Search This Blog

Showing posts with label konsep bilangan. Show all posts
Showing posts with label konsep bilangan. Show all posts
SKRIPSI PTK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELAUI MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR (PGTK)

SKRIPSI PTK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELAUI MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR (PGTK)

(KODE : PTK-0104) : SKRIPSI PTK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELAUI MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR (PGTK)



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman Kanak-kanak (TK) adalah suatu bentuk pendidikan jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK sebagai lembaga pendidikan prasekolah adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap dan perilaku, keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar. Pandangan ini mengisyaratkan bahwa TK merupakan lembaga pendidikan pra-akademik. TK tidak mengemban tanggung jawab utama dalam membina kemampuan akademik.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik TK adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di TK meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika sederhana.
Matematika anak usia dini menurut Sriningsih, (2009 : 23) yaitu : "pembelajaran matematika terpadu yang merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, mendorong anak untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual anak." Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini pada dasarnya bertujuan untuk menstimulasi kemampuan berpikir anak agar memiliki kesiapan untuk belajar matematika pada tahap selanjutnya.
Kegiatan pembelajaran matematika pada anak TK diorganisir secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada kegiatan pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya. Sriningsih (2009 : 121) menyatakan bahwa, "guru secara bertahap memberikan pengalaman belajar yang dapat menggantikan benda-benda kongkrit dengan alat-alat yang dapat mengantarkan anak pada kemampuan membilang.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan adanya permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengenal konsep bilangan di RA X pada Kelompok B. Pada saat proses pembelajaran peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan motivasi belajar anak. Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh RA X. Sehingga kepala RA beserta guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu banyak.
Permasalahan lain yang terjadi di RA X adalah metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil majalah dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak untuk menghitung jumlah benda yang terdapat pada majalah dan mengisinya dengan angka yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada kolom yang telah disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk mengerjakannya sendiri.
Adapun data kemampuan anak di RA X dalam membilang pada waktu observasi yaitu anak baru mampu membilang dari 1-20 secara berurutan yang dilakukan secara bersama-sama dengan cara membilang teman yang hadir di kelas. Diakui oleh guru di RA X, bahwa sampai saat ini para guru belum menemukan media yang tepat untuk membantu meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak. Guru kurang memberikan media yang bervariasi dan juga masih menggunakan metode yang membuat anak merasa bosan dan tidak ada rasa antusias pada anak untuk aktif di dalam kelas. Sehingga dalam mengenalkan konsep bilangan yang diterapkan di RA X masih menggunakan metode konvensional atau pengerjaan latihan di buku tulis.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sriningsih (2009 : 2), beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan konsep-konsep matematika yang lebih menekankan pada penguasaan angka dan operasi melalui metode drill dan praktik-praktik paper-pencil test. Kalau pun ada media, hanya terbatas pada kertas kerja saja.
Hal tersebut bertentangan dengan prinsip kurikulum. Salah satu prinsip kurikulum pembelajaran matematika di TK adalah lingkungan dan media menurut Copley (2001 : 14). Lebih lanjut lingkungan yang efektif untuk belajar matematika adalah kaya dengan media yang dapat membantu anak mengekspresikan konsep inti. Karena itu dalam proses pembelajaran konsep-konsep matematika diperlukan dukungan media yang bervariasi. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika untuk mengenalkan konsep bilangan diperlukan media pembelajaran yang sesuai.
Manfaat penggunaan media yang sesuai untuk anak usia dini dalam pengenalan matematika memiliki peranan yang besar, khususnya mengenai pengenalan konsep bilangan. Manfaat penggunaan media dalam pengenalan matematika untuk anak usia dini yaitu dapat membantu anak dalam memahami berbagai konsep matematika yang bersifat abstrak dalam matematika yang dapat disajikan dalam bentuk kongkrit. Sehingga mudah dipahami dan dimengerti anak-anak sesuai dengan karakteristik dan tahapan berpikirnya. Motivasi yang ditunjukkan dengan rasa senang, terangsang dan tertarik sehingga mendorong anak berfikir positif terhadap pembelajaran matematika khususnya kemampuan mengenal konsep bilangan.
Menurut National Council of Teachers Mathematic yang selanjutnya disebut NCTM (Copley, 2001 : 14) terdapat berbagai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika diantaranya pertama media nyata yang dapat dimanipulasi seperti balok, tangram dan lego. Kedua media simbol seperti kartu angka, dadu, garis angka dan media visual lainnya. Ketiga media yang bisa merepresentasikan secara abstrak seperti kalkulator, komputer dan lain sebagainya.
Komariyah dan Soeparno (2010 : 66) menjelaskan bahwa, media kartu angka bergambar adalah penggunaan suatu bentuk media pembelajaran yang berbasis permainan terdiri atas kartu-kartu untuk menyampaikan materi melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah terkonsep. Media permainan kartu angka bergambar ini digunakan sebagai media penyampai pesan pada waktu pembelajaran matematika.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran matematika pada anak TK menunjukan hasil yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan belajar anak. Diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Andari (2008 : 120-122) di Taman Kanak-Kanak Juwita hasilnya menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran logika matematika melalui penggunaan balok. Respons anak terhadap materi pembelajaran logika matematika menjadi lebih antusias, hal ini karena sambil bermain balok, anak mampu mengenal dan menguasai materi pembelajaran logika matematika.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaela (2009) menunjukan bahwa media pembelajaran dadu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan anak dalam mengenal bilangan di TK B dengan hasil post tes kemampuan mengenal bilangan (BSH) berkembang sesuai harapan terdapat 93,35% dari awalnya hanya 33,3%. Selain itu penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Erawati (2010) menunjukan bahwa penggunaan media lotto angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal bilangan anak, hal ini terlihat pada semua anak dan semua indikator kemampuan mengenal bilangan mengalami peningkatan.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di RA X dan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk meneliti secara langsung pemanfaatan media kartu angka bergambar di RA X sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak TK dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di RA X Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK TK MELALUI MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR”.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya pembelajaran mengenal konsep bilangan anak kelompok B di RA X dengan fokus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 
1. Bagaimana kondisi objektif proses pembelajaran mengenal konsep bilangan anak Kelompok B sebelum diberikan tindakan di RA X ?
2. Bagaimana kondisi objektif kemampuan mengenal konsep bilangan anak sebelum digunakan media kartu angka bergambar di Kelompok B RA X ?
3. Bagaimana prosedur penggunaan media kartu angka bergambar dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan di Kelompok B RA X ?
4. Bagaimana kemampuan mengenal konsep bilangan di Kelompok B RA X setelah digunakannya media kartu angka bergambar ?
5. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam mengenalkan konsep bilangan di Kelompok B RA X dengan menggunakan media kartu angka bergambar ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan di RA X melalui media kartu angka bergambar. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk : 
1. Mengetahui kondisi objektif proses pembelajaran pengenalan konsep bilangan anak Kelompok B di RA X.
2. Mengetahui kondisi objektif kemampuan mengenal konsep bilangan sebelum digunakannya media kartu angka bergambar di Kelompok B RA X.
3. Mengetahui prosedur penggunaan media kartu angka bergambar dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan di Kelompok B RA X.
4. Mengetahui kemampuan mengenal konsep bilangan di Kelompok B RA X setelah digunakannya media kartu angka bergambar.
5. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengenalkan konsep bilangan di Kelompok B RA X dengan menggunakan media kartu angka bergambar.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut : 
1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan proses pembelajaran dalam kemampuan mengenal konsep bilangan anak usia dini dan juga dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran pada Taman Kanak-kanak yang lainnya.
2. Bagi pengembang, perencana, penyelenggara, dan pelaksana lembaga pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan dalam pengembangan, perencanaan, dan penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini khususnya pada Taman Kanak-kanak.
3. Bagi pengelola dan guru RA X, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan Taman Kanak-kanak ke arah yang lebih baik lagi.
4. Bagi orang tua dan masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam melaksanakan perannya masing-masing sehingga dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada Taman Kanak-kanak tersebut.
5. Bagi lingkungan akademik, hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat menambah khasanah keilmuan dan dapat dijadikan sebagai salah satu kajian literatur dalam membahas pendidikan anak usia dini.