Search This Blog

Showing posts with label perkembangan peran seks. Show all posts
Showing posts with label perkembangan peran seks. Show all posts
Makalah Psikologi Perkembangan Peran Seks

Makalah Psikologi Perkembangan Peran Seks

Judul : Makalah Psikologi Perkembangan Peran Seks

Isi :
KATA PENGANTAR, HALAMAN MOTTO, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. LATAR BELAKANG, B. TUJUAN, C. MANFAAT, BAB II PEMBAHASAN, A. ARTI PERAN SEKS, B. ASAL MULA STEREOTIP PERAN SEKS, C. PENYEBAB PERUBAHAN DALAM STEREOTIP PERAN SEKS, D. JENIS PERAN SEKS, E. PENANGGUNGJAWAB ATAS PENENTUAN PERAN SEKS SELAMA MASA KANAK-KANAK, F. METODE UMUM PENENTUAN PERAN SEKS, G. BAHAYA DALAM PERKEMBANGAN PERAN SEKS, BAB III PENUTUP, DAFTAR PUSTAKA.


Rangkuman :
A. ARTI PERAN SEKS
1. ASPEK KOGNITIP
Aspek kognitif mencakup persepsi, anggapan dan harapan orang dari kelompok jenis kelamin pria dan wanita. Anggapan, persepsi, dan harapan ini sederhana, seringkali kurang berdasar, dan kadang-kadang sebagian tidak akurat tetapi tetap dipertahankan kuat-kuat oleh banyak orang.
2. ASPEK AFEKTIF
Aspek afektif mencakup sikap ramah maupun tidak ramah umum terhadap objek sikap dan berbagai perasaan sikap dan berbagai perasaan spesifik yang memberi warna emosional pada sikap tersebut. Perasaan ini mungkin berupa kekaguman dan simpati atau rasa superior, iri hati, dan rasa takut.
3. ASPEK KONATIF
Aspek konatif dari semua stereotip mencakup anggapan mengenai apa yang harus dilakukan berkenaan dengan kelompok yang bersangkutan dan dengan anggota tertentu kelompok tersebut. Dalam kasus stereotip peran seks, terdapat anggapan bahwa anggota kelompok seks pria harus bertanggung jawab atas tugas-tugas yang menuntut kekuatan fisik, dan bahwa anggota jenis kelamin wanita harus dilindungi terhadap setiap tanggung jawab yang mungkin membahayakan kondisi fisik mereka yang lebih lemah.

B. ASAL MULA STEREOTIP PERAN SEKS
1. PERBEDAAN FISIK
Pria mempunyai tubuh yang lebih besar, otot yang lebih kuat dan kekuatan otot yang lebih besar. Wanita mempunyai tubuh yang lebih kecil, otot yang lebih kecil, kurang bertenaga. Oleh sebab itu pria mampu melakukan hal-hal yang menuntut tenaga lebih besar, dan wanita melakukan hal-hal yang lebih membutuhkan keterampilan hasil koordinasi otot yang lebih baik.
2. PERBEDAAN FISIOLOGIS
Wanita dapat melahirkan anak dan harus mengalami beberapa ketidaknyamanan periodik pada waktu menstruasi. Bila menopause terjadi, wanita kehilangan salah satu fungsi fisiologisnya yang utama, disertai penurunan dorongan seks. Sebaliknya, pria tidak mempunyai ketidaknyamanan periodik tersebut, mereka tidak mengalami penurunan dorongan seks, kemampuan membuahi tetap ada, dan satu-satunya peran dalam pembuahan tidak mengganggu pola kehidupan normal mereka.
3. PERBEDAAN NALURI
Ketika orang percaya bahwa kehidupan seseorang dikendalikan naluri atau dorongan-dorongan bawaan, naluri keibuan dianggap mendorong wanita untuk ingin menjadi seorang ibu dan mengisi waktunya dengan mengasuh anak. Naluri ayah hanya berfungsi sebagai dorongan untuk melindungi anaknya selama mereka tidak mampu melindungi dirinya.