Search This Blog

Pengaruh Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Inkuiri Terhadap Kemampuan Psikomotorik Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Kognitif Siswa SMA Tahun Ajaran X

(Kode PENDMIPA-0021) : Pengaruh Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Inkuiri Terhadap Kemampuan Psikomotorik Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Kognitif Siswa SMA Tahun Ajaran X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Di dalam Kebijaksanaan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dasar Dan Menengah dijelaskan bahwa : “visi pendidikan sains (IPA) adalah mempersiapkan siswa yang melek sains dan teknologi, untuk memahami dirinya dan lingkungan sekitarnya, melalui pengembangan ketrampilan proses, sikap ilmiah, ketrampilan berfikir, penguasaan konsep sains yang esensial, dan kegiatan teknologi, dan upaya pengelolaan lingkungan secara bijaksana yang dapat menumbuhkan sikap pengagungan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.
Dapat diartikan di sini bahwa hakikat tujuan IPA adalah untuk menghhantarkan siswa menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah terkait dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di sini mengisayaratkan bahwa pendidikan IPA harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal (memorizing) tentang konsep-konsep IPA, melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami (to understand) konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain.
Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam. Fisika sendiri mulai diajarkan pada siswa SMP dengan nama mata pelajaran sains, meskipun dasardasar sudah diberikan sejak SD. Menurut Y. Padmono (2000 : 141), “Fisika pada khususnya dan IPA pada umumnya sebagai hasil dari kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, pengujian”.
Menurut Y. Padmono (2000 : 142 ), “Secara umum IPA memiliki tiga sifat dasar atau hakikat yaitu (a) kontent atau produk, (b) proses, (c) sikap “. IPA sebagai produk merupakan produk ilmu pengetahuan baik itu sebagai teori, konsep, hipotesis, atau postulat. Selanjutnya IPA sebagai proses pada hakikatnya merupakan suatu cara untuk memecahkan masalah dengan prosedur tertentu mengenai gejala alam. Sedangkan IPA sebagai sikap merupakan cara memandang terhadap gejala-gejala alam dalam rangka memahami gejala alam tersebut. Sesuai hakikat atau sifat dasarnya maka tujuan pendidikan/pembelajaran IPA adalah tidaklah hanya sekedar agar siswa diharapkan terbentuk kemampuannya dalam memecahkan masalah mengenai alam sekitar sesuai dengan cara/proses yang dikehendaki dalam IPA.
Sejauh mana siswa telah mengerti (understanding) dan tidak hanya sekedar tahu (knowing), tentang konsep IPA yang sudah disampaikan dalam proses pembelajaran.
Telah diketahui bersama bahwa di kalangan siswa SMA, telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran Fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari Fisika dengan senang hati, merasa terpaksa atau suatu kewajiban, disamping penggunaan metode pembelajaran yang cenderung monoton dan kuarangnya pelibatan siswa dalam menemukan suatu konsep dalam proses kegiatan belajar dan mengajar (KBM) berlangsung, serta kecenderungan penggunaan soal-soal bentuk pilihan ganda murni pada waktu ulangan harian maupun ulangan sumatif tiap akhir catur wulan. Pembelajaran seperti itu akan menimbulkan ketidaktahuan pada diri siswa mengenai proses maupun sikap dari konsep fisika yang mereka peroleh.
Akibatnya dalam menghadapi tantangan dunia luar atau terjun langsung ke masyarakat maupun dunia kerja mereka hanya menonjolkan pengetahuan/konsep tetapi mereka tidak mengetahuai proses dan bagaimana harus bersikap yang seharusnya diperlihatkan dari konsep fisika tersebut. Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat sesuai dengan apa yang diharapkan anatar lain inquiry approach, expository approach, mastery learning, dan humanistic education. Didalam pendekatan inkuiri dapat dilukiskan melalui berbagai kegiatan antara lain : guided inquiry/inkuiri terbimbing, modified inquiry/inkuiri termodifikasi, free inquiry/kebebasan inkuiri, inquiry role approach (IRA)/inkuiri pendekatan peranan, dan lain-lain.
Selain itu agar kegiatan pembelajaran dapat sesuai dengan apa yang diharapkan maka sejak dini harus dikembangkan kemampuan maupun kreatifitas siswa untuk dapat menemukan suatu konsep, baik melalui kegiatan demonstrasi, percobaan, ataupun melalui praktikum atau eksperimen dilaboraturium, yang dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat memahami proses penemuan suatu konsep dan bagaimana bersikap yang diharapkan dari konsep tersebut. Ada beberapa konsep atau mata pelajaran yang dalam proses pembelajarannya dapat mengembangkan kemampuan maupun kreatifitas siswa untuk dapat menemukan suatu konsep, baik melalui kegiatan demonstrasi, percobaan, ataupun melalui praktikum atau eksperimen dilaboraturium, antara lain : kalor, optik geometri, listrik dinamis, dan-lain-lain.
Pada umumnya hasil belajar dari sebuah proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, kemampuan mengevaluasi, dan kemampuan menciptakan. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Sementara itu, ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktifitas fisik, misal melakukan percobaan di laboraturium dan lainnya.
Bertolak dari latar belakang diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan topik: Pengaruh Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Inkuiri Terhadap Kemampuan Psikomotorik Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Kognitif Siswa SMA Tahun Ajaran XXXX/XXXX.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan pembelajaran Fisika diperlukan proses untuk menemukan/mengetahui/mendalami suatu konsep fisika.
2. Hasil belajar dari sebuah proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Pendekatan Inkuiri merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran untuk menemukan/mengetahui/mendalami suatu konsep fisika, melalui beberapa kegiatan antara lain : guided inquiry/inkuiri terbimbing dan modified inquiry/inkuiri termodifikasi.
4. Percobaan/eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran sebagai alternatif untuk mengukur tingkat kemampuan psikomotorik siswa.
5. Mata pelajaran yang didalamnya dapat dilakukan kegiatan eksperimen antara lain : kalor, listrik dinamis, dan optik geometri.
6. Pengetahuan yang diperoleh siswa melalui eksperimen dengan pendekatan inkuiri akan sangat membantu siswa dalam memahami konsep.
7. Untuk mengetahui kemampuan psikomotorik dan kognitif dilakukan dengan penilaian.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dibuat pembatasan masalah dalam penelitian ini mengingat kemampuan, biaya dan waktu yang dimiliki penulis. Pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikat :
1. Pokok bahasan yang akan diteliti adalah konsep listrik dinamis SMA.
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan inkuiri, melalui kegiatan inkuiri terbimbing dan inkuiri termodifikasi.
3. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode eksperimen.
4. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif dan psikomotorik.
5. Penilaian untuk mengetahui kemampuan psikomotorik siswa melalui penilaian selama kegiatan percobaan/eksperimen di laboratorium yaitu kemampuan siswa kemampuan psikomotorik awal siswa dinilai dengan menggunakan tes awal kemampuan menggunakan alat ukur listrik arus DC.
6. Kemampuan awal kognitif siswa dari nilai Fisika pada ulangan umum semester gasal tahun ajaran XXXX/XXXX pada pokok bahasan Listrik Dinamis.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut :
1. Adakah perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan inkuiri termodifikasi dengan pendekatan inkuiri terbimbing pada pembelajaran fisika dengan metode eksperimen terhadap kemampuan psikomotorik siswa ?
2. Adakah perbedaan pengaruh antara kemampuan kognitif kategori tinggi dengan kemampuan kognitif kategori rendah pada pembelajaran fisika terhadap kemampuan psikomotorik siswa ?
3. Adakah interaksi antara penggunaan pendekatan pembelajaran dengan kemampuan kognitif pada pembelajaran fisika terhadap kemampuan psikomotorik siswa ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan inkuiri termodifikasi dengan pendekatan inkuiri terbimbing pada pembelajaran fisika dengan metode eksperimen terhadap kemampuan psikomotorik siswa.
2. Mengetahui perbedaan pengaruh antara kemampuan kognitif kategori tinggi dengan kemampuan kognitif kategori rendah pada pembelajaran fisika terhadap kemampuan psikomotorik siswa.
3. Mengetahui interaksi antara penggunaan pendekatan pembelajaran dengan kemampuan kognitif pada pembelajaran fisika terhadap kemampuan psikomotorik siswa.

F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Memberikan masukan bagi guru dalam rangka pemilihan pembelajaran dan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa.
2. Memberikan masukan kepada guru tentang pengaruh kemampuan penggunaan alat ukur terhadap kemampuan psikomotorik siswa.
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »