prosedur yang rumit juga menjadi salah satu kendala yang cukup berarti bagi para pedagang golongan ekonomi lemah untuk mengajukan kredit meskipun sebenarnya mereka sangat membutuhkan.
Selain di bank, sebenarnya para pedagang juga bisa memperoleh kredit dari kreditur liar yaitu rentenir. Karena merasa kesulitan mendapatkan kredit dari bank, para pedagang lari ke rentenir untuk memperoleh kredit untuk modal. Rentenir memberikan kredit tanpa jaminan, cepat dan tanpa prosedur yang rumit sehingga terasa mudah bagi para pedagang golongan ekonomi lemah. Tetapi rentenir atau sering juga disebut lintah darat memberikan kredit dengan bunga yang tinggi, sehingga pemberian kredit kepada pedagang golongan ekonomi lemah oleh rentenir bukannya menolong pedagang tetapi malah semakin mencekik. Karena permasalahan tersebut maka para pedagang memerlukan campur tangan pemerintah untuk mencari solusi untuk menangani masalah tersebut.
Di tengah segala permasalahan yang dialami oleh pedagang golongan ekonomi lemah, muncul ide untuk membentuk suatu lembaga keuangan resmi milik pemerintah yang bertujuan mengkhususkan diri menangani perkreditan bagi pengusaha dan pedagang yang diharapkan mampu menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan pada aspek permodalan tersebut. Mengingat sasaran bantuan adalah para pedagang golongan ekonomi lemah yang mayoritas tinggal di pedesaan maka pemerintah mendirikan sebuah lembaga keuangan dengan nama Badan Kredit Kecamatan (BKK). Badan Kredit Kecamatan berdiri di hampir setiap kecamatan. Motto dari Badan Kredit Kecamatan (BKK) adalah 3m yaitu mudah, murah, dan mengarah. Kehadiran Badan Kredit Kecamatan (BKK) diharapkan akan dapat menjadi mitra yang saling menguntungkan bagi para pedagang golongan ekonomi lemah sehingga dapat memberi bantuan kredit lunak dengan prosedur yang mudah dan bunga yang terjangkau. Sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan yang berujung pada peningkatan kesejahteraan taraf hidup masyarakat. Tujuan utama dari Badan Kredit Kecamatan adalah membantu para pedagang golongan ekonomi lemah demi kemajuan usaha mereka dan perbaikan tingkat kesejahteraan. Selain itu Badan Kredit Kecamatan juga bertujuan untuk menunjang sarana produksi terutama permodalan dalam rangka pembangunan daerah pada umumnya dan pembangunan desa pada khususnya, serta menciptakan pemerataan kesempatan berusaha bagi pengusaha golongan ekonomi lemah di pedesaan. Adapun Badan Kredit Kecamatan (BKK) berfungsi untuk mendapatkan permodalan dengan sistem perkreditan yang sesuai dengan motto Badan Kredit Kecamatan (BKK) yaitu mudah, murah, dan mengarah serta membentuk modal masyarakat untuk peningkatan produksi dan melindungi masyarakat desa dari kreditur liar yang menghancurkan, juga membimbing masyarakat desa agar mengenal dan memahami asas-asas ekonomi permodalan. Sasaran utama Badan Kredit Kecamatan (BKK) adalah para pedagang golongan ekonomi lemah yang memiliki modal kecil dengan penghasilan rendah. Pemerintah ingin agar masyarakat golongan ini mampu meningkatkan taraf hidup mereka sehingga akan meningkatkan pendapatan perkapita negara yang akan dapat memajukan negara.
Pemerintah daerah Kabupaten X melihat bahwa di Kecamatan X terdapat banyak pengusaha terutama pedagang golongan ekonomi lemah yang mengalami masalah permodalan yang berdampak pada kondisi usaha dan pendapatan mereka. Pemerintah Daerah Kabupaten X melihat bahwa para pedagang golongan ekonomi lemah di daerah Kecamatan X memerlukan bantuan permodalan, oleh sebab itu pemerintah memutuskan untuk memberikan kredit lunak terutama bagi pedagang golongan ekonomi lemah dengan prosedur yang mudah, tanpa jaminan dan bunga yang terjangkau. Badan Kredit Kecamatan diharapkan dapat menjadi mitra bagi para pedagang golongan ekonomi lemah di Kecamatan X dan dapat memberi kemudahan bagi para pedagang golongan ekonomi lemah untuk mendapat bantuan modal dalam bentuk kredit lunak. Dengan segala kemudahan yang diberikan oleh Badan Kredit Kecamatan X, banyak pedagang yang berdomisili di Kecamatan X memanfaatkan fasilitas yang ada untuk memperoleh bantuan kredit lunak untuk mengembangkan usahanya dengan harapan pendapatan meningkat dan kesejahteraan hidup juga meningkat.
Melihat latar belakang masalah yang ada, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul "Implementasi Pemberian Kredit Kepada Pedagang Golongan Ekonomi Lemah Pada Badan Kredit Kecamatan (BKK) Di Kecamatan X Kabupaten X Tahun XXXX".

B. Perumusan Masalah
Adanya perumusan masalah yang jelas, diperlukan agar dapat memberikan jalan yang mudah di dalam pemecahan masalah. Berdasarkan pada latar belakang tersebut diatas, maka penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur permohonan kredit bagi para pedagang golongan ekonomi lemah di BKK X Kabupaten X ?
2. Bagaimana dampak pemberian kredit terhadap pendapatan pedagang golongan ekonomi lemah di Kecamatan X Kabupaten X ?
3. Apakah kendala/hambatan yang dihadapi pedagang golongan ekonomi lemah dalam proses pemberian kredit oleh BKK dan upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala/hambatan tersebut ?
4. Apakah kendala/hambatan yang dihadapi BKK X dalam proses pemberian kredit kepada pedagang golongan ekonomi lemah dan upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui prosedur permohonan kredit bagi para pedagang golongan ekonomi lemah di BKK X Kabupaten X.
2. Untuk mengetahui dampak pemberian kredit terhadap pendapatan pedagang golongan ekonomi lemah di Kecamatan X Kabupaten X tahun XXXX.
3. Untuk memberikan deskripsi kendala/hambatan pedagang golongan ekonomi lemah dalam proses pemberian kredit dan upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut.
4. Untuk memberikan deskripsi kendala/hambatan yang dihadapi BKK X dalam proses pemberian kredit kepada pedagang golongan ekonomi lemah dan upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan manfaat praktis dalam rangka memecahkan masalah aktual.
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan informasi kepada pengelola BKK mengenai kondisi di masyarakat guna mengantisipasi hambatan-hambatan yang ada.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai BKK yang didirikan oleh pemerintah.
c. Sebagai dasar bagi peneliti untuk melakuan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberi masukan bagi BKK sebagai bahan pertimbangan dalam rangka mengambil kebijakan pemberian kredit agar dapat meningkatkan pendapatan pedagang golongan ekonomi lemah.
b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang penulis terima di bangku kuliah.