Search This Blog

Showing posts with label bahasa indonesia. Show all posts
Showing posts with label bahasa indonesia. Show all posts
MAKALAH BAHASA INDONESIA - PENULISAN KARYA ILMIAH

MAKALAH BAHASA INDONESIA - PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menulis laporan penelitian karya ilmiah acap kali menjadi masalah bagi seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau bahkan sudah melaksanakan penelitian. Berbagai alasan seperti kesibukan, sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita menyelesaikan laporan hasil penelitian karya ilmiah.
Akhirnya, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah dilaksanakan laporan hasilnya belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang sudah menyelesaikan Ujian Negara masih bermasalah karena belum menyelesaikan skripsi atau tesisnya.
Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis. Seperti yang kita ketahui, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masih menjadi masalah di negeri kita. Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan serta merta. Diperlukan kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi bekal untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah skill, seperti halnya naik sepeda, kegiatan menulis perlu dilatih atau diasah. Semakin sering berlatih, maka kemampuan menulis akan semakin baik. Untuk sekedar naik sepeda, hanya diperlukan waktu sekitar satu bulan, dan untuk menjadi seorang atlet balap sepeda, diperlukan latihan bertahun-tahun. Sama halnya dengan belajar menulis. 
Untuk sekedar bisa menulis, dibutuhkan waktu beberapa bulan saja, tetapi untuk menjadi penulis yang handal, yang tulisan-tulisannya ditunggu oleh para pembaca, tentu dibutuhkan waktu latihan yang lebih lama lagi. Tulisan bersifat efektif bila didasarkan atas prinsip-prinsip yang sama dengan penyelidikan yang dilakukan sebelumya, yaitu kejelasan, ketetapan (bebas dari kesalahan), dan kenalaran. Seperti halnya dengan sebuah percobaan, tulisan harus didasarkan atas organisasi yang mantap dan rapih: “Organisasi yang baik merupakan kunci tulisan yang baik” (Peterson 1980). 
Penulisan dan pikiran merupakan dua hal yang saling berkaitan: sebuah tulisan yang disusun dengan buruk sering mencerminkan percobaan yang kurang terorganisasi dengan latar belakang pikiran yang kacau. Sebaliknya, penyusunan tulisan dapat membantu penulis dalam pengertian masalah yang diselidikinya. Organisasi yang baik juga menimbulkan kesederhanaan. Percobaan ilmiah kerap sangat rumit, tetapi laporannya perlu ditulis dengan sederhana supaya dapat dibaca dan ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain (spesialis maupun bukan spesialis).
Menulis laporan hasil penelitian, tidak berbeda dengan menyusun tulisan ilmiah populer lainnya. Secara teknis, bedanya pada kerangka tulisan. Tulisan ilmiah hasil penelitian harus ditulis berdasarkan kerangka yang sudah baku. Kerangka laporan hasil penelitian terdiri atas, Pendahuluan, Kajian Teori, Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Simpulan dan Saran, yang ditambah dengan lampiran-lampiran bukti hasil penelitian.
Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini kami mengangkat masalah penulisan karya ilmiah. Tim Penulis mencoba menyusun suatu karya tulis mengenai bagaimana mengidentifikasikan masalah tulisan, latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, mengindentifikasi kerangka teori, formulasi isi tulisan dan bagaimana membuat kesimpulan dan saran dalam karya ilmiah.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana mengidentifikasi masalah tulisan?
2. Bagaimana menulis latar belakang?
3. Bagaimana menulis tujuan dan manfaat penulisan karya ilmiah?
4. Bagaimana mengidentifikasi kerangka teori dalam karya ilmiah?
5. Bagaimana memformulasikan isi tulisan?
6. Bagaimana membuat kesimpulan dan saran?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk :
1. Mengetahui cara mengidentifikasi masalah tulisan.
2. Mengetahui cara menulis latar belakang masalah.
3. Mengetahui cara menulis tujuan dan manfaat penulisan karya ilmiah.
4. Mengetahui cara mengidentifikasi kerangka teori dalam karya ilmiah.
5. Mengetahui bagaimana memformulasikan isi tulisan.
6. Mengetahui cara membuat kesimpulan dan saran.

D. Manfaat Penelitian
1. Ada banyak manfaat yang baik dari pembuatan karya ilmiah. Jika tidak ada manfaatnya maka tentu saja Sekolah atau instansi sejenisnya tidak akan menuntutnya. Beberapa manfaat antara lain : Melatih kreatifitas siswa dalam menuangkan gagasan pemikirannya (ide-idenya) tentang suatu kajian atau topik dari ilmu-ilmu yang sudah didalami. Di sini secara tidak langsung penulis juga dilatih untuk menerapkan kemampuan berpikir secara logis-sistematis, kemampuan membahasakan, kemampuan menganalisis-kritik, dll.
2. Karya tulis itu, bukan hanya berguna bagi penulis saja tetapi juga sebagai bahan referensi ilmiah dan sumbangan pengetahuan bagi sekolah, bagi para pembaca tentang apa yang anda sumbangkan lewat ide penulis melalui karya ilmiah tersebut. 
3. Sebagai tuntutan akademik bagi para akademisi yang ingin berpetualang terus dalam dunia pengetahuan dan pendidikan. Dengan hasil karya tulis, penulis dilatih secara khusus untuk terbiasa menulis atau mengolah sesuatu yang menjadi obyek tulisan ilmiah anda sehingga dapat mempermudah anda manakala melanjutkan studi-studi ilmiah dan untuk mencapai gelar-gelar ilmiah lainnya.
4. Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan/kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
5. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.


BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat Pengumpulan Data
1. Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, suatu metode yang dapat memberikan gambaran suatu fenomena atau gejala dari suatu keadaan tertentu baik yang berupa keadaan sosial, sikap, pendapat, maupun cara yang meliputi berbagai aspek. Dengan metode deskriptif ini juga bisa diketahui perbedaan-perbedaan dan dapat menemukan sebab-sebab dari suatu akibat.
2. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian, pendekatan penelitian yang kami gunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif mengutamakan kualitas data. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak digunakan analisis statistika. 

B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya ilmiah ini, untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami mempergunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka atau literatur ini dilakukan dengan cara mendapatkan data atau informasi tertulis yang bersumber dari buku-buku, koran, dan berbagai artikel di internet yang menurut kami dapat mendukung penelitian ini.


BAB III
PEMBAHASAN

A. Mengidenfikasi Masalah Tulisan
Setelah mendapatkan topik atau judul penelitian yang akan anda lakukan, hal selanjutnya yang dilakukan adalah merumuskan pertanyaan masalah penelitian tersebut. Setelah sumber diperoleh, dibuat rumusan masalah dan penelitian. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan dan menggambarkan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan secara tertulis. Oleh karena itu,perlu diperhatikan penggunaan bahasa yang baik agar tidak terjadi salah tafsir. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Gunakan bahasa yang mudah dipahami.
2. Pilihlah kata-kata yang mengandung arti yang sama bagi semua orang.
3. Gunakan kalimat pendek yang tidak menyulitkan pemahaman
Contoh rumusan pertanyaan penelitian dapat dilihat pada uraian berikut ini:
Topik : Pribadi siswa yang tidak tenang
Judul : pengaruh kepribadian siswa yang tidak tenang terhadap prestasi belajar
Variabel : kepribadian siswa dan prestasi belajar
Subjek/Populasi : Siswa
Rumusan masalah :
a. Faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi timbulnya lepribadian yang tidak tenang?
b. Apakah kepribadian yang tidak tenang berpengaruh terhadap prestasi belajar?
c. Bagaimanakah cara menyikapi siswa yang memiliki kepribadian tidak tenang agar tidak mengganggu siswa yang lain?
Pertanyaan-pertanyaan :
a. Apakah ada faktor-faktor dari dalam yang berpengaruh terhadap kepribadian siswa?
b. Apakah ada faktor-faktor dari luar yang berpengaruh terhadap kepribadian siswa (contoh : teman dan lingkungan sekitar)?
c. Benarkah kepribadian tidak tenang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar?
d. Bagaimana sikap seorang guru jika menghadapi siswa yang memilliki kepribadian tidak tenang?
Rumusan pertanyaan di atas, dapat dikembangkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan, seperti : angket atau kuesioner, atau pedoman wawancara. Teknik yang dipakai dalam sebuah penelitian sangat tergantung pada data yang ingin diperoleh. Misalnya, apabila data tersebut bersifat pribadi atau sensitif, maka teknik yang dipakai adalah wawancara.

B. Menulis Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang masalah, peneliti harus mengemukakan masalah alasan dipilihnya suatu masalah atau topik yang akan dijadikan bahan penelitian. Mengapa masalah itu perlu diteliti dan apa yang melatarbelakanginya. Dalam latar belakang masalah dikemukakan juga fakta-fakta sementara yang diperoleh peneliti dari pengamatan dan studi kepustakaan. 
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan suatu masalah adalah sejauh mana urgensi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Selain aspek urgensi dan manfaat, peneliti juga mempertimbangkan aspek kepraktisan seperti fakta dan data yang dapat diperoleh, dana, dan tenaga.
Dalam membuat latar belakang masalah, pertanyaan yang perlu ada dalam benak peneliti adalah “kenapa masalah itu penting?”. Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti akan memulainya dari sesuatu yang umum hingga pada akhirnya menyempit pada titik permasalahan. 
Contohnya, peneliti ingin meneliti tentang pendidikan alternatif, maka peneliti akan memulai dari tingkat kemiskinan di Indonesia, kemudian menjelaskan HDI (Human Development Indeks) Indonesia, hingga pada akhirnya masuk pada keterkaitan antara kemiskinan dengan pendidikan berupa rendahnya akses pendidikan bagi masyarakat miskin, perlu juga menjelaskan data-data pendukung.

C. Menulis Tujuan Tulisan
Tujuan penelitian merupakan rumusan masalah dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh :
- Rumusan masalah : faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa SMU di Jakarta?
- Tujuan penelitian : ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa SMU di Jakarta.
Tujuan penelitian juga sangat berkaitan dengan kesimpulan. Bila masalah penelitian merupakan hal yang dipertanyakan dan tujuan penelitian merupakan jawaban yang ingin dicari, maka kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh.

D. Menulis Manfaat Tulisan
Manfaat penelitian merupakan keguanaan nyata dari hasil yang akan dicapai melalui penelitian tersebut. Misalnya, membantu pemerintah menemukan alternatif kebijakan yang lebih bagus. Selain bersifat praktis, manfaat penelitian juga bersifat teoritis.

E. Kajian Teori
Kajian teori atau kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang memengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Artinya, kerangka teori harus bisa memberikan gambaran tata kerja teori itu.
Kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat.
Untuk membuat kerangka teori, kita harus menetapkan topik/masalah apa yang akan dibahas, kemudian cari penelusuran pustaka atau bahan-bahan yang berhubungan dengan topik tersebut dapat melalui berbagai media seperti buku-buku referensi atau mencarinya di internet untuk dijadikan landasan/dasar teori dari topik/masalah yang akan dibahas. Bahan-bahan yang dikumpulkan harus lengkap dan sebanyak-banyaknya pastinya berhubungan dengan topik yang akan dibahas.
Biasanya tidak ada prosedur baku dalam menentukan landasan/dasar teori ini. Beberapa buku penulisan karya ilmiah pun satu sama lain tidak seragam dalam konteks sistematikanya. Landasan teori biasanya mewajibkan si penulis untuk menggunakan kerangka umum dari tema penulisan karya ilmiahnya. Artinya kalau si penulis telah menentukan tema dari karya ilmiah, maka buku-buku referensi tentu saja harus yang berhubungan dengan tema tersebut. Bisa juga buku tambahan tetapi buku-buku utama atau jurnal yang hendak kita kutip harus merupakan "referensi" yang berkaitan dengan tema yang hendak kita buat agar kerangka acuannya tidak terlalu meluas.
Misalnya, kerangka teori untuk menganalisis kesalahan (Anakes) kebahasaan kita menggunakan teori yang berhubungan dengan itu, misalnya dengan membuat rujukan buku karya Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, Penerbit Angkasa, Bandung. 

F. Formulasi Isi Tulisan
Setelah data terkumpul, langkah berikutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah dan menganalisis data tersebut.
1. Tahap Persiapan
a. Editing
Kegiatan editing adalah kegiatan meneliti atau memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dari lapangan. Biasanya editing dilakukan oleh kuesioner yang disusun secara berstruktur dan diisi melalui wawancara formal. Dalam mengedit, hal-hal yang harus diperhatikan dari sebuah data adalah sebagai berikut :
1) Memeriksa namadan kelengkapan identitas pengisi.
2) Mengecek kelengkapan data. Artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data, termasuk kelengkapan lembar instrumen.
b. Coding
Coding atau pengkodean adalah usaha mengklarifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban responden sehingga dapat diolah. Usaha pengkodean dilakukan dengan memberi simbol atau angka pada jawaban responden. Simbol atau angka inilah yang disebut kode.
Contoh :
1) Kategori jenis kelamin
a) Laki-laki diberi kode 1
b) Perempuan diberi kode 0
2) Usia responden
a) 15-20 tahun diberi kode 1
b) 21-25 tahun diberi kode 2
c) 26-30 tahun diberi kode 3
3) Kategori tingkat pendidikan
a) SD diberi kode 1
b) SLTP diberi kode 2
c) SLTA diberi kode 3
d) Perguruan tinggi diberi kode 4

2. Tahap Pengorganisasian Data
Setelah pengkodean, langkah selanjutnya adalah pengorganisasian data. Data-data yang telah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel pengolahan, baik berupa tabel frekuensi maupun tabel silang. Dengan demikian data dari lapangan akan tampak lebih sederhana, ringkas, dan mudah dipahami.
Dengan melakukan kegiatan pengorganisasian data, peneliti akan memperoleh keuntungan sebagai berikut :
a. Menghemat ruang, mengurangi penjelasan, dan pernyataan deskriptif menjadi seminimal mungkin.
b. Bisa lebih menampilkan relasi dari proses-proses penelitian.
c. Data yang ditabulasikan itu bisa lebih mudah diingat daripada data yang tidak ditabulasikan.
d. Pengaturan secara tabular ini mempermudah penjumlahan dari item-itemnya dan mempermudah menemukan kesalahan-kesalahan.
e. Tabel akan memberikan basis yang mudah untuk mengadakan perhitungan.
Terdapat dua jenis tabel untuk mengorganisasi data agar mudah dibaca dan ditafsir.
- Tabel Frekuensi : Untuk mengetahui besarnya frekuensi data pada masing-masing kategori perlu dilakukan perhitungan dengan menempatkan kode jawaban yang sama pada kategori tabel yang disesuaikan. Cara yang paling mudah adalah dengan cara talli. 
- Tabel Silang : dibuat dengan cara memecahkan setiap satuan data dari setiap kategori menjadi dua atau lebih subsatuan. Pemecahan data demikian dilakukan dengan suatu kriteria yang baru.

3. Tahap Mengolah Data
Cara pengelolaan data terdiri dari 2 cara. Kedua cara itu adalah cara statistik dan nonstatistik.
a. Pengolahan data secara statistik
Cara statistik biasa digunakan untuk data yang bersifat kuantitatif. Pengolahan data secara statistik mempunyai 2 fungsi. Pertama, membantu peneliti melukiskan dan merangkum hasil pengumpulan datanya. Statistik seperti ini disebut statistik deskriptif. Kedua, membantu meramalkan suatu kesimpulan untuk suatu populasi yang lebih besar dari sekumpulan data yang diselidiki. Statistik seperti ini disebut statistik inferensial.
b. Pengolahan data secara nonstatistik
Pengolahan data nonstatistik adalah cara mengolah data-data kualitatif. Hasil pengolahan data langsung dapat diambil tanpa menggunakan instrument statistik. Misalnya, dapat langsung diambil dari hasil pengamatan, melalui angket tertutup atau wawancara.

4. Jenis Hubungan Data
Setelah mengolah data langkah selanjutnya menganalisis atau menginterpretasikan data tersebut. Dalam tahap tersebut hal yang harus diketahui adalah jenis hubungan data. Ada beberapa jenis hubungan data yang perlu diketahui oleh seorang peneliti dalam menganalisis atau menginterpretasikan data yang telah diolah. Jenis hubungan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Hubungan simetris
Apabila sebuah variabel berhubungan dengan variabel yang lain, tetapi adanya variabel tersebut bukan disebabkan oleh variabel yang pertama, hubungan demikian dinamakan hubungan simetris. Hubungan simetris terjadi bila kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama. Hubungan yang terjadi hanyalah kebetulan saja. Misalnya, seorang peneliti menganalisis dua buah variabel, yaitu meningkatkan pemakaian pupuk oleh petani dan meningkatkan jumlah radio yang dimiliki petani.
Meningkatnya pengguna pupuk dan peningkatan jumlah radio disebabkan faktor yang sama, yaitu meningkatkan pendapatan para petani.
b. Hubungan Asimetris
Apabila suatu berhubungan dengan variabel yang lain tetapi hubungan tersebut tidak timbal balik, hubungan itu disebut asimetris. Misalnya hubungan antara “rajin” dan “sukses” atau pendidikan dan perilaku sosial.
c. Hubungan Timbal Balik (Resiprokal)
Apabila kedua variabel saling mempengaruhi secara timbal balik (2 arah), hubungan itu dinamakan hubungan timbal balik. Dengan perkataan lain, variabel X mempengaruhi variabel Y dan sebaliknya Y mempengaruhi X. Dalam hubungan ini, kita tidak tahu mana sebab dan mana akibat. Misalnya, tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi penghasilan seseorang.

G. Membuat Kesimpulan dan Saran
1. Pengertian Kesimpulan dan Saran
Bagian akhir dari sebuah laporan penelitian adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas, dan sistematis dari keseluruhan hasil analisa, pembahasan, dan pengujian hipotesa dalam sebuah penelitian. Saran merupakan usul atau pendapat dari seorang peneliti yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian ataupun kemungkinan penelitian lanjutan.
Pada bagian kesimpulan dan saran, peneliti berusaha memperlihatkan benang merah antara keseluruhan bagian dalam penelitian, terutama antara masalah penelitian, hipotesa, dan analisis data. Sebuah kesimpulan ilmiah harus didasarkan pada hasil penelitian karena pada bagian ini peneliti berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan masalah penelitian.
Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada umumnya kesimpulan terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan. Kesimpulan utama adalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Dengan demikian, kesimpulan utama harus bertalian dengan pokok permasalahan dan dilengkapi oleh bukti-bukti.Pada kesimpulan tambahan, penulis tidak mengaitkan pada kesimpulan utama, tetapi tetap menunjukkan fakta-fakta yang mendasarinya. Dengan sendirinya, penulis tidak dibenarkan menarik kesimpulan yang merupakan hal-hal baru, lebih-lebih jika dilakukan pada kesimpulan utama. Jika penulis bermaksud menyertakan data atau informasi baru maka hendaknya dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan bukannya pada kesimpulan.
Pendek kata, kesimpulan adalah berisi pembahasan tentang kesimpulan semata. Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka pada kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan memperlihatkan kebenaran atau tidak.
Kesimpulan utama pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan yang terdapat pada bab analisis. Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang tidak memerlukan hipotesis, maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan.

2. Langkah-langkah Menyusun Kesimpulan dan Saran
Sebagai langkah pertama, penulis menguraikan garis besar permasalahan dan kemudian member ringkasan tentang segala sesuatu yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Pada langkah berikutnya, penulis harus menghubungkan setiap kelompok data dengan permasalahan untuk sampai pada kesimpulan tertentu. Langkah terakhir dalam menyusun kesimpulan adalah menjelaskan mengenai arti dan akibat-akibat tertentu dari kesimpulan-kesimpulan itu secara teoritik maupun praktis.
Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang peneliti untuk mengetahui cara atau teknik menarik kesimpulan atas data-data yang diperolehnya. Umumnya terdapat dua logika penarikan kesimpulan, yakni logika deduktif dan logika induktif.
a. Kesimpulan dengan logika deduktif
Logika deduktif atau umum-khusus merupakan proses berpikir yang dimulai dari sesuatu hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Proses pengambilan keputusan ini dilakukan untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan kesimpulan dengan logika deduktif, dimulai dengan teori yang digunakan, kemudian teori tersebut dikaitkan dengan data yang diperoleh sehingga peneliti memperoleh kesimpulan.
Contoh :
Premis 1 : langit mendung maka hari akan hujan.
Premis 2 : hari ini langit mendung.
Kesimpulan : maka hari ini akan hujan.
b. Kesimpulan dengan logika induktif
Logika berpikir ini dimulai dari sesuatu hal yang spesifik sehingga dapat dilihat pola yang terjadi dan pola ini akan menjadi kesimpulan bagi sebuah penelitian proses logika berpikir ini dapat digunakan untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Contoh :
Bukti 1 : senin hujan
Bukti 2 : selasa hujan
Bukti 3 : rabu hujan
Bukti 4 : kamis hujan
Kesimpulan : maka kemungkinan hari jumat hujan.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dalam mengidentifikasi masalah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pertama, gunakan bahasa yang mudah dipaham. Kedua, pilihlah kata-kata yang mengandung arti yang sama bagi semua orang. Ketiga, gunakan kalimat pendek yang tidak menyulitkan pemahaman.
2. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan suatu masalah adalah sejauh mana urgensi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Selain aspek urgensi dan manfaat, peneliti juga mempertimbangkan aspek kepraktisan seperti fakta dan data yang dapat diperoleh, dana, dan tenaga.
3. Tujuan penelitian juga sangat berkaitan dengan kesimpulan dan manfaat penelitian merupakan keguanaan nyata dari hasil yang akan dicapai melalui penelitian tersebut.
4. Prinsip-prinsip teori dalam karya ilmiah berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
5. Dalam memformulasikan isi tulisan ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu tahap persiapan yang terdiri dari editing dan coding. Kedua, yaitu tahap pengorganisasian data. 
6. Kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan. Dalam penulisan kesimpulan umumnya terdapat dua cara penarikan kesimpulan, yakni cara nonstatistik dan cara statistik.
7. Saran merupakan usul atau pendapat dari seorang peneliti yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian ataupun kemungkinan penelitian lanjutan.

B. Saran
1. Dalam menulis karya ilmiah diharapkan memperhatikan sistematika penulisan sehingga karya ilmiah tersebut dapat diterima oleh berbagai kalangan.
2. Dalam menulis diharapkan penulis dapat mengkaji berbagai fenomena dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat saat ini sehingga karya tulis dapat menjadi menarik dan bermanfaat bagi para pembaca.
3. Kami mengharapkan para pembaca dapat meningkatkan kekreatifannya dan kekritisannya dalam berfikir saat membuat karya ilmiah.


DAFTAR PUSTAKA

http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/Abstrak-kesimp-saran.pdf
http://id.shvoong.com/humanities/1914052-manfaat-menulis-ilmiah/
http://www.akatiga.org/index.php/artikeldanopini/lainnya/128
http://mgmp1.wordpress.com/2009/03/11/penulisan-karya-ilmiah-artikel-ilmiah/

MAKALAH BAHASA INDONESIA - RAGAM BAHASA

MAKALAH BAHASA INDONESIA - RAGAM BAHASA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh hampir semua masyarakat Indonesia. Akan tetapi, tidak semua masyarakat Indonesia menggunakan tata cara atau aturan yang benar dalam berbahasa.
Bahasa Indonesia memiliki ragam bahasa yang tidak sedikit jumlahnya. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa berdasarkan waktunya, ragam bahasa berdasarkan medianya, dan ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasinya. Ragam bahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sehingga harus diperhatikan dalam tata cara penulisan dan penggunaannya. 

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian ragam bahasa.
2. Macam-macam ragam bahasa.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.

B. Macam-macam Ragam Bahasa 
Macam-macam ragam bahasa di bagi menjadi tiga jenis berdasarkan waktunya, berdasarkan medianya, bedasarkan pesan komunikasinya.
1. Ragam bahasa berdasarkan waktunya
Terdapat tiga macam ragam bahasa indonesia berdasarkan waktunya, yang terperinci menjadi bahasa ragam lama atau bahasa ragam kuno, bahasa ragam baru atau bahasa ragam modern, dan bahasa ragam kontemporer.
- Ragam bahasa kuno atau ragam bahasa lama.
Ragam bahasa kunoatau ragam bahasa lama dipakai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sampai dengan saat dicetuskannya Sumpah Pemuda. Dengan ragam bahasa lama atau ragan bahasa kuno dapat dilacak keberadaannya dari sejumlah dokumen kuno, aneka prasasti, dan tulisan-tulisan yang tertuang dalam peranti yang masih sangat sederhana itu.
- Ragam bahasa baru.
Ragam bahasa baru diatur dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang umumnya diperbarui. Ketentuan kebahasaan yang juga baru seperti EYD. Pada masa lalu orang mengenal dengan menggunakan bentuk seperti ‘Koedjono’, ’moentjol’ tetapi sekarang dalam keteentuan dan kaidah kebahasaan baru, cukup ditulis kunjono dan muncul.
- Ragam bahasa kontemporer
Ragam bahasa yang mencuat akhir-akhir ini. Adapun yang dimaksud adalah entitas (wujud) bahasa dalam wujud perkembangannya yang sekarang ini, sudah tidak menjadi rahasia lagi, telah melahirkan bentuk-bntuk kebahasaan baru yang cenderung mengabaikan kaidah-kaidah kebahasaan yang sudah ada.

2. Ragam bahasa berdasarkan media
Jika dilihat dari dimensi medianya, bahasa dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni bahasa ragam lisan dan bahasa ragam tulis.
- Ragam bahasa lisan.
Adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsure dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tatabahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Bahasa ragam lisan dapat diperinci menjadi dua yaitu : 
a. Ragam lisan baku, misalnya ketika orang sedang berceramah, ketika sedang menguji skripsi, dan sebagainya.
b. Ragam lisan tidak baku, misalnya ketika orang sedang mengobrol dengan santai di sepanjang jalan, di tempan ronda dan sebagainya. Ragam bahasa lisan tidak baku ditandai dengan : 
1) Kosa kata lebih menekankan pilihan kata yang tidak baku. Misalnya : Bini Pak Camat bina ibu-ibu bikin kerajinan dari bambu.
2) Bentuk kata bahasa lisan cenderung tidak menggunakan lisan. Misalnya : Riana sedang tulis makalah.
3) Kalimat cenderung tanpa unsur yang lengkap (subjek, predikat,atau objek). Misalnya : Di sini akan membicarakan pertumbuhan ekonomi 2004.
- Ragam bahasa tulis
Adalah bahasa yang hanya tepat muncul dalam konteks tertulis. Bahasa ragam tulis harus sangat cermat dalam pemakaian tanda baca, ejaan, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan seterusnya.Ciri-ciri ragam tulis : 
a. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
c. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
d. Berlangsung lambat;
e. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

3. Ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasinya
Apabila didasarkan pada kandungan pesan komunikasinnya, bahasa dapat dibedakan menjadi ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra, bahasa ragam pidato, dan ragam bahasa berita.
- Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah biasanya digunakan dalam dua manifestasi, yakni (1) dalam karya ilmiah akademis yang meliputi artikel ilmiah, makalah ilmiah, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya. (2) dalam karya ilmiah populer yang meliputi esai-esai ilmiah populer, catatan ilmiah populer, opini-opini di media massa, dan sebagainya.
- Ragam bahasa sastra,yang menjadi titik fokusnya pada dimensi diksi dan gaya bahasa.
- Ragam bahasa pidato, yang menjadi sasarannya adalah tujuan atau maksud pidato.
- Ragam bahasa berita, diperhatikan dalam beberapa hal pokok berikut sebagai ciri bahasa berita dalam jurnalistik. Jurnalistik dibuat berdasarkan atas kesadaran terbatasnya ruang dan waktu. Salah satu sifat jurnalistik adalah kemampuan komunikasi yang cepatdalam ruang dan waktu yang serba terbatas.


BAB III
PENUTUP

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa. Ragam bahasa dibagi menjadi tiga berdasarkan waktu, berdasarkan media, berdasarkan komunikasi.
Ragam bahasa berdasarkan waktunya dibagi menjadi tiga yaitu bahasa ragam lama atau bahasa ragam kuno, bahasa ragam baru atau bahasa ragam modern, dan bahasa ragam kontemporer.
Ragam bahasa berdasarkan medianya dibagi menjadi dua yaitu bahasa ragam lisan dan bahasa ragam tulis. Sedangkan ragam bahasa berdasarkan komunikasinya dibagi menjadi empat yaitu ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra, bahasa ragam pidato, dan ragam bahasa berita.


DAFTAR PUSTAKA

R. Kunjana Rahardi. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga.
speak-in-bahasa.blogspot.com/2011/02/ragam-bahasa.html
agustiyani.blogspot.com/2011/10/makalah-ragam-bahasa.html
sapilu.wordpress.com/2010/03/08/ragam-bahasa-dan-penggunaan-bahasa.html

MAKALAH BAHASA INDONESIA - METODE PENELITIAN

MAKALAH BAHASA INDONESIA - METODE PENELITIAN


BAB I
PENDAHULUAN

Pengertian Metode dan Metodologi
Istilah metode penelitian dan beberapa istilah yang berhampiran dengannya merupakan istilah-istilah kunci dalam literatur metodologi penelitian ilmu bahasa dan sosial. Dalam sebagian literatur ilmu bahasa, pengertian metode seringkali dibedakan dengan teknik (Sudaryanto, 1993 : 9; Subroto, 1992 : 32) Metode dipahami sebagai cara penelitian yang lebih abstrak, sedangkan teknik dipandang sebagai cara penelitian yang lebih kongkret atau bersifat operasional. 
Di samping metode dan teknik, istilah metodologi dipakai sebagai acuan terhadap ilmu tentang metode. Berbeda halnya dalam literatur ilmu sosial (seperti sosiologi dan antropologi) (lih. Koentjaraningrat (ed.), 1994), pengertian metode dan teknik nyaris tidak dibedakan. Istilah metode dan teknik diacu untuk satu pengertian yang sama, yaitu cara melakukan penelitian. Bahkan, metodologi dengan metode juga hampir sulit dibedakan; di satu literatur dipakai metodologi penelitian, di literatur lain dipakai metode penelitian.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia metode penelitian adalah cara mencari kebenaran dan asas-asas gejala alam, masyarakat, atau kemanusiaan berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan. Sedangkan metodologi ialah ilmu tentang metode.
Metode berasal dari kata methodos, bahasa latin, sedangkan methodos itu sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah. Sedangkan hodhos berarti jalan, cara, arah dalam poengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai cara-cara strategi untuk memahami realitas, lengkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Adapun metodologi menurut I Nyoman Kuth Ratna yaitu : berasal dari kata metodhos dan logos yaitu filsafat atau ilmu mengenai metode. (Nyoman Kutha Ratna, 2006 : 34).
Dari sejumlah literatur tersebut, baik ilmu bahasa maupun ilmu sosial, ditarik satu pemahaman bahwa pengertian metode mengacu pada cara penelitian. Dalam kata lain, metode dapat pula dirumuskan sebagai langkah-langkah yang diambil peneliti untuk memecahkan masalah penelitian. Oleh karena itu, sesungguhnya, metode penelitian ini dimulai dari penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Macam-Macam Metode Penelitian
a. Metode Intuitif.
Metode ini dianggap sebagai dasar manusia dalam upaya memahami unsur-unsur kebudayaan.
b. Metode Hermeneutika
Metode ini dikaitkan dengan dewa Hermes, dewa Yunani yang menyampaikan pesan ilahi kepada manusia. Medium pesan adalah bahasa. Jadi, penafsiran disampaikan lewat bahasa.
c. Metode Kualitatif
Metode ini menyajikannya dalam bentuk deskripsi.
d. Metode Analisis Isi
Terdapat dua analisis yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten ialah : isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah. Sedangkan isi komunikasi ialah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi.
e. Metode Formal
Yaitu analisis dengan mempertimbangkan aspek-aspek Formal. Aspek-aspek bentuk yaitu unsur-unsur karya sastra.
f. Metode Dialektika
Metode ini terdiri dari tesis, antitesis dan sintesis.
g. Metode Deskriptif Analisis
Yakni dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis.

2. Macam-Macam Pendekatan Dalam Penelitian
Pendekatan ialah cara-cara menghampiri objek, sedangkan metode adalah cara-cara mengumpulkan, pendekatan mengimplikasikan cara-cara memahami hakikat keilmuan tertentu. Pendekatan dibagi kedalam beberapa bagian : 
a. Pendekatan Biografis
Penelitian harus mencantumkan biografi, surat-surat, dokumen penting pengarang, foto-foto bahkan wawancara langsung dengan pengarang.
b. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini menganalisis manusia dalam masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu.
c. Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini lebih banyak berhubungan dengan pengarang, karya sastra dan pembaca.
d. Pendekatan Antropologis
Yakni sebuah ilmu pengetahuan mengenai masyarakat. Yang dibedakan menjadi dua yaitu : Antropologi fisik dan antropologi kebudayaan.
e. Pendekatan Historis
Pendekatan ini diteliti berdasarkan sejarahnya. Dibedakan dengan sejarah sastra, sastra sejarah dan novel sejarah.
f. Pendekatan Mitopoik
Dalam pengertian tradisional memiliki kesejajaran denga Fabel dan legenda
g. Pendekatan Ekspresif
Pendekatan ini memiliki sejumlah kesamaan dengan Pendekatan biografis.
h. Pendekatan Mimesis
Pendekatan ini merupakan pendekatan estetis yang paling primitif.
i. Pendekatan Pragmatis
Pendekatan ini memberikan perhatian utama kepada pembaca.
j. Pendekatan Objektif
Pendekatan Objektif mengindikasikan perkembangan pikiran manusia sebagai evolusi teori selama lebih kurang 2.500 tahun.

3. Penelitian Menurut Tujuannya
a. Penelitian Murni
Peneltian untuk memahmi permasalahan secara lebih mendalam atau untuk mengembangkan teori yang sudah ada.
b. Penelitian Terapan
Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah.

4. Penelitian Menurut Eksplanasi
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian komparatif
c. Penelitian asosiatif
d. Korelasional
e. Kausal

5. Jenis Penelitian dan Analisis Data
A. Penelitian Kuantitatif
B. Penelitian Kualitatif
C. Penelitian Campuran

6. Untuk menilai kualitas penelitian yang baik ada beberapa kriteria : 
a. Memiliki tujuan yang jelas, berdasarkan pada permasalahan tepat.
b. Menggunakan landasan teori yang tepat dan metode penelitian yang cermat dan teliti.
c. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji.
d. Dapat didukung (diulang) dengan menggunakan riset-riset yang lain, sehingga dapat diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya .
e. Memiliki tingkat ketepatan dan kepercayaan yang tinggi
f. Bersifat obyektif, artinya kesimpulan yang ditarik harus benar-benar berdasarkan data yang diperoleh di lapangan
g. Dapat digeneralisasikan, artinya hasil penelitian dapat diterapkan pada lingkup yang lebih luas

7. Permasalahan Penelitian
a. Masalah penelitian sebagai dasar mengapa penelitian dilakukan
b. Permasalahan dituangkan dalam latar belakang penelitian
c. Latar belakang dimulai dari hal yang bersifat umum kemudian mengerucut ke permasalahan yang lebih spesifik

8. Sumber Permasalahan Dalam Penelitian
a. Bersumber dari kehidupan sehari-hari.
b. Adanya penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
c. Terdapat penyimpangan antar rencana dan kenyataan
d. Terdapat pengaduan
e. Adanya persaingan
f. Bersumber pada buku atau penelitian sebelumnya
g. Untuk penyempurnaan
h. Untuk verivikasi
i. Untuk pengembangan

9. Permasalahan yang Baik
a. Bermanfaat
b. Dapat dilaksanakan
c. Kemampuan teori dari peneliti
d. Waktu yang tersedia
e. Tenaga yang tersedia
f. Dana yang tersedia
g. Adanya faktor pendukung
h. Tersedianya Data
i. Tersedianya ijin dari pihak yang berwenang
j. Adanya Faktor Pendukung
k. Tersedianya ijin dari pihak berwenang

10. Judul Penelitian
Setelah permasalahan diidentifikasikan dengan tepat langkah berikutnya adalah memberikan nama penelitian “Judul Penelitian”
Dua orientasi dalam meberikan judul penelitian : 
1. Orientasi Singkat
Contoh : 
Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Perbankan
2. Berorientasi Jelas
a. Jenis Penelitian
b. Obyek yang diteliti
c. Subyek penelitian
d. Lokasi Penelitian
e. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Contoh : 
Analisis Pengaruh Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah pada Bank-Bank Pemerintah di Sidoarjo tahun 2013

11. Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam Merumuskan Masalah
a. Masalah harus dirumuskan dengan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda
b. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
c. Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya

12. Beberapa Kesalahan yang Terjadi dalam Memilih Permasalahan Penelitian
a. Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya
b. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti baik dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana.
c. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor pendukung yang ada.

13. Pembatasan Masalah
Agar penelitian dapat mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya maka diperlukan pembatasan penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan menjadi lebih fokus dan tajam

14. Penelitian Empiris
Penelitian sebelumnya dapat dipergunakan untuk : 
a. Mengetahui kekurangan-kekurangan penelitaian sebelumnya
b. Mengetahui apa yang telah dihasilkan dari penelitian sebelumnya
c. Mengetahui perbedaan dengan penelitian sebelumnya

15. Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis

16. Berkaitan Dengan Perumusan Masalah
a. Apa permasalahan utama sehingga perlu dilakukan penelitian ?
b. Apakah tujuan dilaksanakannya penelitian ?
c. Apakah datanya bisa diperoleh ?
d. Apakah kita mempu untuk melakukan penelitian dilihat dari biaya, tenaga, waktu dan latar belakang teori ?
e. Apakah dapat memperoleh untuk mendapatkan ijin penelitian ?
f. Berapa banyak informasi yang sudah kita peroleh ?
g. Apakah masih perlu dilakukan studi pendahuluan ?

17. Berkaitan dengan Tinjauan Teoritis
a. Teori-teori apa yang dapat mendukung penelitian ?
b. Dari mana kita dapat teori-teori pendukung penelitian ?
c. Apakah sudah ada penelitian terdahulu yang relevan ?
d. Bagaimana bentuk kerangka pemikiran penelitian ?

18. Berkaitan Dengan Perumusan Hipotesis
a. Apakah penelitian memerlukan hipotesis ?
b. Apa dasar yang digunakan untuk merumuskan hipotesis ?
c. Bagaimana bentuk hipotesis yang akan kita rumuskan ?

19. Berkaitan Dengan Desain Penelitian
a. Bagaimana desain perumusan masalahnya ?
b. Bagaimana desain landasan teoritisnya ?
c. Bagaimana desain perumusan hipotesisnya ?
d. Bagaimana skala pengukurannya ?
e. Berapa jumlah sampel yang diperlukan ?
f. Bagaimana teknik pengambilan sampel ?
g. Instrumen apa yang akan digunakan dalam penelitian ?

20. Desain Sampling
- Alasan Menggunakan Sampel :
a. Mengurangi kerepotan
b. Jika populasinya terlalu besar maka akan ada yang terlewati
c. Dengan penelitian sampel maka akan lebih efesien
d. Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak
e. Adanya bias dalam pengumpulan data
f. Seringkali tidak mungkin dilakukan penelitian dengan populasi
- Convenience Sampling
Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden di jadikan sampel.
- Purposive Sampling
Merupakan metode penetapan sample dengan berdasarkan pada criteria-kriteria tertentu.
-.Quota Sampling
Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing-masing kelompok terpenuhi maka peneltian beluam dianggap selesai.
- Snow Ball Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk identifikasi.

21. Syarat-syarat data yang baik adalah : 
a. Data harus Akurat.
b. Data harus relevan
c. Data harus upto date

22. Pembagian Data Menurut Cara Memperolehnya
- Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama.
- Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya

23. Pembagian Data Menurut Sumbernya
- Data Internal
Data internal adalah data yang berasal dari dalam instansi mengenai kegiatan lembaga dan untuk kepentingan instansi itu sendiri.
- Data Ekternal
Data eksternal adalah data yang berasal dari luar instansi.

24. Data Menurut Sifatnya Dibagi Menjadi Dua Yaitu : 
1. Data Kualitatif
Adalah data yang berupa pendapan atau judgement sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata atau kalimat.
Contoh : 
- Pelayanan rumah sakit Enggal Waras Sangat Baik
- Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Banyumas Tinggi
2. Data Kuantitatif
Data kualitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan
Contoh : 
- Tingkat kepuasan pasien di Rumah sakit Enggal Waras mencapai 92%
- Tingkat pendapatan masyarakat bamyumas mencapai Rp. 800.000/bulan

25. Beberapa Teknik Yang Dilakukan Dalam Penelitian
- Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengevaluasi yaitu membedakan antara kondisi awal dengan kondisi sesudahnya.
- Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden.
- Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan indra jadi tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata saja. Medengarkan, mencium, mengecap meraba termasuk salah satu bentuk dari observasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan lembar pengamatan.
- Teknik Angket ( Kuesioner)
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya.
- Kuesioner terbuka
Dalam kuesioner ini responden diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kalimatnya sendiri. Contoh : Bagaimanakah pendapat anda tentang harga barang di supermarket ini ?
- Kuesioner tertutup
Dalam kuesioner ini jawaban sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tinggal memilih saja. Contoh : 
Bagaimanakah pendapat anda tentang harga barang di supermarket ini ?
› Sangat mahal › Murah › Mahal › Sangat murah › Cukup

26. Keuntungan Penelitian dengan Menggunakan Kuisioner
a. Tidak memerlukan hadirnya si peneliti
b. Dapat dibagikan serentak
c. Dapat dijawab oleh rensponden sesuai dengan waktu yang ada
d. Dapat dibuat anomin
e. Kuesioner dapat dibuat standar


DAFTAR PUSTAKA

Kutha Ratna, Nyoman. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung. Tarsito.
Tim Penyususun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Makalah Gaya Bahasa Personifikasi

Makalah Gaya Bahasa Personifikasi

Judul : Makalah Gaya Bahasa Personifikasi

Daftar Isi :
HALAMAN JUDUL, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, 1.1. Latar Belakang Masalah, 1.2. Rumusan Masalah, 1.3. Tujuan Penelitian, 1.4. Manfaat Penelitian, 1.5. Ruang Lingkup Penelitian, 1.6. Metode Penelitian, 1.7. Batasan Istilah, BAB II LANDASAN TEORI, 2.1. Beberapa Pendapat Tentang Gaya Bahasa Personifikasi, 2.1.1. Pendapat Dick Hartoko dan B. Rahmanto, 2.1.2. Pendapat Gorys Keraf, 2.1.3. Pendapat Panuti Sujiman, 2.1.4. Penjelasan Rachmat Djoko Pradopo, 2.2. Landasan Teori, 2.3. Pendekatan Penelitian, BAB III PEMBAHASAN, 3.1. Ciri-ciri Gaya Bahasa Personifikasi, 3.1.1. Pengertian dan Ciri-ciri Suatu Gaya Bahasa, 3.1.2. Pengertian dan Ciri-ciri Istilah Personifikasi, 3.2. Cara Membentuk dan Mempergunakan Gaya Bahasa Personifikasi, 3.2.1. Cara Membentuk Gaya Bahasa Personifikasi, 3.2.2. Cara Penggunaan Gaya Bahasa Personifikasi, 3.3. Fungsi yang Dikandung oleh Gaya Bahasa Personifikasi, 3.4. Batasan-batasan yang Perlu Diperhatikan, 3.5. Pengertian Gaya Bahasa Personifikasi, BAB IV PENUTUP, DAFTAR PUSTAKA.


Sekilas Isi :
3.1.1. Pengertian dan Ciri-ciri Suatu Gaya Bahasa
Pengertian dari suatu gaya bahasa diungkapkan oleh Sujiman dalam bukunya Kamus Istilah Sastra yaitu suatu ungkapan yang mengungkapkan makna kiasan (Sujiman, 1986 : 48). Dengan melihat pengertian di atas jelaslah diungkapkan bahwa ungkapan yang disebut gaya bahasa ini yaitu semua jenis ungkapan yang digunakan untuk mengungkapkan segala sesuatu dengan makna kias.
Dengan melihat pengertian tersebut di atas kita dapat menarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang dikandung oleh suatu ungkapan yang disebut gaya bahasa ini. Suatu gaya bahasa mempunyai ciri umum bahwa suatu gaya bahasa digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan makna kias. Selain itu suatu gaya bahasa tentu saja harus berupa suatu ungkapan bahasa yang bergaya.

3.1.2. Ciri-ciri dan Pengertian Istilah Personifikasi
Sebelum berbicara tentang ciri-ciri yang dikandung oleh ungkapan personifikasi ini alangkah lebih baiknya bila terlebih dahulu kita tilik pengertian istilah personifikasi itu. Istilah personifikasi ini diturunkan dari suatu kata dari bahasa Latin yang melewati adaptasi di dalam bahasa Inggris dengan kata person yang mempunyai makna pribadi manusia. Oleh karena itu istilah personifikasi tentu saja tidak terlepas dengan pembicaraan tentang manusia yang disebut sebagai pribadi atau person itu.
Pengertian tentang istilah personifikasi itu diungkapkan oleh Dick Hartoko sebagai suatu bentuk kias yang menampilkan benda-benda atau konsep abstrak sebagai pribadi (person) manusiawi dengan sifat-sifat manusiawi (Hartoko, 1986 : 108). Dengan melihat pengertian tentang gaya bahasa personifikasi di atas kiranya kita dapat mendeskripsikan ciri-ciri yang dikandung oleh pengertian di atas yaitu bahwa sifat-sifat manusia menjadi ciri umumnya. Sifat-sifat manusia disini tentu saja mencakup tingkah laku, kebiasaan, kecenderungan, gerak-gerak, serta segala sesuatunya yang berhubungan dengan pribadi manusia sebagai makhluk hidup.
Oleh sebab itu pengertian gaya bahasa personifikasi yaitu suatu ungkapan yang menggambarkan sesuatu hal baik yang bernyawa selain manusia, maupun yang tak bernyawa seperti laut, api, udara, perasaan dan lain-lain dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia. Dengan pengertian di atas kita dapat menentukan ciri-ciri yang dimiliki oleh gaya bahasa personifikasi ini yaitu terkandungnya sifat-sifat manusia yang diterapkan pada benda-benda atau konsep yang tak bernyawa seperti manusia. Benda-benda atau hal-hal tersebut bisa berupa benda mati maupun benda hidup seperti batu, gunung, angin serta semut, anjing, burung dan lain sebagainya.